BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangat cepat sehingga tanpa disadari telah mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia. Sekarang ini perkembangan teknologi tidak hanya digunakan oleh orang dewasa. Akan tetapi, perkembangan teknologi telah memasyarakat dikalangan anak-anak. Hal ini mungkin menjadi suatu kebanggaan bagi orang tua karena anak mereka tidak ketinggalan zaman dengan mengikuti perkembangan teknologi. Saat ini kebutuhan akan gadget sudah seperti kebutuhan primer, dimana semua kalangan baik itu anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua sudah memiliki gadget di genggamannya dengan bentuk dan kebutuhan yang beragam(ameliola,2013)
Pada masa sekarang ini banyak anak-anak yang telah terkontaminasi oleh gadget mulai dari balita hingga anak usia sekolah. Gadget merupakan barang canggih yang diciptakan dengan berbagai aplikasi yang dapat menyajikan berbagai media berita, jejaring sosial, hobi, bahkan hiburan.
Barang canggih ini yang dilihat dari segi harga yang tidak bisa dibilang murah tidak hanya sekedar dijadikan media hiburan semata tapi dengan aplikasi yang terus diperbaharui gadget wajib digunakan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan bisnis, atau pengerjaan tugas kuliah dan kantor, akan tetapi pad faktanya gadget takhanya digunakan oleh orang
1
dewasa atau lanjut usia (22 tahun ke atas), remaja (12-21 tahun), pada anak-anak (7-11 tahun), dan lebih ironisnya lagi gadget digunakan untuk anak usia (3-6 tahun), yang seharusnya belum layak untuk anak usia 5-12 tahun dikatakan sebagai generasi multi-tasking(ameliola,2013)
Gadget adalah media elektronik yang sangat tinggi penggunaannya saat ini.Penggunaan gadget meningkat dari 3 juta orang (tahun 1990) menjadi 2.2 miliar (tahun 2011). Pada usia anak-anak dan dewasa dilaporkan menggunakan gadget hingga 7 jam/hari. Media elektronik ini menggunakan teknologi sinar biru yang dapat mempengaruhi dan membahayakan kesehatan mata. Cahaya dengan panjang gelombang antara 300-400 nm dapat menembus kornea dan diserap oleh iris atau pupil. Sinar biru gelombang pendek berenergi tinggi dengan panjang gelombang 415 dan 455 nm adalah yang paling berbahaya untuk mata.
Selain itu, sinar dengan panjang gelombang 400-460 nm lebih berbahaya daripada sinar dengan panjang gelombang 470-490 nm.(biomedkes2019).
Pengaruh sinar ini ditentukan oleh panjang gelombang,frekuensi dan lama paparan. Sinar biru dapat mempengaruhi kesehatan kornea,lensa dan retina(biomedkes,2019). Tunanetra di seluruh dunia, 39 juta buta dan 246 memiliki low vision.
Penyebab utama gangguan penglihatan didunia adalah refraksi (43%), katarak (30%) dan glukoma (2%). Kelompok umur yang beresiko mengalami gangguan penglihatan dan kebutaan adalah kelompok umur ≥ 50tahun danumur ≤ 15tahun.
Diperkirakan 19 juta anak-anak di dunia mengalami gangguan penglihatan, 12 juta diantaranya disebab kan oleh refraksi dan 1,4 juta anak-anak telah mengalami kebutaan (Ridhadkk, 2017), Mata merupakan panca indera yang memiliki f ngsi sangat vital selama masa perkembangan. Saat memasuki masa sekolah penglihatan anak menjadi hal yang sangat penting. Penglihatan yang baik sangat diperlukan dalam menunjang proses pembelajaran dimana penglihatan menjadi salah satu jalur untuk menerima informasi yang diberikan dalam proses belajar.
Gadget bisa mempengaruhi mata karena dapat menyebabkan banyak hal seperti kurangnya daya akomodasi, mata kering, dan kelelahan mata.
Kelelahan mata disini dapat terjadi karena pencahayaan yang kurang memadai. Selain itu, juga dapat dihasilkan dari stresintensif pada fungsi mata seperti terhadap otot akomodasi(suma’mur,2019)
Berdasarkan data WHO (2014), menyebutkan 285 juta orang diperkirakan 40% anak–anak Indonesia mengalami gangguan atau kelainan mata. Karena itu banyak anak Indonesia harus memakai kacamata di usia dini (Dwiyasista, 2014). Perlunya peran orang tua dalam mengatur penggunaan gadget terhadap anak dan memperhatikan aktifitas anaknya dalam menggunakan gadget. Dikhawatirkan jika sejak dini sudah diberikan gadget dikemudian hari menjadi kebiasaan yang tidak baik.
Seperti bermain gadget dengan posisi tidak benar, sambil tiduran, melihat dengan jarak terlalu dekat dan pencahayaan yang kurang tanpa disadari berefek buruk untuk kesehatannya.
Sebuah survei tentang dampak sinar biru pada ketajaman mata anak barubaru ini dilakukan oleh NEI (National Eye Institute). Hasilnya menunjukan bahwa terpapar sinar biru terlalu lama dapat menyebabkan pengembangan penglihatan yang buruk bagi anak. Dan disebutkannya insiden Miopia lebih tinggi. Juga diperkuat oleh hasil penelitian Amber Case yang hasilnya menyebutkan bahwa tingkatan usia yang berbeda membutuhkan tingkatan perlingdungan yang berbeda pula. Lalu disebutkannya bahwa anak-anak dibawah usia 14 tahun kornea matanya belum sepenuhnya berkembang. Jadi sinar biru ini dapat dengan mudah mencederainya hingga menembus sampai retina.
Menurut Kurnia (2014), gaya hidup di perkota n yang cepat berubah dan seiring dengan kemajuan teknologi dapat berdampak pada kesehatan mata. Penggunaan alat tekhnologi seperti gadget, laptop dan lainnya dapat menyebabkan masalah pada kesehatan mata yang dialami masyarakat, khususnya anak–anak. Data hasil Riset Kesehatan Dasar (2013), menunjukan bahwa sekitar 1% anak usia sekolah 6–14 tahun mengenakan kacamata. Gangguan penglihatan pada anak usia sekolah di Indonesia terjadi karena minimnya faktor pengetahuan dan kesadaran tentang kesehatan mata(fitriana,2014)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti mencoba merumuskan suatu masalah yaitu “bagaimana dampak sinar biru pada mata anak sekolah dasar dari penggunaan gadget?”
C. Tujuan Penelitian
1.Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak sinar biru pada mata anak sekolah dasar dari penggunaan gadget melalui literature review.
2.Tujuan Khusus
1.Untuk mengetahui prevalensi anak sekolah dasar yang terdampak sinar biru
2. Mengetahui bahaya bluelight gadget bagi kesehatan mata
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi penulis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai dampak sinar biru pada anak sekolah dasar
2. Manfaat bagi profesi optometri
Dengan hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan dalam mengembangkan keilmuan keilmuan di ruang lingkup optometri
E. Ruang lingkup
1. Lingkup metode
Berdasrakan permaslahan dan tujuan yang akan dicapai maka jenis penelitian ini menggunakan metode literature review.
2. Lingkup keilmuan
Penelitian ini masuk pada ke dalam ruang lingkup keilmuan Klinik Optik Dispensing dan patologi mata.
3. lingkup tempat dan waktu
Penyusunan karya tulis ini dilakukan pada bulan m ret tahun 2022 berdasarkan jurnal-jurnal terkait dalam kurun waktu maksimal 10 tahun kebelakang.
4. Lingkup masalah
Masalah pokok dalam karya tulis ini adalah mengenai dampak sinar biru dari gadget bagi mata pada anak sekolah dasar melalui literature review