BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Budaya atau kebudayaan secara etimologis adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh kekuatan budi manusia. Kebudayaan di ungkapkan sebagai cita, rasa, dan karsa (budi, perasaan, kehendak). Sementara itu sosial budaya adalah faktor dinamik masyarakat yang terbentuk oleh keseluruhan pola tingkah laku lahir dan batin yang memungkinkan hubungan sosial di antara anggota- anggotanya. Secara universal kebudayaan masyarakat yang heterogen mempunyai unsur-unsur yang sama yaitu sistem religi dan upacara keagamaan, sistem masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, keserasian, sistem mata pencaharian, sistem teknologi dan peralatan.
Suatu kebudayaan ada karena adanya proses belajar yang membuat suatu kebutuhan manusia. Ketika kebutuhan ada kemudian manusia terdorong untuk membuat sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan sehingga dari kebutuhan tersebut memunculkan keanekaragaman budaya. Indonesia merupakan negara yang terdiri dari ratusan suku bangsa yang memiliki suku bangsa berbeda-beda tiap sukunya, yaitu Suku Jawa, Suku Batak, Suku Betawi, Suku Sunda, Suku Dayak, Suku Minangkabau dll. Hal ini memunculkan keanekaragaman yang besar dan menjadi sebuah keunggulan yang dimiliki oleh Indonesia dibandingkan dengan negara lain. Namun, dengan banyaknya suku dan kebudayaan di Indonesia yang memiliki agama, adat istiadat, golongan yang berbeda-beda memungkinkan untuk memunculkan potensi konflik yang besar , karena jika dilihat kesadaran nasional masyarakat yang relatif rendah sejalan dengan terbatasnya masyarakat yang terdidik serta fanatisme terhadap kedaerahan yang berlebihan mengakibatkan kurang mempunyai nasionalisme sehingga lupa akan tujuan bangsa Indonesia seperti yang terdapat pada Pancasila sila ketiga yaitu “Persatuan Indonesia”.
Masyarakat Indonesia seakan lebih terfokus dengan kepentingan individu dan kepentingan golongan masing-masing, mereka kurang menghormati dan menghargai kebudayaan milik orang lain dan menyatakan kebudayaan merekalah yang lebih unggul dibandingkan dengan kebudayaan orang lain. Padahal setiap kebudayaan pasti memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing yang berbeda-beda, dan potensi besarnya antara golongan di masyarakat yang setiap saat dapat membuka peluang terjadinya disintegrasi bangsa dan semakin mendorong bahwa bangsa Indonesia perlu diadakannya pemasyarakatan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Seperti terjadinya konflik dan perang antar suku yang sering terjadi di Papua. Hal ini sangat bertentangan dengan bunyi Pancasila dan cita-cita bangsa Indonesia untuk menciptakan suatu kehidupan nasional yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa.
Setiap kelompok masyarakat budaya seharusnya bisa untuk saling mmebuka diri, memahami eksistensi budaya masing-masing serta menerima dan memberi.
Proses sosial tersebut dalam upaya menjaga persatuan nasional yang membutuhkan kesamaan persepsi atau kesatuan cara pandang di antara segenap masyarakat tentang eksistensi budaya yang sangat beragam namun memiliki semangat untuk membina kehidupan bersama secara harmonis. Maka dari itu diperlukannya implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan sosial dan budaya yang diharapkan akan menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui segala benuk perbedan sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia yang patut disyukuri.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan di atas, maka dari itu identifikasi masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
a. Pengertian dari Wawasan Nusantara.
b. Pengertian dari Implementasi
c. Unsur-Unsur Dasar Wawasan Nusantara.
d. Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara.
e. Implementasi Wawasan Nusantara
f. Bentuk-bentuk hambatan, ancaman, tantangan, dan gangguan yang dapat menghalangi terwujudnya Implementasi Wawasan Nusantara khususnya di aspek sosial budaya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Wawasan Nusantara
Menurut Lemhanas (1994), Wawasan Nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945, yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat dan bermartabat, serta menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan perjuangan nasional. Wawasan Nusantara bukan hanya konsepsi yang menekankan pada pengembangan kekuatan pertahanan keamanan, melainkan sebagai petunjuk operasional tertinggi dalam penyelenggaraan pemerintahan negara dan kehidupan bangsa serta sekaligus merupakan faktor integrasi dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Sehingga daya dan dana di keempat bidang fungsi itu dapat dipacu secara serentak dan didayagunakan secara terpadu dalam memberikan hasil yang maksimal bagi pembangunan nasional.
Wawasan Nusantara sebagai pancaran falsafah pancasila dan UUD 1945 yang merupakan pondasi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kesatuan Republik Indonesia memberikan nilai, moral, dan etika serta tuntunan sikap bangsa Indonesia yang harus mengutamakan Persatuan dan Kesatuan bangsa di segala aspek kehidupan nasional sebagai visi bangsa yang harus dijunjung tinggi dan ditaati bersama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa tentang diri dan lingkungannya dalam menjaga dan meningkatkan martabatnya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya. Dari cara pandang inilah yang nantinya akan
menghasilkan strategi-strategi politik dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita nasional tersebut.1
2.2 Pengertian Implementasi
Secara bahasa, implementasi berarti pelaksanaan, penerapan2. Secara umum, implementasi adalah tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang telah disusun dengan matang, cermat dan terperinci. Implementasi dilakukan jika sudah ada perencanaan yang baik dan matang, atau sebuah rencana yang telah disusun pada hari sebelumnya, sehingga sudah ada kepastian dan kejelasan akan rencana tersebut. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Yaitu suatu kegiatan yang direncanakan serta dilaksanakan dengan serius dan mengacu pada norma- norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.3
2.3 Unsur-Unsur Dasar Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara terdiri dari ranah pengetahuan, sikap, dan perilaku.
Sebagai konteks wadah, isi, dan tata laku maka Wawasan Nusantara adalah merupakan penerapan Geopolitik Bangsa Indonesia yang senantiasa harus dijiwai oleh Pancasila dan UUD 1945, sebagai rambu-rambu Nasional yang menjadi sumber inspirasi dalam mengembangkan potensi kewilayahan untuk kesejahteraan dan kemakmuran bersama. Wawasan nusantara yang di dalam perwujudannya adalah pengutamaan persatuan dan kesatuan meliputi aspek kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.4
Tiga unsur dasar Wawasan Nusantara yaitu : a. Wadah
1 Wasiyem. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi (Upaya Mewujudkan Good Citizenship) (Medan : CV. Merdeka Kreasi Group, 2021), hlm 123-125.
2 “Implementasi” KBBI, diakses pada 13 Januari 2023. http://kbbi.web.id/implementasi.html 3 Zakky, “Pengertian Implementasi menurut Para Ahli, KBBI dan Secara Umum” 13 Januari
2023. http://www.zonareferensi.com/pengertian-implementasi/html
4 Kogoya, Willius. Buku Ajar Pendidikan Kewarganegaraan bagi Mahasiswa-Suatu Kompilasi (Bandung : Widina Bhakti Persada Bandung, 2013), hlm 73.
Wadah adalah tempat kehidupan bangsa Indonesia, yaitu seluruh wilayah Indonesia dengan segala kekayaan alam yang terkandung di dalamnya serta penduduk Indonesia yang beraneka ragam, dengan posisi strategis dalam hubungan internasional. Dengan berdirinya Negara Indonesia, wadah Wawasan Nusantara adalah Negara Indonesia dengan segala unsur pokok negara, serta organisasi kenegaraan serta organisasi kemasyarakatan Indonesia. 5
b. Isi Wawasan Nusantara
Isi Wawasan Nusantara tecermin dalam perspektif kehidupan manusia Indonesia dalam eksistensinya yang meliputi cita-cita bangsa dan asas manunggal yang terpadu.
a. Cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam pembukaan UUD 1945 yang meliputi :
1. Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
2. Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas.
3. Pemerintahan Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
b. Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal, utuh menyeluruh yang meliputi :
1. Satu kesatuan wilayah Nusantara yang mencakup daratan, perairan dan digantara secara terpadu.
2. Satu kesatuan politik, dalam arti UUD dan politik pelaksanaannya serta satu ideologi dan identitas nasional.
5 Sarbaini. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi-Membina Karakter WargaNegara yang Baik (Banjarmasin : UPT MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat, 2013), hlm 257.
3. Satu kesatuan sosial budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat Indonesia atas dasar “Bhinneka Tunggal Ika”, tertib sosial dan tertib hukum.
4. Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan asas kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi kerakyatan.
5. Satu kesatuan pertahanan dan keamanan rakyat semesta.
Konsep Wawasan Nusantara berpangkal pada dasar KeTuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama yang kemudian melahirkan hakikat misi manusia Indonesia yang terjabarkan pada sila-sila berikutnya. Wawasan Nusantara sebagai aktualisasi falsafah Pancasila menjadi landasan dan pedoman kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Dengan demikian Wawasan Nusantara menjadi pedoman bagi upaya mewujudkan kesatuan aspek kehidupan nasional untuk menjamin kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa, serta upaya untuk mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia. Dan ini merupakan konsep dasar bagi kebijakan dan strategi pembangunan nasional. Wawasan nusantara ini harus terus disosialisasikan dan diterapkan dalam hidup berbangsa dan bernegara sehingga tujuan berbangsa dan bernegara terwujud secara maksimal. 6
c. Tata laku
Tata laku adalah interaksi antara wadah dan isi yang mencerminkan identitas atau kepribadian bangsa yang berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, serta semangat nasionalisme tinggi. Tata laku dapat berupa tatalaku lahiriah dan batiniah. Tata laku lahiriah adalah mencerminkan tindakan, perbuatan, dan perilaku bangsa Indonesia. Tata laku batiniah adalah mencerminkan semangat dan mentalitas bangsa Indonesia.7
6 Wasiyem. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi (Upaya Mewujudkan Good Citizenship) (Medan : CV. Merdeka Kreasi Group, 2021), hlm 126-127.
7 Sarbaini. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi-Membina Karakter WargaNegara yang Baik (Banjarmasin : UPT MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat, 2013), hlm 258.
Ketiga unsur Wawasan Nusantara di atas adalah satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dalam perwujudannya. Bahwa negara Indonesia dengan batas-batas teritorial berdiam bangsa Indonesia yang telah menetapkan cita-cita kehidupan bernegaranya, eksistensinya kehidupan dan cita-cita bersama sangat bergantung pada kemampuan mengelola SDM bangsa Indonesia berdasarkan kemampuannya. Untuk itu semangat kebersamaan, persatuan, dan kesatuan dengan kerja keras dan disiplin harus diupayakan dalam memperjuangkan tujuan bersama.
2.4 Fungsi Wawasan Nusantara
Fungsi wawasan nusantara adalah sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaa, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi penyelenggaraan negara di tingkat pusat dan daerah bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara8. Dengan begitu wawasan nusantara adalah landasan berpikr rakyat Indonesia agar memiliki pola pikir dan perilau yang baik dan benar. Landasan dalam berwawasan nusantara dalam kehidupan kita harus didasari oleh berkeTuhanan, berkeadilan dan tentunya berperikemanusiaan. Tanpa wawasan nusantara yang benar akan sulit bagi seseorang untuk dapat berperilaku sesuai dasar-dasar nilai budi luhur bangsa Indonesia.
2.5 Tujuan Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara bertujuan untuk mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang mengutamakan kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa, atau daerah. Selain itu, tujuan wawasan nusantara adalah turut serta menciptakan ketertiban dan kedamaian dunia dalam rangka mencapai tujuan nasional9. Selain itu dalam kehidupan sehari- hari tentunya yang menjadi pembeda bagi masyarakat Indonesia yang memiliki
8 Jamaludin, Ujang. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi-Buku Ajar Bersama BKS PTN-Barat (Palembang : Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Indonesia Bagian Barat, 2017), hlm 94.
9 Jamaludin, Ujang. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi-Buku Ajar Bersama BKS PTN-Barat (Palembang : Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Indonesia Bagian Barat, 2017), hlm 94.
wawasan nusantara. Masyarakat yang memiliki wawasan nusantara cenderung lebih menertibkan kedamaian, ketenteraman, bahkan ketenangan.
2.6 Implementasi Wawasan Nusantara
Menurut Sumarsono, dkk (2002:92) Implementasi Wawasan Nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh, antara lain 10:
a. Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sangat sehat dan dinamis. Hal ini akan tampak dalam wujud pemerintahan yang kuat, aspiratif dan tepercaya.
b. Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan ekonomi mencerminkan tanggungjawab pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat antar daerah secara timbal balik serta kelestarian sumber daya alam itu sendiri.
c. Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membedakan suku, asal usul daerah, agama serta golongan berdasarkan status sosialnya.
d. Implementasi Wawasan Nusantara dalam bidang Ketahanan dan Keamanan (HANKAM) akan menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa untuk menanggapi setiap bentuk ancaman yang dapat membahayakan keselamatan bangsa dan kedaulatan negara.
Adapun sarana untuk mempercepat tercapainya tujuan Wawasan Nusantara yaitu melalui pemasyarakatan materi Wawasan Nusantara kepada seluruh masyarakat Indonesia dengan berbagai cara, yaitu dengan ceramah, diskusi, dialog, keteladanan, pendidikan, komunikasi maupun integrasi untuk terjalinnya
10 Sumarsono, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan (Jakarta : Gramedia Pustaka, 2002), hlm 92.
persatuan dan kesatuan dengan mengutamakan kepentingan nasional serta tujuan nasional.
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Implementasi Wawasan Nusantara pada Bidang Sosial Budaya
Dalam kehidupan sosial budaya, implementasi Wawasan Nusantara akan menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima, dan menghormati segala bentuk perbedaan atau kebhinnekaan sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia dari Sang Pencipta. Selain itu implementasi dalam bidang ini juga akan menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membeda-bedakan suku, asal usul daerah, agama atau kepercayaan, serta golongan berdasarkan status sosialnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sosial, yaitu :
a. Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda. Dari segi budaya, status sosial, maupun daerah. Contohnya dengan pemerataan pendidikan di semua daerah dan program wajib belajar harus diprioritaskan bagi daerah tertinggal.
b. Pengembangan budaya Indonesia untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta dapat dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional maupun daerah. Contohnya dengan pelestarian budaya, pengembangan museum, dan cagar budaya.
Untuk mempercepat tercapainya tujuan Wawasan Nusantara, di samping implementasi seperti yang telah disebutkan di atas, hal yang perlu dilakukan adalah pemasyarakatan materi Wawasan Nusantara kepada seluruh
masyarakat Indonesia. Pemasyarakatan Wawasan Nusantara tersebut dapat dilakukan dengan cara berikut :
a. Menurut sifat atau cara penyampaian, yang dapat dilaksanakan adalah dengan metode ceramah, diskusi, dialog, dan tatap muka.
b. Menurut metode penyampaian yang berupa :
Metode keteladanan, dengan menularkan sikap teladan dalam perilaku kehidupan sehari-hari kepada lingkungannya terutama dengan memberikan contoh-contoh berpikir, bersikap dan bertindak mementingkan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan sehingga timbul semangat kebangsaan yang selalu cinta tanah air.
Metode edukasi melalui pendekatan formal dan informal.
Pendidikan formal ini dimulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, pendidikan karier di semua strata dan aspek profesi, penataran, kursus dan sebagainya. Sedangkan pendidikan non-formal dapat dilaksanakan di lingkungan keluarga, pemukiman, pekerjaan, dan organisasi kemasyarakatan.
Metode komunikasi, tujuan yang ingin dicapai dari sosialisasi wawasan nusantara melalui komunikasi adalah tercapainya hubungan komunikatif secara baik yang akan mampu menciptakan iklim saling menghargai, menghormati, mawas diri, dan tenggang rasa sehingga terciptanya kesatuan bahasa dan tujuan tentang wawasan nusantara.
Metode integrasi, tujuan yang ingin dicapai dari pemasyarakatan atau sosialisasi wawasan nusantara melalui metode ini adalah terjalinnya pemahaman tentang wawasan nusantara akan membatasi sumber konflik di dalam tubuh bangsa Indonesia baik pada saat ini maupun di masa mendatang dan akan memantapkan kesadaran untuk
mengutamakan kepentingan nasional dan cita-cita tujuan nasional. Dalam melaksanakan pemasyarakatan, lingkup materi wawasan nusantara yang disampaikan hendaknya disesuaikan dengan tingkat, jenis, serta lingkungan pendidikan agar materi yang disampaikan tersebut dapat dimengerti dan dipahami.
3.2 Hambatan terhadap Implementasi Wawasan Nusantara dalam aspek Sosial Budaya
Indonesia yang memiliki keanekaragaman suku, budaya, dan adat istiadat akan lebih sering terjadi pergesekan antar golongan apalagi jika masyarakatnya masih memiliki sifat kedaerahan. Yang menjadi hambatan dalam implementasi Wawasan Nusantara adalah sifat fanatisme kedaerahan dan etnosentrisme yang membahayakan bagi keutuhan NKRI, karena sifat etnosentrisme menganggap budaya dan adatnya lebih baik dari budaya suku lain dan hal ini akan menimbulkan kerusuhan bahkan perpecahan bangsa. Maka dari itu kita harus menghindari sifat etnosentrisme dengan cara saling toleransi antar suku, menyadari bahwa Indonesia memiliki banyak suku, dan tidak menyinggung suku lain karena kita adalah saudara sebangsa dan setanah air.
3.3 Ancaman terhadap Implementasi Wawasan Nusantara dalam aspek Sosial Budaya
Hal yang menjadi ancaman terhadap implementasi Wawasan Nusantara dalam aspek sosial budaya adalah pengaruh negatif globalisasi yang berasal dari budaya luar, yaitu munculnya sifat hedonisme. Hedonisme merupakan paham yang menganggap kenikmatan pribadi sebagai suatu nilai hidup tertinggi. Hedonisme mengakibatkan manusia suka memaksakan diri untuk mencapai kepuasan dan kenikmatan pribadinya meski harus melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Perilaku hedonisme yang paling dikhawatirkan untuk menyebar di masyarakat adalah pergaulan bebas, mabuk-mabukan, foya-foya, dan lain sebagainya. Cara agar terhindar dari sifat hedonisme adalah selalu bersyukur dengan apa yang kita miliki, berhati-hati dalam memilih pergaulan, dan hidup sederhana.
3.4 Tantangan terhadap Implementasi Wawasan Nusantara dalam aspek Sosial Budaya
Salah satu tantangan dalam implementasi Wawasan Nusantara dalam aspek sosial budaya adalah kesenjangan budaya yang berarti adanya ketidakseimbangan pertumbuhan budaya yang dialami oleh setiap individu di dalam kelompok, atau setiap kelompok di dalam masyarakat karena adanya perbedaan akses dan pemahaman terhadap unsur budaya yang baru dan tidak terjadi secara keseluruhan, melainkan berbeda-beda. Hal ini menyebabkan ada budaya yang pertumbuhannya lambat dan ada yang cepat. Contohnya adalah kesenjangan budaya di desa dan kota. Banyak penduduk kota yang sudah mahir dan bahkan menggunakan teknologi modern dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan banyak masyarakat desa yang bahkan belum mengetahui bentuk dan cara penggunaan teknologi tersebut. Kesenjangan budaya antarkelompok masyarakat bisa disebabkan oleh beberapa hal, yaitu heterogenitas masyarakat yang tinggi, kurangnya kontak dengan budaya material masyarakat lain, kurangnya kemampuan daya pikir ketika harus menyesuaikan diri dengan perkembangan sosial, dan adanya hambatan-hambatan terhadap perkembangan budaya.
Untuk mengatasi kesenjangan sosial budaya tersebut, diperlukan beberapa upaya aktif dari pemerintah untuk masyarakat, seperti meningkatan kualitas SDM, memberi akses yang sama kepada seluruh masyarakat (kesehatan, pendidikan, teknologi, dan ekonomi), mengoptimalkan pengolahan dan pemanfaatan sumber daya, dan pemerataan pembangunan sampai ke pelosok negeri.
3.5 Gangguan terhadap Implementasi Wawasan Nusantara dalam aspek Sosial Budaya
Masuknya ajaran-ajaran sekte sesat ke dalam Indonesia adalah salah satu bentuk gangguan terhadap implementasi Wawasan Nusantara. Indonesia memang memiliki keberagaman budaya, bahasa, ras, agama, golongan, bahkan hingga kelompok-kelompok kecil. Namun keberagaman tersebut lantas tidak sepenuhnya membawa dampak positif. Salah satu dampak negatif dari keberagaman adalah sekte sesat. Target utama dalam sekte sesat biasanya adalah remaja, karena mereka mengetahui bahwa usia remaja biasanya belum memiliki jiwa dan pemikiran yang matang. Oleh karena itu solusi agar terhindar dari sekte sesat adalah orang tua harus memberikan perhatian yang lebih kepada anak, memastikan ia disibukkan dengan kegiatan-kegiatan positif, dan menyempatkan waktu untuk berbincang bersama anak sebelum ia tidur. Dari sisi seorang anak pun diharapkan dapat lebih berhati-hati untuk memilih pergaulan dan menyaring ajaran-ajaran yang tidak baik dari dunia luar, menjaga komunikasi yang baik dengan orang tua, mengikuti kegiatan positif di sekolah atau di rumah, serta tidak menelan mentah-mentah infomasi atau budaya baru.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Indonesia memiliki keberagaman suku, ras, budaya, dan agama. Dan Indonesia memiliki ratusan suku bangsa yang berbeda-beda tiap sukunya. Namun dari keberagaman ini dapat menjadi potensi besar terjadinya pergesekan antar suku. Padahal dalam kebudayaan pasti memiliki keunggulan kelemahan masing- masing. Seharusnya setiap kelompok masyarakat budaya bisa saling membuka diri, memahami dan menerima eksistensi budaya masing-masing. Hal ini dapat menjadi upaya untuk menjaga persatuan nasional yang membutuhkan kesamaan persepsi atau kesatuan cara pandang di antara segenap masyarakat yang memiliki eksistensi budaya yang sangat beragam namun memiliki semangat untuk membina kehidupan bersama secara harmonis. Maka dari itu perlunya implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan sosial budaya yang diharapkan dapat menciptakan persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia untuk menepis segala bentuk hambatan, ancaman, gangguan, dan tantangan yang berasal dari pengaruh buruk budaya asing.
4.2 Saran
Dengan adanya Wawasan Nusantara dan menerapkannya sesuai dengan UUD dan Falsafah Pancasila, maka dari implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan sosial budaya dapat menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membedakan suku, asal usul daerah, agama atau
kepercayaan serta golongan berdasarkan status sosialnya. Karena budaya Indonesia adalah satu kesatuan dengan corak ragam budaya yang menggambarkan kekayaan dan sebuah keunggulan budaya bangsa dibandingkan dengan budaya bangsa lain. Selain itu, melalui implementasi Wawasan Nusantara dalam aspek sosial budaya juga diharapkan dapat dipahami dan diterapkan oleh seluruh masyarakat Indonesia untuk menepis dan menyaring berbagai macam budaya luar yang merugikan bagi bangsa.