LAPORAN PENDAHULUAN UJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI PADA An. A DIAGNOSA FIMOSIS DENGAN TINDAKAN SIRKUMSISI
TEKNIK ANESTESI UMUM (INHALASI) DI RSUD INDRAMAYU
Disusun Oleh:
INDRIANI NIM. 210106078
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
(.……….) (.……….)
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2024
LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Definisi
Fimosis
Fimosis adalah kelainan pada penis yang belum disunat berupa kulup atau kulit kepala penis yang melekat erat pada kepala penis.
Fimosis terjadi ketika kulit kepala atau kulup penis belum terlepas secara sempurna dari kepala penis. Kulup terlepas dengan sendirinya seiring usia anak bertambah.
Fimosis adalah penyempitan pada prepusium yang tidak dapat ditarik ke proksimal sampai ke korona glandis.
Anatomi dan Fisiologi
Secara anatomis, penis terbagi atas radix, copus dan glans penis.
Ketiganya tersusun dari tiga korpus berbentuk silinder yang mengandung jaringan kavernosa erektil, yakni sepasang corpus cavernosum yang terletak pada bagian dorsal dan satu corpus spongiosum yang terletak pada bagian bawah.
Penis : diujung dari glans penis terdapat bagian uretra anterior berupa celah terbuka yang disebut orificium urethra externa.
Kulit preputium : melekat erat pada glans penis dan tidak dapat ditarik ke belakang pada saat lahir, namun seiring bertambahnya usia serta diproduksinya hormon dan faktor pertumbuhan, kulit preputium terpisah dari glan penis.
Skrotum : merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis. Berfungsi sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis agar sperma terbentuk secara normal.
2. Etiologi/faktor risiko
Fimosis dapat timbul karena tingkat higienitas alat kelamin yang buruk, peradangan kronuk glans penis dan kulit preputium atau penarikan berlebihan kulit preputium. Pada fimosis kongenital umumnya terjadi akibat terbentuknya jaringan parut di prepusium karena peradangan. Sedangkan fimosis pada bayi laki-laki yang baru lahir biasanya karena ruang di antara kulup dan penis tidak berkembang dengan baik. Kondisi ini menyebabkan prepusium menjadi tidak melekat pada glans penis, sehingga sulit ditarik ke arah proximal. Apabila prepusium ditarik dengan paksa melewati galns penis, sirkulasi glans dapat terganggu sehingga menyebabkan pembengkakan dan nyeri distal penis yang biasanya disebut parafimosis.
3. Tanda dan gejala
Fimosis ditandai dengan menempelnya kulup ke kepala penis. Pada anak, kulup penis akan merenggang daengan sendirinya seiring bertambahnya usia dan umumnya terlepas sempurna di usia 17 tahun. Kondisi yang perlu diwaspadai pada penis anak yaitu ketika kulup sudah terlepas tetapi menempel kembali atau kelapa penis mengalami peradangan (balanitis).
Fimosis berisiko menimbulkan balanitis jika disertai dengan gejala berikut:
● Kepala penis terasa perih, membengkak, dan memerah
● Keluar cairan kental dari kulup
● Terdapat garis putih di sekitar kepala penis yang menyerupai cincin
● Terdapat darah pada urine
● Rasa terbakar atau nyeri pada saat buang air kecil
● Nyyeri panggul bagian bawah
4. Klasifikasi
Fimosis diklasifikasikan sesuai derajat keparahan:
● Grade I preputium dapat diretaksi penuh dengan cincin stenotik shaft
● Grade II retraksi parsial dengan glans tampak sebagian
● Grade III retraksi parsial dan hanya terlihat meatus
● Grade IV tidak dapat diretraksi
5. Patofisiologi
Patofisiologi fimosis terjadi ketika ruang antar prepusium dengan penis tidak berkembang dengan baik sehingga prepusium tetap melekat dengan glans penis. Prepusium tidak bisa ditarik sehingga kepala penis sulit dibersihkan dan menutupi urifisium uretra eksterna yang menyebabkan saluran miksi terhambat, pancara urin mengecil sehingga dapat menimbulkan gangguan aliran urin, turbulensi urin di antara ruang prepusium dan glans balloning (menggembung saat berkemih), retensi urin (sulit BAK), dan ISK.
6. Pemeriksaan diagnostik/pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik dapat berupa pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terkait infeksi saluran kemih and infeksi kulit.
B. JENIS PEMBEDAHAN
Sunat atau surkumsisi adalah operasi untuk melepaskan kulit kulup yang menutupi ujung penis, fimosis dianjurkan dengan prosedur sunat bila hasil pengobatan fimosis dengan obat kortikosteroid topikal belum memuaskan.
C. TEKNIK ANESTESI
General Anestesi dengan metode Inhalasi
General Anestesi (Anestesi Umum)
General anestesi adalah suatu keadaan tidak sadar yang bersifat sementara yang diikuti oleh hilangnya rasa nyeri di seluruh tubuh akibat pemberian obat anestesi.
Trias anestesi meliputi:
1) Analgesik : bebas nyeri 2) Hipnotik : hilang kesadaran
3) Muscle relaksan : relaksasi otot rangka
Metode GA-Inhalasi
Anestesi melalui gas untuk dihirup (inhalasi), dimana jalan napas digunakan sebagai jalan masuknya obat bius ke dalam tubuh, Dalamnya anestesi umum berbanding langsung dengan tekanan parsial dari obat anestesi dalam otak.
D. FOKUS PENGKAJIAN 1. Anamnesis
a. Identitas Pasien
Nama : An. A
Usia : 1 tahun
Jenis kelamin : L
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama : Benjolan dilipatan paha kiri hilang timbul dan pasien BAK kecil, preputium rapat, nyeri BAK
Diagnosa medis : Fimosis
c. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum:
GCS: E4V5M6 Total 15
Kesadaran :compos mentis/apatis/delirium/somnolen/sopor/koma
Tanda-tanda vital:
Tanda-tanda vital: Nadi 102 x/menit; Suhu 36,50C; RR 24 x/menit;
BB 10,5 kg
Pemeriksaan B1 (Breathing) a) Look externally(wajah)
Normal Edema Luka pada wajah
Kumis/jenggotMikrognathia Gigi palsu
Gigi goyang Gigi maju Hilangnya gigi b) Evaluate Thyromental distance
(1) Kemampuan membuka mulut≥3 jari YaTidak (2) Jarak Thyro - Mental≥3 jari YaTidak (3) Jarak Hyoid - Tiroid≥2 jari YaTidak c) Mallampati score IIIIIIIV
d) Obstruction or obesity(Obstruksi jalan napas)
YaTidak e) Neck mobility
(1) Bentuk leher SimetrisTidak simetris
(2) Leher pendek Ya Tidak
(3) Dagu dapat menyentuh dada Ya Tidak (4) Ekstensi leher dan kepala Ya Tidak (5) Rotasi leher dan kepala Ya Tidak (6) Bekas luka di leher Ya Tidak (7) Menggunakan neck collar Ya Tidak
Pemeriksaan B4 (Bledder)
a. Nyeri BAAK ada Tidak
b. Urine disertai darahada Tidak
poliurioliguriaanuriaretensi urininkontensia c. Nyeri tekan pada ginjal YaTidak
d. Pembesaran pada ginjal YaTidak e. Produksi urine :….. ml
f. Lainnya, preputium rapat, nyeri BAK dan BAK kecil
2. Data Fokus Anetesi (AMPLE):
a) Allergi
(1) Riwayat alergi makanandisangkal (2) Riwayat alergi obat-obatandisangkal b) Medikasi
Riwayat penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat antihipertensi, diuretik, digitalis, antidiabetik antikoagulan:disangkal
c) Past illness
Riwayat penyakit sistemik (DM, penyakit paru, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit hepar, gangguan perdarahan, serta riwayat penyakit keluarga):disangkal
d) Last meal
Makan dan minum terakhir : Jam 7 pagi
Lama puasa : 4 jam
e) Evironments
Kebiasaan buruk, seperti riwayat merokok dan mengkonsumsi alkohol, kondisi lingkungan yang berhubungan dengan penyakit:disangkal
E. MASALAH KEPERAWATAN
1. Awareness anestesi berhubungan dengan kurangnya relaxan dan hipnosis (agen inhalasi)
2. Risiko cedera anestesi berhubungan dengan tindakan general anestesi 3. Shivering berhubungan dengan terpapar suhu lingkungan ekstrem
4. Risiko gangguan fungsi perkemihan berhubungan dengan agen cidera fisik (sirkumsisi)
F. INTERVENSI
Problem Rencana Tindakan
Tujuan Intervensi
Risiko cedera anestesi b.d tindakan general anestesi
Setelah dilakukan asuhan kepenataan anestesi selama fase pre anestesi, cedera akibat general anestesi tidak terjadi di intra anestesi dan pasca
anestesi
Dengan Kriteria:
1. Tidak terjadi alergi
2. Status hemodinamik stabil 3. Respirasi stabil
4. Termoregulasi stabil 5. Tidak terjadi mual muntah
1. Pengkajian AMPLE,
LEMON, usia dan berat badan pasien
2. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang prosedur anestesi
3. Pengkajian kesiapan pasien (Lama puasa, ganti baju operasi, IV line lancar) 4. Persiapan alat (STATICS,
mesin anestesi, obat dan cairan)
5. Observasi tanda-tanda vital Awareness
anestesi b/d kurangnya relaxan dan hipnosis (agen inhalasi)
Setelah dilakukan asuhan kepenataan anestesi selama fase intra anestesi masalah awarness anestesi teratasi Dengan Kriteria:
1. Hemodinamik dalam batas normal (Tekanan dalam batas normal sistole 90-120 mmHg atau diastol 60-80 mmHG, frekuensi nadi 60-100 x/menit, pernapasan 16-22 x/menit
2. Relaksasi otot
3. Reflek bulu mata negatif 4. Reflek batuk negatif 5. Tidak ada tanda spasme
jalan napas selama awareness
1. Lakukan analisis tipe awareness, seperti:
a.Pasien sadar, dapat bergerak, tapi tidak merasakan nyeri (cukup analgesik tetapi kurang cukup relaxan dan hipnosis)
b.Pasien sadar, tidak dapat bergerak atau berteriak, dan tidak merasakan nyeri (cukup analgesik dan relaxan tetapi kurang hipnosis)
c.Pasien sadar, merasakan nyeri tetapi tidak bisa bergerak atau berteriak (kurang analgesik dan hipnosis tetapi cukup relaxan)
2. Kolaborasi penambahan konsentrasi agen inhalasi sesuai indikasi
3. Kolaborasi penambahan propofol secara bolus sesuai indikasi
4. Kolaborasi pemberian
analgesik dan muscle relaksan sesuai indikasi
5. Kolaborasi pemberian O2
Shivering b.d 100%
terpapar suhu lingkungan ekstrem
Setelah dilakukan asuhan kepenataan anestesi selama fase pasca anestesi shivering pasien teratasi
Dengan Kriteria:
1. Pasien mengatakan tidak kedinginan
2. Pasien mengatakan tidak gemetar
3. Tidak terjadi kontraksi otot berulang dalam waktu cepat 4. Frekuensi nadi normal
60-100 x/menit
5. Pola napas teratur 12-20 x/menit
1. Identifikasi suhu ruangan 2. Identifikasi kebutuhan O2,
perubahan saturasi oksigen, frekuensi pernapasan
3. Identifikasi lama operasi (cepat < 1 jam, sedang 1-2 jam, lama > 2 jam)
4. Kolaborasi pemberian oksigen
5. Berikan selimut hangat 6. Kolaborasi pemberian obat
pethidine jika perlu
Risiko gangguan fungsi perkemihan b.d agen cidera fisik (sirkumsisi)
Setelah dilakukan asuhan kepenataan anestesi selama fase pasca anestesi risiko gangguan fungsi perkemihan teratasi
Dengan kriteria:
1. Pasien mengatakan berkemih lancar tanpa hambatan
2. Pasien mengatakan tidak nyeri saat berkemih 3. Pasien mengatakan nyeri
pinggang, panggul, genital, uretra, rektum berkurang 4. Pasien mengatakan saat
berkemih, urin tidak terdapat darah
5. Produksi urine 0,5-1 ml/kgBB
1. Monitor tanda-tanda vital 2. Edukasi pasien dan keluarga
(gaya hidup yang kurang benar, kebersihan genetalia, perawatan luka pasca operasi, dan latihan berkemih)
3. Kompres hangat atau dingin sesuai indikasi
4. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi 5. Kolaborasi pemberian
antibiotik sesuai indikasi
DAFTAR PUSTAKA
General_alomedika. (2022, September 27).Fimosis - patofisiologi, diagnosis, penatalaksanaan. Alomedika.
https://www.alomedika.com/penyakit/urologi/fimosis
Muhlisin, A. (2019).Fimosis adalah? - tanda, penyebab, gejala, cara mengobati. HonestDocs.https://www.honestdocs.id/fimosis
Nurin, F. (2023, November 23).Fimosis: Gejala, penyebab, hingga pengobatan
• hello sehat. Hello Sehat.https://hellosehat.com/pria/penis/fimosis/
Pittara. (2022a).Fimosis. Alodokter.https://www.alodokter.com/fimosis Pittara. (2022b).Parafimosis. Alodokter.
https://www.alodokter.com/parafimosis
LAPORAN KASUS UJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI PADA An. A DIAGNOSA FIMOSIS DENGAN TINDAKAN SIRKUMSISI
TEKNIK ANESTESI UMUM (INHALASI) DI RSUD INDRAMAYU
Disusun Oleh:
INDRIANI NIM. 210106078
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
(.……….) (.……….)
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2024
LEGALISASI LAPORAN KASUS *
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama pembimbing :………
Jabatan :………
Ruang :………
Menyatakan bahwa mahasiswa berikut telah mengambil kasus kelolaan dan melakukan penggkajian hingga evaluasi tindakan keperawatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan telah diperiksa.
Nama mahasiswa :………
NIM :………
Judul kasus :………
Demikian lembar legalisasi laporan kasus ini dibuat tanpa ada paksaan dan tekanan dari pihak manapun, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Indramayu ,………...
Pembimbing
(.………...)
ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI
ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI PADA An. A DIAGNOSA FIMOSIS DENGAN TINDAKAN SIRKUMSISI
TEKNIK ANESTESI UMUM (INHALASI) DI RSUD INDRAMAYU
PADA TANGGAL 15/02/2024
I. PENGKAJIAN A. Pengumpulan Data
1. Anamnesis a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Tanggal lahir (umur) : 03-03-2022 (1 tahun)
No.CM : 165613
Jenis kelamin : L
Agama : Islam
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Rambatan Wetan
Tanggal MRS : 15/01/2024 Jam MRS : 7.00 Tanggal pengkajian : 15/01/2024 Jam MRS : 11.30 2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : L
Agama : Islam
Pendidikan : S. Kedokteran
Pekerjaan : Dokter
Suku Bangsa : Jawa
Hubungan dengan pasien : Ayah
Alamat : Rambatan Wetan
b. Riwayat Kesehatan 1) Keluhan Utama :
Benjolan dilipatan paha kiri hilang timbul dan pasien BAK kecil, preputium rapat, nyeri BAK
2) Keluhan lainnya : -
3) Diagnosis Medis : Fimosis
4) Rencana Tindakan Operasi : Sirkumsisi
5) Data Fokus Anetesi (AMPLE):
a) Allergi
(3) Riwayat alergi makanandisangkal (4) Riwayat alergi obat-obatandisangkal (5) Lainnyadisangkal
b) Medikasi
Riwayat penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat antihipertensi, diuretik, digitalis, antidiabetik antikoagulan yang dapat menimbulkan interaksi dengan agen anestetik:
disangkal f) Past illness
Riwayat penyakit sistemik (DM, penyakit paru, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit hepar, gangguan perdarahan, serta riwayat penyakit keluarga):disangkal g) Last meal
Makan dan minum terakhir:Jam 7 pagi
Lama puasa : 4jam
h) Evironments
Kebiasaan buruk, seperti riwayat merokok dan mengkonsumsi alkohol, kondisi lingkungan yang berhubungan dengan penyakit:disangkal
2. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan umum
GCS:E4V5M6Total15
Kesadaran :compos mentis/apatis/delirium/somnolen/sopor/koma Tanda-tanda vital: Nadi 102 x/menit; Suhu 36,50C; RR 24 x/menit;
BB 10,5 kg
b. Pemeriksaan 6 B 1) B1 (Breathing)
a) Look externally(wajah)
Normal Edema Luka pada wajah
Kumis/jenggotMikrognathia Gigi palsu
Gigi goyang Gigi maju Hilangnya gigi f) Evaluate Thyromental distance
(4) Kemampuan membuka mulut≥3 jari YaTidak (5) Jarak Thyro - Mental≥3 jari YaTidak (6) Jarak Hyoid - Tiroid≥2 jari YaTidak g) Mallampati score IIIIIIIV
h) Obstruction or obesity(Obstruksi jalan napas)
YaTidak i) Neck mobility
(8) Bentuk leher SimetrisTidak simetris
(9) Leher pendek Ya Tidak
(10) Dagu dapat menyentuh dada Ya Tidak (11) Ekstensi leher dan kepala Ya Tidak (12) Rotasi leher dan kepala Ya Tidak (13) Bekas luka di leher Ya Tidak (14) Menggunakan neck collar Ya Tidak j) Penggunaan otot bantu napas Ya Tidak k) Pernapasan cuping hidung Ya Tidak l) Perkusi paru sonor hipersonor dullness
m) Suara napas trakeal bronchial bronkovesikular
vesikulerrochi wheezing
stridor snoring gurgling
2) B2 (Blood)
a) Konjungtiva :anemistidak b) Kulit :pucattidak c) CRT : 2 detik
d) Pembesaran vena jugularis :YaTidak e) Ictus cordis : (-), pelebaran cm
f) Perdarahan :adatidak Lokasi perdarahan : -
Jumlah perdarahan : …. ml g) Pulsasi pada dinding torax teraba
LemahKuatTidak teraba h) Batas-batas jantung normal adalah:
(1) Batas atas (N = ICS II) (2) Batas bawah (N = ICS V)
(3) Batas kiri (N = ICS V Mid Clavicula Sinistra) (4) Batas kanan (N = ICS IV Mid Sternalis Dextra) i) BJ I tunggalgandaregularirregular
j) BJ II tunggalgandaregularirregular k) Bunyi jantung tambahan
BJ III (+/-)Gallop Rhythm (+/-)Murmur (+/-) 3) B3 (Brain)
a) Kaku kuduk ada Tidak b) Kejang ada Tidak c) Tremor ada Tidak d) Nyeri kepalaada Tidak
e) Pupil isokorunisokormidriasismiosis
tidak ada reaksi f) Parese ada Tidak
g) Plegi ada Tidak
4) B4 (Bladder)
a) Nyeri BAAK ada Tidak
b) Urine disertai darahada Tidak
c) poliurioliguriaanuriaretensi urininkontensia d) Nyeri tekan pada ginjal YaTidak
e) Pembesaran pada ginjal YaTidak f) Produksi urine :….. ml
g) Lainnya, preputium rapat, nyeri BAK dan BAK kecil 5) B5 (Bowel)
a) Bising usus 12 x/menit b) Mual YaTidak
c) Muntah Tidakada : ….kali d) Nyeri menelanYaTidak e) Nyeri perut Tidakada : f) Borborygmi YaTidak g) Distensi YaTidak
h) Asitesshifting dullnessundulasiTidak i) Pembesaran heparYaTidak
6) B6 (Bone)
a) Pemeriksaan tulang belakang (1) Kelainan tulang belakang :
kyposisscoliosislordosis
perlukaaninfeksifibrosis (2) Mobilitas :leluasaterbatas (3) Lainnya …
b) Pemeriksaan ekstremitas (1) Ekstremitas atas
Otot antar sisi kanan dan kirisimetrisasimetris
Jejas ada Tidak
Deformitas ada Tidak
Fraktur ada Tidak
Atropi otot ada Tidak IV line : terpasang di kiri ukuran 20G ROM…
(2) Ekstremitas bawah
Otot antar sisi kanan dan kirisimetrisasimetris
Jejas ada Tidak
Deformitas ada Tidak
Fraktur ada Tidak
Atropi otot ada Tidak IV line : terpasang di… ukuran…
ROM…
Lainnya:
(3) Kesimpulan palpasi ekstremitas : Edema :
Uji kekuatan otot :
3. Data penunjang diagnostik a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
HEMATOLOGI Darah rutin Leukosit Eritrosit Hemoglobin Hematokrit Trombosit MCVMCH MCHCRDW-CV Masa Pembekuan Masa Perdarahan
7,290 4,6812,6 303,00035,6
76.127.0 35.512.7 8’00’’
2’30’
4,400-11,300 3,8-5.2 12.5-17.3
40-52 150,000-400,000
80-100 28-33 33-36 11.5-14.1
6-151-3
10^6uL/uL g/dL%
uLfL g/dLpg Menit% Menit KIMI KLINIK
Glukosa darah
Glukosa sewaktu 131 74-180 mg/dl
b. Pemeriksaan radiologi
c. Lain-lain
Hasil pemeriksaan : Cor tidak membesar (CRT < 50%) sinuses dan diafragma normal
4. Terapi saat ini : tidak ada 5. Faktor penyulit : tidak ada
6. Kesimpulan status fisik (ASA) : 2 7. Pertimbangan Anestesi
Jenis Anestesi : General Anestesi (Anestesi Umum) Teknik Anestesi : GA-Inhalasi
Indikasi : Lama operasi 1 jam, Sirkumsisi
II. ANALISIS DATA
(Pengelompokan data bermasalah dan berisiko, yang didapatkan dari pengkajian dan pertimbangan anestesi yang dikelompokkan dalam masalah anestesi)
A. Praanestesi
Data Etiologi Masalah Anestesi
DS:
Keluarga pasien mengatakan akan menjalani tindakan anestesi dan pembedahan DO:
Terdapat data rekam medis pasien bahwa akan dilakukan tindakan pembedahan dengan general anestesi
Penggunaan obat anestesi, teknik general
anestesi dan tindakan pembedahan Sirkumsisi
Risiko Cedera Anestesi
B. Intraanestesi
Data Etiologi Masalah Anestesi
DS :-
DO :Nadi 188 x/menit Terdapat pergerakan otot (menarik tangan)
Pola napas spontan
Kurang cukup relaxan dan hipnosis/obat inhalasi
anestesi
Awareness anestesi
C. Pascaanestesi
Data Etiologi Masalah Anestesi
DS :-
DO :Pasien terlihat gemetar Kulit pasien teraba dingin
Nadi 145 x/menit SpO298%
Terpapar suhu lingkungan
ekstrem Shivering
III. MASALAH KESEHATAN ANESTESI
A. Praanestesi : Risiko cedera anestesi berhubungan dengan tindakan general anestesi
B. Intraanestesi : Awareness anestesi berhubungan dengan kurangnya relaxan dan hipnotik (agen inhalasi)
C. Pascaanestesi :
Shivering berhubungan dengan terpapar suhu lingkungan ekstrem
Risiko gangguan fungsi perkemihan berhubungan dengan agen cidera fisik (sirkumsisi)
D. Daftar Masalah
1. Awareness anestesi berhubungan dengan kurangnya relaxan dan hipnosis (agen inhalasi)
2. Risiko cedera anestesi berhubungan dengan tindakan general anestesi 3. Shivering berhubungan dengan terpapar suhu lingkungan ekstrem
4. Risiko gangguan fungsi perkemihan berhubungan dengan agen cidera fisik (sirkumsisi)
IV. Rencana Tindakan Praanestesi
Problem Rencana Tindakan
Tujuan Intervensi
Risiko cedera anestesi b.d tindakan general anestesi
Setelah dilakukan asuhan kepenataan anestesi selama fase pre anestesi, cedera akibat general anestesi tidak terjadi di intra anestesi dan pasca
anestesi
Dengan Kriteria:
1. Tidak terjadi alergi
2. Status hemodinamik stabil 3. Respirasi stabil
4. Termoregulasi stabil 5. Tidak terjadi mual muntah
1. Pengkajian AMPLE, LEMON, usia dan berat badan pasien
2. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang prosedur anestesi
3. Pengkajian kesiapan pasien (Lama puasa, ganti baju operasi, IV line lancar) 4. Persiapan alat (STATICS,
mesin anestesi, obat dan cairan)
5. Observasi tanda-tanda vital
Nama : An. A No. CM : 1165613
Umur : 1 tahun Diagnosa : Fimosis
Jenis Kelamin : L Ruang : Kidang Kencana 3
ASSESMEN PRA INDUKSI/
RE-ASSESMEN Tanggal : 15/02/2024
Kesadaran Tekanan Darah Nadi
RR Suhu Saturasi O2
Gambaran EKG
: compos mentis : -
: 102 x/menit : 24 x/menit : 360C : 100%
: - Pemasangan IV line
Kesiapan cairan infus dan darah Kesiapan mesin anestesi
Kesiapan peralatan anestesi General Anestesi
Spinal Anestesi Sumber gas medik Kesiapan obat-obatan Obat anestesi
Obat emergensi
Penyakit yang diderita Gigi palsu
Alergi Lensa kontak
Penggunaan obat sebelumnya
:1 buah2 buah… tangan kiri pasien :tidaksiap, jenis: … RL (kristaloid) :siaptidak
:siaptidak :siaptidak
:siaptidak(O2,N2O, air) Sevofluran
:siaptidak
:Fentanyl 100 mcg/2ml :Propofol 10 mg/ml :Atracurium 10 mg/ml :Ketorolak 10 mg/ml :Isofluran 2%
:siaptidak
:Atropin Sulfate 0,25 mg/ml :Tranexamat Acid 500 mg/5ml
:tidak adaada, sebutkan…
:tidak adaada, permanensudah dilepas :tidak adaada, sebutkan…
:tidak adaada, sudah dilepas :tidak adaada, sebutkan…
Catatan lainnya : -
V. Rencana Tindakan Intraanestesi
No Problem Rencana Tindakan
Tujuan Intervensi
1. Perdarahan b/dpembedahan mayor (ORIF clavicula)
Setelah dilakukan asuhan kepenataan anestesi selama fase intra anestesi, pasca anestesi, perdarahan teratasi Dengan Kriteria:
1. Tekanan dalam batas normal (sistole 90-120 mmHg atau diastol 60-80 mmHG) 2. Tekanan nadi kuat 3. Frekuensi nadi 60-100
x/menit
4. Konjungtiva anemis 5. Kulit tidak pucat
1) Identifikasi riwayat kehilangan darah (estimasi jumlah perdarahan) 2) Loading cairan kristaloid (RL) 3) Monitor intake dan output cairan 4) Kolaborasi pemberian obat
tranexamat acid 500/5ml
5) Monitorig tanda-tanda vital (TD, Nadi) dan warna kulit pasien
2. Awareness anestesi b/d kurangnya relaxan dan hipnosis (agen inhalasi)
Setelah dilakukan asuhan kepenataan anestesi selama fase intra anestesi masalah awarness anestesi teratasi Dengan Kriteria:
1. Hemodinamik dalam batas normal (Tekanan dalam batas normal sistole 90-120 mmHg atau diastol 60-80 mmHG, frekuensi nadi 60-100 x/menit, pernapasan 16-22 x/menit
2. Relaksasi otot 3. Reflek bulu mata
negatif
4. Reflek batuk negatif 5. Tidak ada tanda spasme
jalan napas selama awareness
1. Lakukan analisis tipe awareness, seperti:
a. Pasien sadar, dapat bergerak, tapi tidak merasakan nyeri (cukup analgesik tetapi kurang cukup relaxan dan hipnosis)
b. Pasien sadar, tidak dapat bergerak atau berteriak, dan tidak
merasakan nyeri (cukup analgesik dan relaxan tetapi kurang
hipnosis)
c. Pasien sadar, merasakan nyeri tetapi tidak bisa bergerak atau berteriak (kurang analgesik dan hipnosis tetapi cukup relaxan) 2. Kolaborasi penambahan konsentrasi
agen inhalasi sesuai indikasi 3. Kolaborasi penambahan propofol
secara bolus sesuai indikasi
4. Kolaborasi pemberian analgesik dan muscle relaksan sesuai indikasi 5. Kolaborasi pemberian O2100%
Nama : An. A No. CM : 1165613
Umur : 1 tahun Diagnosa : Fimosis
Jenis Kelamin : L Ruang : Kidang Kencana 3
INTRA ANESTESI
Infus perifer : Tempat dan ukuran 1. RL (Ringer Lactate) 2. RL (Ringer Lactate) 3. RL (Ringer Lactate)
Obat-obatan / Infus Ketorolak 10 mg/ml
CVC : Posisi
TerlentangLithotomiPerlindungan mata
ProneLateralKaKiLain-lain Premedikasi
Oral : I.M : I.V:
Induksi N2O / O2 / Air 1,3% / 1,3 % /0,1 %
Intravena : Inhalasi Gas :Isof/Sevo/Des 5%
Tata Laksana Jalan nafas RR N TD
Face mask No Oro/Nasopharing
28 220
ETT No. Jenis Fiksasi
20 200
LMA No Jenis 16 180
Trakheostomi 12 160
Bronkoskopi fiberoptik *N 8 180 140
Glidescope ˅ Sis 160 120
Lain-lain ˄ Dis 140 100
Intubasi + RR 120 80
SudahtertidurBlindOralNasalKaKi 100 60
Trakheostomi 80 40
Sulit ventilasi 60 20
Sulit intubasi 0
Dengan stiletCuffLevel ETTPack
Ventilasi Mulai anestesiX→ Selesai anestesi←X Mulai pembedahanO→ Selesai pembedahan←O Intubasi↑Ekstubasi↓ Pemantauan
SpontanKendaliVentilator: TV RR PEEP Konversi……. SpO2 %
Tindakan Anesetesi PE CO2 mmHg
Teknik Regional/Blok Perifer FiO2
Jenis ……. Lokasi ……….. Jenis Jarum / No …….. Cairan infus 500 ml
KateterYaTidak Fiksasi …… cm Darah ml
Obat -obat : Komplikasi
Hasil :Total BlokPartialGagal …… Lama pembiusan : 1 jam 15 menit Masalah intraanestesi… awareness anestesi Lama Pembedahan : 1 jam 5 menit
VI. Rencana Tindakan Pascaanestesi
Problem Rencana Tindakan
Tujuan Intervensi
Shivering b.d terpapar suhu lingkungan ekstrem
Setelah dilakukan asuhan kepenataan anestesi selama fase pasca anestesi shivering pasien teratasi
Dengan Kriteria:
1. Pasien mengatakan tidak kedinginan
2. Pasien mengatakan tidak gemetar
3. Tidak terjadi kontraksi otot berulang dalam waktu cepat 4. Frekuensi nadi normal
60-100 x/menit
5. Pola napas teratur 12-20 x/menit
1. Identifikasi suhu ruangan 2. Identifikasi kebutuhan O2,
perubahan saturasi oksigen, frekuensi pernapasan
3. Identifikasi lama operasi (cepat < 1 jam, sedang 1-2 jam, lama > 2 jam)
4. Kolaborasi pemberian oksigen 5. Berikan selimut hangat
6. Kolaborasi pemberian obat pethidine jika perlu
Risiko gangguan fungsi perkemihan b.d agen cidera fisik (sirkumsisi)
Setelah dilakukan asuhan kepenataan anestesi selama fase pasca anestesi risiko gangguan fungsi perkemihan teratasi Dengan kriteria:
1. Pasien mengatakan berkemih lancar tanpa hambatan
2. Pasien mengatakan tidak nyeri saat berkemih
3. Pasien mengatakan nyeri pinggang, panggul, genital, uretra, rektum berkurang 4. Pasien mengatakan saat
berkemih, urin tidak terdapat darah
5. Produksi urine 0,5-1 ml/kgBB
1. Monitor tanda-tanda vital 2. Edukasi pasien dan keluarga
(gaya hidup yang kurang benar, kebersihan genetalia, perawatan luka pasca operasi, dan latihan berkemih)
3. Kompres hangat atau dingin sesuai indikasi
4. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi 5. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi
Nama : An. A No. CM : 1165613
Umur : 1 tahun Diagnosa : Fimosis
Jenis Kelamin : L Ruang : Kidang Kencana 3
PASCA ANESTESI
CATATAN PASIEN DI RUANG PEMULIHAN : Waktu masuk : 12.15
Tanda vital : Nadi: 145x/menit RR: 24 x/menit Temperatur: 350C Kesadaran :Sadar betulBelum sadarTidur dalam
Pernafasan :SpontanDibantuVAS Penyulit intra operatif : awareness anestesi Intruksi khusus :
Lama masa pulih :
Mengkonfirmasikan ke ruangan untuk menjemput pasien : KELUAR KAMAR PEMULIHAN
Jam keluar dari RR :12.35 ke ruangrawat inapICUpulanglain-lain SCORE ALDRETE :
SCORE STEWARD : 6 SCORE BROMAGE : SCORE PADSS : SCORE SKALA NYERI : Nyeri :
Risiko jatuh :
Risiko komplikasi respirasi : Risiko komplikasi kardiosirkulasi : Risiko komplikasi neurologi : Lainnya :
28
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Saturasi O2 Pergerakan 2
Gerakan penuh dari tungkai
24 220
20 200
16 180
Pernapasan Pernapasan 2
Tak mampu ekstensi tungkai
12 160
8 180 140 160 120
Sirkulasi Kesadaran 2
Tak mampu fleksi lutut 140 100
120 80 100 60
Aktivitas Motorik
Tak mampu fleksi pergelangan kaki
80 40
60 20
0
Kesadaran
SKALA NYERI (Lingkar)
ALDRETE
SCORE STEWARD
SCORE BROMAGE
SCORE
INSTRUKSI PASCA BEDAH : Pengelolaan nyeri : ketorolak 10 mg/ml Penanganan mual/muntah :
Antibiotika : Obat-obatan lain : Infus : RL (kristaloid) Diet dan nutrisi :
Pemantauan tanda-tanda vital : setiap 5 menit selama fase pasca anestesi Lain-lain :
Hasil pemeriksaan penunjang/obat/barang milik pasien yang diserahkan melalui perawat ruangan/ICU :
VII.Implementasi
Tanggal/Jam Problem Implementasi Respons Paraf 15/02/2024
11.35
Risiko cedera anestesi b.d tindakan general anestesi
1. Mengkaji kesiapan pasien, usia, berat badan dan tinggi badan pasien (alergi, terapi medikasi, riwayat penyakit sistemik, puasa, gaya hidup kebiasaan merokok dan minuman alkohol), 2. Mengkaji faktor
penyulit intubasi, ganti baju dan kelancaran IV line.
3. Persiapan statics, obat general anestesi, dan mesin anestesi 4. Memasang alat
pemantau tekanan darah, nadi dan oximeter 5. Memonitoring
tanda-tanda vital pasien
1. Usia 1tahun, berat badan 10,5 kg, tinggi riwayat alergi, medikasi, penyakit sistemik disangkal, puasa 4 jam
2. Bentuk leher simetris, dagu dapat menyentuh dada, dapat ekstensi dan rotasi kepala
3. Mallampati score 2 (sebagian tonsil, uvula, soft palatum, hard palatum terlihat jelas)
4. IV line lancar, alat monitor tanda-tanda vital telah terpasang, obat general anestesi, obat emergenci, statics dan mesin anestesi siap 5. TTV
Nadi 102 x/menit RR 24 x/menit SpO2100%
Nama : An. A No. CM : 1165613
Umur : 1 tahun Diagnosa : Fimosis
Jenis Kelamin : L Ruang : Kidang Kencana 3
15/02/2024 11.55
Awareness anestesi b.d kurangnya relaxan dan hipnosis (agen inhalasi)
1. Menganalisis tipe awareness, seperti:
Pasien sadar, dapat bergerak, tapi tidak merasakan nyeri (cukup analgesik tetapi kurang cukup relaxan dan hipnosis) 2. Kolaborasi
penambahan konsentrasi agen inhalasi sesuai indikasi 3. Kolaborasi
penambahan propofol secara bolus sesuai indikasi
4. Kolaborasi
pemberian analgesik dan muscle relaksan sesuai indikasi 5. Kolaborasi
pemberian O2100%
1. Terdapat pergerakan otot, pasien menarik tangan
2. Pasien menggumam 3. TTV
Nadi 188 x/menit RR 24 x/menit SpO2100%
4. Terdapat reflek bulu 5. Terdapat reflekmata
batuk
15/02/2024 12.15
Shivering b.d terpapar suhu lingkungan ekstrem
1. Monitoring suhu tubuh
2. Mengkaji tanda-tanda sianosis (warna kulit) 3. Memberikan selimut
hangat 4. Monitoring
tanda-tanda vital 5. Monitoring saturasi
oksigen, kolaborasi pemberian oksigen dengan kanul nasal
1. Pasien mengeluh kedinginan
2. Pasien terlihat pucat dan tubuh gemetar 3. Kulit pasien teraba
dingin
4. Nadi 145 x/menit 5. SpO298%
12.30 Risiko
gangguan fungsi perkemihan b.d agen cidera fisik (sirkumsisi)
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Mengedukasi pasien dan keluarga (gaya hidup yang kurang benar, kebersihan genetalia, perawatan luka pasca operasi, dan latihan berkemih) 3. Kolaborasi pemberian
analgetik sesuai indikasi
4. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi
1. TTV dalam batas normal
2. Keluarga pasien dapat memahami dan melakukan arahan sesuai edukasi yang telah diberikan 3. Kolabolasi
pemberian ketorolak dengan
5. Edukasi pasien untuk mengompres hangat atau dingin sesuai indikasi
Sp.An 4. Kolaborasi
pemberian dexamethason dengan Sp.An 5. Kompres air hangat
setelah dua hari sunat
VIII. Catatan Perkembangan
Tanggal/Jam Problem Evaluasi Paraf
15/02/2024 11.40
Risiko cedera anestesi b.d tindakan general anestesi
S: Benjolan dilipatan paha kiri hilang timbul dan pasien BAK kecil, preputium rapat, nyeri O: Nadi 102 x/menit; Suhu 360C; RR 24 x/menit;BAK
BB 10,5 kg
A: Jenis pembedahan sirkumsisi dengan general anestesi inhalasi
P: Persiapan pasien, persiapan alat, persiapan obat I: Mengkaji AMPLE, penyulit intubasi, statics dan
pemeriksaan kebocoran mesin anestesi
E: Tidak terjadi alergi, tidak ada riwayat penyakit, obat-obatan rutin, puasa 4 jam, mallampati score R: Lanjutkan intervensi selama fase intra anestesi2 15/02/2024
12.15
Awareness anestesi b.d kurangnya relaxan dan hipnosis (agen inhalasi)
S: -O: TTV
Nadi 188 x/menit RR 24 x/menit SpO299%
Pergerakan tangan dan kaki
A: Perubahan hemodinamik, terdapat pergerakan otot, reflek batuk positif, reklek gerak bulu mata positif
P: Pemantauan tanda-tanda vital, peningkatan kontraksi otot, pemantauan saturasi oksigen I: Kolaborasi penambahan konsentrasi agen
inhalasi sevofluran 5%
E: Hemodinamik dalam batas normal
Nadi 124 x/menit, frekuensi pernapasan 22 x/menit, SpO2100%, awareness anestesi teratasi, reflek batuk negatif, reflek bulu mata negatif,
penurunan kontraksi otot, hemodinamik pasien dalam batas normal
R: Lanjutkan intervensi pemantauan tanda-tanda vital selama fase intra anestesi
15/02/2024 12.25
Shivering b.d terpapar suhu lingkungan ekstrem
S: Pasien mengeluh kedinginan
O: Kulit pasien teraba dingin, pasien terlihat pucat, Nadi 145 x/menit, SpO298%
A: Perubahan suhu tubuh pasien, peningkatan frekuensi nadi, peningkatan tekanan darah, penurunan saturasi O2
P: Monitoring tanda sianosis, tanda-tanda vital I: Kolaborasi pemberian selimut penghangat dan
pemberian oksigen dengan nasal kanul
E: Shivering teratasi sebagian, pasien masih menggigil, SpO298%
R: Lanjutkan intervensi monitoring tanda-tanda vital, tanda sianosis, selama fase pasca anestesi 15/02/2024
12.30
Risiko gangguan fungsi perkemihan b.d agen cidera fisik (sirkumsisi)
S: Pasien mengatakan berkemih sering tetapi sedikit
O: Pembedahan area preputium, Nadi 145 x/menit, SpO298%
A: Miksi sering tetapi sedikit-sedikit, lambat dan sakit
P: Mengedukasi pasien dan keluarga (gaya hidup yang kurang benar, kebersihan genetalia, perawatan luka pasca operasi, dan latihan berkemih)
I: Edukasi keluarga pasien untuk menjaga area luka operasi agar tetap kering
E: Pasien dan keluarga melakukan arahan sesuai edukasi
R: Lanjutkan intervensi monitoring tanda-tanda vital selama fase pasca anestesi
IX. Serah Terima Ruang Pulih Sadar ke Ruang Rawat Inap
S
(Situation)
Nama : An. A Usia : 1 tahun Jenis kelamin : L No. CM : 1165613 Diagnosa : Fimosis
Nadi 102 x/menit; Suhu 36,50C; RR 24 x/menit; BB 10,5 kg Kesadaran compos mentis
B
(Background)
Riwayat pembedahan sirkumsisi dengan general anestesi inhalasi Riwayat pemberian obat:
Ketorolak 10mg/ml
A
(Assestment/Analisis)
Shivering
R
(Recommendation)
Kolaborasi pemberian selimut hangat
Nama : An. A No. CM : 1165613
Umur : 1 tahun Diagnosa : Fimosis
Jenis Kelamin : L Ruang : Kidang Kencana 3
Lampiran 1
Lampiran 2