1 A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak dasar manusia yang merupakan karunia Tuhan yang sangat tinggi nilainya. Hal ini tercantum jelas pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009. Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Karena dengan sehat kita dapat melakukan aktivitas setiap hari. Hidup sehat merupakan hal yang seharusnya diterapkan oleh setiap orang, mengingat manfaat yang ditimbulkan akan sangat banyak.
Melihat kondisi yang demikian, sudah seharusnya bukan hanya tenaga kesehatan saja yang menjadi penanggung jawab kesehatan, tetapi kesehatan merupakan tanggung jawab semua masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari rumah tangga atau keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga (Friedman, 2013).
Terdapat 5 fungsi keluarga yaitu, fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhuhungan dengan orang lain, fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk kehidupan sosial, fungsi reproduksi adalah untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga, fungsi ekonomi adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi, dan fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan adalah untuk mempertahankan kesehatan anggota keluarga, fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan, sedangkan tugas keluarga dalama pemeliharaan kesehatan adalah mengenal masalah kesehatan keluarga, memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga, merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan, memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Keluarga menjadi unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas.
Apabila setiap keluarga sehat, akan tercipta komunitas yang sehat pula. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain, mempengaruhi sistem keluarga, komunitas setempat bahkan komunitas
global. Dengan demikian kesehatan dan kemandirian keluarga merupakan kunci utama pembangunan kesehatan masyarakat (Ekasari 2008)
Adapun menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI, 2013) beberapa penyakit tidak menular yang terdapat di masyarakat khususnya keluarga salah satunya adalah Hipertensi. Penyakit tidak menular ini telah menjadi masalah yang besar di masyarakat Indonesia, karena cenderung terus meningkat. Seperti pada penyakit Hipertensi yang merupakan penyebab kematian nomor 3 di Indonesia,
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran selang waktu lima menit dalam keadaan cukup tenang/istirahat (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena termasuk yang mematikan tanpa disertai dengan gejala- gejalanya terlebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Gejala- gejala hipertensi yaitu adalah sakit kepala atau rasa berat di tengkuk, vertigo, jantung berdebar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan (Kemenkes RI, 2013). Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai (Riset Kesehatan Dasar/Riskesdas 2013)
Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committe (JNC) ward (2014), hipertensi derajat I dengan Sistolik 140-159 mmHg dan diastolik 90-99 mmHg, hipertensi derajat II dengan sistolik 160-179 mmHg dan diastolik 100-109 mmHg, hipertensi derajat III dengan diastolik ≥180 dan sistolik ≥110
Data Worlh Health Organization (WHO), di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4% orang di seluruh dunia mengidap hipertensi, angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara berkembang, termasuk Indonesia (Yonata, 2016). Hipertensi juga menempati peringkat ke 2 dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan dirumah sakit di Indonesia. Penderitanya lebih banyak wanita (30%) dan pria (29%) sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terjadi terutama dinegara berkembang (Triyanto, 2014).
Hipertensi di Indonesia menurut Riskesdas tahun 2013 yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8 %.
Hipertensi di Indonesia yang didapat melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4 %, yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9.5 %, jadi ada 0,1 % yang minum obat sendiri. Penyakit terbanyak pada usia lanjut berdasarkan Riskesdas tahun 2013 adalah hipertensi dengan 45,9% pada usia 55-64 tahun, 57,6% pada usia 65 tahun dan 63,8% pada usia ≥ 75 tahun.
Selanjutnya gambaran di tahun 2013 dengan menggunakan unit analisis individu menunjukkan bahwa secara nasional 25,8% penduduk Indonesia menderita penyakit hipertensi. Jika saat ini penduduk Indonesia sebesar 252.124.458 jiwa maka terdapat 65.048.110 jiwa yang menderita hipertensi. Suatu kondisi yang cukup mengejutkan.
Terdapat 13 provinsi yang persentasenya melebihi angka nasional, dengan tertinggi di Provinsi Bangka Belitung (30,9%) atau secara absolut sebanyak 426.655 jiwa.
Provinsi Jawa Barat berada di peringkat keempat sebagai wilayah dengan Hipertensi tertinggi yaitu sebesar 29,4%. Pada tahun 2016, Kemenkes RI melakukan Survei Indikator Kesehata Nasional (Sirkesnas) dan diperoleh data bahwa penyakit hipertensi di Indonesia telah meningkat menjadi sebesar 32,4%. Presentasi penduduk yang menderita hipertensi pada setiap tahun dan pada tahun 2016 sebanyak 12,4% penduduk di Kota Bandung berusia lebih dari 18 tahun terdiagnosis Hipertensi (Kemenkes RI, 2016)
Kasus Hipertensi di UPT Puskesmas Ibrahim Adjie pada tahun 2018 mencapai 2218 orang, data kelompok usia yang mempunya hipertensi pada umur 50-59 tahun mencapai 23%, 60-69 tahun mencapai 58%, dan usia lebih dari 70 tahun mencapai 19%. Didapatkan bahwa penderita hipertensi banyak yang tidak rutin mengontrol tekanan darah, memiliki kebiasaan merokok, pola hidup yang tidak sehat.
UPT Puskesmas Ibrahim Adjie adalah salah satu puskesmas yang berada di wilayah Bandung Jawa barat, puskesmas ini memberikan pelayanan pada pasien hipertensi dengan mengadakan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). Prolanis adalah sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang melibatkan peserta, aktifitas prolanis ini meliputi konsultasi medis, edukasi, dan home visite. Selain kegiatan prolanis adapun kegiatan Pos Binaan Terpadu (Posbindu) yang diadakan rutin setiap bulan pada masing-masing kelurahan, kegiatan yang biasanya dilakukan di pos bindu adalah pemeriksaan fisik (pengukuran tekanan darah, penimbangan BB, pengukuran TB, pengukuran lingkar perut, pengukuran lingkar lengan), pemeriksaan laboratorium sederhana (kolestrol, gula darah, asam urat), pemeriksaan faktor resiko dan pendidikan kesehatan. Keluarga Tn.D adalah salah satu keluarga binaan wilayah kerja UPT Puskesmas Ibrahim Adjie dan salah satu keluarga yang mempunyai masalah kesehatan (menderita penyakit hipertensi) yaitu Ny.N istri dari Tn.D yang selama kurang lebih delapan tahun menderita hipertensi, keluarga Tn.D sering berobat rutin ke Puskesmas Ibrahim Adjie .
Berdasarkan latar belakang dan fenomena tersebut maka penulis mengambil Studi Kasus Hipertensi pada keluarga dalam judul “Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn.D dengan gangguan sistem kardiovaskuler :Hipertensi pada Ny.N di Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung 2019”
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas dapat dikemukakan rumusan masalah Bagaimana Melakukan ”Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn.D dengan gangguan sistem kardiovaskuler :Hipertensi pada Ny.N di Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung 2019”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan keperawatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang komprehensif pada keluarga Tn.D dengan Hipertensi pada Ny.N di Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung Tahun 2019
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keluarga Tn.D dengan Hipertensi pada Ny.N di Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung Tahun 2019
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan keluarga Tn.D dengan Hipertensi pada Ny.N di Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung Tahun 2019
c. Mampu menyusun rencana keperawatan keluarga Tn.D dengan Hipertensi pada Ny.N di Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung Tahun 2019.
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan keluarga Tn.D dengan Hipertensi pada Ny.N di Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung Tahun 2019
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan keluarga Tn.D dengan Hipertensi pada Ny.N di Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung Tahun 2019
f. Mampu melakukan dokumentasi keperawatan keluarga Tn.D dengan Hipertensi pada Ny.N di Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung Tahun 2019
D. Manfaat Studi Kasus 1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan informasi dalam bidang keperawatan keluarga tentang asuhan keperawatan keluarga dengan Hipertensi
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu dalam menerapkan asuhan keperawatan keluarga sehingga dapat mengembangkan dan menambah wawasan peneliti.
b. Bagi Masyarakat/Klien
Menambah pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam upaya pencegahan, perawatan serta pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi tambahan guna meningkatkan informasi/pengetahuan, sebagai bahan bacaan dan dasar untuk studi kasus selanjutnya.
d. Bagi Puskesmas
Dapat memberikan sumbangan pikiran dalam meningkatkan “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan kasus Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung”