PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 'Bagaimana gambaran asuhan keperawatan pada anak penderita thalassemia?'
Manfaat Penelitian
Berdasarkan analisa peneliti, klien 2 mengalami masalah defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan, sedangkan klien 1 tidak mengalami masalah apapun. Tindakan asuhan keperawatan disesuaikan dengan intervensi untuk mengatasi masalah keperawatan gangguan tumbuh kembang yang berhubungan dengan dampak gangguan fisik pada bangsal 2 yaitu. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada bangsal 1 dan klien 2 telah sesuai dengan rencana asuhan keperawatan yang direncanakan berdasarkan teori yang ada dan disesuaikan dengan kebutuhan anak penderita thalassemia.
Konsep Dasar Thalasemia
- Pengertian
- Etiologi
- Klasifikasi
- Anatomi Fisiologi
- Tanda dan Gejala
- Patofisiologi
- Pemeriksaan Penunjang
- Penatalaksanaan
- Komplikasi
Konsep Masalah Keperawatan
- Pengertian Masalah
- Komponen Masalah Keperawatan
- Faktor yang berhubungan
- Phatway Thalasemia
- Masalah keperawatan pada thalassemia
Sedangkan pada klien 2 didapatkan 5 diagnosa keperawatan yaitu perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin, defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan, intoleransi olahraga berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen, resiko infeksi, berhubungan dengan pertahanan tubuh sekunder yang tidak adekuat: penurunan hemoglobin (Tunnim, 2019). Perencanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada klien 2 dengan masalah asuhan gizi berhubungan dengan asupan makanan yang kurang. Tujuan tindakan setelah pelaksanaan asuhan keperawatan 3 x 24 jam adalah asupan makanan yang tercukupi. Pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan intervensi yang dirancang dan disesuaikan dengan permasalahan keperawatan yang ada di bangsal.
Asuhan Keperawatan Thalasemia
- Pengkajian
- Diagnosa Keperawatan
- Intervensi Keperawatan
- Implementasi Keperawatan
- Evaluasi Keperawatan
Konsep Keperawatan Anak
- Paradigma Keperawatan Anak
- Prinsip Keperawatan Anak
- Peran Perawat Anak
- Pertumbuhan dan Perkembangan
- Batasan Usia Anak
- Hospitalisasi
Dalam keperawatan anak, yang dimaksud dengan individu (klien) adalah anak yang didefinisikan sebagai seseorang yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, yang mempunyai kebutuhan khusus, yaitu kebutuhan fisik, psikis, sosial, dan kebutuhan lainnya. Dalam memberikan pelayanan keperawatan selalu diutamakan pada anak, mengingat kemampuan mengatasi permasalahan masih dalam proses pendewasaan yang berbeda dibandingkan dengan orang dewasa, karena struktur fisik anak dan orang dewasa berbeda baik dari ukuran hingga aspek kematangan fisik. Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adalah lingkungan eksternal dan internal yang berperan dalam perubahan status kesehatan anak.
Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan dengan tujuan menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak, mengingat anak merupakan generasi penerus bangsa. Keperawatan anak merupakan suatu disiplin ilmu kesehatan yang menitikberatkan pada kesejahteraan anak sehingga perawat mempunyai tanggung jawab penuh dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Praktik keperawatan anak melibatkan kontrak dengan anak dan keluarga untuk mencegah, menilai, mengintervensi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka, menggunakan proses keperawatan yang konsisten dengan aspek moral (etika) dan hukum (legal).
Tujuan keperawatan anak dan keluarga adalah untuk meningkatkan pendewasaan anak dan remaja yang sehat sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual dalam keluarga dan masyarakat. Ke depan, tren keperawatan anak akan fokus pada ilmu tumbuh kembang karena mempelajari aspek kehidupan anak. Menjadi peneliti perawat anak memerlukan keterlibatan penuh dalam upaya menemukan masalah keperawatan anak untuk diteliti, melakukan penelitian langsung, dan menggunakan temuan penelitian kesehatan/keperawatan anak untuk meningkatkan mutu praktik keperawatan/pengasuhan anak.
Pada tingkat kualifikasi tertentu, perawat harus mampu melakukan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan mutu keperawatan anak.
METODE PENELITIAN
- Subyek Penelitian
- Definisi Operasional
- Lokasi dan Waktu Penelitian
- Prosedur Penelitian
- Metode dan Instrument Pengmpulan Data
- Keabsahan Data
- Analisa Data
Sedangkan pada klien 2 ditegakkan 5 diagnosa yaitu penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin, defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan, intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen, risiko infeksi berhubungan karena pertahanan tubuh sekunder yang tidak mencukupi: penurunan hemoglobin dan gangguan pertumbuhan berhubungan dengan efek kecacatan fisik. Berdasarkan data pengkajian dan analisis data, maka ditegakkan 2 diagnosa keperawatan pada klien 1 yaitu penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin dan intoleransi aktivitas bermain berhubungan dengan penurunan produksi energi tubuh (Yanti, 2015). Intervensi keperawatan pada klien mengacu pada intervensi yang disusun peneliti berdasarkan standar intervensi keperawatan Indonesia dan standar keluaran keperawatan Indonesia yang diurutkan berdasarkan kebutuhan klien anak penderita thalassemia menurut PPNI (2018) dan PPNI (2019) untuk masalah keperawatan dengan masalah intoleransi aktivitas terkait dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Berdasarkan perencanaan yang dilakukan maka peneliti melakukan tindakan keperawatan yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk mengatasi masalah tidak efektifnya perfusi perifer pada klien 1. Dalam pelaksanaan diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas : permainan berhubungan dengan penurunan produksi energi tubuh pada klien 1. klien 1, ada beberapa tindakan yang tidak dilakukan yaitu evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan, menyenangkan bagi pelanggan. Dalam pelaksanaan diagnosa keperawatan gangguan tumbuh kembang terkait dampak kecacatan fisik pada klien 2, terdapat beberapa tindakan yang tidak peneliti lakukan yaitu memberikan diet tinggi gizi seimbang dan menganjurkan aktivitas sesuai usia pasien.
Hasil evaluasi yang didapat pada diagnosa keperawatan Defisiensi Gizi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan pada Klien 2. Pada hari ketiga permasalahan teratasi sebagian sehingga mengakibatkan klien hanya mau makan dan makan setengah porsi dan terjadilah tidak ada penurunan berat badan. Pada klien 1 hanya muncul 2 diagnosa yaitu gangguan perfusi perifer dan intoleransi aktivitas, sedangkan pada klien 2 hanya muncul 2 diagnosis. Asuhan keperawatan pada klien an.z penderita thalassemia berat dan hemosiderosis di poliklinik rawat jalan thalassemia RS DR Hasan Sadikin Bandung.
Berdasarkan hasil pengkajian dan analisis data, ditegakkan 3 diagnosa keperawatan pada klien 1 dan klien 2 yaitu: perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin, defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan, intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, risiko infeksi berhubungan dengan tidak memadainya pertahanan sekunder tubuh: penurunan hemoglobin.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran lokasi/penelitian
18 Masa kehamilan ibu G2P1A0, ibu mengatakan selama hamil tidak ada keluhan yang berarti, pada awal kehamilan ibu mengalami mual namun tidak mendapat pengobatan. 25 Kebutuhan Dasar Ibu mengatakan bahwa selama ini klien tidak mengeluh tentang makanan, meskipun dalam keadaan sakit. Kekalahan sehari sekali, buang air kecil 4 kali sehari, warna kuning jernih dan tidak ada gangguan atau kelainan.
Perkembangan : Tidak ada kelainan pada perkembangan klien, sebenarnya klien merupakan anak yang cerdas dan menduduki peringkat 5 besar di kelasnya. Ibu dan suami sudah melakukan tes darah, namun hasilnya menurut ibu negatif, padahal pada data klien 2 tidak ada satupun keluarga yang menderita penyakit keturunan. Pada data klien 1, status gizi klien tidak ada keluhan makanan, bahkan saat sakit.
Terdapat reflek cahaya pada pupil dan bentuk isochore kanan dan kiri, iris kanan dan kiri berwarna hitam, tidak ada kelainan. Tidak ada kelainan Pergerakan sendi bebas, tidak ada kelainan pada anggota gerak, tidak ada kelainan pada tulang belakang, turgor kulit baik. Pasien terlihat seperti tidur di tempat tidur dan tidak melakukan apa-apa, tidak nafsu makan dan hanya makan 3-4 sendok.
Ibu mengatakan pasien tidak memiliki alergi makanan. Pasien terlihat aktif di tempat tidur. Tidak ada apa-apa.
Pembahasan
- Diagnosa
- Intervensi
- Implementasi
- Evaluasi
Berdasarkan analisis data peneliti, diagnosis gangguan perfusi jaringan ditemukan berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin pada klien 1 dan perfusi tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin. Dari data survey didapatkan data klien 1 anak tampak pucat, mengeluh lemas dan pusing, dan pada data klien 2 anak lemas dan Ibu mengatakan anaknya tampak pucat. Untuk klien 1 data yang mendukung penegakan diagnosis intoleransi aktivitas menurut SDKI adalah data subjektif : klien mengeluh lelah, sedangkan klien mengeluh lelah, sedangkan untuk klien 2 data subjektif : ibu mengatakan bahwa pasien mengeluh kelelahan. Berdasarkan analisa data peneliti, muncul diagnosa intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen pada kedua klien. Dari data penelitian ditemukan data tentang klien 1 anak yang mengeluh cepat lelah saat melakukan aktivitas. kegiatan.
Intervensi asuhan keperawatan pada klien yang merujuk pada intervensi yang telah disusun oleh peneliti berdasarkan standar intervensi keperawatan Indonesia dan standar produk keperawatan Indonesia yang diurutkan sesuai kebutuhan klien anak thalassemia menurut PPNI (2018) dan PPNI (2019) ). ) untuk masalah keperawatan perfusi perifer yang tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin masing-masing setelahnya. Perencanaan asuhan keperawatan yang dilakukan peneliti pada klien 2 dengan masalah keperawatan gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan dampak kecacatan jasmani sehingga setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan keluarga dapat memantau tumbuh kembang dan perkembangan pasien dengan kriteria hasil : Pengetahuan orang tua terhadap perkembangan anak meningkat, orang tua dapat menstimulasi anak secara mandiri dan tumbuh serta berkembang sesuai dengan itu. Dalam pelaksanaan diagnosa keperawatan resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan kurangnya pertahanan sekunder tubuh : penurunan hemoglobin pada klien 2, ada beberapa tindakan yang tidak dilakukan peneliti yaitu menginstruksikan pengunjung untuk mencuci tangan pada saat berkunjung dan setelah meninggalkan pasien dan mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
Hasil evaluasi yang didapat dari diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas : bermain berhubungan dengan penurunan produksi energi tubuh pada klien 1. Permasalahan teratasi sebagian pada hari pertama dengan hasil : RR 22X/menit, ibu menyimak penjelasan dengan baik . Hasil evaluasi yang didapat dari diagnosa keperawatan risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh sekunder yang tidak mencukupi pada klien 2 teratasi pada hari ketiga dan hasil evaluasi tidak muncul tanda dan gejala infeksi, Hb sekarang 10,8g/dl dan leukosit 18.000 sel/mm . Hasil evaluasi yang didapat pada diagnosa keperawatan gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan dampak kecacatan fisik pada klien 2 masalah tidak terselesaikan pada hari ketiga akibatnya ibu mengatakan sulit mengontrol berat badan klien untuk mengangkat dan terlihat kurus Pasien tampak kurus dan berat badannya 12 kg TB 90 cm.
Untuk menegakkan diagnosis pada klien 1 tidak digunakan standar diagnosis keperawatan Indonesia, sedangkan klien 2 menggunakan standar diagnosis keperawatan Indonesia untuk menegakkan diagnosis.
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
Ibunya G2P1A0, ibu mengatakan tidak ada masalah besar selama kehamilan, pada awal kehamilan ibu merasa mual namun tidak diobati. Pola Gizi Ibu mengatakan bahwa klien selama ini tidak ada keluhan makanan meskipun dalam keadaan sakit. Ibu pasien mengatakan tidak ada masalah pada rahim selama hamil, ibu hamil 9 bulan dan melahirkan secara normal/spontan dengan bantuan bidan.
6 jam sehari, tidak ada keluhan susah tidur. per hari tidak ada keluhan sulit tidur. Pola eliminasi Belum buang air besar, frekuensi buang air kecil 3 kali sehari berwarna kuning jernih dan tidak ada rasa tidak nyaman atau kelainan. Distribusi bulu hitam merata, mudah dihilangkan, mahkota besar dan tidak ada kelainan.
Pemeriksaan leher Kelenjar getah bening teraba, kelenjar tiroid teraba, posisi trakea di tengah, tidak ada kelainan. Refleks fisiologis susunan saraf : patela (-), refleks patofisiologi : babinski (-) tidak ada gangguan penglihatan, gangguan pendengaran dan gangguan penciuman. Pergerakan sendi bebas, ekstremitas tidak ada kelainan, tulang belakang tidak ada kelainan, turgor kulit baik.
O : - Pasien terlihat lebih segar dari kemarin - Tidak ada tanda dan gejala infeksi A : Masalah belum teratasi. O : - Pasien mau makan sedikit demi sedikit dan sering - BB 10 kg, berat badan tidak turun. O: - Pasien ingin makan sendiri dan menghabiskan ¼ porsi - 12kg bb, tidak ada penurunan berat badan.