HIJAB DALAM AL-QUR’AN
(ANALSIS KOMPARASI PENAFSIRAN MAKNA HIJAB:
STUDI TERHADAP PEMIKIRAN MUHAMMAD SYAHRUR DAN HUSEIN MUHAMMAD)
SKRIPSI
Oleh:
Novi Ayu Lestari U20171056
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA
JANUARI 2022
ii
HIJAB DALAM AL-QUR’AN
(ANALSIS KOMPARASI PENAFSIRAN MAKNA HIJAB:
STUDI TERHADAP PEMIKIRAN MUHAMMAD SYAHRUR DAN HUSEIN MUHAMMAD)
SKRIPSI
Diajukan kepadaUniversitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Fakultas Ushuludddin Adab dan Humaniora Program StudiIlmu Al-Qur`an dan Tafsir
Oleh:
Novi Ayu Lestari U20171056
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA
JANUARI 2022
HIJAB DALAM AL-QUR’AN
(ANALSIS KOMPARASI PENAFSIRAN MAKNA HIJAB:
STUDI TERHADAP PEMIKIRAN MUHAMMAD SYAHRUR DAN HUSEIN MUHAMMAD)
SKRIPSI
Diajukan kepadaUniversitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Fakultas Ushuludddin Adab dan Humaniora Program StudiIlmu Al-Qur`an dan Tafsir
Oleh:
Novi Ayu Lestari U20171056
Disetujui Pembimbing
Dr. H. Imam Bonjol Juhari, S.Ag., M.Si
NIP. 197606111999031006
HIJAB DALAM AL-QUR’AN
(ANALSIS KOMPARASI PENAFSIRAN MAKNA HIJAB: STUDI TERHADAP PEMIKIRAN MUHAMMAD SYAHRUR DAN HUSEIN
MUHAMMAD)
SKRIPSI
Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir
Hari : Jum’at Tanggal : 07 Januari 2022
Tim Penguji
Ketua Sekretaris
Dr. M. Khusna Amal, M.Si Fitah Jamaludin,M.Ag.
NIP. 197212081998031001 NIP. 199003192019031007 Anggota:
1. Dr. H. Safrudin Edi Wibowo, Lc., M.Ag ( ) 2. Dr. H. Imam Bonjol Juhari, M.Si ( )
Menyetujui
Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora
Dr. H. M. Khusna Amal, S.Ag., M.Si NIP. 197212081998031001
MOTTO
َأ ىَن ْدَ
أ َكِل َذ . َّنِهِبْيِبَ
ال َج ْن ِم َّنِهْيَ
ل َع َنْيِن ِم ْؤ ُمْ
لا ِءآسِن َو َكِتاَنَبَو َك ِجَوْزأِل ْ لٌ
ق ُّي ِبَّنلا َاهُّيآي َ
الَ
ْ َنْ
ْ ََ ُْْي ْ ن
اًمْي ِح َرا ًروفُ َ غ ُللها نَ َ
اكَو . ِنْيَذ ْؤُي
“ Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuan mu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya. Hal itu agar mereka lebih mudah dikenal dan karena itu mereka tidak di ganggu”. (Q.S al-Ahzab:59).1
1Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan terjemah ( Kudus: Menara Kudus, 2006), 179.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Kedua orang tua tercinta Adik laki-laki tersayang Para guru yang saya hormati
Semua keluarga dan teman Almamater yang saya banggakan
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah, perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian skripsi ini merupakan sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana satu dapat terselesaikan dengan lancar.
Terselesaikannya skripsi ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM selaku Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Suddiq Jember
2. Bapak Dr. M. Khusna Amal, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora, dan Bapak Dr. H. Uun Yusufa, M.A selaku Wakil Dekan I Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora.
3. Bapak H. Imam Bonjol Juhari, S.Ag., M.Si selaku Dosen Pembimbing skripsi, dari awal sampai akhir yang selalu sabar dan telaten membimbing penulis dengan arahan-arahannya yang sangat berarti dalam penyelesaian skripsi, terimakasih ustadz. Semoga ilmu yang telah diberikan menjadi manfaat dan berkah Aamiin.
4. Seluruh Dosen Ushuluddin, Adab dan Humaniora. Terimakasih atas segala bantuan, dengan ikhlas dan sabar telah memberikan ilmu, arahan, dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan studi ini
5. Seluruh staff yang berkaitan, baik pegawai TU Fuah yang selalu membantu dalam segala hal teknis terlaksananya skripsi yang di ujikan, maupun pegawai perpustakaan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Suddiq Jember Jember yang selalu konsisten melayani dengan memperhatikan keamanan warga Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Suddiq Jember mengingat kondisi yang masih pandemi ini.
6. Kedua orang tua saya, Supriyono dan Nunuk Purwati, adik laki-laki saya, Muhammad Sofi’ul Hafid. Yang selalu memberi semangat seta do’a kepada saya dalam menyelesaikan tugas akhir pendidikan sarjana satu ini.
7. Kepada Ustadz Toha Mukhtar. Yang selalu memberikan wejangan atau nasehat bagaimana arti dari istqomah dan sabar untuk menghafal Al Qur’an serta paham apa yang ada di setiap ayat yang dibaca.
8. Teman-teman Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir seperjuangan, khususnya teman- teman IAT 2 angkatan 2017 (yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu) dan teman-teman lain yang telah memberikan dukungan, semangat dan saling membantu. Terima kasih, semoga Allah senantiasa selalu meridhoi dan menuntun langkah kita.
Akhirnya hanya kembali kepada Allah SWT. Penulis memohon dan berharap, semoga segala kebaikan mereka mendapat balasan yang lebih. Akhir kata semoga bermanfaat dan berkah.
Jember, 07 Januari 2022
Novi Ayu Lestari U20171056
ABSTRAK
Novi Ayu Lestari, 2021: Hijab Dalam Al-Qur’an (Analisis Komparasi Penafsiran makna hijab: Studi terhadap Pemikiran Muhammad dan Husein Muhammad)
Kata kunci: Hijab, Muhammad Syahrur & Husein Muhammad
Perdebatan tentang hijab selalu menimbulkan kontroversi dalam tradisi hukum Islam. Hijab selama ini diyakini sebagai sebuah dogma kewajiban agama oleh mayoritas umat Islam yanng bersifat wajib. Namun, pada era kontemporer ada sebagian pemikir (ulama) yang justru berbeda pemikirannya dengan ulama klasik dalam menafsirkan ayat hijab. Konsep hijab tidak harus dipahami dengan tekstual, tetapi dapat disesuaikan dengan konteks. Dalam hal ini, konsep hijab tidak harus diartikan hijab dalam makna dinding pemisah.
Penelitian ini mencoba mengkaji secara kritis tentang hijab dengan pendekatan-pendekatan yangs sesuai dengan perkembangan sekarang. Dalam pemahaman Q.S Al-Ahzab ayat 59, hijab di artikan keterpisahan, maka dapat dipahami bahwa salah satu sifat atau substansi hijab adalah memisahkan. Dalam hal ini, berrati memisahkan antara kaum laki-laki dan perempuan. Dengan pemahaman demikian, hijab tidak berarti harus adanya dinding pemisah yang saling tidak terlihat antara laki-laki dan perempuan. Tetapi dapat diartikan dengan seutas tali sebagai pembatas antara laki-laki dan perempaun.
Sedangkan konsep hijab menurut Muhammad Syahrur dan Husein Muhammad. Pemkikiran Muhammad Syahrur mengenai hijab berbeda dengan yang lain, dalam penafsiran ayat tentang hijab Syahrur berpendapat bahwa hijab bukanlah sebuah kewajiban agama tetapi adalah sebuah bentuk pakaian yang dituntut oleh kehidupan bermasyarakat dan lingkungan serta dapat berubah dengan perubahan masyarakat. Sedangkan konsep hijab menurut Husein Muhammad, hijab dalam ayat 53 dengan jelas menunjukkan makna penutup, sekat, pemisah ataupun pembatas. Para ahli fiqih kemudian mengubah dan memperluas makna “hijab” di atas, sehingga menjadi penutup tubuh perempuan, bukan lagi tirai pemisah ruang antara laki-laki dan perempuan dan tidak hanya untuk para istri-istri nabi saja.
Syahrur juga memberi kesimpulan bahwa hijab mempunyaii batas maksimali dan iminimal, yaitu batas maksimalnyai kecuali mukai dan telapaki tangan sedangkani batas minimalnyai ialah hanya menutupi ial-Juyubi yang menurutnyai meliputiiidada, bagian tubuhi di bawahi ketiak, ikemaluan, daniipantat.
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini, di antaranya: 1) Bagaimana penafsiran makna Hijab dalam perspektif pemikiran Muhammad Syahrur dan Husein Muhammad? 2) Bagaimana persamaan dan perbedaan pemikiran Muhammad Syahrur dan Husein Muhammad tentang hijab?
Peneilitian ini menggunakan paradigma penelitian kualitatif dengan metode kajian kepustakaan (library research) dan teknik pengumpulan data menggunakan teknik kajian tematik, kemudian data dianalisis menggunakan teknik deskriptif- analisis, serta menarik kesimpulan dengan menggunakan metode deduktif, sehingga mendapat gambaran umum tentang pemikiran Hijab menurut Muhammad Syahrur dan Husein Muhammad.
Penelitian ini memperoleh kesimpulan: 1) Menurut Muhammad Syahrur hijab ialah sebuah tradisi bangsa Persia untuk membedakan perempuan merdeka dan budak, 2) Menurut Husein Muhammad hijab adalah sekat atau pemisah antara dua ruang.
PEDOMAN TRANSLITERASI Pedoman Transliterasi Model Library of Congres1
Awal Tengah Akhir Sendiri Latin/Indonesia
ا ﺎ ﺎ ا a/i/u
ﺒ ﺑ ب ب B
ﺘ ﺗ ت ت T
ﺛ ﺜ ث ث th
ﺟ ﺠ ﺞ ج j
ﺣ ﺤ ﺢ ح ẖ
ﺧ ﺨ ﺦ خ kh
د د د د d
ذ ذ ذ ذ dh
ر ر ر ر r
ز ز ز ز z
ﺳ ﺴ س س s
ﺷ ﺸ ش ش sh
ﺻ ﺼ ص ص ṣ
ﺿ ﻀ ض ض ḍ
ط ط ط ط ṭ
ظ ظ ظ ظ ẓ
ﻋ ﻌ ﻊ ع ‘(ayn)
ﻏ ﻐ ﻎ غ gh
ﻓ ﻔ ؼ ؼ f
ﻗ ﻘ ؽ ؽ q
ﻛ ﻛ ؾ ؾ k
ﻟ ﻟ ؿ ؿ l
ﻣ ﻤ ـ ـ m
ﻧ ﻨ ف ف n
ﻫ ﻬ ﻪ ، ةػ o ة ، h
و و و و w
ﻳ ﻴ ي ي y
1 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember, 2020), 28.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN ... iii
PENGESAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Masalah ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Definisi Istilah ... 10
F. Sistematika Penulisan ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Terdahulu ... 14
B. Kajian Teori. ... 17
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 26
B. Sumber Data ... 26
C. Pengumpulan Data ... 27
D. Analisis Data ... 28
E. Keabsahan Data ... 29
BAB IV HIJAB DALAM AL-QUR’AN (ANALSIS KOMPARASI PENAFSIRAN MAKNA HIJAB: STUDI TERHADAP PEMIKIRAN MUHAMMAD SYAHRUR DAN HUSEIN MUHAMMAD) A. Muhammad Syahrur ... 30
B. KH. Husein Muhammad ... 43
C. Pandangan Ulama’ tentang Hijab ... 51
D. Konsep Hijab Menurut Muhammadi Syahrur ... 52
E. Konsep hijab menurut KH. Husein Muhammad ... 56
F. Persamaan dan Perbedaan Penafsiran Muhammad Syahrur dan Husein Muhammad tentang Hijab ... 57
G. Implikasi Pemikiran Muhammad Syahrur dan Husein Muhammad tentang hijab ... 59
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 60
B. Saran ... 61 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 ... 15 Tabel 2.1 ... 25
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Zaman modern saati ini yangi dimaksud dengani hijab berbedai dengan pengertiani yang digunakan al-Qur‟ani adalah pakaiani tertutup yangi digunakan perempuan muslimi yang taati beragama, yaitu dengani menutup seluruhi tubuhnya selaini wajah dani kedua telapaki tangan, dani terkadang lebihi spesifik lagii yaitu menutupi kepala dani rambut.1 Bagii kalangan imodern, bentuk busanai seperti inii sudah tidaki cocok lagii untuk zamani modern. Maka dari itu untuk meningkatkani martabat perempuani dan ipembebasannya, maka perempuani harus berperani dalam segalai bidang kehidupani umum. Merekai menganggap bahjwa hijabi mencegah perempuani dari kemaslahatan nya.
Dilihat darii sisi ilain, hijab munculi membawa nilaii dan manfaati yang lebihi besar darii sebelumnya padai zaman isekarang. Saat ini, kaumi hawa telah terbawai oleh arusi globalisasi yangi merendahkan derajati perempuan dengani eksploitasi tubuhi secara luari biasa yangi diperlihatkani di setiap itempat.
Perempuan dalami lingkup yangi luas secarai sadar ataui tidak sadari sengaja ataui tidak isengaja, telah terjerumusi dalam treni pesona tubuhi dan model, ataui menurut bahasai Al-Qur' an sebaga iifitrah al-tabarruj (godaani berhias).
Hijabi atau jilbabi juga memilikii makna berartii kain ipanjang, longgar dani tidak tipis yang di gunakan untuki menutupi dadai dan ikepala.2
1Murtadha Muthahari,“Teologi Dan Falsafah Hijab” (Yogyakarta: RAUSYAN FIKR INSTITUTE, 2003), hlm 24.
2Murtadha Murthahari, “Teologi Dan Falsafah Hijab” (Yogyakarta: RAUSYAN FIKR INSTITUTE, 2003), hlm 41-42.
2
Menggunakan hijabi merupakan suatui kewajiban umumi atas perempuani yang harusi dilaksanakan sejak masai baligh hingga masai tua.
Hijabi bukanlah adati kebiasaan perempuani Arab sajai sehingga perempuani non-Arab tidaki perlu imenirunya, tetapi suatu hukumi yang tegasi dan pastii sehingga seluruhi perempuan Muslimahi diwajibkan Allah untuki mengenakannya. Hijabi juga bukanlahi suatu masalahi kontroversial (khilafiyah) i sehingga perempuani muslimah bebasi mengenakan atau itidak.
Kontroversial hanya timbuli pada hukumi trurunnya, seperti batasani hijab.
Sebagaii makhluk isosial, manusia termasuki di dalamnya adalah seorangi wanita muslimahi tidak terlepasi dari pengaruhi manusia yangi satu dengani yang lain, karenai fitrah merekaimemang salingi membutuhkan. Akan tetapi, seiringi berkembangnya zaman, banyaki pengaruh-pengaruhi yang telahi mendominasi kaumi wanita khususnyai yang berkaitan dengani tren model
iberhijab. Pengaruh budayai yang semakini modern puni tidak dapati di tolak dan mampui mempengaruhi penggunaani hijab bagii perempuan imuslimah, terlebih bagaimana cara berpakaiani dan penggunaani hijab.
Pada dasarnya, Islami ingin mengangkati kehormatan dani martabat
iperempuan. Seorang wanita memiliki hak-haki yang harusi dijaga sehinggai memungkinkan memperoleh kehidupaniyang baiki dan ilayak. Di dalam Pandangan Islam, hijabi merupakan proteksii bagi iperempuan, bukan merupakani sutau bentuk pengekangan. Makna filosofis hijab bagi perempuan
3
di dalam Islam ialah bahwa dia harus menutup tubuhnya dalam pergaulannya dengan pria yang bukan mahram.3
Ayat-ayati yang berhubungani dengan hijab ini adalah surah al-Ahzab 59 َّن ّهّبْيّبَ
ال َج ْن ّم َّنّهْيَ
ل َع َنْيّنْدِي َنْيّنّم ْؤِمْ
لا ّءاآ َسّن َو َكّجَنَبَو َك ّجاَوْزَ أّل ْ
لِ
ق ُّى ّبَّنلااَهُّيَ أَ
اي َنْ
ف َر ْعِي نْ َ أ ى َىن ْدَ
أ َكّلَذ
ًامْي ّح َّرا ًر ْوِفَ غ ِلله ناَ َ
كَو . ّنْيَذ ْؤِي َالَف Artiya:”Hai Nabi,katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuan
Dan istri istri orang mukmin:”Hendaklah mereka meengulurkan Jilbabnya ke seluruh tubuh mereka” Yang demikian itu supaya Mereka lebih mudaah untuk di kenal, karena itu mereka tidak Sanggup. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Tafsir surat al-Ahzab ayat 59: Tafsir (نينمؤاملا ءااسن( di terjemahkan
denganiistri istrii orang imukmin. Penulis lebihi cenderung menerjemahkan dengani wanita-wanitai orang-orangi mukmin sehinggai ayat inii mencakup jugai gadis semuai orang mukmini bahkan keluargai mereka isemua. Kata (نهيالع(
diatas mereka tertupi olehi pakaian. Nabii mengecualikan wajahi dan telapaki tangan ataui beberapa bagiani lain darii tubuh iwanita, dan penjelasani Nabi itulahi yang menjadii penafsiran.
Katai ( ااابلج) di perselisihkan maknanya olehi ulama. al-Biqa‟ii
menyebutkan beberapai pendapat. Di antaranya, bajui yang longgari atau kerudungi penutup kepalai wanita, ataui pakaian yangi menutup iwanita. Semua pendapati ini menuruti al-Biqa‟i dapati merupakan maknai kata itersebut, kalau
3Quraish iShihab, “Jilbabi Pakaian Wanitai Muslimah”(Tangerang: i Lenterai Hati, i2018), hlmi 61.
4
yangi di maksud dengannya adalahi baju, bahwa ia adalahi menutupi tangani dan
ikakinya, kalau kerudungi maka perintahi mengulurkannya adalahi menutup wajahi dan ilehernya, kalau maknanyai pakaian yangi menutupi ibaju, hingga perintah mengulurkannya adalah membuatnya longgar sehingga menutupi semua badan dan pakaian.
Kata (ااميحر اروافغ للها ناكو( di pahamii oleh Ibni „Asyur sebagaii isyarat
tentangi pengampunan Allahi atas kesalahani mereka yangi mengganggu sebelumi turunnya petunjuki ini. Sementara itu al-Biqa‟ii memahaminya sebagaii isyarat tentangi pengampunan Allahi kepada iwanita-wanita muslimah yangi pada masai itu belumi memakai hijab sebelumi turunnya ayati ini.
Ayat hijab ini merupakani perintah Allahi bagi kaumi wanita muslimah dani merupakan penghargaani dari Allahi bagi suamii mereka sertai sebagai perbedaani antara merekai dengan wanitai jahilliyah dan perilaku wanitai musrik. Sebab turunnyai ayat inii adalah sebagaimanai di certakan oleh Muqatili bin Hayan.
Adapula ayat yang menjelaskan tentang hijab yakni pada surat an-Nur ayat 31
َظا َم َّ
ال ّإ َّنِهَجَنْيّز َنْي ّدْبِي َال َو َّنِه َج ْو ِرِف َن ْظَف ْح َيَو َّنّه ّرا ُصْبَ
أ ْن ّم َن ْض ِض ْغَي ّتاَن ّم ْؤ ِمْ لّل ْ
لق َوِ اا َهْن ّم َر َه
ّبْوِب ِج ىَلَع َّنّه ّرِمِخ ّب َنْب ّر ْضَيْ َّنّهّجَ ل َو
ل ْوا ِعِب ّءااَبَ ا ْوَ
أ َّنّهّءَ اابَ
ا ْوَ أ َّنّهّجَ
ل ْوا ِع ِبّل َّ
ال ّإ َّنِهَجَنْي ّز َنْي ّدْبِي َ ال َو َّنّه اا َسّن ْوَ
أ َّنّهّثا َو َخَ أ ى ّنَب ْوَ
أ َّنّهّنا َو ْخّإ ى ّنَبْوَ
أ َّنّهّنا َو ْخّإْوَ أ َّنّهّجَ
ل ْو ِعِب ّءاَنْبَ أ ْوَ
أ َّنّهاَنْبَ أ ْوَ
أ ْتاَ
كَ ل َما َم ْوَ
أ َّنّهّء َع ىَ
ل َع ا ْو ِر َه ْظَي ْمَ ل َنْي ّذَّ
لا ّلْ ف ّ طلا ّوَ
أ ّلا َج ّ رلا َن ّم ّةَب ْر ّالْ ا ى ّلوِ
أ ّرْيَ
غ َنْي ّعّباَّتلاّوَ أ َّنّهّناَمْيَ ءاا ََّنلا ّتا َر ْو أ
5
اا ًع ْي ّمَج ّللها َّالّإ ْ
اوِب ْوِث َو َّنِهَجَ
نْي ّز ْن ّم َنْيّفْخ ِياَم َمَ
ل ْع َيٍل َّنّهّل ِج ْرَ
أّب َنْب ّر ْضَي َال َو ْماِ
كَّ
ل َعَ
ل ن ْواِن ّم ْؤ ِمَ ْ لا ََاُّيَ
أ
َ ن ْو ِح ّلفِثْ Artinya:”Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka
menahan pandangannya,dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan erhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak dari padanya.dan hendaklah mereka menutupkan kain krudungnya ke dadanya, dan janganlah menampakan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki meraka,atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita- wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan- pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum megerti tentang aurat wanita.
Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar di ketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman suapaya kamu beruntung.4
Tafsir surat an-Nur ayat 31:
Dalami tafsir al-Misbah maksud darii ayat tersebut ialah perintahi untuk wanita-wanitai muslimah agar merekai menahan pandangani dan memeliharai kemaluan imereka, juga dilarang menampakkkan ihiasannya, yaitu hiasani tubuh merekai yang dapati merangsangi laki-lakii kecualii yangi biasa tampaki ataui yangi terlihat tanpai maksudi menampakkannyai kecuali wajahi dani telapaki tangan. Selanjutnyai karenai ada salahi satu hiasani pokok wanitai adalah
idadanya. Kemudian Allahi memerintahkan Nabii agar menyuruhi wanita muslimah jangani menampakkan keindahani tubuh imereka, kecuali kepada suamii mereka, iayah, putra-putri imereka, putra suamii mereka, saudarai laki- laki imereka, putra putrai mereka saudara laki-lakii dan perempuain mereka, wanitai yang beragamai Islam.
4Fazlurrahman, “Nasibi Wanita Sebelumi Islam”(Surabaya: iiPutra Pelajar, i2000), hlmi 112-113i
6
Surati an-Nur ayati 31 ini berisi tentangi dilarangnya penampakani tersembunyi dengani menyatakan di sampingi melarang wanitai melakukan sesuatui yang dapati menarik perhatiani laki-lakii misalnyai dengan menghentakkani kakii merekai yang memakaii gelangi kakii atau hiasani lainnyai agari diketahui perhiasani yangi merekai sembunyikan olehi anggotai tubuhi mereka karenai berasali darii suara dan akan dapat merangsang para laki-laki.
Parai Ulama‟ kontemporer dalami memahamii ayat-ayati tersebuti sangati beragam, karenai kerangkai metodologisi penafsiran merekai yangi berbeda-bedai tentangi persoalani hijab.Sepertii hal nya tentang kontroversii hukum islami bahwa sebagiani orang muslimi mengangganya sebagai perintahi Allah yangi di berikan lewat iAl-Qur‟an.
Konstruksii pemikiran Syahruri tentang pakaiani wanita di dasarkani atas surati An-Nur ayat 31.Dalam ikonteks iini, Syahrur menjelaskani bahwa “al- khumur” yangi dimaksud dalam ayati ini adalah untuk menutupi bagian-bagiani tubuh.Tentang persoalan hijab atau jilbab, Syahrur lebih menekankan dalam persoalani aib dani malu secarai adat istiadat daripadai persoalan halali dan
iharam.5Rumusan ini sangat berbeda dengan rumusan yang selama ini di yakini oleh ulama bahwa busana perempuan tidak dapat di lepaskan begitu saja dari peraan dimensi teologis. Artinya, bahwa membuka aurat atau tidak memakai hijab adalah sebuah pelanggaran yang harus di kenakan sanksi hukum.
Dalam surat an-Nahl, hijab atau jilbab dikatakan sebagai pakaian yang luar biasa dipakai seorang perempuan untuk menghindari akibat yang tidak
5Qaidud iDuwal, “Konsep Jilbab Dalam Hukum Islam” (Studi Pemikirani KH. Husein iMuhammad) (skripsi, UINi Sunan Kalijagai Yogyakarta, 2009), .
7
diinginkan. Menurut Syahrur hijab tidak bisa dikatakan sebagai pelanggaran terhadapi syari‟at dani karenanya tidaki berhubungani dengan Halali dan Harami dalam mengenakannya. bahwa, pemkaian hijab atau jilbab sebagaimana di pahami secara umum, yaitu kerudung atau penutup kepala bagi perempuan sekali lagi bukan merupakan perintah mutlak sebagaimana pandangan yang berkembang di negara Pakistan dan Iran.6
Selain dari Muhammad Syahrur, ada juga pendapat mufassir kontemporer yakni.Husein Muhammad dimana beliau beragumen bahwa pemakaian hijab itui adalah untuki membedakan antarai perempuan merdekai dengan ibudak. Jika hijab dijadikan sebagaii ciri khasi untuk membedakani perempuan merdeka dengani perempuan budak, sementara perempuani budak tidaki dijumpai lagi, makai pemakaiannya padai saat inii rasannya tidak menjadii keharusan lagii tetapi jugai tidak harusi di larang.
Untuk alasan mengapa penulis tertarik untuk meneliti pemikiran Muhammad Syahrur dan Husein Muhammad, karena menurut penulis masih ada permasalahan-permasalahan yang belum terjawab pada penelitian mengenai hijab ini. Selain itu penulis ingin melakukan penelitian yang belum pernah dilakukan oleh penulis lain yakni dengan menggunakan pemikiran Muhammad Syahrur dan Husein Muhammad. Maksudnya dengan menggunakan mengkomparasikan pemikiran Muhammad Syahrur dan Husein Muhammad, yang mana ada beberapa penelitian yang juga menggunakan pemikiran kedua mufassir tersebut, namun tidak menggabungkan pemikir
6Dadan Gunawan, “Perspektif Remaja Musimah Tentang Jilbab Di Kelurahan Sumber Sari Bantul Kecamatan Metro Selatan Kota Metro” (skripsi, IAIN METRO, 2018), 10.
8
Syahrur dan Husein melainkan dengan mufassir yang lain seperti mengkomparasikan pemikiran antara Muhammad Syahrur dan Quraish Shihab. Penulis menganggap penelitian ini menarik karena dilihat dari pendapat masing-masing mufassir, yang mana Syahrur dan Husein sangat berbeda dalam memaknai arti Hijab.
Berdasarkani pemaparan dii atas, penulis merasa perlui untuk melakukani penelitian lebihi lanjut tentangi hijab, di mana para iulama, penulistertarik untuki mengkaji dan menganalisis pemikirian Muhammad Syahrur dan Husein Muhammad seputar hijab. Persamaan pendapat inilah yang menarik penulis untuk mengkomparasikan pemikiran Muhammad Syahrur dengan Husein Muhammad, karena pembahasani mengenai hijab ini tidaki akan lepasi mengenai perempuani serta kedudukannya. Teori yang digunakan oleh penulis adalah teori linguistik untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkani latari belakangi di iatas, makai fokus penelitian yangi akani menjadi pembahasan sebagaii berikut:
1. Bagaimanai penafsiran konsep Hijab dalam perspektif pemikiran Muhammad Syahrur dan Husein Muhammad?
2. Bagaimana Persamaan dan Perbedaan pemikiran Muhammad Syahrur dan Husein Muhammad tentang hijab?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini mengacu pada permasalahan yang telah di rumuskan, berikut tujuan yang di capai dari penelitian ini:
9
1. Menjelaskan tentang konsep Hijab menurut Pemikiran Muhammad Syahrur dan Husein Muhammad
2. Menjelaskan Persamaan dan Perbedaan Pemikiran Muhammad Syahrur dan Husein Muhammad tentang hijab
D. Manfaat Penelitian
Penelitiani ini diharapakan memberikani kontribusi untuk memperkayai Khazanah iKeilmuan. Adapun manfaati dari penelitiani ini sebagaii berikut:
1. Manfaati Teoritis
Diharapkan penelitiani ini memberikan pengalaman dan menambahi wawasan terkait perdebatan mengenai Hijab dalam Al-Qur‟an serta batasan dan konsep dalam mengenakan hijab analisis komparasi pemikiran Muhammad Syahrur dan Husein Muhammad.
2. Manfaati Praktis
a. Bagii peneliti diharapkan dapati memberikan pengalamani dan menambah wawasan dalam melakukani penelitian mengenai Hijab
idalam Al-Qur‟ani analisis komparasi penafsiran makna hijab: Studi terhadap pemikiran Muhammad Syahrur dan Husein Muhammad.
b. Bagi instansi UIN KHAS Jember diharapkan dapat memberikan kontribusi baru yang positif khususnya bagi fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora serta memberikan kontribusi dalam menambah koleksi kajian keilmuan khususnya dalam bidang tafsir.
c. Bagi pembaca penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan dan kontribusi keilmuan bagi pembaca tentang Hijabi dalamAl-Qur‟ani
10
analisis komparasi penafsiran makna hijab:Studi terhadap pemikiran Muhammad Syahrur dan Husein Muhammad.
E. Definisi Istilah
Definisii istilahi ini berisii tentangiiistilah-istilah yangi menjadii titik perhatiani penelitii di dalami juduli penelitian.Tujuan darii penelitian tersebut yaitu agari tidak terjadii kesalah pahaman terhadap maknai istilah sebagaimanai yang di maksud oleh ipeneliti.7 Adapun definisi istilah yang terdapat dalam judul “Hijabi dalam Al-Qur‟ani (Analisis komparasi penafsiran makna hijab:
Studi terhadap pemikiran Muhammad Syahrur dan Husein Muhammad)”
adalah:
a. Hijab
Al-hijabi berasal darii kata Hajaba yangi artinya menutupii dengan katai lain al-hijabi ialah benda yangi menutupi isesuatu, menuruti al-Jarjani dalam kitabnyai at-Ta‟rifat mendefinisikani hijab adalahi setiap sesuatui yang terhalangi dari pencariani kita, dalam artii bahasa berartii mencegah misalnya darii penglihatan orangi lain. Jadi dapat disimpulkan bahwai hijab tersebut berartii sebagai sesuatui yang berfungsii menutup keindahani wanita darii penglihatan orangi lain kecuali suamii dan sanaki saudara.8
b. Al-Qur‟an
Al-Qur‟ani merupakan kitabi suci umati Islam yangi merupakan kumpulan firman-firman Allahi yang di turunkan kepadai Nabi Muhammadi SAW dengan perantarai malaikat Jibrili untuk dibaca,
7Tim iPenyusun, “Pedoman Karyai Ilmiah”(Jember:i IAIN iJember, 2020), 45.
8Daud, F. (2013).“Jilbab,Hijab dan Aurat Perempuan” (Antara Tafsir Klasik, Tafsir Kontemporerdan Pandangan Muslim Feminis). Al-Hikmah: jurnal studi keilmuan, 3(1),
11
idipahami, dan di amalkan serta menjadi petunjuk atau pedoman umat manusia. Agari tujuan itui dapat di realisasikan olehi manusia, makai Al- Qur‟an datangi dengan petuntuk-petunjuk, keterangan-keterangani dan konsep-konsepi baik yangi bersifat globali maupun yangi bersifat terperinci, yang tersurati maupu tersirat dalami berbagai persoalani dan bidangi kehidupan.
c. Analisis Komparasi
Penelitian Komparasi adalah penelitian yang bersifat membandingkan.Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih fakta-fakta objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.Menurut Nazir (2005: 58) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadiya suatu fenomena tertentu.9
Jadi penelitian komparasi adalah jenis penelitian yang di gunakan untuk membandingkan antara dua atau lebih dari suatu variabel tertentu.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematis pembahasan ini mengacu pada pedoman karya tulis ilmiah, agar pembahasan penelitian tersaji dengan sistematis demi memudahkan runtutnya pembahasan. Pada penelitian ini akan di bagi menjadi dalam tiga tahapan atau bagian umum, pendahuluan, isi, dan penutup, dengan sistematika sebagai berikut:
9Tim iPenyusun, “Pedoman Karya Tulis Ilmiah”(Jember: IAIN iJEMBER, 2020), 45.
12
BABi I iPendahuluan, dalam babi ini memebahas mengenaii latar belakangi masalah, fokusi penelitian, tujuani penelitian, manfaati penelitian, definisii istilah, metode penelitian, dani sistematika ipembahasan. Serta fungsi darii bab inii ialah agar memudahkan untuk memperolehi gambaran umumi dari penelitian ini.
BABi II Kajiani Pustaka, pada bab inii mencakup penelitiani terdahulu dani kajian teorii yang erati kaitannya dengani masalah yangi akan iditeliti.
Fungsi darii Bab II ini tidak lain untuki mengetahui hasil-hasili penelitian yangi pertnah ada di dalami bidang yangi sama, serta membahas kajian teorii yang berkaitani dengan permasalahan pada penelitiani ini.
BABi III Metodei Penelitian, babi ini menjelaskani tentang metode yangi di gunakan oleh penulis dalami penelitian ini. Bab ini berisi beberapa tahapan untuk memudahkan penulis memperoleh informasi, agar penelitian buasa tersusun secara rapi: Pendekatani dan Jenisi penelitian, Sumberi Data, Tekniki pengumpulan idata, Analisis idata, dan yang terakhir Keabsahan idata. Yang mana semua tahapan sangat berpengaruh dalam penelitian ini.
BABi IV Penyajiani Data, pada babi ini berisii tentang Gambarani Objek
iPenelitian, Penyajian Datai serta Analisis, dan Pembahasani temuan. Yangi mana dalam bab inii memaparkan secara jelas tentang objek penelitiani yang tidak lain tokoh Muhammad Syahrur dan Husein muhammad secara berurutan. Kemudian menyajikan data yang di peroleh dan terakhir pembahasan temuan permasalah yaitu mengenai Hijab Dalam Al-Qur‟an.
13
BAB V Penutup, dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan atau penelitian ini serta saran-saran untuk penulis jika ada kesalahan dalam penelitian ini.
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Terdahulu
a) Skripsii Qaidud Duwali yang berjuduli “Konsepi Jilbab Dalami Hukum Islami (Studi Pemikirani Kh. Husein iMuhammad)”. Skripsi inii lebih memfokuskan terhadap konsep jilbab menurut pemikiran KH. Husein muhammad. Berbeda dengan penelitian ini yang mengkomparasikan pemikiran Muhammad Syahrur dengan KH. Husein Muhammad.
b) Skripsi Dadan Gunawan yang berjudul “Perspektif Remaja Muslimah Tentang Jilbab Di Kecamatan Metro Selatan Kota Metro”. Skripsi ini lebih memfokuskan terhadap Jilbab Menurut Perspektif Remaja Muslimah di Kecamatan Metro Selatan. Berbeda dengan penelitian ini yang membahas tentang hijab dengan mengkomparasikan pemikiran Muhammad Syahrur dan KH. Husein Muhammad.
c) Skripsi Fikria Najitama yang berjudul “Jilbab Dalam Pembacaan Kontemporer Muhammad Syahrur”. Tidak jauh berbeda dengan penelitian ini yang juga menggunakan pemikiran Muhammad Syahrur, hanya saja dalam skripsi lebih memfokuskan terhadap pemikiran Muhammad Syahrur sedangkan penelitian ini mengkomparasikan antara pemikiran Muhammad Syahrur dan KH. Husein Muhammad.
d) Skripsi Nailil Muna yang berjuduli “Jilbab Menuruti Perspektif Quraish Shihabi Dan Musthafai Al-Maraghi”. Skripsi inii juga menggunakan studi komparasi yaitu menggunakan penafsirani Quraish Shihabi dan Musthafai
15
Al-Maraghi. Berbeda dengan penelitian ini yang mengkomparasikan antara pemikiran Muan Muhammad Syahrur dan KH. Husein Muhammad.
e) Skripsi Alfa Suluki yangi berjudul “Studii Komparatif Pandangani Muhammad Quraishi Shihab Dani Muhammad Syahruri Tentang
iHijab”. Skripsi inii lebih menekankan terhadap pemikiran Quraishi Shihab dani Muhammad iSyahrur, berbeda dengan penelitian ini yang memfokuskan dan mengkomparasikan pemikiran Muhammad Syahrur dan KH. Husein Muhammad.
f) Skripsi Fatimah Apriliani yang berjudul “Konsep Jilbab Dalam Al- Qur’an (Studi Komparasi Atas Pemikiran Ali Ash-Shabuni Dan Quraih Shihab)”. Skripsii ini menjelaskan mengenai konsepi jilbab dalam Al- Qur’ani dengan mengkomparasikan pemikiran Ali Ash-Shabunii dengan Quraish iShihab, berbeda dengan penelitian ini yang lebih menekankan terhadap pemikiran Muhammad Syahrur dan KH. Husein Muhammad.
Tabel 2.1
Judul Skripsi Persamaan Perbedaan Skripsi Qaidud
Duwal “ Konsep Jilbab Dalam Hukum Islam ( Studi Pemikiran KH. Husein Muhammad)”
Sama sama menjelaskan mengenai Hijab atau Jilbab dengan
menggunakan pemikiran KH. Husein Muhammad
Berbeda dengan skripsi ini yang
mengkomparasikan pemikiraan dari Muhammad Syahrur dan KH. Husein Muhammad tentang pembahasan mengenai Hijab.
Skripsi Dadan Gunawan “ Perspektif Remaja
Skripsi ini Lebih
memfokuskan mengenai Jilbab menurut Perspektif Remaja Di kecamatan
Bedanya dengan proposal ini yang menggunakan analisis komparasi antara
16
Muslimah Tentang Jilbab Di Kecamatan Metro Selatan Kota Metro”
Metro Selatan dengan menggunakan metode Living Qur’an.
pemikiran Muhammad Syahrur dan KH.
Husein Muhammad untuk membahas mengenai Hijab.
Skripsi Fikria Najitama “ Jilbab Dalam Pembacaan Komtenporer Muhammad Syahrur”
Skripsi ini juga membahas Jilbab atau Hijab dengan
menggunakan pemikiran Muhammad Syahrur
Berbeda dengan proposal ini yang juga membahas Hijab dengan
mengkomparasikan pemikiran Muhammad Syahrur dan KH.
Husein Muhammad Skripsi Nailil
Muna “ Jilbab Menurut Perspektif Quraish Shihab dan Musthofa Al-Maraghi’
Skripi ini membahas Jilbab juga
mengkomparasikan pemikiran Quraish Shihab dan Musthofa Al- Maraghi
Beda dengan proposal ini yang
mengkomparasikan antara pemikiran Muhammad Syahrur dan KH. Husein Muhammad yang membahas tentang hijab
Skripsi Alfa Suluki “ Studi Komparatif Pandangan Muhammad Quraish Shihab dan Muhammad Syahrur tentang Hijab”
Sama dengan proposal proposal ini, skripsi ini pun juga menggunakan metode komparatif pemikiran Muhammad Quraish Shihab dan Muhammad Syahrur yang juga menjelaskan tentang Hijab
Tetapi ada pula perbedaan dari proposal ini yaitu proposal ini lebih mengkomparasikan pemikiran Muhammad Syahrur dan KH.
Husein Muhammad yang menjelaskan tentang Hijab Skripsi Fatimah
Apriliani “ Konsep Jilbab Dalam Al- Qur’an ( Studi Komparasi Atas Pemikiran Ali Ash-Shabuni dan Quraish Shihab”
Dalam skripsi ini juga menjelaskan tentang Jilbab serta menggunakan studi komparasi antara pemikiran Ali Ash- Shabuni
Berbeda dengan proposal ini yang lebih mengkomparasikan pemikiran Muhammad Syahrur dan KH.
Husein Muhammad yang membahas mengenai Hijab atau Jilbab
17
B. Kajian Teori
1. Hijabi Dalam Al-Qur’ani
Dalami Al-Qur’an, banyaki dijumpai istilah-istilahi khusus yangi kesemuanya mengandungi arti yangi relatif samai dengan ihijab, di antaranyai yaitu ijilbab, khimar, dani hijab itu sendiri. Hijab secara lughawi juga berarti pembatas/penghalang (satir/penghalang). Secara harfiyah hijabi berasal darii kata hajabai dalam bahasai Arab yangi berarti penghalangi atau ipenutup. Dengan demikiani hijab adalahi pemisah antarai sesuatu yangi lain dani menghalangi antarai keduanya.1 Sehinggai seorang wanitai yang menggunakani hijab berartii ia telahi mencegah dirinyai sendiri darii orang laini untuk melihati perhiasan yangi ada padai dirinya dalami artian telahi memakai pakaiani muslimah.
Kata hijabi berasal dari bahasa Arab yang artinya Tirai, penghalang. Sedangkan di Indonesia, hijab sering di artikan pada kerudung atau jilbab yang menunjukkan adanya sesuatu yang sering digunakan untuk menutupi bagian kepala hingga pada bagian dada wanita.
Namun, sesungguhnya hijab tak hanya sebatas penutup saja, melainkan merujuk pada tata cara ber pakaian yang pantas sesuai dengan syari’at Islam.
Sedangkan hijab menurut terminologi adalah sebagai penutup akan pandangan dari kaum laki-laki baik dari segi penampilan maupun perilaku, namun tidak memisahkan aktivitas antara muslimah dan muslim di daam
1http://keputrianlkimbunm.blogspot.com/2012/03/sejarah-hijab-pra-islam.html.Oktober 2012)
18
nya. Allah SWT memerintahkan pada wanita muslimah untuk mengenaka hijab yang demikian itu adalah lebih baik untuk dirinya dan laki-laki lain yang sedang ber kepentingan dengan nya.2
Cara berhijab pun tentunya haruslah bisa menutup aurat dan tidak ber tentangan dengan maksud dari di syari’atkan nya pakaian bagi wanita.
Apabila seorang wanita muslim memakai pakaian yang sebaliknya atau namakan berhijab atau penutup.3Secara istilah, makna hijab adalah sebagaimana di jelaskan oleh Al-Munawi, sebagai berikut.4
“Hijab adalah segala hal yang menutupi sesuatu yang di tuntut untuk ditutupi atau terlarang untuk menggapainya.Diantara penerapan maknanya, hijab di maknai dengan As-sitr (penutup), yaitu yang menghalangi sesuatu agar tidak bisa terlihat.”
Ada beberapa perbedaan pendapat para ulama kontemporer mengenai hijab, di antaranya:
Pertama, Menurut Ibnu Abbas dan Qatadah jilbab adalah pakaikan yang menutup pelipis dan hidung meskipun kedua mata pemakainya terlihat namun tetap menutup dada dan bagian muka nya.
Kedua, Menutut Fatima Mermissi hijab bukanlah jenis pakaian baru, melainkan cara baru untuk membedakan perempuan merdeka dan budak. Dengan merujuk pada Lisan al „Arab.ia mengatakan bahwa hijab merupakani konsep yangi samar, karenai kata tersebuti bia merujuk pada gamisi yang isederhana.
2Husein iMuhammad,“Fiqh Perempuani Refleksi Kyai Atasi Wacana Agamai Dan
iGender”, cet ke-2 (Yogyakarta:i
3Nasaruddin iUmar,“Antropologi iJilbab,dalam JurnaliUlumul iQur‟an”. No.5 Vol.
VI,Tahuni 1996, hlm 39.
4Asghar Alii Engineer,“Matinyai Perempuan,transformasii Al-Qur‟an dani Masyarakat
iModern”, terj Akmadi Affandi, ceti ke-1 (Yogyakarta: IRCiSoD, 2003), 103.
19
Sementara itu Imam Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan bahwa Hijab berarti kain yang lebih besar ukurannya dari Khimar (Kerudung), sedang yang benar menurutnya hijab adalah kain yang menutup semua badan.
Sedangkan dalam ilmu fiqih ada dua pengertian hijab, diantaranya:
a. Segalai sesuatu yangi menghalangi ataui menutupi aurati seorang perempuan darii pandangan laki-laki.
b. Orangi yang menggunakani hak ahlii waris untuki menerima warisi balik secara keseluruhani atau isebagian, disebabkani adanya orangi yang lebihi berhak imenerimanya.5
Dalami ilmu tasawuf, hijabi berarti sesuatui yang menutupi hati seseorangi sehingga matai hatinya tidaki mampu melihati realitas noni empiris, terutamai rahasia-rahasia Allah. Bilai semua yangi menjadi hijabi telah dapati disingkirkan ataui disingkapkan, makai mata hatinyai baru dapati menyaksikan rahasia-rahasiai Allah tersebut, dan dengani demikian orangi tersebut telah memperolehima‟rifatullah (pengetahuani tentang Tuhani (Allah)) yang isejati. Ini berartii makna hijabi tidak hanyai merujuk kepadai satu objeki tertentu isaja, namun anggapani selama inii senantiasa melekatkani makna hijabi identik denganiiperempuan, yaitu pakaiani yangi digunakani oleh perempuani untuki menutupi tubuhnya ataui menempatkani perempuani di baliki ini.6
5M. Quraishi Shihab, “Membumikan al-Qur‟an” (Cet1: Bandung:i Mizan, i1992), hlm 40.
6Megawati, “Hijab Dalam Al-Qur‟an (Suatu Kajian Tafsir Maudhu‟i)” (Skripsi: UIN Alauddin Makassar, 2012).
20
Darii uraian di iatas, dapat disimpulkani bahwa hijabi bukan hanyai pembatas, itirai, penghalang, tetapii hijab jugai dapat diartikani dengan pakaiani wanita sepertii kerudung yangi bisai menutupi mulaii darii ujung kepalai sampaii ujungi kaki. Selainiiitu, adai juga hijabi antarai tuhani (Allah) dengan hamba-Nyai yaitu adanya pemisahi antara tuhani (Allah) dengan hamba-Nyai karena disebabkani oleh akhlaki yang buruki (hawa inafsu).
2. Jenis-jenis hijabi
Berikut beberapa jenis-jenis hijab beserta definisi dari masing- masing yang akan penulis uraikan, antara lain:7
a. Khimar
Saat ini memang banyak sekali dijumpai di daerah perguruan tinggi yang memakaiikhimar yaitui kain kerudungi yang dapati menutupi
ikepala, leher hinggai sampai ke dadai dan sampaii ke punggung belakang. Dalami Al-Qur’anikhimar yaitu disebuti dengani istilahi khumur, adalahi kaini yang menutupiiikepala, leheri dan menjuluri hinggai menutupii dada wanitai muslimah darii belakangi maupun darii depani (termasukimenutupi tulang selangka). Selain yang dijelaskan padai surat An-Nuri ayat i31.
Ayati tersebut menjelaskani bahwa Allahi memerintahkani kepadai kaum muslimah agari menjagai pandangannyai terhadap kaum mukmin yangi bukan mahramnya, dani juga memerintahkani agar menjagai
7Aqidatul Izza, “Penggunaan Jilbab Dan Implikasinya Terhadap Perilaku Sosial Dalam Kegiatan Belajar PAI Pada Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya” (Skripsi: UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019).