ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI
PASIEN Ny. K DILAKUKAN TINDAKAN OPERASI EXSISI DENGAN GENERAL ANESTESI METODE TOTAL INTRAVENA ANESTESI (TIVA)
oleh :
Nabilayasmin Naila Putri (012021040121)
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2023/2024
LAPORAN KASUS KEPENATAAN ANESTESI
PASIEN Ny. K DILAKUKAN TINDAKAN OPERASI EXSISI DENGAN GENERAL ANESTESI METODE TOTAL INTRAVENA ANESTESI (TIVA)
DI RUANG IBS/OK2
PADA TANGGAL 13 SEPTEMBER 2024 I. PENGKAJIAN
1) Pengumpulan Data 1. Anamnesis
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Ny. K
Umur : 54 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirausaha
Suku Bangsa : Jawa
Status perkawinan : Kawin Golongan darah : B+
Alamat : Rembang
No. CM : 01*****
Diagnosa medis : Ca Mamae Tindakan operasi : Exsisi
Tanggal MRS : 12 September 2024, jam 07.00 WIB Tanggal pengkajian : 13 September 2024, jam 14.00 WIB
Jaminan : BPJS
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. J
Umur : 39 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Suku bangsa : Jawa
Hubungan dg klien : Anak
Alamat : Rembang
b. Riwayat Kesehatan 1) Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri payudara kiri kurang lebih 2 bulan P : Ca Mamae
Q : tertusuk-tusuk R : payudara bagian kiri S : 5
T : hilang timbul 2) Keluhan lainnya :
- Pasien mengatakan telah menjalani operasi payudara bagian kiri satu tahun yang lalu
- Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan berbeda dari yang kemarin sebelum operasi, nyeri yang sekarang timbulnya lebih sering dari biasanya - Pasien mengatakan akan menjalani operasi exsisi dengan anestesi umum 3) Diagnosa Medis :
Ca Mamae
4) Rencana tindakan : Operasi Exsisi
5) Data fokus anestesi (AMPLE) a) Allergies
(1) Riwayat alergi makanan : tidak ada (2) Riwayat obat-obatan : tidak ada (3) Lainnya : tidak ada
b) Medications : tidak ada
c) Past Illness : riwayat operasi 1 tahun yang lalu d) Last Meal : 09.00 WIB, 12 september 2024
e) Environtments : minum satu gelas teh hangat tiap pagi dan rutin minum air putih
2. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum
Kesadaran : Komposmentis / apatis / delirium / somnolen / sopor / koma GCS : Verbal:...5... Motorik:...6... Mata:...4...
Tanda-tanda vital: Nadi: 97x/menit, Suhu: 36,2C, TD: 160/77 mmHg, RR: 20x/menit, Skala nyeri: 5
BB: 61 kg, TB: 155 cm, BMI: 25,39 Lainnya: SpO2: 99%, MAP : 104 mmHg
b. Pemeriksaan 6B 1) B1 (BREATH)
- Wajah:
(✓) Normal ( ) Dagu kecil ( ) Edema
( ) Gigi palsu ( ) Gigi goyang ( ) Gigi maju ( ) Kumis/jenggot ( ) Mikrognathia ( ) Hilangnya gigi - Kemampuan membuka mulut <3 cm (✓) ya ( ) tidak - Jarak Thyro-Mental <6 cm (✓) ya ( ) tidak
- Cuping hidung ( ) ya (✓) tidak
- Mallampati skor: (✓) I ( ) II ( ) III ( ) IV - Obstruksi jalan nafas:
( ) Ya (✓) Tidak - Mobilitas leher:
Bentuk leher:
(✓) Simetris ( ) Asimetris
Leher pendek: ( ) ya (✓) tidak
Dapatkah pasien menggerakan rahang ke depan?
(✓) Ya ( ) Tidak
Dapatkah pasien melakukan ekstensi leher dan kepala?
(✓)Ya ( ) Tidak
Apakah pasien menggunakan collar?
( ) Ya (✓) Tidak
Dapatkah pasien melakukan rotasi leher dan kepala?
(✓ ) Ya ( ) Tidak
Terdapat bekas luka/sikatrik dileher
( ) Ya (✓) Tidak
- Thorax:
Bentuk thorax : Simetris
Pola nafas : Teratur
Retraksi otot bantu nafas: Tidak Ada
Perkusi paru : (✓) sonor ( ) hipersonor ( ) dullness
Suara nafas : ( ) ronchi ( ) wheezing (✓) vesikuler ( ) bronchial ( ) bronkovesikular
2) B2 (BLOOD)
- Konjungtiva : ☐Anemis ☒Tidak
- Pembesaran Vena jugularis : ☐Ya ☒Tidak
- Kulit : ☐ pucat ☒Tidak
- CRT : …2…detik
- Ictus Cordis : (/-), pelebaran….cm
- Perdarahan : ☐ada ☒Tidak
Lokasi perdarahan : -
Jumlah perdarahan : - ml
- BJ I : ☒tunggal ☐ganda ☐regular ☐irregular - BJ II : ☒tunggal ☐ganda ☐regular ☐irregular - Bunyi jantung tambahan :
☐BJ III (-) ☐Gallop Rhythm ☐Murmur - Pulsasi pada dinding torak teraba
☐lemah ☒kuat ☐tidak teraba
3) B3 (BRAIN)
- Kaku Kuduk : ☒tidak ada ☐ada
- Kejang : ☒tidak ada ☐ada
- Tremor : ☒tidak ada ☐ada
- Nyeri Kepala : ☒tidak ada ☐ada
- Pupil ka : 2 ki : 2 : ☒isokor ☐unisokor ☐midriasis
☒miosis ☐tidak ada reaksi
- Parese : ☒tidak ada ☐ada
- Plegi : ☒tidak ada ☐ada
4) B4 (BOWEL)
- Bising usus : 28 x/menit
- Mual : ☒tidak ada ☐ada
- Muntah : ☒tidak ada ☐ada
- Nyeri menelan : ☒tidak ada ☐ada - Nyeri perut : ☒tidak ada ☐ada
- Borborygmi : ☐ya ☒tidak ☐nyeri menjalar - Pembesaran hepar : ☐ya ☒tidak
- Distensi : ☐ya ☒tidak
- Asites (tidak): ( ) shifting dullness ( ) undulasi 5) B5 (BLADDER)
- Nyeri saat BAK : ☒tidak ada ☐ada - Urine disertai darah : ☒ tidak ada ☐ada
☐poliuri ☐oliguri ☐anuria
☐retensi urin ☐inkontinensia - Nyeri tekan pada ginjal : ☒tidak ada ☐ada
- Pembesaran pada ginjal : ( ) Ya (✓) Tidak - Produksi urine :…100…cc
6) B6 (BONE)
a) Pemeriksaan Tulang Belakang:
- Kelainan tulang belakang: Kifosis (+/tidak), Skoliosis (+/tidak), Lordosis (+/tidak), Perlukaan (+/tidak), Infeksi (+/tidak), Mobilitas (leluasa/terbatas), Fibrosis (+/tidak), HNP (+/tidak)
- Lainnya: -
b) Pemeriksaan ekstremitas - Ekstremitas Atas
Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris/asimetris), Deformitas (+/tidak), Fraktur (+/tidak), lokasi fraktur -, jenis fraktur -, kebersihan luka -, Atropi otot (+/tidak)
IV line: terpasang di tangan kanan Ukuran abocath 20G ROM: mandiri
Lainnya: - - Ekstremitas bawah
Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris/asimetris), Deformitas (+/Tidak), Fraktur (+/Tidak), lokasi fraktur -, jenis fraktur -, kebersihan luka -, Atropi otot (tidak)
ROM : Mandiri Lainnya: -
Kesimpulan palpasi ektremitas:
Edema:
Uji kekuatan otot:
3. Data Penunjang Diagnostik a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan : 12-09-2024 08.35 Tanggal Cetak : 12-09-2024 10.46
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan keterangan HEMATOLOGI
Darah Rutin 1
Hemoglobin H 16,0 11,7 – 15,5 g/dL
Hematokrit H 46,7 33,0 – 45,0 %
Leukosit 8,20 3,60 – 11,00 ribu/µL
5 5 5 5 0 0 0 0
Trombosit 304 150 – 440 ribu/µL Golongan
Darah/Rh
B/Positif PPT
PT 10,2 9,3 – 11,4 detik
PT (Kontrol) 12,0 9,3 – 12,7 detik
APTT
APTT 23,6 21,8 – 28,4 detik
APTT (Kontrol) 25,9 21,3 – 28,9 detik
KIMIA KLINIK Glukosa Darah Sewaktu
127 <200 mg/dL
Ureum 18 10 – 50 mg/dL
Creatinin H 1,22 0,60 – 1,10 mg/dL Duplo
Elektrolit (Na, K, Cl)
Natrium (Na) 137,0 135 – 147 mmol/L
Kalium (K) 4,50 3,5 – 5,0 mmol/L
Klorida (Cl) H 107,0 95 – 105 mmol/L
b. Pemeriksaan Radiologi
Tanggal Pemeriksaan : 12-09-2024 09.04 Tanggal Cetak : 12-09-2024 0953 KESAN:
Cardiomegaly (LVH, LAH) disertai elongatio aorta
Tak tampak gambaraninfiltrat maupunmetastasis pada pulmo dan tulang yang tervisualisasi
c. Lain-lain
Gambaran EKG Synus rhythm
4. Therapi saat ini: Terpasang cairan infus Ringer Laktat 500cc IV 20 tpm 5. Kesimpulan status fisik (ASA): II
6. Pertimbangan anestesi a. Faktor penyulit: tidak ada b. Jenis Anestesi: General Anestesi
Indikasi: Bedah Ekstremitas atas
c. Teknik Anestesi: Total Intravena Anestesi (TIVA)
d. Indikasi: menghilangkan nyeri dan menimbulkan relaksasi pada pasien dengan pembedahan dalam jangka pendek
II. Analisa Data
- Pra anestesi
Data
Masalah Kesehatan Anestesi (etiologi sehingga timbul masalah)
Pra anestesi DS:
- Pasien mengatakan merasakan nyeri pada daerah
payudara bagian kiri P : ca mame
Q : seperti tertusuk-tusuk R : payudara bagian kiri S : 5
T : hilang timbul
- Pasien mengatakan akan menjalani operasi
DO:
- Pasien tampak menahan nyeri - TD: 160/77mmHg - N: 97x/mnt
- RR: 20x/mnt - SpO2 : 99%
Invasi pada stroma
Invasi sel kanker pada jaringan pea sensasi nyeri (pleksus saraf dan perioseum)
Interupsi sel saraf
Nyeri
- Intra anestesi Data
Masalah Kesehatan Anestesi (etiologi sehingga timbul masalah)
intra anestesi DS:
- DO:
- Pasien akan dilakukan operasi eksisi menggunakan general anestesi dengan metode TIVA
- TD: 160/77mmHg - N: 97x/mnt
- RR: 20x/mnt - SpO2 : 99%
Operasi Ca mamae Insisi pada area pembedahan
Penggunaan analgetik tidak adekuat
Risiko cedera trauma fisik pembedaha
Data
Masalah Kesehatan Anestesi (etiologi sehingga timbul masalah)
intra anestesi DS :
- DO :
- Pasien akan dilakukan operasi exsisi
menggunakan general anestesi dengan metode TIVA
- TD: 160/77mmHg - N: 97x/mnt
- RR: 20x/mnt - SpO2 : 99%
(modal dari pengkajian Pra anestesi)
Operasi dengan general anestesi
Peningkatan reflek saat insisi
Efek sedasi tidak adekuat RK awareness anestesi
- Pasca anestesi Data
Masalah Kesehatan Anestesi (etiologi sehingga timbul masalah)
Pasca anestesi DS:
- DO:
- Pasien tampak gelisah
- Pasien belum sadar penuh
Pasien post operasi dengan general anestesi metode TIVA
Post general anestesi
Efek dari agen anestesi
Pasien gelisah
Risiko jatuh DS:
- DO:
- Pasien telah dilakukan operasi post exsisi
- TD : 132/77 mmHg N : 95 x/menit RR : 18 x/menit
Post operasi exsisi
efek agen anestesi hilang
nyeri
Data
Masalah Kesehatan Anestesi (etiologi sehingga timbul masalah)
Pasca anestesi SpO2 : 78%
- P : post op exsisi Q : tertusuk- tusuk R : luka insisi S : 4
T : terus menerus
III. Problem (Masalah Kesehatan Anestesi)
Pra Anestesi : - Nyeri
Intra Anestesi :
- Risiko cedera trauma fisik pembedahan - RK Awareness Anestesi
Pasca Anestesi : - Risiko jatuh - Nyeri
IV. Rencana Tindakan, Implementasi, dan Catatan Perkembangan Praanestesi
Nama : Ny. K No. CM : 01*****
Umur : 54 tahun Diagnosa : Ca Mamae
Jenis Kelamin : Perempuan Ruang : IBS OK 2
No Masalah
Kesehatan Rencana Tindakan Waktu Tindakan Catatan perkembangan Nama &
TTD 1. Nyeri 1. Lakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif
termasuk lokasi, 2 karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan 3. Gunakan teknik
komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Evaluasi pengalaman nyeri sebelumnya 5. Evaluasi pasien
bersama tim
kesehatan lain tentang
ketidakefektifan kontrol nyeri sebelumnya
6. Monitor penerimaan
14.00
14.10
14.15
14.20
1.2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
R : Pasien tampak gelisah dan mengerutkan kepala
1.1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, 2 karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
R : P : ca mame, Q : seperti tertusuk- tusuk, R : payudara bagian kiri, S : 5, T : hilang timbul
1.4 Mengevaluasi pengalaman nyeri sebelumnya
R : rasa sakitnya lebih sakit sekarang dibanding saat op satu tahun yang lalu
1.7 Mengajarjarkan tentang teknik non farmakologi (misal:
relaksasi napas dalam, distraksi, Spiritual Emotional Freedom Technique (SEF 1), genggam
S :
- Pasien mengatakan masih terasa nyeri P : Ca Mamae
Q : tertusuk-tusuk R : Payudara bagian kiri S : 4
T : hilang timbul - Pasien mengatakan
akan menjalani operasi exsisi O :
- Pasien tampak melakukan relaksasi napas dalam
- Pasien tampak lebih tenang
- TD : 159/74 N : 96 x/menit RR : 21 x/menit SpO2 : 99 % A :
Masalah Kesehatan Anestesi nyeri belum teratasi
Nabilayasm in Naila P.
pasien tentang manajemen nyeri 7. Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi (misal:
relaksasi napas dalam, distraksi, Spiritual Emotional Freedom Technique (SEF 1), genggam jari, terapi musik, terapi eurotal, TENS, terapi benson, bimbingan maginasi, dll)
8. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
9. Kolaborasi
pemberian obat analgetik sesuai indikasi
(acetaminophen, NSAID, opioid).
14.25
jari, terapi musik, terapi eurotal, TENS, terapi benson, bimbingan maginasi, dll)
R : diajarkan teknik relaksasi napas dalam
1.8 Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri
R : pasien tampak lebih tenang P :
Intervensi dilanjutkan I :
- Kolaborasi pemberian obat analgetik sesuai indikasi
(acetaminophen, NSAID, opioid).
E :
- Melakukan kolaborasi pemberian obat analgetik sesuai indikasi
(acetaminophen, NSAID, opioid).
R : Pemberian fentanyl dan
paracetamol di ruang operasi sebelum di sedasi
R :
Intervensi dilanjutkan di intra anestesi
V. Rencana, Tindakan, Implementasi, dan Catatan Perkembangan Intraanestesi
Nama : Ny. K No. CM : 01*****
Umur : 54 tahun Diagnosa : Ca Mamae
Jenis Kelamin : Perempuan Ruang : IBS OK 2
No Masalah
Kesehatan Rencana Tindakan Waktu Tindakan Catatan perkembangan Nama &
TTD 1. Risiko cedera
trauma fisik pembedahan
1. Observasi
kedalaman anestesi sesuai dengan plana 1-4 (refleks bulu mata, pernapasan, refleks pupil, refleks laring, refleks peritonium, relaksasi otot lurik, lakrimasi) 2. Observasi trias
anestesi meliputi:
a. Tingkat relaksasi otot (misal: tidak ada tonus otot)
b. Tanda-tanda nyeri (misal: tekanan darah dan nadi tidak meningkat)
c.Tanda-tanda
hipnosis (tidak berespons terhadap stimulus)
3. Lakukan pemberian oksigen 100% (pre oksigenasi)
14.30
14.32
14.35
1.3 Melakukan pemberian oksigen 100% (pre oksigenasi)
R : Pemberian oksigenasi 100%
1.5 Melakukan kolaborasi dalam asuhan tindakan anestesi umum:
a. Induksi
b. Teknik anestesi (TIVA, inhalasi, balanced anestesi)
c. Kepatenan jalan napas (LMA, ETT)
d. Rumatan anestesi e.Pengakhiran anestesi R : tehnik anestesi TIVA oksigenasi 100% menggunakan face mask/cuff
1.6 Melakukan Kolaborasi dalam asuhan tindakan anestesi dan sedasi meliputi:
a. Sedasi ringan (misal: midazolam) b. Sedasi sedang (misal: opioid lemah)
c. Sedasi dalam (misal: opioid kuat).
S :
pasien tersedasi O :
- pasien dengan 100%
oksigenasi tanpa gas inhalasi
- pasien dengan general anestesi TIVA
- Pasien tersedasi dalam tak ada respon maupun reflek
- Oksigenasi pasien terkendali dengan masker
- Tidak ada tonus otot pada pasien, tekanan darah turun dan nadi kurang stabil, pasien tampak masih tertidur tidak ada respon secara fisik A :
Nabilayasm in Naila Putri
4. Lakukan pengaturan posisi pasien dan penilaian level blok (anestesi regional) 5. Kolaborasi dalam
asuhan tindakan anestesi umum:
a. Induksi
b. Teknik anestesi (TIVA, inhalasi, balanced anestesi) c. Kepatenan jalan napas (LMA, ETT) d. Rumatan anestesi e.Pengakhiran anestesi
6. Kolaborasi dalam asuhan tindakan anestesi dan sedasi meliputi:
a. Sedasi ringan (misal: midazolam) b. Sedasi sedang (misal: opioid lemah) c. Sedasi dalam (misal: opioid kuat).
14. 40
14.42
R : Pasien dengan sedasi dalam 1.1 Mengobservasi kedalaman anestesi sesuai dengan plana 1-4 (refleks bulu mata, pernapasan, refleks pupil, refleks laring, refleks peritonium, relaksasi otot lurik, lakrimasi)
R : tak ada reflek bulu mata, pernafasan kendali dengan masker, pasien tampak rileks, refleks pupil tidak ada
1.2 Mengobservasi trias anestesi meliputi:
a. Tingkat relaksasi otot (misal:
tidak ada tonus otot)
b. Tanda-tanda nyeri (misal: tekanan darah dan nadi tidak meningkat) c.Tanda-tanda hipnosis (tidak berespons terhadap stimulus) R : tidak ada tonus otot pada pasien, tekanan darah turun dan nadi kurang stabil, pasien tampak masih tertidur tidak ada respon secara fisik
Masalah Kesehatan Anestesi Risiko Cedera Trauma Fisik
Pembedahan teratasi sebagian
P :
Intervensi dilanjutkan I :
- Observasi
kedalaman anestesi sesuai dengan plana 1-4 (refleks bulu mata, pernapasan, refleks pupil, refleks laring, refleks peritonium, relaksasi otot lurik, lakrimasi) - Observasi trias
anestesi meliputi:
a. Tingkat relaksasi otot (misal: tidak ada tonus otot)
b. Tanda-tanda nyeri (misal: tekanan darah dan nadi tidak meningkat)
c.Tanda-tanda hipnosis (tidak berespons terhadap stimulus)
E :
- Mengobservasi kedalaman anestesi sesuai dengan plana 1-4 (refleks bulu mata, pernapasan, refleks pupil, refleks laring, refleks peritonium, relaksasi otot lurik, lakrimasi) R : reflek bulu mata masih tidak ada, pernafasan
terkendali dengan masker, reflek pupil tak ada
- Mengobservasi trias anestesi meliputi:
a. Tingkat relaksasi otot (misal: tidak ada tonus otot)
b. Tanda-tanda nyeri (misal: tekanan darah dan nadi tidak meningkat)
c.Tanda-tanda hipnosis (tidak berespons terhadap stimulus)
R : masih tidak ada tonus otot, tekanan darah menurun dan nadi tidak stabil,
tidak ada respon terhadap stimulus R :
Masalah Kesehatan Anestesi Risiko Cedera Trauma Fisik
Pembedahan tidak terjadi 2. RK
Awareness Anestesi
1. Identifikasi score PRST
a.Tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg dari baseline b.Nadi meningkat >30
x/menit dari baseline c. Berkeringat
d. Peningkatan lakrimasi 2. Identifikasi
terjadinya dilatasi pupil
3. Identifikasi
kedalaman anestesi dengan Bispectral Index (normal 40- 60)
4. Identifikasi tanda- tanda terjadinya spasme jalan napas selama awareness 5. Identifikasi
penggunaan obat inhalasi
anestesi/hipnotik
14.45
14.47
14.50
14.51
2.1 Mengidentifikasi score PRST a.Tekanan sistolik meningkat >30 mmHg dari baseline
b.Nadi meningkat >30 x/menit dari baseline
c. Berkeringat
d. Peningkatan lakrimasi R :
TD : 92/50 mmHg N : 70 x/menit RR : 18 x/menit SpO2 : 100%
Pasien tak tampak berkeringat 1.2 Mengidentifikasi terjadinya dilatasi pupil
R : tidak terjadi dilatasi pupil 2.5 Mengidentifikasi penggunaan obat inhalasi anestesi/hipnotik R : Pasien tidak menggunakan agen inhalasi
2.6 Lakukan analisis tipe awereness, seperti:
S :
- Pasien tersedasi O :
- TD : 92/50 mmHg N : 70 x/menit RR : 18 x/menit SpO2 : 100%
- Pasien tak tampak berkeringat
- Tak terjadi dilatasi pupil
- Pemberian fentanyl 100mcg dan bolus propofol 100mg 1 kali - Pasien 100%
oksigenasi tanpa gas inhalasi
- Pasien tersedasi dan tak ada respon/tak ada reflek
A :
Masalah RK Awareness Anestesi teratasi
sebagian P :
Nabilayasm in Naila P.
6. Lakukan analisis tipe awereness, seperti:
a. Pasien sadar, dapat bergerak, tapi tidak merasakan nyeri.
(cukup analgesik tetapi kurang cukup
relaksan dan
hipnosis)
b. Pasien sadar, tapi tidak bisa bergerak atau berteriak, dan tidak merasakan nyeri (cukup analgesik dan relaksan tetapi tetapi
kurang dalam
hypnosis)
c. Pasien sadar, merasakan nyeri tetapi tidak bisa bergerak atau berteriak (kurang
anagesik dan
hipnosis tetapi cukup relaksan)
7. Kolaborasi
pemberian oksigen tinggi 100%
8. Kolaborasi penambahan
konsentrasi agen anestesi inhalasi
14.52
14.55
a. Pasien sadar, dapat bergerak, tapi tidak merasakan nyeri. (cukup analgesik tetapi kurang cukup relaksan dan hipnosis)
b. Pasien sadar, tapi tidak bisa bergerak atau berteriak, dan tidak merasakan nyeri (cukup analgesik dan relaksan tetapi tetapi kurang dalam hypnosis)
c. Pasien sadar, merasakan nyeri tetapi tidak bisa bergerak atau berteriak (kurang anagesik dan hipnosis tetapi cukup relaksan) R : Pasien dalam keadaan masih tersedasi/ masih dalam penurunan kesadaran, diberikan analgetik adekuat seperti fentanyl 100 mcg 2.7 Melakukan kolaborasi pemberian oksigen tinggi 100%
R : Pasien dengan oksigenasi 100%
tanpa gas N2O dan agen inhalasi 2.9 Melakukan kolaborasi pemberian propofol secara bolus sesuai indikasi
R : penambahan propofol 100 mg
Intervensi dilanjutkan I :
- Identifikasi score PRST a.Tekanan sistolik
meningkat > 30
mmHg dari
baseline
b.Nadi meningkat >30 x/menit dari baseline
c. Berkeringat
d. Peningkatan lakrimasi
E :
- mengidentifikasi score PRST
a.Tekanan sistolik meningkat > 30
mmHg dari
baseline
b.Nadi meningkat >30 x/menit dari baseline
c. Berkeringat
d. Peningkatan lakrimasi
R : TD : 90/50 mmHg N : 100 x/menit RR : 16 x/menit SpO2 : 99%
Pasien tak berkeringat R :
sesuai indikasi 9. Kolaborasi
pemberian propofol secara bolus sesuai indikasi
10. Kolaborasi
pemberian analgetik dan muscle relaxan sesuai indikasi.
Masalah Kesehatan Anestesi RK Awareness Anestesi tidak terjadi
VI. Serah Terima Kamar Operasi ke Ruang Pulih Sadar
Nama : Ny. K No. CM : 01*****
Umur : 54 tahun Diagnosa : Ca Mamae
Jenis Kelamin : Perempuan Ruang : IBS OK 2
S Situation
Nama : Ny. K 14.30 (anestesi mulai) Umur : 54 tahun 15.00 (mulai operasi) Diagnosa : Ca Mamae
Tanggal MRS : 12 September 2024 Tanggal operasi : 13 September 2024 Jam : 14.00 (ruang penerimaan pasien) B
Background
Pasien baru saja dilakukan tindakan Exsisi menggunakan general anestesi dengan TIVA (Total Intravena Anestesia)
1. Premedikasi : Sulfas Athropine 0,25 mg
2. Obat anestesi : Fentanyl 100 mcg, propofol 100 mg + 100 mg (rumatan) 3. Analgetik post op : paracetamol 1gr/8 jam, ibuprofen 400mg/12 jam 4. Cairan masuk : RL 750 mg, infus paracetamol 1 gr
A
Assestment/analisis
KU : Cukup
GCS : Apatis, E3M5V4
TTV : TD : 90/50 mmHg, N : 100 x/menit, RR : 16 x/menit, SpO2 : 99%, S : 36,2derajat
R
recommendation kaji hemodinamik pasien kaji tingkat kesadaran pasien
Yang menyerahkan
Pasien Nama Paraf
Yang menerima
Pasien Nama Paraf
VII. Rencana, Tindakan, Implementasi, dan Catatan Perkembangan Pascaanestesi
Nama : Ny. K No. CM : 01*****
Umur : 54 tahun Diagnosa : Ca Mamae
Jenis Kelamin : Perempuan Ruang : IBS OK 2
No Masalah Kesehatan
Rencana Tindakan Waktu Tindakan Catatan perkembangan Nama &
TTD 1. Nyeri 1. Lakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif
termasuk lokasi, 2 karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan 3. Gunakan teknik
komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Evaluasi pengalaman nyeri sebelumnya 5. Evaluasi pasien
bersama tim
kesehatan lain
15.00
15.01
15.02
1.2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
R : pasien tampak masih tenang dan tertidur
1.1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, 2 karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
R : pasien masih belom merasakan nyeri pada luka insisi
1.3 Menggunakan teknik
komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
R : pasien hanya menggelengkan kepala saat ditanya nyeri atau tidaknya
S : - O :
- Pasien tampak belom merasakan nyeri
- Pasien masih dalam efek agen anestesi - Diberikan ketorolac
30mg
- Skala nyeri masih invalid
A :
Masalah Kesehatan Anestesi Nyeri belum teratasi
P :
Intervensi dilanjutkan I :
-Lakukan pengkajian
Nabilayasm in Naila Putri
tentang
ketidakefektifan kontrol nyeri sebelumnya
6. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri 7. Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi (misal:
relaksasi napas dalam, distraksi, Spiritual Emotional Freedom Technique (SEF 1), genggam jari, terapi musik, terapi eurotal, TENS, terapi benson, bimbingan maginasi, dll)
8. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
9. Kolaborasi
pemberian obat analgetik sesuai indikasi
(acetaminophen, NSAID, opioid).
15.05 1.9 Melakukan kolaborasi pemberian obat analgetik sesuai indikasi (acetaminophen, NSAID, opioid).
R : pemberian ketorolac 30 mg
nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi, 2 karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi E :
- Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, 2 karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
R : P : luka insisi, Q : tertusuk-tusuk R : payudara bagian kiri, S : 3, T : Hilang timbul
R :
Masalah Kesehatan Anestesi Nyeri teratasi sebagian
2. Resiko Jatuh 1. Identifikasi faktor risiko jatuh (bayi, anak, usia 60 tahun,
15.06 2.14 Memasang pengaman tempat tidur
R : pengaman tempat tidur terpasang
S:
- pasien mengatakan sedikit nyeri
P : luka insisi,
Nabilayasm in Naila P.
penurunan kesadaran, efek agen anestesi, dil)
2. Identifikasi riwayat jatuh 3. Identifikasi
karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan risiko jatuh 4. Identifikasi
risiko jatuh dengan
menggunakan skala: Fall Morse Scale, Humpty Dumpty Scale,
Falls Risk
Assessment Tool (FRAT)
5. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lain yang berisiko menyebabkan jatuh
6. Identifikasi riwayat dan indikasi
penggunaan
15.15
15.17
15.18
15.20
15.22
15.25
2.8 Memonitor tanda-tanda vital R : TD : 120/74 mmHg, N : 94 x/menit, RR : 16 x/menit, S :36 derajat
2.1 Mengidentifikasi faktor risiko jatuh (bayi, anak, usia 60 tahun, penurunan kesadaran, efek agen anestesi, dil)
R : Pasien masih dalam efek agen anestesi
2.6 Mengidentifikasi riwayat dan indikasi penggunaan sedasi
R : pasien post op dengan teknik general anestesi TIVA, riwayat penggunaan propofol 200mg
2.4 Mengidentifikasi risiko jatuh dengan menggunakan skala: Fall Morse Scale, Humpty Dumpty Scale, Falls Risk Assessment Tool (FRAT)
R : analisa menggunakan fall morse scale dengan hasil 60 (resiko tinggi) 2.19 Mendokumentasikan hasil pemantauan risiko jatuh
R : hasil skala risiko jatuh ditulis di lembar pasca anestesi
2.7 Memonitor tingkat kesadaran
Q : tertusuk-tusuk, R : payudara bagian kiri,
S : 3,
T : Hilang timbul O:
- pasien masih dalam efek agen anestesi - pasien dengan resiko
jatuh tinggi dengan skala fall morse (60) - pasien post op
general anestesi dengan TIVA, penggunaan propofol 200 mg - GCS : Apatis (13)
E3M6V4
- Perpindahan pasien ke bed ruangan masih dengan bantuan
- TD : 120/74 mmHg, N : 94 x/menit, RR : 16 x/menit, S :36 derajat
A:
Masalah Kesehatan Anestesi Risiko Jatuh belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
sedasi
7. Monitor tingkat kesadaran
8. Monitor tanda- tanda vital
9. Identifikasi kebutuhan untuk dilakukan
pengekangan (restrain) 10. Identifikasi
kemampuan berpindah atau melakukan pergerakan 11. Identifikasi
toleransi fisik melakukan ambulasi 12. Monitor
frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum dan setelah melakukan perpindahan atau mobilisasi
13. Monitor respons terhadap
tindakan dan prosedur
14. Pasang
15.26
15.30
R : GCS :Apatis E3M6V4
2.5 Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lain yang berisiko menyebabkan jatuh
R : P : luka insisi, Q : tertusuk- tusuk, R : payudara bagian kiri, S : 3, T : Hilang timbul
2.15 Membantu melakukan ambulasi dan pergerakan
R : pasien berpindah dari brangkar rr ke bed ruangan dengan dibantu
I:
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor tingkat kesadaran E:
- Memonitor tanda- tanda vital
R : TD : 132/77 mmHg, N : 95 x/menit, RR : 18 x/menit, SpO2 : 97%
- Monitor tingkat kesadaran R : GCS :
Composmentis (14) E4M6V4
R:
Masalah Kesehatan Anestesi Risiko Jatuh Teratasi Sebagian
pengaman tempat tidur 15. Bantu melakukan
ambulasi dan pergerakan 16. Libatkan
keluarga membantu ambulasi atau pergerakan pasien 17. Berikan
kenyamanan psikologis 18. Fasilitasi
kebutuhan
nutrisi, eliminasi, hidrasi dan kebersihan diri 19. Dokumentasikan
hasil pemantauan risiko jatuh 20. Anjurkan
pendampingan pasien bayi, anak, sedasi, lansia, apabila ada penurunan kesadaran selama perawatan/masa observasi 21. Kolaborasi
pemberian obat agitasi.
VIII. Serah Terima Ruang Pulih Sadar ke Ruang Rawat Inap
Nama : Ny. K No. CM : 01*****
Umur : 54 tahun Diagnosa : Ca Mamae
Jenis Kelamin : Perempuan Ruang : IBS OK 2
S
Situation Nama : Ny. K Jam Operasi : 14.00-15.00 Umur : 54 tahun Kesadaran : Composmentis
DPJP : dr. A, SP.An Jenis Anestesi : General Anestesi (TIVA) Dx Medis : Ca Mamae
No. CM : 01*****
Ruangan : OK2 B
Background - Pasien post operasi exsisi dengan teknik general anestesi TIVA(Total Intra Vena Anestesia) - Hasil Laboratorium : terlampir
- Hasil Radiologi : terlampir - Ekg : terlampir
- Iv line terpasang di tangan kanan, abocath ukuran 20G, cairan RL 20 tpm TTV : TD : TD : 132/77 mmHg, N : 95 x/menit, RR : 18 x/menit, SpO2 : 97%
A
Assestment/analisis Pasien telah dimonitoring di ruang Recovery selama 30 menit dengan hasil monitoring cukup MKA
- Risiko Cedera Trauma Fisik Pembedahan tidak terjadi - RK Awareness Anestesi tidak terjadi
- Nyeri teratasi sebagian
- Risiko Jatuh Teratasi Sebagian R
Recommendation - Pindahkan ke ruang rawat inap, lakukan monitoring TTV setiap 15 menit dalam 1 jam pertama - Bila terjadi kegawatan ABC segera lapor dokter anestesi
- Program cairan RL 500 ml 20 tpm
- Program terapi analgetik sesuai terapi dokter
Yang menyerahkan Pasien
Nama Paraf
Yang menerima
Pasien Nama Paraf