Perbedaan rata-rata skor pengetahuan sebelum dan sesudah menerima media edukasi pada kelompok pop-up book adalah 3,12 ± 1,05 dan kelompok poster adalah 1,84 ± 1,21 dengan p = 0,000 kurang dari 0,05, sehingga dapat diartikan bahwa penggunaan pop-up media buku efektif meningkatkan pengetahuan kebersihan gigi dan mulut siswa kelas 1 SD. Tahap ketiga operasional konkrit usia 7-11 tahun, kemampuan anak ditingkatkan dengan kemampuan simbolik yang memungkinkan mereka menggunakan simbol-simbol dan melakukan tindakan mengenai sesuatu yang telah hilang. Ciri-ciri perkembangan anak menurut Hurlock (2002) adalah hal-hal berikut yang memberi tanda berbeda pada periode ini, yaitu.
Fase masa kanak-kanak di sekolah dasar dibagi menjadi dua, yaitu masa anak kelas rendah (kelas I, II, dan III) dan masa anak kelas atas (kelas IV, V, dan VI) dengan sebaran umur anak. pada kelas rendah usia 7-9 tahun sedangkan usia anak kelas tinggi 9-12 tahun (Izzaty, 2008: 116 dalam Sari & Jusar, 2017). Dengan adanya TPQ diharapkan anak-anak dapat menjadi generasi yang mencintai Al-Quran dan menjadikannya pedoman atau pedoman dan pandangan hidup sehari-hari (38). Mengetahui merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah karena menyangkut mengingat kembali materi atau sesuatu yang telah dipelajari.
Kata kerja untuk mengukur pengetahuan orang tentang apa yang dipelajari antara lain nama, menyatakan, mendefinisikan, dan sebagainya (43). Kemampuan evaluasi berkaitan dengan penilaian terhadap suatu objek berdasarkan kriteria tertentu, yang dapat ditentukan secara mandiri atau dengan menggunakan kriteria yang ada (Notoadtmodjo, 2012). Sikap merupakan wujud yang tidak dapat dilihat secara langsung, namun hanya dapat dimaknai terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.Menurut Newcomb, salah satu ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap adalah kesiapan atau keadaan untuk bertindak, dan bujan adalah pelaksanaan motif-motif tertentu.
Seseorang yang bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilih atau ditentukan dengan segala resiko merupakan sikap tertinggi.
Konsep Personal Hygiene .1 Definisi Personal Hygiene
- Tujuan dan Manfaat Personal Hygiene 1. Tujuan
- Faktor-faktor Personal Hygiene
- Dampak Masalah Personal Hygiene
- Personal Hygiene di Sekolah Dasar
- Macam-macam Personal Hygiene
- Cara Menjaga Kebersihan kulit dan Kebersihan kuku, tangan dan kaki
- Teori pembelajaran
- Jenis Pembelajaran
Selain itu, upaya kebersihan diri dapat memberikan segudang manfaat bagi kesehatan, seperti kemampuan menciptakan rasa nyaman dan rileks untuk menghilangkan rasa lelah atau stres, mencegah gangguan peredaran darah, dan menjaga keutuhan jaringan. Misalnya, jika seseorang sakit dan masih memerlukan kebersihan diri, hendaknya menjaga kebersihan kulit (mencucinya), meskipun harus dengan bantuan orang lain. Upaya kebersihan diri memerlukan alat dan bahan seperti pasta gigi, sikat gigi, sabun, air bersih, dan lain-lain, yang kesemuanya memerlukan dana berupa uang untuk menyediakannya.
Selain itu, perlunya dorongan berupa motivasi merupakan hal terpenting bagi seseorang untuk selalu menjaga kebersihan diri sehingga dapat mencegah penyakit (Notoatmodjo, 2014). Kemampuan seseorang dalam melakukan upaya kebersihan diri juga dipengaruhi oleh kesehatan fisik atau mental seseorang, jika seseorang dalam keadaan cacat fisik atau mental maka akan menghambat upaya kebersihan diri (3). Permasalahan tidak menjaga kebersihan diri dapat berdampak pada kesehatan atau gangguan fisik dan mental.
Tidak hanya gangguan fisik, dampak dari kebersihan diri yang buruk juga berdampak pada masalah sosial seperti gangguan kebutuhan akan kenyamanan, gangguan aktualisasi diri, kebutuhan untuk dicintai dan dicintai, serta gangguan dalam interaksi sosial (Laili dan Tutupyo, 2012 dalam Hardono , Siti thahirah, Wisnu Probo Wijayanto, 2019). 36 Tentang Kesehatan Pasal 79 Tahun 2009 tentang Kesehatan Sekolah diadopsi untuk meningkatkan keterampilan hidup sehat siswa dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Berdasarkan buku siswa tematik Kurikulum 2013, kebersihan diri termasuk dalam kehidupan sekolah yang bersih dan sehat. Siswa sekolah dasar belajar mengidentifikasi bentuk-bentuk kebersihan diri, seperti perawatan kuku, perawatan telinga, perawatan gigi, dan perawatan rambut (54).
Selain itu penerapan Tema Kurikulum 2013 3 yaitu menjaga kebersihan dan mengajarkan upaya kebersihan diri kepada anak usia sekolah dasar di sekolah ditekankan dengan kegiatan diskusi dan diberikan tugas mandiri untuk mempelajari, mengidentifikasi dan menarik kesimpulan untuk menarik pentingnya kepedulian. dengan sendirinya untuk mencegah penyakit (55). Dalam situasi covid-19 ini, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan pedoman pelayanan kesehatan bagi anak usia sekolah dan remaja di masa pandemi covid-19, antara lain menjaga kebersihan diri seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mandi setelah berada di luar rumah. kamar, dan menjaga kebersihan pakaian setelah berada di luar atau di rumah (11). Antologi Covid-19 berupa buku kesehatan rumah elektronik independen terbitan Ikatan Profesi Kesehatan Muslim Indonesia menjelaskan bahwa kebersihan diri merupakan hal terpenting dalam menjaga kesehatan diri. membersihkan (memandikan) kulit, memeliharanya.
Menurut Potter dan Perry (2006), seseorang yang tidak mau menjaga kebersihan kuku dan tangannya berisiko tertular penyakit lingkungan. Pembelajaran merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik yang dilakukan secara sadar, terencana baik di dalam maupun di luar kelas. Perpaduan antara pendidik dan peserta didik menciptakan interaksi edukatif dengan menggunakan materi sebagai media, perannya sebagai perantara dalam pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan (57).
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah, pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan siswa serta sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembentukan karakter setiap peserta didik, yang merupakan hasil sinergi dengan pengajaran di sekolah.
Konsep Media Pembelajaran .1 Media Promosi Kesehatan
Media Grafis
Konsep media grafis diartikan sebagai media yang memadukan fakta dan gagasan secara jelas, kuat, dan terpadu melalui perpaduan kata dan gambar. Imajinasi dapat dihasilkan dengan menyusun dan menyusun unsur-unsur visual dalam proses materi pembelajaran (59). Hal-hal tersebut ditata dengan baik sehingga menghasilkan media grafis yang dapat menyampaikan pesan kesehatan secara tepat dan akurat kepada sasarannya.
Pengembangan Media
Pengalaman Belajar dengan Media Edukasi
Penggunaan media sebagai alat bantu dalam pembelajaran menurut kerucut pengalaman Elgar Dale, menurut tingkatannya dari yang paling konkrit sampai yang paling abstrak, berfungsi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa dapat tercapai. ditingkatkan karena peningkatan keterampilan memori.
Media Pop-Up Book
Mendekatkan hubungan orang tua dan anak karena buku pop-up dibaca bersama sambil duduk menikmati ceritanya. Bagi pembelajar muda untuk menjembatani hubungan antara situasi nyata dan simbol-simbol yang mewakili/menggambarkannya. Bagi yang enggan membaca, Children with Learning Disability in English as a Second Language dapat membantu siswa menangkap makna melalui gambar-gambar menarik yang kemudian akan mendorong minat membaca anak.
Kelebihan dan Kekurangan Media Pop Up Book Kelebihan media pop up book antara lain. Dapat melibatkan siswa seperti membuka, menggeser, membalik halaman, dan melipat bagian buku pop-up. Materinya menyenangkan dan mudah dipahami anak, tentunya manfaat tersebut akan terpatri dalam ingatan anak ketika menggunakan media pop-up book (66).
Keunggulan media pop-up book juga terletak pada bahan kertasnya, karena kertasnya tebal dan tidak mudah rusak atau sobek. Setiap halaman buku berisi gambar-gambar menarik yang akan membuat mata Anda melotot.
Kerangka Teori
Kerangka Konsep
Hipotesis