1 A. Latar Belakang
Penelitian ini di latar belakangi dengan pengalaman oleh peneliti sendiri saat sedang melakukan praktek di UGD RS Cibabat saat peneliti menemukan keluarga yaitu ibu dan anak membawa suami atau ayah nya ke UGD dengan kondisi pasien mual-mual saat peneliti anamnesa dengan menanyakan apa keluhan pasien keluarga terlihat kebingungan dan anaknya terlihat sampai gemetar, keluarga terlihat susah mengatakan yang sebenarnya bahwa ayahnya tersebut penderita TBC, lalu saat itu juga peneliti langsung memakaikan masker pada pasien dan memindahkan nya ke ruang isolasi. Karena ruang isolasi khusus bagi penyakit yang menular.
Berdasarkan pengalaman tersebut peneliti melakukan studi pendauluan dengan mewawancara terhadap tiga keluarga yang merawat penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Ibrahim Adjie. Hasilnya keluarga mengatakan merawat nya itu tidak gampang, mereka harus paham terlebih dahulu apa itu TBC penyebab nya, cara menangani nya, sampai bagaimana pengobatan nya. Keluarga hanya bisa memberi dukungan dan doa untuk penderita seperti mengantar nya ke puskesmas untuk berobat, memberikan nya alat pelindung diri seperti masker.
Memberikan fasilitas yang khusus seperti ruangan khusus bagi penderita,
tempat makan dan kebutuhan lainnya supaya tidak menularkan nya ke lingkungan sekitar.
Laporan dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 menyebutkan terdapat 9,6 juta kasus TB paru di dunia dan 58% kasus terjadi di daerah Asia Tenggara dan Afrika. Tiga negara dengan insidensi kasus terbanyak tahun 2015 yaitu India (23%), Indonesia (10%), dan China (10%). Indonesia sekarang berada pada ranking kedua negara dengan beban TB tertinggi di dunia. Pada tahun 2015 di Indonesia terdapat peningkatan kasus tuberkulosis dibandingkan dengan tahun 2014. Pada tahun 2015 terjadi 330.910 kasus tuberkulosis lebih banyak dibandingkan tahun 2014 yang hanya 324.539 kasus.
Jumlah kasus tertinggi terdapat di provinsi dengan jumlah penduduk yang besar yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa tengah (Kemenkes RI, 2016). Kasus tuberkulosis pada tahun 2017 yang dilaporkan sebanyak 82.063 kasus, meningkat 13.16% dibandingkan tahun 2016 yaitu sebesar 72.558 kasus, kasus tuberkulosis tertinggi terdapat di tiga Kabupaten-kota yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bandung, kasus tuberkulosis di tiga Kabupaten-kota tersebut berkisar antara 9-12 % dari jumlah kasus baru di Jawa Barat. Kejadian kasus tuberkulosis antara lakilaki dan perempuan lebih banyak pada laki- laki dengan rasio 1.3, adapun menurut kelompok umur, kasus terbanyak terdapat pada kelompok usia 15-24 tahun dan yang terendah terdapat pada kelompok umur > 65 tahun. ( Diskes Jabar, 2017)
Tahun 2019 bulan Januari - Maret di Puskesmas Ibrahim Ajdie tercatat ada 23 orang yang menderita Tuberkolosis dengan BTA (+) yang datang berobat. Pada tahun 2014 upaya pemberantasan TBC menemui titik terang, Indonesia mencapai target MDG dalam penanggulangan TBC berdasarkan prevalensi mikroskopis. Pada tahun ini, aksi temukan kasus TBC mulai dilakukan dengan pendekatan keluarga dan memasukannya ke dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Satu tahun kemudian, TBC menjadi program prioritas presiden dan menjadi salah satu sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Tahun 2016, Wajib Notifikasi TBC masuk ke dalam Undang- Undang tentang pengendalian TBC. Pada tahun ini peta jalan eliminasi TBC di Indonesia tahun 2015-2035 dibuat.
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis), sebagian besar kuman TB menyerang paru tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya menurut Depkes RI (2008) dalam Nurhidayati (2016) . Maka dari itu peneliti tertarik ingin menggali lebih lanjut secara mendalam, mengenai segala informasi yang berkaitan tentang pengalaman keluarga dalam merawat pasien Tubercolosis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana Pengalaman Keluarga Dalam Merawat Pasien TBC Di Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman anggota keluarga dalam merawat pasien TBC di Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengalaman keluarga dalam merawat pasien TBC dilihat dari aspek pengetahuan.
b. Mengidentifikasi pengalaman keluarga dalam merawat pasien TBC dilihat dari aspek sikap.
c. Mengidentifikasi pengalaman keluarga dalam merawat pasien TBC dilihat dari aspek tindakan.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan tambahan informasi bagi peserta didik dalam materi pembelajaran asuhan keperawatan medikal bedah dan keperawatan komunitas
mengenai studi kualitatif tentang pengalaman anggota keluarga merawat pasien TB paru.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keluarga pasien agar dapat menjalankan perannya sebagai pemberi dukungan terhadap pasien TB paru.
b. Hasil penelitian ini dapat diusulkan menjadi masukan dalam Standar Operasional Pelayanan (SOP) tentang merawat pasien TBC dan sebagai salah satu upaya untuk mengetahui berbagai informasi dari masyarakat mengenai pengalaman merawat pasien TB paru.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Batununggal wilayah kerja UPT Puskesmas Ibrahim Adjie Jl. Ibrahim Adjie No.88, Kebonwaru, Batununggal, Kota Bandung. Waktu penelitiannya April – Juli 2019. Yang mana ruang lingkup pada penelitian ini adalah Keperawatan Medikal Bedah. Jenis penelitian desain kualitatif. Populasi nya keluarga dengan anggota kelurga penderita TBC.