• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN "

Copied!
134
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat penelitian

  • Bagi penulis
  • Bagi tempat penelitian
  • Bagi Perkembangan ilmu Keperawatan

Kata ibu hari ini An. Saya hanya makan 1-2 sendok makan - Kata ibu, anak tidak muntah.

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Bronkopneumonia merupakan peradangan paru yang mengenai satu atau lebih lobus paru yang ditandai dengan adanya bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing (Wijayaningsih, 2013). Bronkopneumonia merupakan cadangan pada parenkim paru yang meluas sampai ke bronkiolus atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru dengan penyebaran langsung melalui saluran nafas atau melalui hematogen ke bronkus.

Etiologi

Manifestasi Klinis

Pathway

Patofisiologi

Penatalaksanaan

Konsep Asuhan Keperawatan

  • Pengkajian Keperawatan
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi Keperawatan
  • Evaluasi Keperawatan

METODE PENELITIAN

Subyek penelitian

Batasan istilah (Definisi operasional)

Lokasi dan Waktu Penelitian

Prosedur dan penulisan

Teknik dan instrumen pengumpulan data

  • Teknik Pengumpulan Data
  • Instrumen Pengumpulan Data

Keabsahan Data

  • Data Primer
  • Data Sekunder
  • Data tersier

Analisis Data

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Lokasi Penelitian`

Studi kasus ini dilakukan di RSUD Samarinda Medika Citra yang berlokasi di Jalan Kadrie Oening No.86 RT 35 Air Putih Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Rumah Sakit Samarinda Medika Citra merupakan rumah sakit milik perusahaan yang merupakan RSU yang dikelola oleh PT. Rumah Sakit ini telah terdaftar sejak 12 Juli 2013 dengan nomor izin 503/RS-002/DKK/VI/2013 dan tanggal izin 16 April 2014 dari Dinas Kesehatan Kota Samarinda bersifat permanen dan berlaku sampai dengan tahun 2019.

Setelah akreditasi rumah sakit seluruh Indonesia melalui proses Tahap I (Layanan 5), akhirnya diterbitkan surat akreditasi rumah sakit.

Pengkajian

Pola Gizi dan Metabolisme Di rumah, ibu mengatakan bahwa anak R makan semua makanan yang diberikan tetapi tidak suka sayur. Tidak ada batasan makanan. Makanan yang disukai anak R adalah belut. Sejak sakit, sang ibu mengatakan nafsu makan anak R menurun. Anak itu hanya makan ikan pendampingnya, namun tidak mau memakan nasinya. Ibu mengatakan bahwa anak R merupakan anak yang aktif dan sering bermain di rumah bersama ayah atau saudaranya.

Ibu mengatakan, anak R tidur siang ± 3 jam di rumah dan tidur ± 8 jam pada malam hari, sedangkan di rumah sakit tidur ± 1-2 jam pada siang hari dan tidur ± 5 jam pada malam hari. Ibu bercerita bahwa saya tidur siang ± 3 jam di rumah dan tidur ± 8 jam pada malam hari, sedangkan di RS dia tidur ± 1-2 jam pada siang hari dan tidur ± 5 jam pada malam hari. Kata ibu, anak R harus buang air besar/buang air besar sekali sehari di rumah dan di rumah sakit, BAK.

Sang ibu mengatakan, selama R di rumah sakit, ia mandi sehari sekali, menggosok gigi sehari sekali, dan mencuci rambut setiap kali mandi. Ibunya mengatakan bahwa saya belum mencuci atau mencuci rambut anak tersebut. Ibu pasien mengaku khawatir hal ini akan memperburuk penyakit anaknya.

Tabel 4.2 Riwayat Penyakit Pasien Anak dengan Bronkopneumonia di RS Samarinda  Medika Citra
Tabel 4.2 Riwayat Penyakit Pasien Anak dengan Bronkopneumonia di RS Samarinda Medika Citra

Diagnosa Keperawatan

Perencanaan

Kata Ibu, dia akan memastikan pagar tempat tidur selalu terpasang di tempatnya - obat-obatannya ada di dalam, dan obat-obatannya tidak ada di sana.

Tabel 4.11 Perencanaan Pasien Anak 2 dengan Bronkopneumonia di RS  Samarinda Medika Citra
Tabel 4.11 Perencanaan Pasien Anak 2 dengan Bronkopneumonia di RS Samarinda Medika Citra

Pelaksanaan

Evaluasi

S : - Kata ibu pasien, nafsu makan anak R menurun - Kata ibu pasien, anak R hanya makan lauk pauk (ikan).

Tabel 4.15 Evaluasi Asuhan Keperawatan Pasien Anak 2 dengan Bronkopneumonia  di RS Samarinda Medika Citra
Tabel 4.15 Evaluasi Asuhan Keperawatan Pasien Anak 2 dengan Bronkopneumonia di RS Samarinda Medika Citra

Pembahasan

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi, penulis mengembangkan intervensi seperti pemantauan status oksigen, pemantauan laju dan ritme pernapasan, auskultasi suara napas ekstra, pengajaran batuk efektif pada anak 2, dan melakukan fisioterapi dada pada anak 1, kerjasama dalam bidang terapi nebulizer, pemberian antibiotik. dan oksigen. Hasil evaluasi setelah peneliti memberikan pengobatan selama 4 hari pada Anak 1 dan 3 hari pada Anak 2 berhasil menyelesaikan permasalahan baik pada Anak 1 maupun Anak 2, dibuktikan dengan data pendukung dari ibu yang menyatakan bahwa anaknya tidak menderita penyakit apa pun. kesulitan bernapas, suara napas bersih, frekuensi pernapasan normal, ritme pernapasan teratur, tidak ada retraksi dinding dada, dan tidak ada pernapasan lubang hidung. Berdasarkan hasil penelitian, muncul masalah gangguan pertukaran gas pada anak 1 dan 2, dimana data ibu menyebutkan anak sesak nafas, terdapat bunyi nafas tambahan (kresek), terdapat pernafasan hidung dan ada suara nafas tambahan (kresek). anak itu sesak napas. polanya cepat dan dangkal.

Berdasarkan permasalahan yang muncul, peneliti kemudian mengembangkan dan melaksanakan intervensi pada kedua pasien berupa observasi tanda vital, penilaian frekuensi dan kemudahan pernafasan pasien, observasi tanda sianosis, menjaga istirahat dan kerjasama dalam pemberian obat semprot hidung. tabung oksigen pada anak 1 dan 2, hasil Evaluasi masalah teratasi, dibuktikan dengan anak tidak lagi sesak nafas, tidak ada bunyi nafas tambahan, frekuensi nafas dalam batas normal, ritme nafas teratur, tidak ada otot bantu pernafasan atau lubang hidung. Menurut Nurarif dan Kusuma (2013), penyebab demam pada anak penderita bronkopneumonia adalah peradangan yang disebabkan oleh mikroorganisme, sehingga tubuh bereaksi dan timbul demam. Berdasarkan hasil penelitian, setelah melakukan tindakan keperawatan di lapangan dengan memonitor suhu tubuh, melakukan kompres pada daerah selangkangan atau ketiak, menyelimuti pasien dan bekerjasama dalam pemberian obat antipiretik setelah melakukan perawatan selama 4 hari pada anak 1 dan 3 hari. pada anak ke 2 masalah hipertermia teratasi.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa anak 2 mempunyai masalah kecemasan, hal ini diperkuat dengan data subjektif, ibu pasien mengatakan bahwa anak tersebut menangis saat melihat perawat/tenaga medis lainnya. tenang, dia tampak cemas, kontak mata buruk, dan takut. Analisis peneliti terhadap masalah kecemasan yang hanya muncul pada anak 2 karena anak 2 baru pertama kali dirawat di rumah sakit sehingga merasa asing dengan lingkungan baru, berbeda dengan anak 1 yang pernah dirawat sebelumnya. Berdasarkan teori yang ada dan hasil penelitian, penulis berasumsi bahwa bronkopneumonia pada anak yang mengalami masalah defisit nutrisi berkaitan dengan beberapa faktor.

Hasil evaluasi setelah pengobatan selama 4 hari pada anak 1 dan 3 hari pada anak 2 tidak terjadi resiko infeksi. Pada evaluasi yang dilakukan penulis pada anak 1, berdasarkan kriteria yang disusun penulis, maka ditetapkan 4 diagnosa yaitu Inefisiensi Jalan Nafas terkait Peningkatan Produksi Sputum, Gangguan Pertukaran Gas terkait Membran Alveolar-Kapiler, Pola Pernapasan Tidak Efektif. terkait Depresi Pusat Pernapasan, Hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi, tidak terjadi 3 diagnosa risiko yaitu risiko kekurangan nutrisi, risiko terjatuh dan risiko infeksi. Sedangkan pada anak, 2 dari 9 diagnosa yang muncul berdasarkan kriteria hasil yang disusun, 5 diagnosa teratasi yaitu Implikasi Saluran Nafas Tidak Efektif, Gangguan Pertukaran Gas, Pola Pernapasan Tidak Efektif, Hipertermia dan Kurangnya Pengetahuan Orang Tua, terdapat 1 diagnosa keperawatan yang muncul. teratasi sebagian yaitu Kecemasan, tidak terjadi 3 diagnosa risiko yaitu Risiko Defisiensi Gizi, Risiko Jatuh dan Risiko Infeksi.

Konjungtivitis: ya/tidak Pupil isokhorik: ya/tidak Refleks cahaya: ya/tidak Sklera: anemia /tidak Konjungtiva: penyakit kuning /tidak. Konjungtivitis: ya/tidak Pupil isokhorik: ya/tidak Refleks cahaya: ya/tidak Sklera: anemia /tidak Konjungtiva: penyakit kuning /tidak Hidung: Rhinorrhea ya/tidak. Ya Tidak 2 Apakah anak dapat menempatkan 1 kubus. di atas kubus lain tanpa kubus tersebut jatuh.

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Berdasarkan kasus yang diangkat penulis dengan judul Asuhan Keperawatan Anak Penderita Bronkopneumonia di RS Medika Citra Samarinda untuk meningkatkan mutu dalam pemberian asuhan keperawatan, selanjutnya penulis mengusulkan untuk Hal ini diharapkan dapat meningkatkan komunikasi efektif baik dengan pasien maupun orang tua serta meningkatkan kesadaran akan kebersihan diri pasien. Huda dan Hardhi Kusuma (2015) Penerapan asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis & NANDA NIC-NOC volume 1 Yogjakarta :. 2013) Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &.

Pada pemeriksaan anak hanya terbaring di tempat tidur, orang tua mengatakan anak masih batuk-batuk dan kesulitan bernapas, orang tua juga mengatakan anak tidak nafsu makan dan menangis saat melihat perawat. dari tanda vital hasilnya : N : 98x/i RR : 34x/ iQ : 38.1.

Gambar

Tabel 2.1 Perencanaan Keperawatan
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Biodata Pasien Anak dengan Bronkopneumonia di RS  Samarinda Medika Citra
Tabel 4.2 Riwayat Penyakit Pasien Anak dengan Bronkopneumonia di RS Samarinda  Medika Citra
Tabel 4.3 Hasil Pengkajian Pola Kegiatan Sehari-hari Pasien Anak dengan  Bronkopneumonia di RS Samarinda Medika Citra
+7

Referensi

Dokumen terkait

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Computer Technical Support Melakukan Restore Operating System 245 KODE UNIT :

[r]