• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK STUNTING DENGAN DEFISIT NUTRISI DI DESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK STUNTING DENGAN DEFISIT NUTRISI DI DESA "

Copied!
112
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu faktor penyebab terhambatnya pertumbuhan adalah gizi buruk yang mengakibatkan terjadinya defisiensi gizi, artinya tidak ada gizi. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti “Asuhan Keperawatan Anak Stunting Dengan Gizi Kurang Di Desa Kalirejo Bangil”.

Rumusan Masalah

Balita yang mengalami gizi buruk akan mengalami peningkatan kadar asam basa pada saluran pencernaannya sehingga menyebabkan diare (Maryunani, 2016). Beberapa alternatif pemecahan masalah keperawatan defisiensi gizi antara lain dengan mengatur asupan gizi seimbang seperti penyajian makanan secara menarik, pemberian makanan berserat tinggi untuk mencegah konstipasi, pemberian makanan tinggi kalori dan kandungan protein, serta pemberian suplemen gizi. bila diperlukan sehingga memungkinkan tercapainya kemajuan tumbuh kembang anak dan deteksi dini penyakit.

Tujuan Penilitian

Manfaat Penelitian

Metode Penulisan

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan proses keperawatan pada pasien dan keluarga meliputi: pengkajian, analisis data, penerapan diagnosa keperawatan, dan pengembangan rencana tindakan serta evaluasi asuhan keperawatan. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari keluarga klien atau orang terdekatnya, rekam medis perawat, hasil penelitian, dan tim pelayanan kesehatan lainnya.

Sistematika Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Stunting

  • Definisi Stunting
  • Klasifikasi Stunting
  • Etiologi
  • Manifestasi klinis
  • Patofisiologi
  • Dampak Stunting
  • Penatalaksanaan
  • Pemeriksaan penunjang
  • Pathway

Pengisian kembali zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan, namun penyakit menular yang diderita tidak diobati, tidak akan mampu meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi balita. Hal ini terjadi karena rendahnya pendapatan sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi yang cukup (Maryunani, 2016).

Gambar 2.4 pathway stunting
Gambar 2.4 pathway stunting

Konsep Dasar Keluarga

  • Definisi Keluarga
  • Struktur Keluarga
  • Ciri-ciri Keluarga
  • Tipe Keluarga
  • Fungsi Keluarga
  • Peranan keluarga
  • Tahap perkembangan keluarga
  • Tugas Kesehatan keluarga
  • Peran Perawat Keluarga

Family Dyad, yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri yang tinggal serumah, namun tanpa anak. Keluarga lanjut usia, yaitu keluarga yang terdiri dari seorang wanita lanjut usia yang telah berpisah. Keluarga orang tua tunggal (keluarga janda atau duda), yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua, baik ayah maupun ibu.

Keluarga Campuran, yaitu keluarga yang dibentuk oleh seorang duda atau janda yang menikah lagi dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya. Ibu remaja belum menikah yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua, khususnya ibu yang memiliki anak dari hubungan belum menikah. Keluarga angkat, yaitu keluarga yang mengasuh anak yang sudah lama tidak menjadi keluarga atau saudara.

Konsep Nutrisi

  • Definisi Nutrisi
  • Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
  • Komponan- komponen Nutrisi
  • Definisi Defisit Nutrisi
  • Tanda dan Gejala
  • Penyebab defisit nutrisi

Pada masa ini, seorang anak akan lebih aktif bergerak dan memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap apa yang ada disekitarnya, oleh karena itu balita membutuhkan nutrisi yang cukup untuk memenuhi energinya. Balita membutuhkan lebih banyak lemak dibandingkan orang dewasa karena mereka menggunakan lebih banyak energi selama pertumbuhan dan perkembangan. Serat akan membuat perut cepat terasa kenyang dan kenyang sehingga memberi ruang bagi makanan lain (Rusilanti dkk. Vitamin dan mineral.

Pemberian makanan yang bervariasi akan menyediakan berbagai vitamin dan mineral, sehingga menyediakan semua zat gizi yang diperlukan dalam jumlah yang cukup (Rusilanti dkk. Zat Besi. Makanan yang mengandung vitamin C merupakan salah satu makanan yang bermanfaat dalam penyerapan zat besi (Rusilanti dkk. .) Kalsium Tanda dan gejala minor subyektif antara lain rasa cepat kenyang setelah makan, kram atau nyeri perut, dan penurunan nafsu makan.

Konsep Asuhan Keperawatan pada Pasien Stunting

  • Pengkajian Keperawatan
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi
  • Evaluasi

Selama hamil tidak ada masalah dan tidak mengkonsumsi obat tertentu, kelahiran normal, berat badan anak saat lahir normal. Buang air kecil (buang air kecil).. > 4 kali sehari tergantung aktivitas fisik yang dilakukan anak, tidak ada rasa sakit saat buang air kecil. Menurut SDKI (2017), diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan stagnasi adalah : . 1) Defisiensi gizi (D.0019) berhubungan dengan ketidakmampuan menyerap zat gizi.

Setelah dilakukan tiga kali kunjungan selama 45-60 menit diharapkan keluarga dapat memberikan perawatan terhadap klien sehingga status gizi dapat membaik. Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam diharapkan keluarga dapat memberikan perawatan terhadap klien sehingga menurunkan resiko terjadinya gangguan integritas kulit. Setelah dilakukan intervensi keperawatan 3x24 jam diharapkan keluarga mampu melakukan perawatan terhadap klien, sehingga defisit perawatan diri : makan semakin meningkat. mobilitas).

Kerangka Masalah

TINJAUAN KASUS

Pengkajian

Pak W menyampaikan bahwa tidak ada nilai atau norma khusus yang mengikat anggota keluarga, sistem nilai yang dianut oleh keluarga Pak W. W, dipengaruhi oleh adat istiadat dan agama. Tuan W sebagai kepala keluarga mempunyai kekuasaan untuk mengontrol dan mempengaruhi anggota keluarga untuk mengubah perilakunya. Ibu klien menyatakan tidak mengetahui apa yang menyebabkan anaknya tidak tumbuh seperti anak lain seusianya.

Tanda dan Gejala Tidak ada Menanyakan masalah yang diderita anaknya menunjukkan persepsi yang salah terhadap masalah tersebut. Tidak Nafsu makan menurun, berat badan berkurang, otot pengunyah lemah, cepat merasa kenyang setelah makan. Pola makan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Anak makan dalam porsi kecil (1-3 sendok makan), 1 porsi. terdiri dari : nasi, kerupuk kadang juga dengan makanan ringan) 8.

Gambar 3.1 komposisi keluarga  Keterangan:
Gambar 3.1 komposisi keluarga Keterangan:

Analisa Data

Keluarga berharap kepada tenaga kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan membantu permasalahan An.A 3.3 Diagnosa keperawatan sesuai prioritas masalah 1) Skor diagnosis keperawatan keluarga.

Diagnosa Keperawatan sesuai dengan Prioritas Masalah

Intervensi Keperawatan Keluarga

Setelah berkunjung tiga kali selama 45-60 menit. Diharapkan keluarga mampu mengenali permasalahan kesehatan klien sehingga dapat ditingkatkan tingkat pengetahuannya, dengan kriteria outcome.

Implementasi Keperawatan

Jelaskan kepada keluarga cara meningkatkan nafsu makan anak Jawaban : Keluarga mengetahui apa yang dijelaskan perawat. Jelaskan kepada keluarga pentingnya kebutuhan gizi anak Jawaban : Keluarga mengetahui apa yang dijelaskan perawat dan keluarga mampu menjelaskan kembali pentingnya kebutuhan gizi anak. Jelaskan kepada keluarga cara penanganan bila anak menderita stunting Jawaban: Keluarga mengetahui apa yang dijelaskan perawat dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat.

Anjurkan keluarga untuk memberikan makanan yang disukai klien Jawaban : Keluarga mengikuti apa yang dianjurkan klien. Anjurkan keluarga untuk memberi makan klien sedikit tapi sering Jawaban : Ny. Y berusaha memberi makan An.

Evaluasi

Permasalahan asuhan keperawatan dengan defisit gizi menurut Kelompok Kerja DPP PPNI SDKI (2017) adalah asupan gizi yang tidak mencukupi kebutuhan metabolisme. Diagnosis kekurangan gizi ditandai dengan anak kesulitan menambah berat badan dan kesulitan makan, otot pengunyahan lemah, pertumbuhan anak tidak sebaik anak seusianya, dan porsi makan yang sedikit. Defisiensi gizi berhubungan dengan ketidakmampuan penyerapan zat gizi.Defisiensi gizi adalah tidak mencukupinya asupan zat gizi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.

Diagnosis defisiensi nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan penyerapan nutrisi memerlukan waktu 3 hari yaitu pada hari pertama perawat membina hubungan saling percaya dengan keluarga pasien, menjelaskan pengertian keterlambatan perkembangan dan defisiensi nutrisi kepada keluarga, memberikan nasihat kepada keluarga. keluarga, memberikan makanan yang disukai klien, memantau berat badan. Hasil observasi setelah 3 hari kunjungan 45-60 menit ada kaitannya dengan masalah keperawatan Defisit gizi berhubungan dengan ketidakmampuan menyerap zat gizi menunjukkan anak suka makan makanan bergizi dibandingkan jajanan, berat badan anak sedikit meningkat dan otot pengunyahan menjadi baik. Hasil evaluasi An.A menunjukkan permasalahan yaitu diagnosa keperawatan defisiensi nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan penyerapan nutrisi sebagian teratasi dan intervensi dihentikan pada 3/5/2021.

PEMBAHASAN

Pengkajian

A mengalami kesulitan makan, otot pengunyahan lemah, berat badan sulit bertambah, anak terlihat kecil, kurus dan pertumbuhan anak tidak seperti anak seusianya. Berat badan anak 9,4 kg, tinggi badan 80 cm, lingkar kepala 47 cm, dan lingkar lengan 14 cm. Anak makan dalam porsi kecil, 1 porsi makan terdiri dari: nasi, biskuit, kadang juga snack). Penyebabnya antara lain ketidakmampuan menelan makanan, ketidakmampuan menyerap nutrisi, peningkatan kebutuhan metabolisme, faktor ekonomi (misalnya keuangan tidak mencukupi) dan faktor psikologis (misalnya kesehatan).

Gejala dan tanda ringan : subyektif yaitu cepat merasa kenyang setelah makan, kram/nyeri perut dan kehilangan nafsu makan, obyektif yaitu bunyi usus hiperaktif, otot pengunyahan. Sesuai dengan fakta dan teori yang dijelaskan penulis, terdapat persamaan antara fakta dan teori yang mengacu pada tujuan, data dan kriteria hasil yang telah ditetapkan. Anak yang sulit makan, sulit menambah berat badan dan otot pengunyahannya lemah serta anak yang tidak tumbuh seperti anak seusianya, mengakibatkan asupan gizi anak tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tubuh anak.

Diagnosa Keperawatan

Gejala dan tanda ringan : subyektif antara lain rasa kenyang setelah makan, kram/nyeri perut dan penurunan nafsu makan, obyektif yaitu bising usus hiperaktif, otot pengunyahan lemah, otot menelan lemah, selaput lendir pucat, sariawan, penurunan albumin serum, rambut berlebihan kehilangan dan diare. Hasil yang penulis uraikan di atas menunjukkan bahwa fakta dan teori sejalan dan tidak ada kesenjangan.

Rencana Tindakan Keperawatan

Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Defisit gizi menurut Tim Kerja SIKI DPP PPNI (2017) adalah : Penatalaksanaan gizi meliputi, identifikasi status gizi, identifikasi makanan kesukaan, pemantauan asupan makanan, pemantauan berat badan, melakukan kebersihan mulut sebelum makan, pemberian makanan berserat tinggi untuk mencegah sembelit. menyediakan makanan dengan kalori dan protein. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan ini tidak ada kendala karena klien dan keluarga bekerjasama dengan perawat sehingga tindakan tersebut dapat terwujud.

Evaluasi Keperawatan

Setelah melakukan observasi dan melakukan asuhan keperawatan secara langsung pada klien dengan diagnosa medis stunting di Desa Kalirejo Bangil, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan serta saran yang dapat berguna dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis. stunting. Berdasarkan hasil uraian yang telah diuraikan mengenai asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis stunting, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut. Untuk mengatasi permasalahan tersebut penulis melibatkan keluarga dan klien secara aktif dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, karena ada beberapa tindakan keperawatan yang memerlukan kerjasama antara perawat, klien dan keluarga.

Faktor risiko terjadinya stunting pada balita usia 24 sampai 59 bulan (studi kasus di Kawasan Puskesmas Gabus II Kabupaten Pati, 2017). Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses peninjauan studi kasus ini dan telah menerima salinan formulir ini. Saya, Nona/Ibu/Tuan………. Dengan ini saya menyatakan kesediaannya setelah memahami segala sesuatu yang dijelaskan oleh peneliti mengenai proses penanganan studi kasus ini dengan baik.

PENUTUP

Kesimpulan

Apabila terjadi keluhan anak sulit makan, sulit menambah berat badan, otot pengunyahan lemah, dan pertumbuhan anak tidak seperti anak seusianya. A 80 cm, berat badan 9,4 kg, lingkar kepala 47 cm dan lingkar lengan atas 14 cm Anak makan dalam porsi kecil, 1 porsi makan terdiri dari : . nasi, kerupuk kadang juga dengan jajanan).

Saran

Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita umur 25 sampai 60 bulan di Kelurahan Kalibaru, Depok Tahun 2012. Pengaruh asupan protein dan zinc serta riwayat penyakit menular terhadap kejadian stunting pada balita umur 24 sampai 59 bulan di daerah tersebut. Nusa Penida III. Wilayah kerja Puskesmas. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Keluarga dengan Stunting pada Anak Usia 24 s/d 59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Barombong Kota Makassar Tahun 2014.

Evaluasi penatalaksanaan gizi bayi stunting di wilayah kerja Puskesmas Sirampong. Jurnal Kesehatan Masyarakat Unnes. Sebelum bertanda tangan di bawah ini, saya telah mendapat informasi yang jelas tentang tugas pengambilan studi kasus ini dari seorang mahasiswa bernama Sinta Tri Wuland tentang proses pengambilan studi kasus ini dan saya memahami semua yang telah dijelaskan. Segala data dan informasi dari saya sebagai peserta hanya akan digunakan untuk keperluan studi kasus ini.

Gambar

Gambar 2.4 pathway stunting
Gambar 2.5 Kerangka Masalah Stunting
Gambar 3.1 komposisi keluarga  Keterangan:
Gambar 3.2 Denah rumah
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kriteria hasil: Klien dan keluarga mengerti tentang penjelasan yang diberikan, klien kooperatif terhadap tindakan perawatan yang diberikan.

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN ASMA ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN ASMA.. II... DIAGNSA DIAGNSA KEPERA KEPERAW WA AT TAN AN.. DAFTAR PUSTAKA

Uraian Intensi Perawat Dalam Perilaku Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di IGD menunjukan sebagian besar komponen intensi perawat terhadap perilaku pendokumentasian asuhan

Rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa pada klien dengan defisit perawatan diri adalah membina hubungan saling percaya, klien mampu menjelaskan

Tindakan yang telah dilakukan pada kedua pasien dan keluarga pasien sama, untuk diagnosa keperawatan defisit perawatan diri meliputi strategi pelaksanaan 1

Implementasi keperawatan yang dilakukan meliputi beberapa tindakan mandiri pada klien dengan diagnosa Gastritis yaitu menganjurkan keluarga untuk tetap menjaga dan memperhatikan kondisi

Tindakan keperawatan Diskusikan dengan klien akibat negatif atau kerugian dari cara atau tindakan kekerasan yang dilakukan pada : 1 Diri sendiri 2 Orang lain / keluarga 3 Lingkungan

Pelaksanaan tindakan Tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan yang telah penulis susun diantaranya adalah memonitor status oksigen, tanda-tanda vital, pertumbuhan