LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BIOKIMIA
ACARA I
KEASAMAN DAN PH TAHUN AJARAN 2020/2021
Disusun oleh :
Nama : Umar Mahdii Azwara NIM : 20/463703/TP/12981 Hari,tgl : Kamis,25 Maret 2021 Kel. : B7 Ganjil
As. Ins. : Marizsa Salsabiila
LABORATORIUM BIOINDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
2021
BAB I PENDAHULUAN A.
LATAR BELAKANG
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern,asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil). Ciri-ciri asam diantaranya rasanya asam,dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah, mempunyai pH (derajat keasaman) kurang dari 7, dapat menghantarkan listrik (termasuk larutan elektrolit),dengan logam tertentu dapat mengahasilkan gas hidrogen dan bersifat korosif atau merusak bahan-bahan benda- benda yang dikenainya.Menurut Arrhenius (1859-1927) menyatakan bahwa,asam adalah senyawa yang mengandung hydrogen dan menghasilkan ion H3O+ bila dilarutkan dalam air.
Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, apakah larutan tersebut itu asam atau basa atau netral. Alerts dan Santika (1984) melampirkan beberapa indikator dan perubahannya pada trial pH tertentu. Kegunaan indikator ini adalah untuk mengetahui beberapa pH suatu larutan (Sukarjo,1984).pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih kecil dari 7. Larutan basa mempunyai pH lebih besar dari 7.
Sedangkan larutan netral mempunyai ph = 7.Mempelajari cara menentukan pH dan sifat larutan sangat penting untuk mengetahui apakah larutan itu bersifat asam ataupun basa.
Untuk mengetahui sifat asam atau basa suatu zat tidak dapat dilakukan langsung dengan mencicipi atau memegangnya. Mencicipi atau memegang zat secara langsung sangat berbahaya. Contohnya asam sulfat H2SO4, yang dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai accu zuur (air aki). Bila tangan atau kulit terkena asam sulfat, akan melepuh seperti luka bakar dan bila mata terkena asam sulfat akan buta.
Indikator pH sangat penting keberadaannya karena digunakan untuk menguji dan mengetahui hasil yang berupa derajat keasaman ataupun kebasaan suatu zat. Hingga saat ini sudah banyak ditemui berbagai bentuk indikator pH, namun salah satu bentuk yang praktis dan mudah digunakan adalah kertas indikator pH. Kertas indikator asam basa adalah suatu bahan yang dapat berubah warna apabila diberikan pada larutan asam atau basa.Kertas indikator pH yang mudah digunakan juga memberikan kegunaan misalnya analisis sederhana pH air hujan, atau bahkan praktikum di laboratorium kelas- kelas sains sekolah menengah. Indikator pH yang berupa kertas selain mudah dalam penggunaan, juga dinilai murah serta cukup efisien untuk mengetahui sifat asam-basa.
Selain menggunakan kertas lakmus, indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang berkerja berdasarkan prinsip elektrolit / konduktivitas suatu larutan.
Sistem pengukuran pH mempunyai tiga bagian yaitu elektroda pengukuran pH, elektroda referensi dan alat pengukur impedansi tinggi. Istilah pH berdasarkan dari
“p”,lambing metematika dari negatif logaritma, dan “H”,lambang kimia dari unsur Hidrogen.
B.
TUJUAN 1.
Mengetahui kadar asam suatu bahan makanan dengan metode titrasi 2.
Mengetahui pH suatu larutan sampel
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN A.
H ASIL
1. Tabel hasil uji kadar asam Berat (gr) V
NaoH (ml)
% kadar asam
Rata -rata (%)
Perubahan warna
1 2 1 2 1 2 1 2
Asam cuka
0,10 5
0,10 5
3, 9
2, 6
44,5 7
29,7 1
37,1 4
Ungu muda
Ungu muda Xon-
Ce
2 2 4,
4 5, 6
15,4 9
19,7 2
17,6 1
Merah kekuning an
Merah kekuning an Squas
h
2 2 1,
8 2, 4
3,75 5 4,36 Merah Merah
2. Tabel hasil pengukuran pH
Kertas pH pH meter Kategori larutan (asam/basa/netral)
Asam cuka 2 6,3 Asam
Xon-Ce 4 7,2 Asam
Squash 3 6,4 Asam
B.
PEMBAHASAN
Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan di laboratorium untuk menentukan konsentrasi suatu reaktan. Oleh karena pengukuran volum berperan penting dalam titrasi, maka teknik ini juga disebut dengan analisis volumetrik. Analisis titrimetri merupakan satu dari bagian utama kimia analitik dan perhitungannya didasarkan pada hubungan kuantitatif reaksi-reaksi kimia. Menurut Raymond Chang, reaksi kimia yang digunakan sebagai dasar titrasi adalah (1) reaksi yang melibatkan asam kuat dan basa kuat, (2) reaksi yang melibatkan asam lemah dengan basa kuat dan (3) reaksi yang melibatkan asam kuat dan basa lemah.
Tujuan dari titrasi untuk menentukan secara kuantitatif suatu zat dalam larutan dengan zat/larutan lain yang konsentrasinya telah diketahui melalui reaksi secara bertahap hingga mencapai titik stoikhiometri.
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer maupun titran.
Titer adalah larutan standar, yaitu larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dan ditempatkan dalam buret, sedangkan titran adalah larutan yang akan ditentukan konsentrasinya, biasanya ditempatkan dalam labu Erlenmeyer. Kadar atau konsentrasi asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Reaksi yang terjadi pada titrasi asam basa adalah berdasarkan reaksi penetralan, sehingga titrasi asam-basa sering disebut juga dengan titrasi netralisasi.
Prinsip kerja utama pH meter adalah terletak pada sensor probe berupa elektroda kaca (glass elektroda) dengan jalan mengukur jumlah ion H3O+ di dalam larutan (Desmira dkk, 2018). pH meter merupakan sebuah perangkat ilmiah yang digunakan untuk mengukur aktivitas ion hydrogen dalam larutan berbasis air, bekerja dengan mengukur aktivitas ion hidrogen dalam larutan berbasis air, bekerja dengan mengukur perbedaan potensial listrik antara referensi elektroda yang diketahui dan pengukuran pH elektroda (Chen et al, 2019). Sebelum dilakukan pengukuran, terlebih dahulu alat ukur pH meter harus dikalibrasi setiap sebelum dan sesudah melakukan pengukuran. Untuk penggunaan normal kalibrasi harus dilakukan setiap hari. Alasan melakukan hal ini adalah probe kaca elektroda tidak diproduksi e.m.f. dalam jangka waktu lama. Kalibrasi terhadap pH meter dilakukan dengan: Larutan buffer standar : pH = 4,01 ; 7,00 ; 10,0 (Karangan dkk, 2019). Kertas pH adalah kertas yang dapat digunakan untuk mengukur nilai pH. Kertas pH dicelupkan ke dalam larutan yang akan dicari pH-nya kemudian dibandingkan perubahan warnanya dengan tabel yang tersedia.
Pada praktikum ini,alat – alat yang digunakan adalah Erlenmeyer,Pipet ukur,Gelas beker,Gelas ukur,Spatula,Neraca analitik,pH meter,Kertas pH,PisauCorong,Klem buret,Statif,Gelas plastic,Pipet tetes,dan Pipet pump.Lalu,untuk bahan – bahannya adalah Aquades,Indikator PP,NaOH 0,1 M,Sampel hidrous (asam cuka glacial),Sampel anhidrous (Xon-Ce dan Squash),dan Larutan dengan pH 7.
Pada praktikum ini digunakan tiga sampel yang mengandung asam. Pertama, asam cuka mengandung asam asetat, yang sering disebut juga asam etanoat atau asam cuka yaitu senyawa kimia asam organik sebagai pemberi rasa asam serta aroma pada makanan. Cuka mengandung 3- 9% volume asam asetat, menjadikan asam asetat sebagai komponen utama cuka selain air (Murjana, 2020). Sampel yang kedua adalah Xon-Ce yang mengandung asam askorbat. Asam askorbat (disebut juga vitamin C)
mempunyai antioksidan yang penting dan fungsi metabolisme pada tanaman dan hewan, termasuk manusia. Vitamin C terdapat pada hampir semua jenis buah yang berasa asam dan sayuran (Zhang, 2013). Ketiga, sampel yang digunakan adalah squash. Squash diketahui mengandung asam sitrat. Asam sitrat termasuk dalam golongan bahan pemacu rasa. Bahan pemacu rasa ini banyak digunakan dalam industri karena memiliki tingkat kelarutan tinggi, memberikan rasa asam yang enak, dan tidak bersifat racun (Fachruddin, 2002).
Senyawa hydrous (hidrat) adalah senyawa yang mempunyai sejumlah molekul air yang terdapat dalam senyawa tersebut (Sulastri dan Rahmayani, 2017). Namun bukan berarti bahwa senyawa tersebut basah, tetapi molekul air tesebut menyatu dalam struktur padat senyawa tersebut. Senyawa Anhydrous (Anhidrat) adalah senyawa yang tidak mengandung molekul air yang terasosiasi dalam senyawa tersbut (Sulastri dan Rahmayani, 2017). Perbedaan antara senyawa hidrat dan anhidrat adalah pada kandungan air, senhyawa hidrat memiliki sejumlah air pada struktrur senyawanya sedangkan anhidrat tidak memiliki molekul air dalam struktur senyawanya. Senyawa hidrat dapat berubah menjadi senyawa anhidrat yaitu ketika molekul air dihilangkan dengan cara pemanasan contohnya adalah CuSO4.5H2O ketika dipanaskan akan menjadi CuSO4 atau yang disebut dengan Tembaga (II) sulfat anhidrat.
Dari praktikum uji kadar asam didapatkan hasil bahwa berat asam cuka pada percobaan pertama dan percobaan kedua tetap sama, yaitu 0,105 gram. Larutan asam cuka sebanyak 50 ml dititrasi dengan larutan NaOH dengan konsentrasi 0,1 M sebanyak dua kali percobaan dan menghasilkan volume NaOH yang berbeda pada kedua percobaan. Pada percobaan pertama, NaOH memiliki volume 3,9 ml dan pada percobaan kedua NaOH memiliki volume 2,6 ml. Sementara untuk kadar asam pada asam cuka, diperoleh 44,57% kadar keasamannya untuk percobaan pertama dan 29,71%
untuk percobaan kedua. Rata-rata dari % kadar asam untuk asam cuka adalah 37,14%
dan dapat dikatakan tinggi. Pada larutan asam cuka setelah dilakukan titrasi mengalami perubahan warna menjadi ungu muda. Hal tersebut dikarenakan asam cuka memiliki persen keasaman yang paling tinggi. Kemudian untuk Xon-Ce, berat yang dimilikinya tidak mengalami perubahan. Volume NaOH pada percobaan 1 dan 2 untuk Xon-Ce berturut-turut adalah 4,4 ml dan 5,6 ml. Untuk % kadar asam yang dimiliki Xon-Ce berada pada percobaan pertama, yaitu 15,49% dan 19,72% pada percobaan kedua, maka dihasilkan % kadar asam rata-rata Xon-Ce 17,61%. Setelah dilakukan titrasi Xon-Ce mengalami perubahan warna menjadi merah kekuningan pada kedua percobaan. Bahan yang terakhir yaitu Squash juga memiliki berat yang sama pada kedua percobaan.
Sementara untuk volume NaOH pada percobaan 1 dan 2 berturut-turut adalah 1,8 ml dan 2,4 ml. % kadar asam yang dimiliki Squash pada percobaan pertama adalah 3,75 % dan 5 % pada percobaan kedua. Maka, dihasilkan % kadar asam rata-rata Squash adalah 4,36
%. Pada percobaan menggunakan Squash dihasilkan perubahan warna menjadi merah muda. Ketiga bahan tersebut mengalami perubahan warna yang berbeda-beda dikarenakan adanya perbedaan tingkat keasaman pada setiap bahan. Hasil percobaan uji kadar keasaman pada praktikum ini sesuai dengan teori yang ada dimana didapatkan hasil asam cuka memiliki tingkat keasaman paling tinggi, dilanjutkan dengan squash dan Xon-Ce.
Dari data yang didapat, pH asam cuka yang terukur pada kertas pH adalah 2 dan yang terukur menggunakan pH meter adalah 6,3 sehingga larutan asam cuka ini termasuk larutan asam. Pada Xon-Ce pH yang terukur pada kertas pH adalah 4 dan jika diukur menggunakan pH meter adalah 7,2. Hasil tersebut menunjukkan bahwa larutan Xon-Ce termasuk larutan asam. Yang terakhir larutan squash ketika diukur menggunakan kertas pH didapat pH 3 dan jika diukur menggunakan pH meter ph 6,4 sehingga disimpulkan bahwa larutan squash termasuk larutan asam. Ketiga sampel ini menunjukkan hasil pengukuran yang sesuai dengan teori yaitu bahwa larutan asam cuka, larutan Xon-Ce, dan larutan squash bersifat asam karena pH nya di bawah 7. Hasil pengukuran pH dengan pH meter dan kertas pH sedikit berbeda. Hal ini terjadi karena pH meter menggunakan sensor untuk mendeteksi keasaman, sedangkan kertas pH hanya menggunakan indikator warna sehingga tidak dapat seakurat pH meter. Hasil pengukuran pada kertas pH meter juga dipengaruhi oleh praktikan yang melakukan pengukuran karena warna yang muncul pada kertas pH kemudian dicocokkan dengan tabel yang tersedia.
BAB IV PENUTUP A.
KESIMPULAN 1.
Dari praktikum yang telah dilakukan,didapatkan kadar asam pada asam cuka adalah 37,14%, kadar asam untuk Xon-Ce adalah 17,61%, dan kadar asam pada squash adalah 4,36%.
2.
Dari praktikum yang telah dilakukan,didapatkan juga pH asam cuka yang diukur menggunakan kertas pH yaitu 2 dan yang diukur menggunakan pH meter yaitu 6,3. Untuk Xon-Ce didapat hasil diukur menggunakan kertas pH yaitu 4 dan yang diukur menggunakan pH meter yaitu 7,2. Untuk larutan squash, didapat hasil yang diukur menggunakan kertas pH yaitu 3 dan yang diukur menggunakan pH meter yaitu pH 6,4.
B.
SARAN
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal,praktikum harus dilaksanakan dengan hati – hati dan teliti.
DAFTAR PUSTAKA
Sulastri, Rahmayani, R. F. I. 2017. Buku Ajar Kimia Dasar 1. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press. Zhang, Yuyang. 2013. Ascorbic Acid in Plants: Biosynthesis, Regulation and Enhancement. Springer. New York.
Murjana, Angga. 2020. Pengertian, Sifat, Manfaat, dan Rumus Asam Asetat. Diakses dari https://rumusrumus.com/rumus-asam-asetat/ pada 28 April 2020 pukul 16.00 WIB. Oxtoby, D.W. Gillis, H.P. Nachtrieb, N.H. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 1.
Jakarta: Penerbit Erlangga
Desmira., Aribowo, Didik dan Rian, Pratama. 2018. Penerapan Sensor pH pada Area
Elektrolizer di PT. Sulfindo Adiusaha. Dalam Jurnal PROSISKO Vol. 5 hal 10. Fachruddin, Lisdiana. 2002. Membuat Aneka Sari Buah. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Karangan, Jufriadi., Sugeng, Bambang dan Sulardi. 2019. Uji Keasaman Air dengan Alat Sensor pH di STT MIGAS Balikpapan. Dalam Jurnal KACAPURI Vol. 2 hal 69.
Chen, Jiancui., Xue, Huifeng., Chen, Qiaoyun., Tang, Dianping & Jinwen, Zheng. 2019.
Enzymeconjugated hybridization chain reaction for magneto-controlled immunoassay of squamous cell carcinoma antigen with pH meter. Dalam Chinese Chemical Letters 30 hal 1631.
LAMPIRAN
Perhitungan Kadar Asam 1.
Asam cuka
Titrasi ke-1
% kadar asam 1 = ((3,9 𝑚𝑙𝑥 0,1 𝑀𝑥 60 𝑥 100 𝑚𝑙)/(0,105 g x 50 ml)) 𝑥 100%
% kadar asam 1 = 44,57%
Titrasi ke-2
% kadar asam 2 = ((2,6 𝑚𝑙𝑥 0,1 𝑀𝑥 60 𝑥 100 𝑚𝑙)/(0,105 g x 50 ml)) 𝑥 100%
% kadar asam 2 = 29,71%
Rata-rata
(% kadar asam 1 + % kadar asam 2)/2 = 37,14%
2.
Xonce
Titrasi ke-1
% kadar asam 1 = ((4,4 𝑚𝑙𝑥 0,1 𝑀𝑥 176,12 𝑥 200 𝑚𝑙)/(2 g x 50 ml)) 𝑥 100%
% kadar asam 1 = 15,49%
Titrasi ke-2
% kadar asam 2 = ((5,6 𝑚𝑙𝑥 0,1 𝑀𝑥 176,12 𝑥 200 𝑚𝑙)/(2 g x 50)) ml 𝑥 100%
% kadar asam 2 = 19,72%
Rata-rata
(% kadar asam 1 + % kadar asam 2)/2 = 17,61%
3.
Squash
Titrasi ke-1
% kadar asam 1 = ((1,8 𝑚𝑙𝑥 0,1098 𝑀𝑥 192,12 𝑥 9 𝑚𝑙)/(2 g x 5 ml)) 𝑥 100%
% kadar asam 1 = 3,75%
Titrasi ke-2
% kadar asam 2 = ((2,4 𝑚𝑙𝑥 0,1098 𝑀𝑥 192,12 𝑥 9 𝑚𝑙)/(2 g x 5 ml)) 𝑥 100%
% kadar asam 2 = 5%
Rata-rata
(% kadar asam 1 + % kadar asam 2)/2 = 4,36%