7 2.1. Sejarah Permainan Bola Basket
Bola basket pertama kali ditemukan di Amerika, yang ditemukan oleh seorang guru pendidikan jasmani yang bernama Dr. James A. Naishmit pada tahun 1891. Amber V (2007:9) mengemukakan bahwa bola basket merupakan olahraga yang mengandung unsur-unsur gerakan yang kompleks dan beragam, artinya gerakan-gerakan yang dibutuhkan dalam bola basket merupakan gabungan dari unsur-unsur gerakan yang menunjang. Untuk dapat bermain dengan baik, maka masing-masing unsur gerakan tersebut harus dipelajari satu persatu dan selanjutnya perlu ada koordinasi antara unsur gerak satu dengan lainnya. Menurut Wissel (2000 : 2), “Permainan bola basket dimainkan oleh 2 tim dengan 5 pemain pada masing-masing tim. Tujuannya adalah Mendapatkan nilai (skor) dengan memasukan bola ke keranjang dan mencegah tim lain melakukan hal serupa”.
Walaupun pemain di bolehkan dalam posisi apapun, posisi yang paling umum pada tim dengan 5 pemain adalah sebagai point guard (baseball hundler) yang artinya pemain bisa mengendalikan bola sebaik mungkin, karena yang bertugas menyusun serangan adalah posisi ini. Pemain Kedua sebagai shooting guard (base outrid shooter), pada posisi ini pemain harus memiliki teknik shooting yang baik, karena pada posisi ini harus mampu melakukan shooting pada jarak jauh atau three Pemain Ketiga sebagai small forward (versatile inside dan outside player), yang artinya pemain yang berada diluar garis serang. Pemain
keempat sebagai power forward (strong rebounding forward) yang fungsinya bertugas mengambil bola pantulan dari kegagalan menyerang atau rebound.
Pemain Kelima sebagai pemain tengah (inside scorer rebounder dan shoot blocker), biasanya yang berada di posisi ini adalah pemain yang memiliki keunggulan pada postur dan tinggi badan untuk bisa menghalangi lawan dalam menghasilkan angka didalam daerah dekat ring.
Bola basket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola besar, dimainkan dengan tangan. Bola boleh di passing (dilempar keteman), boleh dipantulkan kelantai (ditempat atau sambil berjalan) dan tujuannya adalah memasukkan bola ke basket (keranjang) lawan. Untuk dapat memainkan permainan bola basket dibutuhkan lapangan bola basket yang terdiri dari lantai semen atau lantai papan, dibatasi oleh garis yang berbentuk empat persegi panjang berukuran 28 x15 m. Selain lapangan juga di butuhkan perlengkapan lainnya antara lain papan pantul yang dibuat dari kayu keras atau bahan tembus pandang dengan tebal 3 cm, lebarnya 1.80 m dan tinggi 1.20 m. Permukaanya rata dan bila tidak tembus pandang harus berwarna putih. Di belakang ring dibuat petak persegi panjang dengan ukuran 59 cm dan tinggi 45 cm dengan lebar garis 5 cm. Papan pantul ini dipasang kokoh ditiap-tiap akhir lapangan tegak lurus dengan lantai, sejajar dengan garis akhir dan jaraknya dengan lantai 2.75 m dari bagian bawah papan. Keranjang yang terdiri e point. dari ring atau simpai dan jala. Simpai terbuat dari lingkaran hasil keras, garis tengahnya 45 cm. Garis tengah simpai 20 mm dengan sedikit rambahan lengkungan besi kecil di bawah simpai tempat memasang jala. Simpai dipasang 15 cm dari permukaan papan pantul. Bola yang
digunakan dalam permainan bola basket yaitu bola yang benar-benar bulat yang terbuat dari kulit, karet atau bahan sintetis, kelilingnya antara 75-78 cm dengan berat antara 600-650 gram. Bola dipompa secukupnya sehingga kalau dijatuhkan dari ketinggian 1.80 m, pantulannya antara 1.20 – 1.40 m, (Soedikun, 1999 :81- 84). Permainan bola basket dimainkan dalam waktu 4 x 10 menit. Di Amerika Serikat, NBA menggunakan waktu 4 x 12 menit dalam permainan bola basket.
Komponen fisik dalam permainan bola basket sangat dibutuhkan karena jalannya pertandingan yang lama, serta kerasnya pertandingan yang lebih sering memaksa para atlet bola basket untuk melakukan kontak fisik dengan lawannya dan bila ingin mencapai prestasi yang maksimal harus memiliki faktor kondisi fisik, teknik, taktik dan mental.
2.2 Teknik Dasar Shooting
Menurut Kosasih (2008 : 45), “dalam permainan bola basket, ada yang di kenal dengan istilah shooting, lay up shoot, underbasket (under ring), lay up dan slam dunk”. Semua ini merupakan daya tarik untuk bermain bolabasket, demikian juga daya tarik untuk penonton menikmati permainan bolabasket. Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa, semakin baik kemampuan shooting, underbasket (under ring), lay up shoot, dan lainnya maka semakin indah dan menarik pula permainan bolabasket untuk di lihat, terlepas dari keindahan driblle dan ke tepatan passing dari seorang pemain. Menembak merupakan sasaran akhir dari setiap permainan bola basket. “Keberhasilan suatu regu dalam permainan
selalu ditentukan oleh keberhasilan dalam menembak atau memasukkaan bola ke ring lawan menurut Sodikoen (1999 : 59).
Jump shoot merupakan cara atau usaha untuk memasukkan bola kedalam keranjang atau ring lawan. Pada saat jump shoot, disertai dengan adanya gerakan melompat saat melepaskan bola. Dengan demikian, kemenangan regu dalam suatu pertandingan ditentukan oleh banyaknya nilai tembakan yang masuk ke dalam keranjang lawan. Kosasih (2008: 50) dalam bukunya yang berjudul Fundamental Basketball menjelaskan, mekanik shooting yang meliputi ”a) Balance, b) Target, c) Shooting hand, d) Balance hand, e), Release, f) Follow through”. Untuk lebih jelasnya di uraikan dibawah ini :
a. Balance
Shooting yang baik bermula dari posisi kaki yang siap (triple threat situation).
b. Target
Ring adalah target shooting, maka fokus pandangan adalah ring.
c. Shooting hand
Cengkram bola dengan mantap dan lebarkan jari-jari dengan nyaman, kecuali bagian telapak tangan tidak menyentuh bola. Tekukkan pergelangan tangan tidak melebihi 70°. Kunci siku pada huruf L. Kesalahan shooting sering terjadi karena siku sebagai penompang terbuka kesamping.
d. Balance hand
Tangan pendukung ini hanya digunakan untuk menjaga keseimbangan memegang bola sebelum bola meninggalkan tangan kesalahan sering terjadi mencengkeram bola, dimana ibu jari ikut mendorong bola saat shooting.
e. Release
Teori ini mengajarkan bagaimana melepas bola dengan back spin. Hindari kebiasaan tidak melihat target tetapi melihat bola. Agar bola dapat back spin gunakan jari-jari untuk menekan bola ke atas, sesaat sebelum bola dilepaskan.
f. Follow through
Langkah terakhir shooting yang baik adalah pergerakan tangan dengan mengikuti ke arah ring. Siku tetap dikunci dan gunakan tenaga dorongan dorongan terakhir dari pergelangan tangan.
Gambar 1. Fase Shooting
Sumber : (https://www.google.com/search?q=jump+shoot diakses pada tanggal 26 November 2019)
Teknik shooting (menembak) dalam bola basket yang perlu dikenalkan kepada pemain sejak dini dan sering dibilang dengan syarat dalam melakukan shooting yaitu BEEF”. Menurut Fardi (1999:35), “menembak merupakan cara atau usaha memasukkan bola ke dalam keranjang atau ring lawan”. Dengan cara menemak (memasukkan) bola ke keranjang lawan ini maka score atau nilai akan diraih. Untuk lebih jelas akan di uraikan dibawah ini :
a. Balance
Gerakan selalu dimulai dari lantai, saat menerima bola tekuklah lutut dan mata kaki serta atur agar tubuh dalam keadaan seimbang.
b. Eyes
Agar shooting menjadi akurat pemain harus dengan segera mengambil fokus pada target (pemain dengan cepat mampu mengkoordinasikan letak ring).
c. Elbow
Pertahankan posisi siku agar pergerakan lengan akan tetap vertical.
d. Follow through
Kunci siku lalu lepaskan gerakan lengan jari-jari dan pergelangan tangan mengikuti kearah ring.
2.3. Jump Shoot
Jump shoot adalah jenis tembakan dengan menambahkan lompatan saat melakukan shooting, di mana dilepaskan pada saat titik tertinggi lompatan. Ada yang perlu diperhatikan saat melakukan jump shoot, yakni pemain harus mulai dari lantai (Quick stance) lalu melompat dan menjaga verticality”. Jump shoot merupakan tembakan sambil melompat dengan lutut menekuk, lontarkan tubuh dengan kedua kaki, dan luruskan kaki. Di puncak lompatan, lecutkan pergelangan tangan menembak langsung ke arah ring. Lecutan pergelangan tangan akan menyebabkan bola terlempar dengan backspin (putaran pelintir), saat bola terlepas dari telapak jari-jari menuju sasaran” Oliver, (2004 : 28). Lakukan tembakan tinggi melengkung. Pastikan untuk selalu menindak lanjuti tembakan dengan
mempertahankan posisi pergelangan tangan, dan lengan yang melakukan tembakan sama seperti ketika melakukan tembakan sampai bola mencapai ring basket.
Jump shoot merupakan salah satu teknik shooting (menembak) pada bola basket. Tembakan jump shoot biasanya dilakukan pada saat seorang pemain bola basket telah menguasai teknik menembak dengan baik. Adapun teknik melakukan jump shoot yaitu posisi bola berada di bawah dada, kemudian diangkat perlahan - lahan dengan posisi bola berada di atas kepala dan tangan dalam posisi menembak kemudian diiringi dengan loncatan dan melepaskan atau melakukan tembakan di udara atau pada saat meloncat (Keven, 2007:61)
Jump shoot adalah suatu tembakan loncat sama dengan menembak dengan satu tangan hanya ada dua penyesuaian dasar Wissel Hal (2000: 56). Pada tembakan loncatan dan angkat bola lebih tinggi dan menembak setelah loncat, dan bukannya menembak bersamaan dengan meloncat, karena anda melompat dulu lalu menembak, maka tubuh bagian atas, lengan, pergelangan tangan dan jari-jari harus memompakan tenaga lebih besar. Tempatkan bola antara telinga dan bahu anda namun angkat bola, lihatlah sasaran dari bawah bola (dan bukannya di atas bola seperti pada menembak dengan satu tangan). Tempatkan lengan bawah anda pada sudut kanan dengan lantai dan lengan atas anda paralel dengan lantai atau lebih tinggi. Lompatlah tegak lurus dengan dua kaki, luruskan sepenuhnya pergelangan kaki, lutut, punggung dan bahu: jangan limbung ke depan, belakang atau ke samping.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa tembakan jump shoot adalah salah satu jenis tembakan yang paling sering digunakan untuk mendapatkan point dalam pertandingan bola basket. Baik itu di permainan biasa, pertandingan sekolah, universitas, semi professional, atau pun professional, mayoritas poin didapat dari tembakan jenis ini.
cara pelaksanaan tembakan jump shoot dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Tentukan titik atau tempat untuk berhenti dan menembak.
b. Giring bola ke arah titik tersebut. Pertama kali giring bola dengan tangan kanan atau kiri atau dengan tangan yang paling mahir.
c. Sesaat atau selangkah akan mendekati titik, bol ditangkap dengan kedua tangan dan dipegang di depan dada dan berhenti pada titik yang telah ditentukan dengan menekukan kedua lutut.
d. Pada posisi ini melompatlah ke atas dengan menolakan kedua kaki secara serempak dengan kuat.
e. Lepaskan bola pada saat titik tertinggi dalam lompatan dengan gerakan yang cepat dari pergelangan dan jari tangan.
f. Mendaratlah pada titik tempat melompat dengan keseimbangan yang baik, yaitu dengan cara mendaratkan kedua kaki yang dibuka selebar bahu dan kedua lutut agak ditekuk. Pada posisi seperti ini seorang pemain akan cepat siap untuk menerima bola pantul dari papan atau bergerak dengan cepat sesuai dengan situasi di lapangan.
Gambar 2. Jump shoot
Sumber : (https://www.google.com/search?q=jump+shoot diakses pada tanggal 28 November 2019)
2.3.1. Faktor yang Mempengaruhi Jump shoot
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan jump shoot adalah sebagai berikut :
1. Kecepatan
Kecepatan adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan yang baik dan tepat dengan waktu sesingkat-singkatnya. Kecepatan dalam permainan bolabasket sangat dibutuhkan baik itu kecepatan reaksi, kecepatan bergerak, dan kecepatan sprint, karena dalam permainan bola basket sering dihadapkan pada kondisi dimana pemain harus bertindak cepat. Pada saat melakukan jump shoot seorang pemain harus cepat bertindak, kecepatan dalam mennggiring bola (dribble), menerobos lawan, kecepatan dalam mempassing, kecepatan dalam berlari sprint membawa bola. Situasi-situasi tersebut menuntut seorang pemain atau suatu tim mempunyai kecepatan yang baik untuk memenang suatu pertandingan. Apabila kecepatan ini tidak dimiliki oleh seorang pemain maka
dalam penyerangan lawan akan lebih siap untuk membendung penyerangan, bola akan mudah dirampas lawan, gerakan-gerakan tipuan akan muda diketahui lawan dan taktik permainan suatu tim akan mudah dibendung lawan.
2. Kelentukan
Kelentukan (flexibility) merupakan kemampuan untuk melakukan gearakan persendian melalui jangkauan yang kebih luas. Latihan kelentukan dapat menolong mengurangi resiko cedera dengan meningkatkan jangkauan gerak sendi. Latihan kelentukan merupakan latihan yang bertujuan untuk meningkatkan daya elastis dari ujung-ujung otot dan urat.
3. Koordinasi
Koordinasi adalah susatu kemampuan gerak yang sangat komplek dan erat hubungannya degan kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelentukan, dan kesegaran jasmani. Saat melakukan shooting koordinasi antara kekuatan, kelentukan dan pandangan mata akan berpengaruh terhadap ketepatan bola yang ditembakan.
4. Daya Tahan
Daya tahan adalah kemampuan organisme pemain untuk mengatasi kelelahan yang timbul setelah melakukan aktivitas tubuh berolahraga dalam waktu yang lama. Tujuan utama dari latihan daya tahan adalah meningkatkan kemampuan kerja jantung disamping meningkatkan kerja paru – paru dan system peredaran darah. Daya tahan merupakan suatu keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja dalam waktu yang cukup lama. Seorang pemain dikatakan mempunyai daya tahan yang baik apabila ia tdak mudah lelah atau dapat terus bergerak dalam keadaan kelelahan. Daya tahan dibagi menjadi dua, yakni daya
tahan aerobik, dikembangkan melalui latihan lari terus menerus atau lari interval, dan daya tahan anaerobik, dikembangkan melalui latihan lari dengan kecepatan tinggi.
5. Daya Ledak
Daya ledak adalah kemampuan mengarahkan kekuatan dengan cepat dalam waktu yang singkat untuk memberikan momentum yang paling baik pada tubuh atau objek dalam suatu gerakan explosive untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Daya ledak akan menentukan seberapa keras orang dapat memukul, seberapa jauh melempar, seberapa tinggi melompat, seberapa cepat berlari dan sebagainya. Daya ledak merupakan perpaduan antara unsur kekuatan dangan kecepatan. Daya ledak dalam bola basket terbagi dalam dua komponen, yakni:
daya ledak otot lengan dan daya ledak otot tungkai.
2.4. Power Otot Tungkai
Power otot tungkai merupakan gabungan beberapa unsur kondisi fisik yaitu kekuatan dan usur kecepatan. Artinya kemampuan daya ledak otot dapat dari hasil suatu aktivitas gerak yang dilakukan dengan cepat dan menggunakan tenaga yang kuat. Wujud daya ledak otot tungkai dapat dilihat dari hasil lompatan. Menurut Annarino dalam Bafirman (2012:82), menyatakan bahwa “daya (power) adalah berhubungan dengan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot dinamik dan ekplosif dan melibatkan pengeluaran kekuatan otot maksimum dalam suatu durasi waktu pendek”. Sedangkan menurut Friedrich dan Boosey dalam Bafirman (2012:83)
“sama-sama mengemukakan bahwa power adalah hasil dari kombinasi kekuatan
dan kecepatan”. Menurut Jansen dalam Bafirman (2012:83) “menyatakan bahwa power otot adalah kombinasi dari kekuatan dan kecepatan, yaitu kemampuan untuk menerapkan tenaga (force) dalam waktu yang singkat”.
Otot harus menerapkan tenaga dengan kuat dalam waktu yang sangat singkat untuk memberikan momentum yang paling baik pada tubuh atau objek untuk membawa kejarak yang diinginkan. Bompa dalam Bafirman (2012:83) menyatakan, “bahwa power adalah hasil dari kekuatan maksimum dan kecepatan maksimum.” Menurut Fox dalam Bafirman (2012:83) menyatakan bahwa “power adalah sebagai kemampuan seseorang untuk menampilkan kerja maksimal per- unit waktu”.
Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa daya ledak merupakan kemampuan individu untuk menggunakan kekuatan dengan waktu yang sesingkat-sesingkatnya pada pelaksanaan gerakan tertentu. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa daya ledak otot tungkai merupakan hasilkontraksi sekelompok otot tungkai untuk menghasilkan kekuatan yang digunakan dalam waktu yang sesungkatnya pada gerakan tertentu.
2.4.1. Fungsi Power Otot Tungkai
Power otot tungkai merupakan kemampuan otot tungkai untuk menahan beban dalam melakukan suatu aktifitas. Tanpa daya ledak otot tungkai yang baik orang tidak bisa berlari cepat, melompat menumpu dan lain sebagiannya. Jadi jelas bagi kita daya ledak otot tungkai dibutuhkan dalam kebanyakan aktifitas fisik. Pada olahraga bola basket, daya ledak otot tungkai merupakan tumpuan utama yang penentu dalam prestasi bola basket. Apabila pebasket ingin
memperoleh lompatan dan dorongan bola dengan waktu yang sedikit untuk mencapai akurat cepat dan tepat, hendaknya pada saat melakukan jump shoot banyak memperhatikan keseimbangan tubuh, dimana berusaha agar dapat melompat dan dorongan bola dengan maksimal.Begitu juga sebaliknya tanpa memiliki daya ledak otot tungkai yang baik akan mempengaruhi jauhnya hasil lompatan dan dorongan, sehingga memakan waktu yang lama untuk sampai ke ring.
Dalam teknik jump shoot daya ledak berfungsi sebagai tenaga untuk melakukan lompatan yang baik sehingga menghasilkan lompatan yang tinggi, karena dalam melakukan jum shoot lompatan yang tinggi dan baik akan menghasilkan jump shoot yang baik pula.
1) Otot yang Terdapat Pada Tungkai
Menurut Evelyn (2005:102) bahwa Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan tulang. otot-otot pada tungkai dibagi menjadi 3 bagian yaitu otot pangkal paha, otot tungkai atas, otot tungkai bawah. Adapun otot-otot yang terdapat pada extremitas inferior adalah sebagai berikut :
a) Otot-Otot Pangkal Paha (1) m.gluteus maximus
Otot ini terletak paling superficial di daerah glutea. Berfungsi pada articulatio coxae untuk extensi paha (otot extensor utama).
(2) m.gluteus medius
Sepertiga bagian otot ini tertutup oleh m.gluteus maximus, Berfungsi untuk abduksi paha (otot abduktor utama).
(3) m.gluteus minimus
otot ini terletak disebelah bawah m.glutwus medius, berfungsi endorotasi paha.
(4) m.obturator internus et externus
m.obturator internus sebagian berada dalam pelvis minor sebagian di belakang articulatio coxae, sedangkan m.obturator externus merupakan otot yang pipih, terletak disebelah luar rongga pelvis.
Kedua otot ini berfungsi sebagai exorotasi paha.
(5) m.quadratus femoris
Otot ini pipih berbentuk segi empat, terletak disebelah caudal m.
gemellus inferior, di sebelah cranial m.adductor magnus. Berfungsi sebagai exorotasi paha.
(6) psoas major et minor
m.psoas major berbentuk panjang dan terletak kanan kiri columna vertebralis daerah lumbal.
(7) m.psoas minor merupakan otot yang panjang dan sempit, berada disebelah ventral m.psoas major. Berfungsi pada articulatio coxae yaitu flexi, membantu adduksi dan endorotasis.
(8) m.illiacus
Merupakan otot yang pipih, berbentuk segitiga. Berfungsi flexi dan endorotasi pada articulatio coxae.
b) Otot-Otot Tungkai Atas (1) m.sartorius
Merupakan otot yang terpanjang, pipih dan sempit seperti ikat pinggang yang berada di ventral paha. Berfungsi flexi articulatio genu.
(2) m.rectus femoris
Berada diventral paha, mempunyai serabut bipenatus. Berfungsi flexi paha dan extensi tungkai bawah.
(3) m.vastus medialis, m.vastus intermedialis, m.vastus lateralis
Penamaannya sesuai dengan letaknya dalam posisi anatomi.
Berfungsi sebagai extensi tungkai bawah.
(4) m.pectineus
Terletak dibagian depan paha, disebelah craniomediale. Berfungsi untuk flexi tungkai pada articulatio coxae.
(5) m.gracilys
Pada sendi lutut berfungsi flexi dan membantu endorotasi tungkai bawah, bila lutut dalam posisi flexi. Pada sendi paha sebagai adduksi tungkai atas dan membantu flexi tungkai atas
(6) m.adductor longus, m.adductor brevis dan m.adductor magnus Ketiga otot ini berfungsi sebagai adductor articulatio coxae.
(7) m.biceps femoris
Terletak dibagian posterolateral paha. Berfungsi pada sendi paha sebagai extensor, dan pada sendi lutut sebagai flexor.
(8) m.semimembranosus
Pada sendi paha berfungsi untuk retroflexi, pada sendi lutut berfungsi untuk endorotasi tibia.
(9) m.semitendinosus
Terletak dibagian posteromedial paha, tendo untuk insertionya panjang. Pada sendi paha berfungsi untuk retroflexi, pada sendi lutut berfungsi untuk endorotasi tibia.
c) Otot-Otot Tungkai Bawah (1) m.tibialis anterior
Merupakan otot yang terletak disebelah lateral tibia. Berfungsi sebagai dorsoflexi kaki.
(2) m.gastrocnemius
Otot ini pada tungkai bawah bagian dorsal terletak paling superficial.
Membentuk bagian tungkai bawah yang kita sebut betis. Berfungsi flexi tungkai bawah, dan plantarflexi.
(3) m.soleus
Otot ini lebar, agak pipih dan terletak disebelah ventral m.gastrocnemius. berfungsi untuk plantar flexi kaki
Gambar 3. Otot-otot Tungkai Sumber: Evelyn, 2005: 114
2.4.2. Latihan Power Otot Tungkai
Adapun bentuk-bentuk latihann power otot tungkai sebagai berikut:
1.) Squat jump
Squat jump adalah satu gerakan yang dapat membakar kalori dengan cepat serta membentuk tubuh. Caranya pun mudah hamper semua orang pasti sudah tau cara squat jump.
Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk melakukan gerakan yang juga dikenal dengan lompat kodok itu, maka pastikan kedua kaki terbuka lebar, jarak telapak kaki satu dan yang lain kira-kira 20-30 cm.
2. Gunakan kedua kaki sebagai tumpuan. Lalu hentakan kuat-kuat.
3. Saat mendarat, mendaratlah dengan kaki ditekuk. Buat gerakan bouncing seperti per.
Gambar 4. Squat Jump Sumber: Dokumentasi Pribadi
2.) Jump box
Latihan jump box adalah latihan meloncat ke atas kotak balok kemudian meloncat turun kembali kebelakang seperti sikap awal dengan menggunakan kedua tungkai bersama-sama. Manfaat latihan ini bagian otot tungkai cepat berkrontaksi, mudah dilakukan dan gerakan simple, dapat dilakukan dimana saja baik dalam ruangan maupun diluar ruangan,dan otot-otot yang dikembangkan latihan jump box, antara lain fleksi paha, ekstensi lutut, yang melibatkan beberapa otot.
Cara melakukan jump box adalah sebagai berikut:
1. Berdiri diatas lantai dengan kaki selebar bahu,menghadap ke kotak.
2. Jongkok sedikit dan dengan menggunakan dualengan di ayunkan, lalu melompat dari lantai ke kotak.
3. Kotak yang digunakan berukuran lebar 60 cm, tinggi 50 cm dan panjang 1m.
Gambar 5. Jump Box Sumber: Dokumentasi Pribadi
3.) Skipping
Menggunakan Skipping kedalam program latihan hal ini bertujuan untuk melatih keseimbangan kaki serta meningkatkan koordinasi, gerak kaki dan daya tahan ini juga bisa mengaktifkan otot-otot dilutut,pergelangan kaki,pinggul,bahu dan tangan menjadi lebih kuat.
Cara melakukan latihan skipping adalah sebagai berikut:
1. Berdiri tegak dengan kedua tangan memegang tali skipping dan pandangan lurus kedepan.
2. Gunakan tali dengan memposisikan tangan diatas pinggang dan berjarak sekitar 30 cm dari tubuh.
3. Meloncat dengan menggunakan kedua kaki
4. Mendarat dengan bantalan telapak kaki (bagian antara jempol kaki dan lekung kaki)
Gambar 6. Skipping Sumber: Dokumentasi Pribadi
2.5 Penelitian Relevan
1. Penelitian ini dilakukan oleh Fadli Nugroho (2014) dengan judul Hubungan Power Otot Tungkai dengan kemampuan Jump Shoot Pada Permainan Bola Basket di SMP Negeri 1 Curup Timur. Penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara power otot tungkai (x) sebagai variabel bebas dengan kemampuan jump shoot (y) sebagai variabel terikat. Populasi penelitian di lakukan pada siswa putra SMP Negeri 1 Curup Timur sebanyak 30 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tes secara praktek (tes vertical jump dan tes menembak dengan gerakan jump shoot selama 1 menit). Semua data yang diperoleh dimasukkan ke dalam rumus pengujian korelasi dengan taraf signifikan = 0,05 dan kemudian dilakukan uji hipotesis. Dari
analisis data diperoleh hasil yaitu, terdapat hubungan yang berarti antara power otot tungkai dengan kemampuan jump shoot pada permainan bola basket sebesar 0,95. Dengan demikian power otot tungkai memiliki kontribusi yang berarti dengan kemampuan jump shoot dalam olahraga permainan bola basket.
2. Penelitian ini dilakukan oleh Agam Ahmad Syaukani (2013) dengan judul penelitian Hubungan Komposisi Massa Tubuh, Kekuatan Otot Perut, Power Otot Tungkai, Terhadap Hasil Jump Shoot atlet Bola Basket PPLPD Jawa Tengah Tahun 2013 Untuk mengetahui hubungan komposisi massa tubuh, kekuatan otot perut dan power otot tungkai terhadap hasil tembakan jump shoot. Sampel yang digunakan adalah atlet bola basket PPLPD Jawa Tengah (total sampling). Pengumpulan data dilakukan secara cross sectional dengan teknik tes dan pengukuran. Uji statistik dengan analisis regresi berganda, hubungan yang terjadi ditentukan jika nilai koefisien korelasi 0<R=1; sumbangan seluruh prediktor terhadap variabel terikat ditentukan simultansi Fhitung > Ftabel sedangkan hubungan masing-masing prediktor terhadap variabel terikat ditentukan oleh nilai Thitung > Ttabel. Hasil: Secara simultan sumbangan setiap prediktor terhadap hasil jump shoot ditentukan oleh nilai koefisien regresi (ß). Komposisi massa tubuh berkontribusi negatif sebesar 1,3% terhadap hasil jump shoot (ß= -0,013), kekuatan otot perut 0,7% (ß = -0,007), dan power otot tungkai berkontribusi positif sebesar 42,9% (ß = 0,429). Secara parsial komposisi massa tubuh (t = -0,229) dan
kekuatan otot perut (t = 0,065) tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap hasil jump shoot (t), sedangkan power otot tungkai (t = 2,819) memiliki hubungan yang signifikan terhadap hasil jump shoot karena nilai Thitung < Ttabel 2,36. Simpulan: Penelitian menunjukkan adanya hubungan dan kontribusi yang signifikan secara simultan seluruh prediktor terhadap varibel terikat (R=0,890; nilai Fhitung = 8,81 > F = 4,35). Saran: Bagi pelatih untuk dapat meningkatkan kemampuan teknik atlet dalam melakukan jump shoot terutama keseimbangan lompatan.
3. Penelitian ini dilakukan oleh Tery Wanena (2017) Kontribusi Power Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan, dan Kordinasi Mata Tangan Dengan Kemampuan Jump Shoot Bola Basket Pada Mahasiswa FIK Uncen Tahun 2017. Permainan bola basket bertujuan untuk memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke ring lawan tanding, supaya bisa mencapai tujuan itu maka diperlukan kekuatan, kecepatan dan power otot untuk membawa bola masuk ke dalam ring. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui a) kontribusi antara power otot tungkai dengan kemampuan jump shot bola basket pada mahasiswa FIK UNCEN tahun 2017, b) kontribusi antara kekuatan otot lengan dengan kemampuan jump shot bola basket pada mahasiswa FIK UNCEN Tahun 2017, c) kontribusi antara koordinasi mata tangan dengan kemampuan jump shot bola basket pada mahasiswa FIK UNCEN Tahun 2017, dan d) kontribusi yang signifikan antara power otot tungkai, kekuatan otot lengan, dan koordinasi mata tangan dengan kemampuan jump shot bola basket pada mahasiswa FIK UNCEN
Tahun 2017. Dalam penelitian ini akan digunakan metode deskriptif korelasional. Metode ini bertujuan mendeskripsikan data-data yang diperoleh dari hasil pengukuran dan studi kepustakaan. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester II FIK UNCEN yang berjumlah 30. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis korelasional. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kontribusi yang signifikan antara power otot tungkai dengan hasil jump shoot dengan memberikan sumbangan sebesar 14,5%. Ada kontribusi yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan hasil jump shoot dengan memberikan sumbangan sebesar 30,5%. Ada kontribusi yang signifikan antara koordinasi mata tangan dengan hasil jump shot dengan memberikan sumbangan sebesar 13%. Dengan demikian terdapat kontribusi yang signifikan antara power otot tungkai, kekuatan otot lengan dan koordinasi mata tangan dengan hasil jump shot dengan memberikan sumbangan sebesar 58%.
2.6 Kerangka Berpikir
Berdasarkan pendapat dan teori-teori yang telah dikemukakan oleh para ahli seperti yang dijelaskan dalam kajian teori peneliti berpendapat bahwa usaha meningkatkan prestasi suatu tim, pada umumnya dilakukan melalui proses latihan yang teratur dan terprogram dengan baik. Penguasaan gerakan tergantung tingkat kemampuan gerakan yang dimiliki dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menentukan keberhasilan suatu tim.
Seorang atlet bola basket di tuntut untuk menguasai teknik-teknik yang ada dalam permainan bola basket diantaranya adalah power otot tungkai terhadap jump shoot. Atlet yang memiliki otot tungkai yang baik akan dapat melakukan jump shoot sesempurna mungkin, sehingga dalam melakukan jump shoot diharapkan dapat memasukan bola kedalam keranjang atau ring.
Dasar pemikiran pada penelitian ini adalah berdasarkan kemampuan power otot tungkai terhadap jump shoot atlet bola basket Putri Klub Ive Kota Jambi.
Selanjutnya untuk memberikan gambaran secara konseptual yang lebih jelas tentang kerangka berfikir di atas dapat di perhatikan alur gambar di bawah ini:
Gambar 7. Kerangka Berpikir 2.7 Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas, adapun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah : Terdapat pengaruh power otot tungkai terhadap kemampuan jump shoot bola basket pada Atlet Putri Klub Ive Kota Jambi.
Power Otot Tungkai Jump Shoot