STIKes Dharma Husada Bandung
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar BelakangMata merupakan salah satu dari panca indra yang memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai organ penglihatan.
Melalui mata manusia menyerap informasi visual yang digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan. (Erianto Ongko, 2013).
Penglihatan adalah bagian dasar dari proses belajar, karena 80% dari apa yang anak-anak pelajari didapatkan melalui pemprosesan informasi secara visual. Untuk memastikan kemampuan anak-anak dalam belajar, penglihatan yang jelas dan nyaman adalah hal yang sangat penting. Gangguan penglihatan dapat menyebabkan efek yang tidak diinginkan pada komprehensi dan kinerja dalam membaca dan menulis, yang menyusun hampir tiga perempat kegiatan belajar di sekolah. Terdapat banyak studi yang menemukan hubungan antara gangguan penglihatan dan buruknya kinerja siswa di sekolah (Witantra Dhamar Hutami, Putu Asti Wulandari 2016).
Di dunia, terdapat orang-orang dalam jumlah yang signifikan yang menderita karena penglihatan mata yang buruk. Diperkirakan terdapat 2,5 miliar orang di dunia dengan permasalahan penglihatan yang tidak mendapatkan koreksi. Penglihatan yang tidak terkoreksi atau gangguan refraktif yang tidak terkoreksi, seperti hiperopia (rabun dekat), miopia (rabun
STIKes Dharma Husada Bandung
jauh), dan pandangan kabur, yang mengenai semua orang pada semua usia dan kelompok etnik, adalah penyebab utama gangguan penglihatan. Jumlah gangguan penglihatan yang tidak terkoreksi pada kelompok usia anak-anak (berusia di bawah 18 tahun) pada tahun 2010 di dunia diperkirakan 810 juta dengan presentase sebesar 30%. Persentase tersebut tersebar secara bervariasi di seluruh dunia, dengan prevalensi yang signifikan terdapat pada beberapa negara berkembang. Berdasarkan penelitian, terdapat tiga dampak gangguan penglihatan mata pada anak-anak, yaitu dampak pada kesehatan jangka panjang, kinerja di sekolah, serta perkembangan emosional atau sosial (Witantra Dhamar Hutami, Putu Asti Wulandari 2016).
Pemeriksaan tajam penglihatan merupakan pemeriksaan fungsi mata.
Gangguan penglihatan memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui sebab kelainan mata yang mengakibatkan turunnya tajam penglihatan. Ketajaman penglihatan atau visus adalah kemampuan seseorang untuk melihat suatu objek terkecil pada jarak tertentu. Dalam buku Wiley A. Chambers MD, in clinical Ocular Toxicology, 2008 tertulis bahwa:
“Ketajaman visual merupakan ukuran fungsi visual yang paling umum digunakan dan dipahami secara universal. Penting untuk mengukur ketajaman visual di sebagian besar keadaan karena memberikan pengukuran simultan kejernihan kornea sentral, kejernihan lensa pusat, fungsi makula pusat dan kondisi saraf optik”.
Seorang Refraksi Optisi memiliki standar pelayanan Refraksi, seperti melakukan skrining atau pemeriksaan mata kepada masyarakat, termasuk pemeriksaan mata kepada anak-anak. Alat uji tes tajam penglihatan untuk anak-anak diantaranya ada Tumbling E-Chart, Landolt C, Lea Chart, kay
STIKes Dharma Husada Bandung
chart dan optotype HOTV. dari salah satu alat tersebut kakak tingkat saya yang bernama Rahmatika Saputri berinisiatif membuat modifikasi alat uji tajam penglihatan untuk anak menggunakan optotype HOTV karena Kombinasi HOTV telah terbukti menjadi set huruf dengan testabiliti tinggi ketika digunakan dengan kartu kunci untuk usia muda 2 hingga 3 tahun dan Grafik HOTV juga dapat digunakan sebagai standar emas untuk mengukur ketajaman visual anak-anak pra-sekolah di daerah semi perkotaan. (journal of american association for pediatric ophthalmology and strabismus, 2003 dan Diana Moganeswari, George P Jacob dkk. 2015)
Berdasarkan hasil uji setelah pembuatan modifikasi alat oleh peneliti (Rahmatika Saputri) beliau membandingkan alat Modifikasi HOTV Chartnya dengan Lea Chart pada 14 pasien dengan rentan usia 4 sampai dengan 6 tahun, hasil modifikasi dan uji coba alat uji tajam penglihatan untuk anak menggunakan optotype HOTV oleh Rahmatika Saputri menunjukan bahwa hasil visusnya sama antara alat yang dimodifikasinya dan Lea Chart.
Berdasarkan latar belakang diatas, dengan pertimbangan bahwa pengujian modifikasi HOTV Chart dengan Lea Chart memiliki perbedaan objek, sehingga dalam karya tulis ilmiah ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian kembali tentang pengujian alat tajam penglihatan modifikasi HOTV Chart (hasil penelitian Rahmatika Saputri) dibandingkan dengan Snellen Chart untuk menilai apakah visus atau tajam penglihatan pada Modifikasi HOTV Chart (hasil penelitian Rahmatika Saputri) sama dengan Snellen Chart, karena Keakuratan alat tajam penglihatan sangat penting
STIKes Dharma Husada Bandung
dalam pemeriksaan untuk hasil penglihatan terbaik dan untuk mengurangi kesalahan yang bias.
B.
Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut “Bagaimana hasil Pemeriksaan Tajam Penglihatan untuk anak-anak Menggunakan Modifikasi HOTV Chart (hasil penelitian Rahmatika Saputri) dan Snellen Chart di Yayasan Alhamdi.
C.
Tujuan PenelitianUntuk mengetahui kesesuaian hasil pemeriksaan Tajam Penglihatan untuk anak Menggunakan Modifikasi HOTV Chart (hasil penelitian Rahmatika Saputri) dan Snellen Chart di Yayasan Alhamdi
.
D.
Manfaat Penelitian 1. Manfaat TeoritisPenelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dan pengetahuan mengenai uji alat Tajam Penglihatan untuk anak Menggunakan Modifikasi HOTV Chart (hasil penelitian Rahmatika Saputri) dan Snellen Chart.
STIKes Dharma Husada Bandung
2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis
Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan ilmu pengetahuan dan sumber pustaka bagi peneliti selanjutnya.
b. Bagi Institusi Stikes Dharma Husada Bandung
Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan khususnya program studi D3 Refraksi Optisi tantang pemeriksaan Tajam Penglihatan untuk anak Menggunakan Modifikasi HOTV Chart (hasil penelitian Rahmatika Saputri) dan Snellen Chart yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
c. Bagi Tenaga Kesehatan (Refraksi Optisi)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai Pemeriksaan Tajam Penglihatan untuk anak Menggunakan Modifikasi HOTV Chart (hasil penelitian Rahmatika Saputri) dan Snellen Chart agar dapat mengetahui kelayakan Modifikasi HOTV Chart tersebut.
E.
Ruang Lingkup Penelitian a. Lingkup MasalahMasalah yang akan diteliti adalah masalah mengenai hasil pemeriksaan Tajam Penglihatan untuk anak Menggunakan Modifikasi HOTV Chart (hasil penelitian Rahmatika Saputri) dan Snellen Chart.
STIKes Dharma Husada Bandung
b. Lingkup Metode
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu dimana metode dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2010).
c. Lingkup Keilmuan
Penelitian ini merupakan bidang keilmuan Refraksi Optisi khususnya ilmu refraksi.
d. Lingkup Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Yayasan Alhamdi pada tanggal 21 & 22 Mei 2019.