Yayasan Tetap (MAAR) merupakan subjek pajak yang perlakuan perpajakannya disamakan dengan subjek pajak badan. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari para anggotanya yang terdiri atas wajib pajak yang menjalankan usaha atau bekerja secara mandiri. Pajak objektif adalah pajak yang berdasarkan objeknya tanpa menunjukkan keadaan wajib pajak, misalnya PPN dan PPn BM.
Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat yang dipergunakan untuk membiayai rumah tangga pemerintah, misalnya PPh, PPN, PPn Bm dan Bea Meterai. Pajak daerah merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah yang digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah, misalnya pajak reklame, pajak hotel, pajak restoran, dan pajak kendaraan.
Sistem Pemungutan Pajak
Wajib Pajak
Badan adalah kumpulan orang dan/atau modal yang merupakan suatu kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha, yaitu perseroan terbatas, perseroan terbatas, perseroan lain, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah yang di dalamnya nama dan bentuk apa pun termasuk . , firma, koperasi, dana pensiun, perkumpulan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi, lembaga, dan bentuk badan lain termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
Pengetahuan Pajak
Definisi Pengetahuan Pajak
Hukum Pajak Formal dan Materil
Undang-undang perpajakan yang hakiki ini memuat norma-norma yang menjelaskan tentang keadaan perbuatan, peristiwa hukum kena pajak (objek pajak), siapa yang wajib pajak (subjek pajak) dan berapa besarnya pajak yang dibayar.
Indikator Pengetahuan Pajak
Sosialisasi Pajak
Definisi Sosialisasi Pajak
Kegiatan Sosialisasi Perpajakan
Sosialisasi di Bidang Perpajakan
Sosialisasi perpajakan bagi Wajib Pajak baru yaitu penyuluhan perpajakan bagi Wajib Pajak orang pribadi dan/atau badan yang sudah terdaftar namun belum menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) dan pembayaran atau penyetoran pertama Pajak Penghasilan (PPh) atau Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan surat setoran pajak (SSP) sebagaimana yang bersangkutan terdaftar sebagai Wajib Pajak. Sosialisasi perpajakan bagi Wajib Pajak terdaftar yaitu penyuluhan perpajakan bagi Wajib Pajak terdaftar dan bukan kategori calon Wajib Pajak dan Wajib Pajak baru. Sosialisasi perpajakan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perpajakan, serta mengubah perilaku masyarakat wajib pajak agar lebih memahami, sadar, terlibat dalam pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakannya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor: PER-03/PJ/2013 menjelaskan bahwa sosialisasi fiskal hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut. Metode sosialisasi, suatu cara kerja yang teratur dan sistematis yang digunakan untuk memperlancar pelaksanaan suatu kegiatan sosialisasi agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Teknik sosialisasi yaitu keahlian membuat atau melakukan sesuatu untuk melakukan penyuluhan yang efektif, meliputi teknik komunikasi massa, pembuatan materi sosialisasi dan presentasi yang baik.
Pemateri yaitu pegawai Direktorat Jenderal Pajak maupun pegawai non Direktorat Jenderal Pajak untuk menyampaikan materi sosialisasi kepada peserta sosialisasi.
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018
Bagi wajib pajak swasta dan badan (WP) yang belum bisa melakukan pencatatan dengan baik, penerapan pajak penghasilan final 0,5% memberikan kemudahan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Namun penerapan pajak penghasilan final mempunyai konsekuensi yaitu wajib pajak tetap harus membayar pajak meskipun dalam keadaan merugi. Sementara itu, Wajib Pajak Badan yang mempunyai pencatatan yang baik dapat memilih untuk dikenakan pajak dengan tarif normal yang diatur dalam Pasal 17 UU No.
Lewat dari batas waktu tersebut, WP akan kembali menggunakan sistem normal sebagaimana diatur dalam Pasal 17 UU Nomor 36. Wajib Pajak Badan yang berbentuk koperasi, CV, firma, atau PT yang menerima atau memperoleh penghasilan dengan peredaran bruto di bawah 4,8 miliar Rp. Termasuk di dalamnya adalah kemitraan atau firma yang terdiri dari wajib pajak orang pribadi yang memiliki keahlian serupa seperti firma hukum, firma akuntansi, dan sebagainya.
Wajib Pajak yang mempunyai penghasilan yang diperoleh di luar negeri yang terutang atau telah dibayar pajaknya di luar negeri. Wajib Pajak yang penghasilannya dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tersendiri. Selanjutnya Anda akan mendapat informasi sebagai wajib pajak yang dikenakan PPh dengan mengacu pada Pasal 17 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.
Namun, Wajib Pajak yang memilih untuk dikenakan Pajak Penghasilan dengan skema normal tidak dapat memilih untuk dikenakan Pajak Final sebesar 0,5%.
Alasan Melakukan Sosialisasi Pajak
Indikator Sosialisasi Pajak
Tarif Pajak
Definisi Tarif pajak
23 Tahun 2018, aturan tersebut menjelaskan bahwa Wajib Pajak orang pribadi dan Wajib Pajak badan yang penghasilannya tidak termasuk dari jasa yang berkaitan dengan pekerjaan lepas dengan peredaran bruto tidak lebih dari 4,8 miliar Rupiah dalam satu tahun pajak, dikenakan tarif pajak sebesar 0,5% (nol koma). lima persen). ), yang merupakan Final.
Jenis Tarif Pajak
Tarif pajak tetap, yaitu tarif yang ditetapkan dengan tarif yang besarnya tetap (sama besarnya) berapapun besarnya yang menjadi dasar pengenaan pajaknya.
Indikator Tarif Pajak
Mekanisme Pembayaran Pajak
Definisi Mekanisme Pembayaran Pajak
Indikator Mekanisme Pembayaran Pajak
Kepatuhan Wajib Pajak
Definisi Kepatuhan Wajib Pajak
Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan, maka dapat disimpulkan bahwa kepatuhan perpajakan adalah suatu keadaan dimana wajib pajak dapat melaksanakan seluruh hak dan kewajiban perpajakannya sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Jenis Kepatuhan
Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu
Tidak mempunyai tunggakan pajak pada semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah diperoleh izin untuk mengembalikan atau menunda pembayaran pajak. Tidak pernah dihukum karena melakukan pelanggaran perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah dilaksanakan dalam waktu lima (lima) tahun terakhir.
Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
Literasi perpajakan merupakan proses perubahan sikap dan perilaku seorang wajib pajak atau sekelompok wajib pajak dalam upaya mendewasakan masyarakat melalui pengajaran dan pelatihan. Peningkatan pengetahuan perpajakan masyarakat baik secara formal maupun informal akan berdampak positif terhadap kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak sehingga tercipta kepatuhan wajib pajak. Pemahaman Wajib Pajak terhadap peraturan perpajakan merupakan cara Wajib Pajak memahami peraturan perpajakan yang ada.
Wajib Pajak yang tidak memahami dan memahami peraturan perpajakan akan cenderung tidak patuh dalam membayar pajaknya. Semakin paham Wajib Pajak memahami peraturan perpajakan, maka akan semakin sedikit pula kelalaian Wajib Pajak dalam membayar pajaknya. Persepsi yang baik di kalangan wajib pajak bahwa sistem perpajakan yang ada saat ini lebih efisien dan tentunya memudahkan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya akan meningkatkan kemauan wajib pajak untuk membayar pajak.
Kemudahan wajib pajak dalam efektivitas sistem perpajakan kini meliputi e-SPT, e-Filling dan registrasi elektronik. Wajib pajak belum sepenuhnya memahami peraturan perpajakan, sehingga bantuan dari aparat sangat membantu wajib pajak.
Indikator Kepatuhan Wajib Pajak
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Definisi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau afiliasi dari perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung atau tidak langsung dari usaha kecil atau usaha besar. dengan jumlah. Kekayaan bersih atau pendapatan penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Dalam Pasal 3 UU No. 20 Tahun 2008, UMKM bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan UMKM sebagai entitas yang memiliki 5 hingga 99 karyawan (Widjaja, dkk., 2018).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah adalah usaha yang dilakukan oleh satu atau dua orang orang lain, yang termasuk dalam kriteria usaha mikro, kecil, dan menengah sesuai dengan Undang-undang No. 20 Tahun 2008. UMKM memegang peranan yang sangat besar dalam kemajuan perekonomian Indonesia saat ini (Widjaja et al., 2018). Selain itu, UMKM mampu menyerap tenaga kerja masyarakat Indonesia sehingga dapat menunjang perekonomian di Indonesia (Widjaja et al., 2018).
UMKM berhasil jika memiliki sumber daya manusia yang tidak hanya menjadi alat produksi, namun juga menjadi penggerak dan penentu kelangsungan proses produksi dan seluruh aktivitas organisasi (Widjaja, dkk., 2018). Semakin besar modal yang dimiliki maka semakin besar juga keuntungan yang diterima sehingga akan berdampak pada perkembangan usaha (Suparwo et al., 2018). Inovasi dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan informasi yang ada di luar perusahaan (Prasetio et al., 2018).
Hasil produksi UMKM berbasis komunitas dimana barang yang dihasilkan biasanya berupa kebutuhan sehari-hari yang dapat digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat (Prasetio et al., 2018).
Kriteria UMKM
Asas UMKM
Prinsip yang mengedepankan peran bersama seluruh UMKM dan dunia usaha dalam aktivitasnya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Prinsip yang mendasari pelaksanaan pemberdayaan UKM adalah mengedepankan efisiensi yang jujur dalam upaya menciptakan lingkungan usaha yang adil, menguntungkan, dan kompetitif. Prinsip yang berupaya berjalan secara terencana melalui proses pembangunan melalui pemberdayaan UMKM yang dilakukan secara berkelanjutan untuk membentuk perekonomian yang tangguh dan mandiri.
Tujuan UMKM
Keterkaitan Antar Variabel
Pengaruh Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Pengetahuan perpajakan digunakan oleh wajib pajak sebagai informasi pajak
Pengaruh Sosialisasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Sosialisasi perpajakan juga dapat berpengaruh untuk menambah jumlah wajib
Pengaruh Tarif Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM
Pengaruh Mekanisme Pembayaran Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM
Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mengambil judul Standar Pengetahuan Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan, Tarif Pajak, Mekanisme Pembayaran Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Kota Bandung. Pengaruh Tarif Pajak, Mekanisme Pembayaran Pajak Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Di Kabupaten Jepara. Uji hipotesis yang digunakan menyatakan bahwa tarif pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak UKM, namun faktanya uji hipotesis ditolak berarti tarif pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Menggunakan variabel independen tarif pajak dan mekanisme pembayaran pajak serta variabel dependen kepatuhan wajib pajak. Sedangkan uji hipotesis 3 menyatakan bahwa kesadaran membayar pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, namun kenyataannya hipotesis 3 ditolak artinya kesadaran membayar pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak UKM. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa sosialisasi berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Bandung Cicadas masih cenderung rendah, hal ini dibuktikan dengan keterlambatan pelaporan administrasi. Kepatuhan Wajib Pajak dapat diukur dari 4 indikator yaitu pendaftaran, pelunasan SPT, Penghitungan dan pembayaran pajak terutang serta pembayaran tunggakan (Ariani., 2017). Pengaruh tarif pajak telah dibahas pada beberapa penelitian sebelumnya (Cahyani & Noviari, 2019) dan (Julianto, 2015) menyatakan bahwa pengaruh tarif pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan wajib pajak.
Sosialisasi perpajakan merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Pengaruh sosialisasi telah dibahas oleh beberapa penelitian sebelumnya (Noza, 2016) dan (Andayani, 2018) menyatakan bahwa pengaruh sosialisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Pengaruh pengetahuan telah dibahas pada beberapa penelitian sebelumnya (Indrawan, 2016) dan (Ginting et al., 2017) menyatakan bahwa pengaruh pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Apalagi pembayaran Pajak Penghasilan dapat dilakukan melalui Bank Persepsi hanya dengan persyaratan NPWP dan Nomor Rekening, sehingga mekanisme pembayaran pajak akan mempengaruhi kepatuhan wajib pajak UMKM. Pengaruh mekanisme pembayaran pajak telah dibahas pada beberapa penelitian sebelumnya (Yusro & Kiswanto, 2014) yang menyatakan bahwa pengaruh mekanisme pembayaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Hipotesis