• Tidak ada hasil yang ditemukan

Antara Kebijakan Pengelolaan Lingkungan dan Etika Lingkungan

N/A
N/A
0080@ Ika soleha

Academic year: 2024

Membagikan " Antara Kebijakan Pengelolaan Lingkungan dan Etika Lingkungan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1 MAKALAH

KRISIS LINGKUNGAN ANTARA KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN ETIKA LINGKUNGAN

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Etika Lingkungan Dosen Pengampu : Anita Eka Putri,.S.Pd.,M.pd.

Disusun Oleh :

Piska Fatimatul Aulia 212170016 Salsabilah 212170020 Moch. Rizki Aldiansyah 212170072 Ika Sholehah 212170080

PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SILIWANGI

2023

(2)

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur mengucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Krisis Lingkungan Antara Kebijakan Pengelolaan Lingkungan dan Etika Lingkungan. Mkalah ini disusun untuk memenuhi sallah satu tugas mata kuliah Etika Lingkungan.

Dalam penyusunan makalah ini penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah Pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tasikmalaya,18 November 2023

Penulis

(3)

3 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………...2

DAFTAR ISI...3

BAB I PENDAHULUAN………..4

A. Pendahuluan……….4

B. Rumusan masalah………4

C. Tujuan……….……….4

BAB II PEMBAHASAN...……….……….6

A. Pengertian etika lingkungan……….…6

B. Kebijakan pengelolaan lingkungan………..………....6

C. Prinsip-prinsip etika lingkungan dalam pengelolaan lingkungan………..……10

D. Penyimpangan etika lingkungan dalam kebijakan pengelolaan lingkungan……….11

E. Peran etika lingkungan dalam kebijakan pengelolaan lingkungan………13

BAB III PENUTUP……….15

A. Kesimpulan………15

B. Saran………..15

DAFTAR ISI ………...16

(4)

4 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Krisis lingkungan mencakup pemahaman akan kerusakan lingkungan yang terjadi, kesadaran lingkungan, dan hubungannya dengan etika lingkungan. Krisis lingkungan di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat, yang meliputi deforestasi, polusi udara, pencemaran air, sampah plastik, kerusakan terumbu karang, pengelolaan limbah.

Lingkungan hidup adalah tempat di mana organisme dan anorganisme berkembang dan berinteraksi, dan masalah lingkungan hidup yang muncul disebabkan oleh moral dan perilaku manusia, sehingga kesadaran lingkungan menjadi hal yang sangat penting dalam membangun keseimbangan dengan alamnya.

Pengelolaan lingkungan dan etika lingkungan memiliki keterkaitan yang erat. Etika lingkungan mencakup nilai-nilai moral yang berkaitan dengan perlakuan terhadap lingkungan, sementara kebijakan pengelolaan lingkungan mencakup upaya konkret dalam menjaga dan memelihara lingkungan. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana etika lingkungan dapat memengaruhi kesadaran lingkungan dan tindakan nyata dalam pengelolaan lingkungan. Dalam konteks kebijakan lingkungan, etika lingkungan memainkan peran dalam membentuk prinsip-prinsip moral yang menjadi dasar bagi kebijakan pengelolaan lingkungan, seperti perlindungan terhadap lingkungan hidup, pengelolaan sumber daya alam, dan upaya pelestarian alam. Pentingnya etika lingkungan juga tercermin dalam kewajiban setiap individu untuk memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Dengan demikian, etika lingkungan memiliki peran yang signifikan dalam membentuk kesadaran dan perilaku manusia terhadap lingkungan, serta dalam merumuskan kebijakan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari etika lingkungan?

2. Bagaimana kebijakan pengelolaan lingkungan?

3. Apa saja prisip-prinsip etika lingkungan dalam kebijakan pengelolaan lingkungan?

4. Apa saja yang termasuk ke dalam penyimpangan etika lingkungan?

5. Bagaimana peran etika lingkungan dalam kebijakan pengelolaan lingkungan?

C. Tujuan penulisan

1. Agar mahasiswa dapat mengemukakan definisi dari etika lingkungan 2. Agar mahasiswa dapat mengetahui kebijakan dalam pengelolaan lingkungn

3. Agar mahasiswa dapat mengetahui prinsip-prinsip etika lingkungan dalam kebijakan pengelolaan lingkungan

(5)

5

4. Agar mahasiswa dapat mengetahui penyimpanagan dalam etika lingkungan 5. Agar mahasiswa dapat mengetahui peran etika dalam pengelolaan lingkungan

(6)

6 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Etika Lingkungan

Etika bersumber dari istilah Yunani yakni ―ethos‖, makna karakter, susila, dan adat.

Etika terkait sistem kehidupan, indikator benar salah, sehingga dapat menilai perbuatan sehari-hari. Etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Pada ujungnya, etika menolong manusia dalam mengambil keputusan etis tentang apa yang harus dilakukan dan diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan termasuk dalam menjaga lingkungan.

Etika lingkungan merupakan nilai-nilai keseimbangan dalam kehidupan manusia dengan interaksi dan interdependesi terhadap lingkungan hidupnya yang terdiri dari aspek abiotik, biotik, dan kultur (Marfai, 2013).

Etika lingkungan adalah penuntun tingkah laku yang mengandung nilai-nilai positif dalam rangka mempertahankan fungsi dan kelestarian lingkungan (Syamsuri, 1996). Etika lingkungan mempersoalkan bagaimana sebaiknya perbuatan sesorang terhadap lingkungan hidupnya.Etika lingkungan adalah berbagai prinsip moral lingkungan yang merupakan petunjuk atau arah perilaku praktis manusia dalam mengusahakan terwujudnya moral lingkungan. Dengan adanya etika lingkungan, manusia tidak hanya mengimbangi hak dengan kewajibannya terhadap lingkungan, tetapi juga membatasi tingkah laku dan upaya untuk mengendalikan berbagai kegiatan agar tetap berada dalam batas kelentingan lingkungan.

A. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan

a. Pengertian kebijakan

Menurut Edward dan Sharkansky bahwa kebijakan publik adalah apa yang dinyatakan dan dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah. Kebijakan itu berupa sasaran atau tujuan program pemerintah (public policy is what government say and do, or do not to do.

It’s the goals or purposes of government programs). Sedangkan Anderson mengemukakan bahwa kebijakan publik adalah kebijakan kebijakan yang dikembangkan oleh badan badan dan pejabat pemerintah (public policy are those polities developed by government bodies and officials).

Berbeda dengan pendapat diatas, Dimick mengatakan bahwa pembuatan kebijakan senantiasa didasari oleh keinginan masyarakat. Ia mengatakan kebijakan publik adalah perpaduan dan kristalisasi daripada pendapat pendapat dan keinginan keinginan banyak orang dan golongan dalam masyarakat. Akhirnya menurut islamy kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang ditetapkan dan dilaksanakan atau tidak dilaksanakan oleh

(7)

7

pemerintah yang mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu demi seluruh kepentingan masyarakat.

Dengan ilmu administrasi banyak definisi telah diberikan mengenai kebijakan, tetapi umumnya semua pendapat mempunyai persamaan pengertian berupa penetapan tujuan dan sarana. Dalam ketatanegaraan garis kebijaksanaan yang terpenting ditarik oleh pembentuk Undang Undang, sedangkan badan eksekutif melaksanakan penjabaran lebih lanjut.

Tetapi belakangan terjadi penggeseran sebagaimana dikemukakan oleh Koopmans bahwa terdapat rendensi pergeseran pembentukan kebijakan dari pembentuk Undang Undang kepada pemerintah. Oleh karena itu, undang undang merupakan landasan hukum yang mendasari kebijaksanaan Pemerintah.

Pemerintah menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menyangkut kepentingan umum dan untuk keperluan tersebut Pemerintah mempunyai berbagai alternatif penentuan langkah yang dengan singkat dirumuskan oleh Dye: Public policy is whatever governments choose to do or not to do. Dalam merumuskan kebijakan, Pemerintah lazimnya menerapkan tujuan yang hendak dicapai sebagaimana dinyatakan oleh Fredrich

―It is essential for the policy concept that three be a goal, objective or purpose.

b. Arah Kebijakan Lingkungan

Arah kebijakan lingkungan tercermin dalam Pasal 3 UU No. 32 Tahun 2009 mengenai tujuan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pasal 3 UU. No. 32 Tahun 2009 Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bertujuan:

 Melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

 Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia.

 Menjamin kelangsungan hidup.

 Menjamin kelestarian.

 Menjamin keserasian

 Menjamin terpenuhinya

 Menjamin pemenuhan

 Mengendalikan pemanfaatan

 Mewujudkan pembangunan berkelanjutan

 Mengantisipasi isu lingkungan global

Apabila dibandingkan dengan UU No 23. Tahun 1992, maka tujuan dari pengelolaan lingkungan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3 UU No. 32 Tahun 2009 jauh mengalami kemajuan, sebab tujuan yang disebutkan dalam UU No. 23 Tahun 1997 sederhana sekali, yaitu yang termuat dalam Pasal 3.

Dengan demikian tujuan dalam UU No. 23 Tahun 1997 hanya dalam rangka mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam

(8)

8

rangka pembangunan manusia seluruhnya dan pembangunan masyarakat seluruhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan dalam UU No. 32 Tahun 2009 hanya salah satunya saja.

“Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup”

Penggunaan sumber daya alam harus selaras, serasi, dan seimbang dengan fungsi lingkungan hidup. Sebagai konsekuensinya, kebijakan, rencana atau program pembangunan harus dijiwai oleh kewajiban melalui pelestarian lingkungan hidup dan mewujudkan tujuan pembangunan yang berkelanjutan.

Undang Undang menjadi dasar pelaksanaan Kebijakan Pemerintah. Dalam hubungan ini terdapat kaitan dan arti penting hukum bagi kebijakan. Hukum juga merupakan serangkaian alat yang ada pada pemerintah untuk mewujudkan kebijakan.

c. Kebijakan Lingkungan: Pembangunan Berkelanjutan

Kini kebijakan pengelolaan lingkungan telah tertuang melalui Undang Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 yang menginstruksikan salah satu tujuan pengelolaan lingkungan sebagaimana disebutkan diatas bahwa pembangunan yang dilaksanakan harus memperhatikan lingkungan atau disebut pembangunan yang berkelanjutan yang rumusan pengertiannya tercantum secara yuridis dalam Pasal 1 angka 3 Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa ―Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi kedalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan‖. Oleh karena itu Indonesia sebagai negara yang berkembang, yang saat ini sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang, juga harus berorientasi kepada pembangunan lingkungan. Pengertian pembangunan lingkungan merupakan upaya sadar bangsa Indonesia untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki.

“Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup”

Dengan demikian Undang Undang Nomo 32 Tahun 2009 menggariskan bahwa pola pembangunan Indonesia dalam konteks pengelolaan lingkungan hidup adalah pembangunan berkelanjutan, yaitu upaya sadar dan terencana memadukan aspek lingkungan hidup, sosial dan ekonomi kedalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup. Pembangunan yang berkelanjutan mempunyai ciri ciri sebagai berikut

(9)

9

 Memberikan kemungkinan kelangsungan hidup dengan jalan melestarikan fungsi dan kemampuan ekosistem yang mendukungnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.

 Memanfaatkan sumber daya alam yang banyak atau teknologi pengelolaan yang mampu menghasilkan secara lestari.

 Memberikan kesempatan kepada sektor dan kegiatan lainnya untuk berkembang secara bersama sama baik didaerah dan kurun waktu yang berbeda secara sambung menyambung.

 Meningkatkan dan melestarikan kemampuan dan fungsi ekosistem untuk memasok sumber alam dan melindungi serta mendukung perikehidupan secara terus menerus

B. Prinsip-prinsip etika lingkungan dalam kebijakan pengelolaan lingkungan

Perilaku manusia terhadap lingkungan yang baik bertumpu pada etika lingkungan. Agar etika lingkungan dapat diterapkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari,maka diperlukan prinsip-prinsip lingkungan. Keraf (2015:143-149) memberikan minimal 9 prinsip dalam etika lingkungan hidup:

1. Prinsip yang pertama yakni sikap hormat terhadap lingkungan ,pengamatan saya di lingkungan kost saya (di gang pisang) sikap masyarakat dalam menghargai alam sekitar sudah cukup baik dimana masih sering ada kegiatan bersih-bersih desa,seperti membersihkan selokan membersihkan sampah ,memilah sampah antara organik dan non organik .Ditempat lingkungan kost saya masih cukup rindang dengan pepohonan yang besar .tinggi dan tidak ada warga yang menebang pohon sembarangan karena kesadaran mereka akan lingkungan yang besih cukup tinggi.

2. Prinsip tanggung jawab moral, prinsip ini bukan hanya secara individu tapi juga secara berkelompok atau kolektif .Tanggung jawab moral dalam wujud kongkretnya dapat dilakukan bahwa semua orang harus dapat bekerja sama bahu membahu saling mengingatkan siapa saja yang secara sengaja atau tidak sengaja merusak alam semesta,pengamatan yang saya lakukan disekitar kost saya tanggung jawab masyarakat terhadaplingkungan maupun terhadap diri mereka sendiri juga sudah baik,seperti contohnya disamping kos saya ada usaha laundry yang sudah mempunyai cukup banyak pelanggan yang mana kita ketahui kuantitas limbah air sabun bekas cucian juga pasti tidak sedikit tapi pemilik usaha tersebut mempunyai tempat khusus untuk pembuangan limbah tersebut ,dalam hal ini merupakan tanggung terhadap resiko pendirian usaha tentang pengelolaan limbah.

3. Solidaritas kosmis, prinsip ini mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan.

solidaritas terhadap lingkingan sangat penting untuk menjaga kelesarian lingkungan,sikap

(10)

10

ini sudah baik dalam pelaksanaan di tempat kos saya dimana sikap saling menghargai satu sama lain sudah ada.

4. Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam (caring for nature ).Prinsip kasih sayang dan kepedulian merupakan prinsip moral satu arah yang artinya tanpa mengharapkan untuk suatu balasan.Agama mengajarkan akan kebersihan seperti kebersihan sebagian dari iman, didaerah asal saya yakni desa Karanggede kabupaten kebumen prinsip ini belum terlalu berjalan karena sikap dari masyrakat yang masih agak apatis terhadap lingkungan masih cukup mendominasi ,dan masih banyak warga desa tempat saya tinggal melakukan bersih-bersih ketika ada perintah dari kepala desa saja,jika tidak ada perintah mungkin bersih-bersih desa tidak dilakukan ,dapat disimpulkan bahwa kesadaran dalam diri akan lingkungan belum benar-benar ada.

5. Prinsip yang ke 5 yakni tidak merugika atau no harm,merupakan prinsip tidak merugikan alam secara tidak perlu.Bentuk minimal berupa tidak perlu melakukan tindakan yang merugikan atau mengancam eksistensi makhluk hidup lain di alam semesta.Di desa saya prinsip ini masih kurang dijalankan,sikap masyarakat masa kini yang dimana kepercayaan terhadap adat atau kebiasaan jaman dulu sudah mulai pudar,selain itu tindakan yang seharusnya tidak dilakukan karena merugikan seperti penggunaan obat portas untuk menangkap ikan disungai masih dilakukan dan hal itu menyebabkan populasi ikan disungai yang dulu ketika saya masih kecil masih sangat banyak naun sekarang sudah sangat sediki mungkin hanya sekita 30% saja,seharusnya hal ini tidak perlu dilakukan karena akan merugikan lingkungan. Degradasi lingkungan hidup.

6. Prinsip sederhana dan selaras dengan alam, prinsip ini menekankan pada nilai,kualitas,cara hidup,dan bukan kekayaan,sarana standar material ,hal ini menyangkut gaya hidup bersama ,apabila dibiarkan dapat menyebabkan materialistis,kinsumtif,dan eksploitatif.Jika dilingkungan kos saya prinsip ini nampaknya belum berjalan dengan maksimal seperti contohnya ada beberapa penghuni kos dilingkungan saya dalam hal penggunaan tisu masih sering berlebihan ,tentunya hal ini tidak sesuai dengan prinsip ini karena kita ketahui bahwa tisu terbuat dari bubur kayu dan kayu diperleh dari menebang pohon dihutan,jika kita bisa menggunakan tisu secara bijak yakni dega menghematnya tentu ini juga bisa mengurangi permintaan pasar terhadap tisu,dan juga bisa mengurangi sampah kertas.

7. Prinsip keadilan, prinsip keadilan lebih ditekankan pada bagaimana manusia harus beperilaku satu terhadap yang lain dalam keterkaitan dengan alam semestadan bagaimana sistem sosial harus diatur agar berdampak positif pada kelestarian lingkungan hidup, didesa saya prinsip keadilan sudah baik dalam pelaksanaannya dimana kepala desa tidak bertindak otoriter ,kepala desa ditempat saya melibatkan warganya untuk berpartisipasi

(11)

11

dalam musyawarah desa dengan sistem perwakilan tiap RT atau RW ,jadi prinsip keadilan disini sudah dilaksanakan

8. Prinsip demokrasi, prinsip demokrasi sangat terkait dengan hakikat alam,alam semesta yang beraneka ragam ,ditempat kos saya (digang pisang) tidak hanya berasal dari satu daerah saja melainkan bermacam macam ,ada yang dari Kebumen,tegal,Bandung dll, tentunya setiap orang tersebut mempunyai banyak perbedaan dalam berbagai bidang namun dengan adanya perbedaan tersebut membuat setiap individu untuk bisa memahami karakter masing –masing ,dan dari situlah akan terciptanya suatu lingkungan yang kondusif,seperti kerja sama dalam pengelolaan rumah tangga dalam kos seperti dibuatnya piket membuang sampah ,piket membersihkan lantai,membersihkan toilet dan lain lain.

9. Yang terakhir yakni prinsip integritas moral. Prinsip integritas moral menuntut para pejabat publik agar mempunyai sikap dan perilaku yang terhormat serta memegang teguh prinsip- prinsip moral yang mengamankan kepentingan publik.didesa saya berasal prinsip ini sudah baik dalam pelaksanaannya ,para pejabat desa memiliki kepedulian terhadap kepentingan masyarakat, sangat baik dalam memberi contoh kepada warganya seperti kyai ustad memiliki peran penting karena mereka menjadi contoh dimasyarakat dan para tokoh tersebut biasanya mengevaluasi kerja para pejabat didesa saya.

C. Penyimpangan Etika Lingkungan Dalam Kebijakan Pengelolaan Lingkungan

a. Eksploitasi

Eksploitasi adalah istilah yang sering digunakan dalam berbagai konteks, baik dalam bidang ekonomi, lingkungan, maupun sosial. Secara umum, eksploitasi merujuk pada tindakan memanfaatkan sumber daya atau orang lain secara tidak adil atau berlebihan demi keuntungan pribadi atau kelompok tertentu. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi makna dan dampak eksploitasi dalam berbagai aspek kehidupan, serta upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini.

Dalam konteks ekonomi, eksploitasi merujuk pada praktik memanfaatkan tenaga kerja dengan memberikan upah yang tidak adil atau kondisi kerja yang buruk. Hal ini sering terjadi di sektor industri tertentu, terutama di negara-negara berkembang, di mana pekerja sering kali terjebak dalam kondisi eksploitasi yang memaksa mereka bekerja dalam jam kerja yang panjang, tanpa hak-hak yang adil, dan upah yang tidak mencukupi. Praktik semacam ini tidak hanya merugikan pekerja secara finansial, tetapi juga berdampak negatif pada kesehatan dan kesejahteraan mereka.

Selain itu, eksploitasi juga dapat terjadi dalam konteks lingkungan. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan dan tidak bertanggung jawab dapat dikategorikan sebagai eksploitasi lingkungan. Contohnya adalah penebangan hutan yang tidak terkontrol, penangkapan ikan secara berlebihan, atau penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan

(12)

12

tanpa memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan. Praktik-praktik ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius, seperti hilangnya habitat, kepunahan spesies, dan perubahan iklim.

Selanjutnya, eksploitasi juga dapat terjadi dalam konteks sosial, terutama terkait dengan eksploitasi manusia. Eksploitasi manusia meliputi perdagangan manusia, pekerja anak, atau perbudakan modern. Praktik semacam ini melanggar hak asasi manusia dan merupakan bentuk eksploitasi yang paling kejam. Orang-orang yang menjadi korban eksploitasi manusia sering kali dipaksa untuk bekerja dalam kondisi yang mengerikan, tanpa upah yang layak, dan sering kali mengalami kekerasan fisik atau seksual.

Penanggulangan eksploitasi manusia menjadi tantangan besar bagi masyarakat dan pemerintah di seluruh dunia.

Dampak dari eksploitasi bisa sangat merugikan. Dalam konteks ekonomi, eksploitasi tenaga kerja dapat mengakibatkan kemiskinan, ketidakadilan sosial, dan kurangnya mobilitas sosial. Dalam konteks lingkungan, eksploitasi sumber daya alam dapat menyebabkan kerusakan ekosistem yang tidak dapat diperbaiki dan mengancam keberlanjutan planet kita. Sedangkan dalam konteks sosial, eksploitasi manusia dapat menghancurkan nyawa dan menghilangkan martabat manusia.

Untuk mengatasi masalah eksploitasi, langkah-langkah pencegahan dan perlindungan menjadi sangat penting. Dalam konteks ekonomi, penting untuk menerapkan regulasi yang ketat dan memastikan perlindungan hak-hak pekerja. Upaya juga harus dilakukan untuk mempromosikan kesadaran dan tanggung jawab sosial di kalangan perusahaan dan konsumen. Dalam konteks lingkungan, penting untuk mengadopsi praktik berkelanjutan dan bertanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya alam. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama dalam melindungi lingkungan dan mempromosikan gaya hidup yang ramah lingkungan. Dalam konteks sosial, langkah-langkah pencegahan dan penegakan hukum yang lebih tegas diperlukan untuk melawan praktik eksploitasi manusia. Selain itu, penting juga untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi tentang hak asasi manusia dan pentingnya menghormati martabat setiap individu.

Dalam kesimpulan, eksploitasi adalah praktik memanfaatkan sumber daya atau orang lain secara tidak adil atau berlebihan demi keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.

Eksploitasi dapat terjadi dalam berbagai konteks, seperti ekonomi, lingkungan, dan sosial.

Dampak dari eksploitasi bisa sangat merugikan, baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan perlindungan harus dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Hanya dengan kerjasama dan kesadaran bersama, kita dapat menciptakan dunia yang lebih adil dan berkelanjutan.

b. Polusi

Polusi adalah masuknya bahan berbahaya ke lingkungan . Bahan berbahaya ini disebut polutan . Polutan bisa berasal dari alam, seperti abu vulkanik . Hal ini juga dapat

(13)

13

disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti sampah atau limbah yang dihasilkan oleh pabrik. Polutan merusak kualitas udara, air, dan tanah.

Banyak hal yang bermanfaat bagi manusia menghasilkan polusi. Mobil mengeluarkan polutan dari pipa knalpotnya . Pembakaran batu bara untuk menghasilkan listrik mencemari udara. Industri dan perumahan menghasilkan sampah dan limbah yang dapat mencemari tanah dan air. Pestisida — racun kimia yang digunakan untuk membunuh gulma dan serangga— meresap ke saluran air dan membahayakan satwa liar . Semua makhluk hidup—mulai dari mikroba bersel satu hingga paus biru—bergantung pada pasokan udara dan air di bumi . Ketika sumber daya ini tercemar, segala bentuk kehidupan terancam. Polusi adalah masalah global. Meskipun daerah perkotaan biasanya lebih tercemar dibandingkan daerah pedesaan, polusi dapat menyebar ke tempat-tempat terpencil di mana tidak ada penduduk yang tinggal. Misalnya, pestisida dan bahan kimia lainnya telah ditemukan di lapisan es Antartika . Di tengah Samudra Pasifik bagian utara, kumpulan besar partikel plastik mikroskopis membentuk apa yang dikenal sebagai Great Pacific Garbage Patch . Arus udara dan air membawa polusi. Arus laut dan migrasi ikan membawa polutan laut ke mana-mana. Angin dapat membawa bahan radioaktif yang dilepaskan secara tidak sengaja dari reaktor nuklir dan menyebarkannya ke seluruh dunia.

Asap dari pabrik di suatu negara akan hanyut ke negara lain. Di masa lalu, pengunjung Taman Nasional Big Bend di negara bagian Texas, AS, dapat melihat lanskap luas sejauh 290 kilometer (180 mil) . Kini, pembangkit listrik tenaga batu bara di Texas dan negara bagian tetangganya, Chihuahua, Meksiko telah mengeluarkan begitu banyak polusi ke udara sehingga pengunjung Big Bend terkadang hanya dapat melihat sejauh 50 kilometer (30 mil). Tiga jenis polusi utama adalah polusi udara , polusi tanah dan air.

c. Degradasi lingkungan hidup

Degradasi lingkungan hidup adalah kemorosotan (menyebabkan kerusakan degeneratif) lingkungan hidup akibat habisnya aset alam seperti air, tanah, dan udara termasuk ekosistem, intrusi habitat, pemusnahan satwa liar, dan pencemaran lingkungan.

Ini adalah perubahan nyata dalam lingkungan yang dianggap tidak diinginkan atau merusak. Degradasi lingkungan telah menarik perhatian dunia dan tindakan serta kebijakan yang diperlukan telah ditetapkan untuk mengendalikan keadaan. Peningkatan populasi selama bertahun-tahun telah menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang pesat melalui pemanfaatan kegiatan yang menghabiskan sumber daya dan teknologi polusi. Upaya umum yang dilakukan untuk menangkal ancaman ini adalah pengelolaan dan perlindungan lingkungan.

E. Peran Etika Lingkungan dalam Kebijakan Pengelolaan Lingkungan

Etika lingkungan memainkan peran penting dalam kebijakan pengelolaan lingkungan karena memberikan pedoman moral bagi manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan.

Hal ini mencakup menjaga kelestarian lingkungan hidup, mempertimbangkan secara

(14)

14

cermat setiap kegiatan yang mencakup lingkungan hidup, dan membentuk sikap, tindakan, serta perspektif etis dalam menghadapi masalah lingkungan hidup.

Etika lingkungan juga diperlukan agar setiap tindakan manusia terhadap lingkungan dipertimbangkan secara cermat, sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga Etika lingkungan juga dapat menjadi dasar bagi pembangunan berkelanjutan, karena memiliki daya kendali yang baik bagi setiap tindakan manusia terhadap lingkungan. Konsep etika lingkungan juga menekankan pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling terkait, serta membatasi perilaku perilaku dan upaya untuk mengendalikan berbagai kegiatan agar tetap berada dalam batas kelenturan lingkungan.

Dengan demikian, pemahaman dan penerapan etika lingkungan dalam kebijakan pengelolaan lingkungan dapat membantu menjaga kepunahan sumber daya alam dan memastikan bahwa interaksi manusia dengan lingkungan dilakukan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.

(15)

15 BAB III PENUTUPAN A. Kesimpulan

Krisis lingkungan merupakan masalah serius yang meliputi berbagai aspek seperti deforestasi, polusi udara. Etika lingkungan memegang peran penting dalam kebijakan lingkungan karena memberikan panduan moral dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Etika lingkungan mencakup nilai-nilai positif yang bertujuan mempertahankan fungsi dan kelestarian lingkungan. Dalam konteks kebijakan lingkungan, etika lingkungan memainkan peran dalam membentuk prinsip-prinsip moral yang menjadi dasar bagi kebijakan pengelolaan lingkungan, seperti perlindungan terhadap lingkungan hidup, pengelolaan sumber daya alam, dan upaya pelestarian alam. Pentingnya etika lingkungan juga tercermin dalam kewajiban setiap individu untuk memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Oleh karena itu, pemahaman yang 15olistic mengenai krisis lingkungan, kesadaran lingkungan, etika lingkungan, dan kebijakan pengelolaan lingkungan menjadi krusial dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini belum terlalu sempurna dan lengkap, maka dari itu pembaca diharapkan tidak permah puas untuk terus mencari referensi lain untuk lebih krisis lingkungan antara kebijakan lingkungan dan etika lingkungan.

(16)

16 DAFTAR PUSTAKA

https://www.merdeka.com/jatim/konsep-etika-lingkungan-dan-penerapannya-dalam-kehidupan- menarik-dipelajari-kln.html

https://keluhkesah.com/kebijakan-pengelolaan-lingkungan-hidup/

https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-32-2009-perlindungan-pengelolaan-lingkungan- https://blog.unnes.ac.id/yunirahmawati/2015/11/18/9prinsip-dalam-etika-lingkungan-dan- implementasinya/hidup

https://artikelpendidikan.id/apa-yang-dimaksud-dengan-

eksploitasi/#:~:text=Pemanfaatan%20sumber%20daya%20alam%20secara%20berlebihan%20da n%20tidak,fosil%20yang%20berlebihan%20tanpa%20memperhatikan%20dampaknya%20terha dap%20lingkungan

https://education.nationalgeographic.org/resource/pollution/

https://www.worldatlas.com/articles/what-is-environmental-degradation.html

Referensi

Dokumen terkait

P ermasalahan yang ada dalam tesis ini adalah, Bagaimanakah kebijakan penataan ruang dalam kaitannya dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model kebijakan pengelolaan lingkungan PT KBN yang berkelanjutan melalui beberapa tahapan kegiatan yakni: Mengkaji kondisi

 Teori etika lingkungan yang memandang Teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam manusia sebagai pusat dari sistem

Kebijakan pemerintah Kabupaten Sukoharjo dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Sukoharjo yakni dilakukan dengan cara menyusun dan

Oleh karena itu pertanyaan yang bisa diajukan berkaitan dengan pengelolaan lingkungan ini adalah “Apakah dalam melakukan kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam dan pengelolaan

Bersamaan dengan krisis lingkungan yang terjadi di Tiongkok maka kebijakan keamanan lingkungan berupa penurunan 29 Mongolia economic diakses dari

Teks di atas merupakan pengantar sebuah karya tulis ilmiah yang membahas tentang etika lingkungan dalam praktik akuntansi keberlangsungan, yang menyeimbangkan kepentingan ekonomi dan

Makalah ini membahas tentang etika seksual dan perkawinan, termasuk pengertiannya, tujuannya, serta pandangan sosial budaya dan perspektif etika terhadap hal