STIKes Dharma Husada Bandung
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masuknya era globalisasi telah mempengaruhi pesatnya perkembangan teknologi di berbagai belahan dunia. Hal ini berdampak pada munculnya instrumen baru untuk memenuhi dan mempermudah kebutuhan manusia baik dalam berinteraksi maupun dalam menyelesaikan pekerjaannya. Komputer menjadi salah satu instrumen yang banyak diminati, hal ini sesuai dengan survey pengguna TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) oleh KOMINFO (Kementrian Komunikasi dan Informatika) tahun 2017 yang menyatakan bahwa :
“…pertumbuhan kepemilikan komputer oleh individu di Indonesia mencapai angka 7,97% dengan presentase terbesar di pulau jawa 11,04%.”
Dari kutipan diatas dapat diketahui bahwa persentase kepemilikan komputer di Indonesia tahun 2017 termasuk pada kategori tinggi dengan jumlah penduduk pada saat itu lebih dari 262 juta jiwa. Selain memberikan berbagai macam kemudahan, pemakaian komputer yang berlebihan dapat menimbulkan dampak yang kurang baik bagi kesehatan. Resiko gangguan kerja pun dapat terjadi saat penggunaan komputer dilakukan secara berlebihan. Salah satunya adalah gangguan kesehatan mata. Gangguan kesehatan mata akibat penggunaan komputer disebabkan karena mata terus-menerus memandang monitor komputer.
Hal ini sesuai dengan pernyataan American optometric association (AOA) tahun 2019 yang mengemukakan bahwa:
STIKes Dharma Husada Bandung Mata lelah menjadi masalah utama kesehatan kerja yang berhubungan dengan pemakaian komputer dalam waktu yang panjang di tempat kerja, gejala yang terjadi pun bervariasi seperti mata kering, rasa panas dimata, iritasi, mata kabur dan ketegangan otot mata.
Penggunaan komputer dengan menatap layar monitor dalam jangka waktu yang cukup lama setelah bekerja memiliki dampak bagi kesehatan mata. Hal ini sesuai dengan pernyataan Margareta dkk. (2017) bahwa : “Hasil penelitian yang di dapatkan menyatakan tanda-tanda subjektif seperti penglihatan kabur, sakit kepala, dan ketegangan otot muncul karna frekuensi penggunaan gadget lebih dari dua jam per hari.”
Sedangkan The Vision Council (2015) juga mengemukakan bahwa: “Sekitar 80 persen orang dewasa Amerika menggunakan perangkat digital selama lebih dari dua jam per hari dan 59 persen diantaranya mengalami gejala kelelahan mata.”
Berdasarkan kutipan di atas mengenai kelelahan mata merupakan dampak dari penggunaan perangkat digital dengan durasi lebih dari dua jam per hari. Di Indonesia sendiri didapatkan hasil survey KOMINFO mengenai penggunaan TIK tahun 2017 yaitu: “...frekuensi penggunaan komputer dalam satu hari dengan durasi penggunan sama dengan atau lebih dari tiga jam mencapai angka 78,80%...”. Lamanya durasi penggunaan komputer ini berdampak pada kesehatan mata, sebagaimana hasil penelitian Kurmasela (2013) yang menyatakan bahwa:
“Sebagian besar responden dengan lama penggunaan laptop lebih dari 3 jam, 76%
responden mengeluh mengalami gangguan penglihatan dan gejala yang paling banyak dikeluhkan 73% dantaranya mengalami mata Lelah”.
Terkait penggunaan komputer, di kampus STIKes Dharma Husada Bandung
STIKes Dharma Husada Bandung terdapat salah satu staff yang kesehariannya berinteraksi dengan komputer, dari sekitar 17 anggota staff tersebut masing-masing diantaranya berinteraksi di depan layar Personal Computer dalam kurun waktu yang cukup lama dan secara terus menerus kurang lebih 7 jam setiap harinya, dengan jam kerja yang dimulai pada jam 9.00 hingga jam 16.00 dengan jam istirahat selama 45 menit.
Kondisi seperti ini tidak dapat dibiarkan terus menerus karena dapat memiliki resiko gangguan penglihatan dengan keluhan mata lelah, sehingga perlu menjadi perhatian khusus bagi tenaga kesehatan dalam mengedukasi masyarakat mengenai penggunaan komputer. Menurut Kangarul (2009) : “Mata lelah merupakan gejala subjektif yang dialami mata karena otot-ototnya dipaksa bekerja keras terutama saat harus melihat objek dekat dalam jangka waktu lama.”
Untuk meminimalisir terjadinya mata lelah dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik secara terapi farmakologi yaitu penggunaan obat tetes serta terapi mata (eye exercise) sebagai terapi non farmakologi. Mata lelah dapat diminimalisir dengan melakukan eye exercise sebagaimana dikatakan Gosewade, dkk. (2016) menyatakan bahwa : “eye exercise dapat berdampak positif pada kesehatan mata hal ini terbukti saat dilakukan teknik palming yang dapat membantu proses relaksasi pada mata”. Bahkan Jyoti, dkk. (2015) mengenai Computer Vision Syndrome (CVS) preventio and management. (Journal of int J Ayu Chem) juga dikatakan bahwa:
Gerakan figure of eight dapat melatih dan meningkatkan fleksibilitas otot mata, saat dilakukan gerakan eye squeeze dapat melembabkan mata dan pada metode eye massage dapat meningkatkan sirkulasi aliran darah di sekitar kelopak mata sehingga oksigen akan diproduksi lebih banyak di daerah mata.
STIKes Dharma Husada Bandung Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian mengenai :
“Gambaran Manfaat Terapi Mata (eye exercise) pada Pengguna Perangkat Digital di STIKes Dharma Husada Bandung”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan identifikasi masalah yang diambil yaitu :
1. Bagaimana kondisi mata responden sebelum dan setelah dilakukan terapi mata (eye exercise)?
2. Bagaimana manfaat terapi mata (eye exercise) pada pengguna komputer di STIKes Dharma Husada Bandung?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini yaitu: Untuk mengetahui gambaran manfaat terapi mata (eye exercise) pada pengguna komputer di STIKes Dharma Husada Bandung.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitan ini yaitu untuk mengidentifikasi kondisi mata sebelum dan setelah dilakukan eye exercise pada Staff Tenaga Kependidikan STIKes Dharma Husada Bandung.
STIKes Dharma Husada Bandung D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sarana dalam memperkaya wawasan kesehatan mata khususnya pada mata lelah (asthenopia).
2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis
Hasil penelitian ini dimaksudkan untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya bagi penulis maupun bagi rekan mahasiswa lainnya, serta bagi pembaca mengenai terapi mata (eye exercise) yang memiliki dampak positif bagi kesehatan mata.
b. Bagi institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana menambah wawasan dalam mengatasi atau meminimalisir kondisi kelelahan mata bagi pemilik, pekerja komputer dan mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung terkhusus bagi staff tenaga kependidikan STIKes Dharma Husada Bandung.
E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Lingkup Masalah
Penulis membatasi pembahasan dalam penelitian mengenai gambaran manfaat terapi mata (eye exercise) pada pengguna komputer dengan kondisi mata lelah. Faktor-faktor yang diteliti antara lain : faktor-faktor yang
STIKes Dharma Husada Bandung mempengaruhi mata lelah seperti intensitas pencahayaan, lama penggunaan dan kelainan refraksi, durasi penggunaan komputer dan metode terapi mata (eye exercise) yang diberlakukan bagi staff tenaga kependidikan STIKes Dharma Husada Bandung.
2. Lingkup Metode
Penelitian ini merupakan penelitian survei yaitu dimana metode dilakukan dengan cara melihat respon pada staff tenaga kependidikan STIKes Dharma Husada Bandung. sebelum dan setelah dilakukan terapi mata (eye exercise).
3. Lingkup Keilmuan
Penelitian ini merupakan bidang keilmuan Refraksi Optisi khususnya Patologi Mata dan Ergonomi Penglihatan
4. Lingkup Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di STIKes Dharma Husada Bandung pada tanggal 15 sampai dengan tanggal 30 Maret