ANALISIS HUKUM HUKUMAN TERHADAP ORANG KARENA PELANGGARAN PERLINDUNGAN ANAK BERDASARKAN HUKUM PERLINDUNGAN ANAK DAN HUKUM PIDANA ISLAM. Bagaimana kedudukan hukum pidana Islam terhadap pelaku tindak pidana perlindungan anak dalam putusan nomor 93/Pid.Sus/2020/PN.Spt. Bagaimana kedudukan hukum pidana Islam terhadap pemidanaan pelaku tindak pidana perlindungan anak pada putusan nomor 93/Pid.Sus/2020/PN.Spt.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Fokus Kajian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Definisi Istilah
Sistemmatika Pembahasan
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Berjudul “Studi Banding Eksploitasi Anak Dalam Perspektif Hukum Pidana Positif dan Hukum Pidana Islam”. Apa persamaan dan perbedaan hukum pidana positif dan hukum pidana Islam tentang eksploitasi anak. 21 Nilma Himawati, Kajian Banding Eksploitasi Anak Dalam Perspektif Hukum Pidana Positif dan Hukum Pidana Islam (Magelang: Universitas Muhammadiyah Magelang. 2018).
Kajian Teori
- Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana
- Tinjauan Umum Tentang Pemidanaan
- Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Menurut
- Tinjauan Umum Tindak Pidana Perlindungan Anak
Fungsi hukum pidana adalah melindungi kepentingan hukum terhadap perbuatan tercela. Namun fungsi hukum pidana secara umum adalah mengatur kehidupan masyarakat untuk mencapai kehidupan yang sejahtera, adil dan sejahtera. Sesuatu yang dapat merugikan atau mencederai orang lain merupakan suatu perbuatan melawan hukum, dan hukum pidana membenarkan adanya perbuatan tersebut dalam Pasal 352 KUHP.
Dalam hukum pidana terdapat dua doktrin yang berbeda dalam hukum pidana menurut J.M. Pendapat Van Bemmelen sebagai berikut. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hukum pidana substantif memuat larangan atau perintah apabila hal tersebut tidak dipatuhi. Sedangkan hukum pidana formil adalah aturan hukum yang mengatur cara melakukan dan melakukan tindak pidana materil.
Tujuan dibentuknya hukum pidana pada umumnya diciptakan oleh pemerintah untuk menakut-nakuti masyarakat agar terhindar dari tindakan-tindakan yang dapat merugikan orang lain atau masyarakat. Dalam hal ini hukum pidana juga bertujuan untuk memberikan efek jera dan menjadi cerminan bagi orang lain dalam masyarakat untuk melakukan perbuatan serupa.35 Tentu saja, menurut beberapa ahli, hal di atas sesuai dengan teori pidana. . Jarimah juga dicatat dari ajrama-yajrimu, artinya. melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran dan kesalehan, serta menyimpang dari jalan yang lurus”. Secara istilah, jarimah adalah larangan dalam agama. Jika Amukallaf melakukannya, maka Allah akan mengancamnya melalui hudud dan ta’zir.36 Jika ini berkaitan dengan hukum pidana Indonesia, maka hal ini disebut tindak pidana.
Hukum pidana Islam adalah hukum yang bersumber dari agama Islam, sehingga segala ketentuan perbuatan dan sanksi pidananya ditentukan oleh agama Islam.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Pendekatan Penelitian
Teknik Pengumpulan bahan Hukum
Teknik Analisis Data
Tahap-Tahap Penelitian
PEMBAHASAN PENELITIAN
Kronologi Kasus Putusan Nomor 93/Pid.Sus/2020/PN.Spt
Fakta Hukum
Membawanya ke rumah terdakwa di Jalan letjend S.Parman Gang Rungun RT/RW 001/001 Desa Persil Raya, Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah pada Minggu, 12 Januari 2020. Tersangka ditangkap dengan alasan menjadikan rumahnya dan disewakan sebagai tempat prostitusi. Bahwa sebelum dilakukan penangkapan terhadap anggota polisi, anggota polisi saat itu menyamarkan namanya.
MUHAMMAD GHIFARI RIZKYA PUTRA FIRDAUS52 Rekan yang mendapat informasi lokasi atau penyewaan tempat prostitusi di rumah tersangka dan pekerja prostitusi tersebut merupakan anak di bawah umur. Setelah terdakwa menyerahkan kedua anak korban kepada MUHAMMAD GHIFARI RIZKYA PUTRA FIRDAUS, anak korban AMELLIA BALQIS Binti IRAWAN DWI SANUSI menyetujui ajakan saksi. Setelah saksi MUHAMMAD GHIFARI RIZKYA PUTRA FIRDAUS anggota kepolisian yang menyamar masuk ke dalam kamar yang disediakan tersangka yang hanya berupa kamar di rumahnya sendiri, ia berbincang dengan putri korban, AMELLIA BALQIS Binti. IRAWAN DWI SANUSI dan mengaku memberinya sejumlah Rp. empat ratus ribu rupiah kepada terdakwa.
Lalu sanksinya MUHAMMAD GHIFARI RIZKYA PUTRA FIRDAUS memberi isyarat kepada rekan polisinya. Bahwa terdakwa menyediakan atau menyewakan tempat untuk hubungan seksual (prostitusi) sedemikian rupa sehingga ia mendapat keuntungan sebesar 200 rubel dari setiap sewa. Bahwa terdakwa menyediakan ruang di rumahnya untuk dijadikan tempat prostitusi bersama para pekerja seks komersial (PSW).
Dimana perempuan yang dipekerjakan di lokasi ini tak lain adalah anak korban AMALIA BALQIS Binti IRAWAN DWI SANUSI dan anak korban NABILA AYUNDA SAPUTRI Binti RUSTAM EPANDI dan RIA alias ENES Binti SYAHRIL yang ketiganya masih di bawah umur.
Dasar Pertimbangan Hukum Majelis Hakim
PENUTUP
Kesimpulan
Namun terdapat perbedaan diantara keduanya, yaitu peneliti terdahulu tidak menyelidiki bentuk-bentuk eksploitasi anak dalam konsep hukum pidana Islam dan perlindungan anak, peneliti terdahulu hanya membicarakan faktor penyebab terjadinya tindak pidana eksploitasi anak. Perbedaan dan persamaan dalam penyusunan disertasi adalah sama-sama membahas mengenai tindak pidana eksploitasi anak berupa eksploitasi seksual terhadap anak. Berbicara tentang bentuk kejahatan perlindungan anak, merupakan suatu tindakan eksploitasi yang dilakukan oleh individu tertentu untuk mendapatkan keuntungan dan keuntungan dari orang yang dieksploitasi.
Melakukan tindak pidana atas nama terdakwa SurtawanAls (almarhum) Hata Bin Burhan, melakukan tindak pidana eksploitasi seksual terhadap anak di bawah umur untuk kepentingan dan keuntungannya sendiri, dan korbannya adalah Amellia Balqis (16 tahun) dan NABILA Ayunda Saputri ( 13 tahun). Keputusan hakim merupakan bagian terpenting dalam menentukan hasil akhir dari tindak pidana yang dilakukan seseorang. Namun dalam memutus suatu tindak pidana, hakim harus berkonsultasi terlebih dahulu.
Tuntutan subsider ini merupakan dakwaan yang dibuat dengan memilah dugaan tindak pidana yang dilakukan tersangka dengan mengurutkan pasal yang paling memberatkan dan pasal yang meringankan. Adami Chawazi mengatakan, dakwaan kombinasi ini adalah dakwaan yang dibuat dengan menggabungkan berbagai pelanggaran terhadap tersangka dengan menggabungkan dakwaan yang berbeda secara kumulatif60. Pasal lain yang dimaksud penulis adalah penggunaan Pasal 12 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang tindak pidana perdagangan orang.
Undang-Undang Perdagangan Orang Nomor 21 Tahun 2007 yang selanjutnya disebut (UU TPPO) termasuk dalam undang-undang khusus sebagaimana tercantum dalam asas (lex specialis Derogat legi generalis) yang berarti kejahatan khusus yang mengesampingkan kejahatan umum61. Berdasarkan bukti-bukti yang terungkap dalam persidangan, Pasal 12 UU Perdagangan Orang berkaitan dengan kronologis perkara dan bunyi pasal tersebut. Cara yang dilakukan terdakwa adalah “melanjutkan praktik eksploitatif atau mengambil keuntungan dari hasil tindak pidana perdagangan orang.”
Sebaiknya Jaksa Penuntut Umum (JPU) mempertimbangkan Pasal 12 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang. Ketentuan pidana dalam hukum Islam terhadap tindak pidana ini tidak mempunyai tingkatan hukuman yang ditentukan dalam Al-Quran atau Hadits, namun para ulama sepakat bahwa ini merupakan tindak pidana yang melanggar hak asasi manusia (maqasid akhamsah).
Saran
Bahwa terdakwa pada waktu dan tempat tersebut di atas menyewa tempat berupa kamar yang digunakan untuk berhubungan intim dengan anak korban AMELLIA BALQIS Binti IRAWAN DWI SUNI, anak korban NABILA AYUNDA SAPUTRI Binti RUSTAM EPANDI dan anak korban RIA alias ENES. Binti SYAHRIL dan saksi korban Maya Permata Dewi Binti Mat Nur, dari hasil penyewaan kamar tersebut, terdakwa mendapatkan keuntungan dari setiap pelanggan yang menggunakan kamar tersebut sebesar Rp. Bahwa anak korban yaitu Nabila pernah melayani laki-laki yang hendak melakukan persetubuhan yang tidak diketahui oleh laki-laki tersebut. Anak Nabila berada di rumah terdakwa dalam sebuah ruangan yang telah disiapkan terdakwa sebanyak 3 (tiga) kali. Tepat. Bahwa terdakwa dalam perkara ini mengetahui dan mengetahui bahwa anak korban AMELLIA BALQIS Binti IRAWAN DWI SUNI (almarhum), anak korban NABILA AYUNDA SAPUTRI Binti RUSTAM EPANDI dan anak korban RIA AliasENES Binti SYAHRIL setidaknya masih di bawah umur atau belum. 18 tahun.
bahwa korban anak pada awalnya menolak melakukan hubungan seksual, namun terdakwa terus memaksa anak korban; Bahwa terdakwa melakukan prostitusi dengan cara menyewakan kamar untuk melayani tamu laki-laki pada saat ingin berhubungan intim dengan perempuan pekerja seks komersial (PSW) di tempat yang lebih banyak perempuan yang disediakan oleh terdakwa, masih di bawah umur yaitu anak korban. AMELLIA BALQIS Binti IRAWAN DWI SUNI, anak korban NABILA AYUNDA SAPUTRI Binti RUSTAM EPANDI dan anak korban RIA Alias, seorang wanita dewasa yang ditetapkan sebagai saksi MAYA PERMATA DEWI Binti MAT NUR;. Bahwa terdakwa memberikan tempat berupa sebuah kamar di rumah tempat tinggal terdakwa yang digunakan oleh anak korban AMELLIA BALQIS Binti IRAWAN DWI SUNI, anak korban NABILA AYUNDA SAPUTRI Binti RUSTAM EPANDI dan anak korban RIA Alias ENES Binti SYAHRIL dan juga seorang wanita dewasa bernama saksi MAYA PERMATA DEWI Binti MAT NUR bahwa mereka melakukan hubungan intim dengan tamu yang datang ke rumah terdakwa;
Bahwa kemudian pada tanggal 12 Januari 2020, anak korban AMELLIA BALQIS Binti IRAWAN DWI SUNI mendatangi rumah terdakwa bersama anak korban NABILA AYUNDA SAPUTRI Binti RUSTAM EPANDI dengan maksud menggadaikan helm tersebut karena katanya. tidak punya uang; Bahwa terdakwa melakukan prostitusi dengan cara menyewakan kamar untuk melayani tamu laki-laki pada saat ingin berhubungan intim dengan perempuan pekerja seks komersial (PSW) di tempat yang lebih banyak perempuan yang disediakan oleh terdakwa, masih di bawah umur yaitu anak korban. AMELLIA BALQIS Binti IRAWAN DWI SUNI, anak korban NABILA AYUNDA SAPUTRI Binti RUSTAM EPANDI dan anak korban RIA Alias untuk korban RIA Alias, seorang wanita dewasa, disebutkan sebagai saksi MAYA PERMATA DEWI Binti MAT NUR; Menimbang bahwa berdasarkan keterangan saksi MUHAMMAD GHIFARI RIZKYA PUTRA FIRDAUS yang merupakan anggota kepolisian, dijelaskan bahwa sebelumnya saksi MUHAMMAD GHIFARI RIZKYA PUTRA FIRDAUS dan rekan-rekan anggota polisi mendapat informasi bahwa rumah terdakwa digunakan sebagai tempat terjadinya hubungan seksual (prostitusi) yang dilakukan oleh para PSK yang masih di bawah umur, selanjutnya berdasarkan keterangan tersebut saksi MUHAMMAD GHIFARI RIZKYA PUTRA FIRDAUS berganti pakaian dan mendatangi rumah terdakwa dan berpura-pura meminta untuk dilayani. seorang PSK, kemudian datanglah anak korban AMELLIA BALQOIS Binti IRAWAN DWI SUNI bersama anak korban.
Menimbang bahwa berdasarkan fakta-fakta persidangan diketahui bahwa yang menyewa dan menggunakan kamar Terdakwa untuk melakukan hubungan seksual (prostitusi) dengan tamu di rumah Terdakwa adalah anak korban AMELLIA BALQIS Binti IRAWAN DWI SUNI, anak korban NABILA AYUNDA. SAPUTRI Binti RUSTAM EPANDI, dan Anak Korban RIA Alias ENES Binti SYAHRIL, serta seorang wanita dewasa bernama saksi MAYA PERMATA DEWI Binti MAT NUR; Menimbang keterangan anak korban AMELLIA BALQOIS Binti IRAWAN DWI SUNI, anak korban RIA AliasENES Binti SYAHRIL, saksi MAYA PERMATA DEWI Binti MAT NUR, dan saksi MUHAMMAD GHIFARI RIZKYA serta pengakuan bersalah sendiri bahwa Terdakwa menyediakan dan menyewakan. tempat orang melakukan kegiatan hubungan seksual (prostitusi) di dalam kamar rumah Terdakwa dengan biaya sewa sebesar Rp50.000,00 (Lima Puluh Ribu Rupiah), dan dilakukan oleh Tergugat selama kurang lebih 5 (lima) bulan; Menimbang, lebih lanjut, berdasarkan fakta-fakta persidangan, diketahui bahwa usia anak korban AMELLIA BALQIS Binti IRAWAN DWI SUNI, usia anak korban NABILA AYUNDA SAPUTRI Binti RUSTAM EPANDI, dan usia anak korban RIA Alias ENES Binti SYAHRIL semuanya masih di bawah umur, dan Terdakwa pasti mengetahui atau setidak-tidaknya menduga bahwa anak-anak tersebut masih di bawah umur atau belum berumur 18 tahun;