• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Rian Andri Prasetya

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

Menurut Dharmamulya, permainan tradisional merupakan unsur budaya yang mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan mental, budi pekerti, dan budi pekerti. Sedangkan menurut Wardani, salah satu ciri permainan tradisional adalah bersifat komunal, yaitu dominan melibatkan jumlah pemain yang relatif banyak. Budi Santoso menyatakan dalam Arikunto (1996) bahwa permainan tradisional merupakan wahana tumbuh kembang anak yang fungsinya untuk meningkatkan kemampuan jasmani, akhlak, kejiwaan, dan kejiwaan, karena merupakan penuntun antara olah raga, seni dan olah raga.

Permainan tradisional bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan fisik motorik, kemampuan berbahasa, kemampuan kognitif dan sosialisasi dengan lingkungan. Permainan tradisional mempunyai ciri-ciri yang memberikan dampak positif bagi perkembangan anak, termasuk perkembangan motorik kasar dan sikap. Salah satu permainan tradisional yang dapat meningkatkan perkembangan motorik kasar dan sikap bertanggung jawab anak adalah permainan jamur.

Program permainan tradisional jamur ini akan dilaksanakan di dua sekolah, selama kegiatan program ini penulis bekerjasama dengan rekan-rekan sebagai pengamat. Selanjutnya dilakukan langkah-langkah saat bermain bersama anak, melakukan permainan tradisional spons meskipun dalam pengawasan guru, memberikan pujian kepada anak yang lebih semangat menyelesaikan kegiatan, dan membimbing anak yang belum bisa melakukan aktivitas dalam permainan. Pelaksanaan program permainan tradisional jamur ini dilaksanakan sebanyak 8 kali di kedua sekolah masing-masing sebanyak 4 kali, dimana dalam satu minggu dilaksanakan 2 kali pertemuan.

Setelah program dilaksanakan, pengamat melakukan evaluasi kegiatan dengan menggunakan lembar observasi keterampilan motorik kasar dan sikap tanggung jawab pada anak usia 4-6 tahun. Jadi Frankenburg dalam Soetliningsih (2012) berpendapat bahwa keterampilan motorik kasar adalah aspek yang berkaitan dengan gerak tubuh dan postur tubuh. Perkembangan motorik kasar pada anak usia 4 tahun adalah anak sangat menikmati aktivitas fisik yang mengandung bahaya.

Menurut Decaprio (2013:18), keterampilan motorik kasar merupakan gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar dan dipengaruhi oleh kematangan diri. Santrock menyatakan bahwa “motorik kasar adalah keterampilan motorik yang melibatkan aktivitas otot besar seperti berjalan”. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan motorik kasar merupakan keterampilan/keterampilan gerak yang melibatkan otot-otot besar sebagai landasan utama gerakan yang perlu dirangsang untuk memaksimalkan gerakan tersebut.

Agar kemampuan motorik kasar pada anak dapat dilaksanakan dengan baik oleh pendidik, maka terlebih dahulu harus dipahami tujuan dari perkembangan motorik kasar. Tujuan perkembangan motorik kasar memegang peranan penting dalam mencapai perkembangan motorik kasar yang optimal pada anak. Sedangkan tujuan pengembangan motorik kasar, menurut Sujiono, adalah mengembangkan motorik fisik anak pada saat melatih gerak motorik kasar.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan perkembangan motorik kasar adalah untuk mengembangkan keterampilan gerak anak atau keterampilan motorik fisik untuk meningkatkan kondisi fisik anak dan menjadikan anak aman dan mampu bekerja sama dengan orang lain, disiplin, jujur. dan sporty. Perkembangan motorik kasar merupakan perkembangan yang bersumber dari unsur kematangan anak dalam mengendalikan gerak tubuh, yang dicapai melalui keterampilan anak. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan motorik kasar mempunyai unsur-unsur yaitu kekuatan, koordinasi, kecepatan, keseimbangan dan kelenturan.

Di bawah ini diuraikan secara rinci indikator pencapaian tahapan perkembangan motorik kasar anak usia dini usia 4-6 tahun. Kemudian menurut Sujiono & Sujiono terdapat tabel yang mencantumkan perkembangan motorik kasar anak usia TK masing-masing pada usia 3-4 tahun dan usia 5-6 tahun. Lebih lanjut menurut Sumantri, fungsi model program pengembangan keterampilan motorik kasar adalah: “(1) Sebagai sarana menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan kesehatan jasmani, rohani, dan kesehatan anak usia dini; (2) sebagai sarana untuk membentuk, membangun dan menguatkan tubuh anak usia dini; (3) sebagai sarana melatih ketrampilan dan ketangkasan gerak, serta daya pikir anak usia dini; (4) sebagai sarana meningkatkan perkembangan emosi; (5) sebagai sarana sarana untuk meningkatkan pembangunan sosial (6) sebagai sarana untuk meningkatkan perasaan gembira dan mewujudkan manfaat kesehatan pribadi."

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan motorik kasar anak sangat bermanfaat bagi perkembangan sosial emosional dan intelektual anak, meningkatkan kesehatan anak dan melatih keterampilan gerak anak.

Tabel 1. Indikator Pencapaian Perkembangan Motorik Kasar  No  Usia  Indikator pencapaian perkembangan motorik kasar
Tabel 1. Indikator Pencapaian Perkembangan Motorik Kasar No Usia Indikator pencapaian perkembangan motorik kasar

Konsep Sikap Tanggung Jawab Anak a. Pengertian Sikap Tanggung Jawab

Berdasarkan apa yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab adalah kesadaran manusia dalam melakukan suatu kegiatan yang menjadi tugasnya. Namun seringkali orang tua menghambat keinginan anak dan mendesaknya untuk bertanggung jawab karena menunjukkan kasih sayang yang tidak pantas. Baik bagi anak kecil maupun besar, orang tua hendaknya tidak terbiasa mengambil alih tanggung jawab anak.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa sikap tanggung jawab anak didasarkan pada hal yang sederhana, orang dewasa tidak boleh memaksa anak untuk bertanggung jawab ketika sudah dewasa. Anak-anak pada masa kanak-kanak pertama-tama belajar untuk bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam keluarga, kemudian orang tua memberikan kepercayaan diri kepada anak untuk memikul tanggung jawab eksternal. Anak dapat melatih tanggung jawab dengan memberikannya suatu tugas dimana anak dituntut untuk bertanggung jawab terhadap tugas tersebut.

Pendidik dan orang tua harus yakin bahwa anak dapat menjalankan tanggung jawabnya dan memberikan motivasi, bimbingan dan pujian kepada anak. c. Bidang tanggung jawab yang berbeda. Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut setiap orang sadar untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadiannya sebagai manusia individu. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga, namun tanggung jawab tersebut juga menyangkut kesejahteraan, keselamatan, pendidikan dan kehidupan.

Tuhan tidak menciptakan manusia di bumi ini tanpa tanggung jawab, namun untuk memenuhi kehidupannya, manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Mengabaikan perintah Tuhan berarti melepaskan tanggung jawab yang harus diemban terhadap Tuhan sebagai pencipta. Tanggung jawab anak kecil lebih mudah dibandingkan dengan orang dewasa yang tanggung jawabnya lebih berat.

Setiap tindakan mempunyai tanggung jawab yang berbeda-beda, namun setiap orang pasti bertanggung jawab atas setiap tindakannya. Hubungan permainan tradisional Jamuran dengan perkembangan motorik kasar dan sikap bertanggung jawab pada anak usia 4-6 tahun.

Keterkaitan Permainan Tradisional Jamuran dengan Perkembangan Motorik Kasar dan Sikap Tanggung Jawab Anak Usia 4-6 Tahun

Anak-anak dengan keterampilan motorik kasar yang buruk cenderung memiliki harga diri yang lebih rendah dan lebih banyak kecemasan (Sanne, Rachel & Anthony, 2016: 1). Untuk itu anak harus dilatih dan dilakukan penyesuaian agar motorik kasar dan sikap bertanggung jawab anak berkembang secara maksimal. Salah satu upayanya adalah dengan bermain. Perkembangan motorik kasar dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain, karena sebagian besar kegiatan bermain melibatkan aktivitas motorik kasar.

Dalam penelitian Nuryanto (2017), belajar sambil bermain dan bersenang-senang merupakan sebuah konsep yang tidak dapat dipisahkan dari anak usia dini. Permainan tradisional mempunyai unsur budaya yang penting karena dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan psikologis, karakter dan kehidupan sosial anak di kemudian hari (Dharmamulya, 2008: 29). Permainan tradisional jamur merupakan permainan tradisional dengan kategori nyanyian, ketangkasan dan kemampuan fisik serta berpikir (Dharmamulya, 2008: 9).

Penelitian ini didukung oleh penjelasan Dharmamulya (2008) bahwa permainan tradisional jamur lebih banyak melibatkan aktivitas fisik. Permainan tradisional jamur juga mengandung nilai-nilai luhur dan mempunyai pesan moral di dalamnya untuk kemaslahatan kehidupan. Hal ini menunjukkan bahwa permainan ini dapat berperan dalam hubungan sosial yang tidak lepas dari sikap anak terhadap sesuatu yang bernama tanggung jawab.

Senada dengan hal tersebut, Muhammad Fauziddin menyatakan bahwa tujuan permainan jamur adalah untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak (Fauziddin, 2015: 37). Penelitian yang dilakukan oleh Herawati (2013) menyatakan bahwa tanggung jawab dalam permainan jamur terdiri dari melakukan apa yang diperintahkan. Apabila anak tidak mau menjadi pemain tengah/dadi, maka anak bertanggung jawab untuk memastikan bahwa perintah-perintah dalam permainan dijalankan dengan benar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara permainan tradisional jamur dengan kemampuan motorik kasar dan sikap bertanggung jawab anak adalah permainan tradisional jamur merupakan kegiatan yang membantu proses pembelajaran motorik kasar dan sikap bertanggung jawab pada anak usia 4-6 tahun. bertahun-tahun. bertahun-tahun. Keterampilan motorik kasar dan sikap bertanggung jawab anak dapat ditingkatkan jika kegiatan pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi anak.

Penelitian yang Relevan

Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dijadikan terapi bagi anak untuk pulih dari rasa bosan, termasuk sebagai upaya untuk mengembangkan kemampuan motorik kasarnya. Relevansi penelitian Suwasti dengan penelitian ini adalah pemanfaatan permainan jamur terhadap perkembangan motorik kasar anak. Penelitian yang dilakukan oleh Alief Nur Firdha Hakim & Muhammad Reza (2015) berjudul “Pengaruh permainan tradisional Jamuran terhadap keterampilan sosial anak usia 4-5 tahun”.

Hal ini membuktikan bahwa permainan tradisional jamur berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak di PAUD Al-Aqsa. Alief Nur Firdha Hakim & Muhammad Reza menjelaskan dalam penelitiannya bahwa permainan tradisional jamur merupakan permainan yang cocok untuk anak kecil khususnya usia 4-5 tahun yang mengandung nilai budaya dan kegiatan sosial terhadap sesama pemainnya. Permainan tradisional jamur menjadikan anak lebih aktif dalam bermain sehingga tercipta interaksi untuk memahami aturan-aturan yang ada sehingga dapat diterima dalam kelompok sosial.

Makna dari penelitian Alief Nur Firdha Hakim & Muhammad Reza untuk penelitian ini adalah pemanfaatan permainan jamur untuk mengembangkan perkembangan sosial anak secara umum, sedangkan penelitian ini lebih fokus pada sikap tanggung jawab anak yang bermanfaat bagi hubungan sosial anak. Berdasarkan penelitian sebelumnya, peneliti mencoba mengkaji permainan tradisional jamur terhadap perkembangan motorik kasar dan sikap bertanggung jawab anak dengan judul “Efektifitas permainan jamur terhadap perkembangan motorik kasar dan sikap bertanggung jawab anak di TK”.

Kerangka Pikir

Sikap tanggung jawab pada anak memerlukan bantuan pendidik untuk mengoptimalkannya dengan cara yang menyenangkan dan cocok bagi anak. Untuk mengoptimalkan kemampuan motorik kasar dan sikap bertanggung jawab anak, maka permainan tradisional jamur merupakan kegiatan bermain yang menyenangkan untuk meningkatkan pembelajaran dengan indikator yang ada pada kurikulum TK. Permainan tradisional jamur merupakan permainan yang diwariskan secara turun temurun yang mengandung nilai budaya dan perintah yang dimainkan dengan cara berkeliling dan membentuk lingkaran sambil menyanyikan lagu jamur yang melibatkan aktivitas motorik kasar anak dalam melakukan tugas permainan yang melibatkan dan membangun sikap tanggung jawab anak.

Hal ini dilakukan dengan memberikan pelatihan motorik kasar dan membiasakan anak bersikap bertanggung jawab dalam permainan jamur. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional jamur merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar dan sikap bertanggung jawab pada anak usia 4-6 tahun.

Hipotesis

Gambar

Tabel 1. Indikator Pencapaian Perkembangan Motorik Kasar  No  Usia  Indikator pencapaian perkembangan motorik kasar
Tabel 2. Perkembangan Motorik Kasar Anak

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian diatas dapat disimpulkan lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para karyawan untuk menjalankan tanggung jawabnya dalam bekerja, baik yang berbentuk

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian tes prestasi disini digunakan untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar siswa, serta untuk mengukur pemahaman siswa

Pengaruh Permainan Tradisional Sasak Gobak Sodor Terhadap Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Di Paud Pemda Lombok Barat.. Eksplorasi etnomatematika

Media permainan ular tangga merupakan suatu media yang dikembangkan yang didasarkan pada permainan tradisional dengan menyesuaikan karakteristk para peserta didik dan

Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa CSR tidak hanya terbatas pada tanggung jawab yang bersifat reaktif, yaitu bertanggung jawab karena perusahaan

Dari pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan melihat GCG di perusahaan, maka pihak-pihak yang terkait di perusahaan memiliki tanggung jawab yang

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan adalah suatu emosi positif seperti perasaan puas, senang, tampil sehat fisik maupun mental di

Ada 2 aspek tumbuh kembang pada neonatus yaitu : (a) gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh