BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis
B. Lingkungan Kerja
1. Definisi Lingkungan Kerja
Menurut Sarwoto (2001) lingkungan kerja adalah tempat dimana seseorang karyawan yang bekerja meliputi lingkungan fisik dan non fisik yang dapat mempengaruhi semangat kerja dalam melaksanakan pekerjaan.
Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menyelesaikan semua tugas yang diberikan kepadanya (Nitisemito, 2000).
Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas yang dihadapi, lingkungan kerja sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya,
serta pengaturan kerjanya baik sebagai perorangannya maupun sebagai kelompok (Sedarmayanti, 2001). Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada di lingkungan para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas, temperatur, kelembapan, ventilasi, penerangan dan kegaduhan, kebersihan tempat kerja, dan memadai tidaknya alat-alat perlengkapan kerja (Isyandi, 2004).
2. Indikator Lingkungan Kerja
Hal-hal yang dijadikan sebagai indikator lingkugan kerja ialah menurut Sarwoto (2001) lingkungan kerja yaitu :
1. Perlengkapan dan Fasilitas
Perlengkapan dan fasilitas yang harus tersedia seperti fasilitas meja, pesawat telepon buku dan bahan referensi, rak arsip dn lain-lain.
2. Lingkungan tempat kerja
Lingkungan tempat kerja yang dapat mempengaruhi efektifitas pelaksanaan tugas seperti tata ruang yang baik, cahaya dalam ruanagn yang cukup, suhu dan kelembapan udara yang menyenangkan dan suara yang tidak mengganggu konsentrasi kerja dan lain-lain
3. Suasana Kerja
Suasana kerja yang baik akan dihasilkan terutama dalam organisaasi yang tersusun dengan baik. Selanjutnya organisasi yang tersusun secara tidak baik dapat menimbulkan pembagian kerja tidak jelas, saluran penegasan dan tanggug jawab yang simpang siur dan lain- lain, sehingga dapat mempengaruhi efesiennya pelaksanaan mekanisme kerja.
3. Jenis-jenis Lingkungan Kerja
Faktor-faktor yang termasuk kedalam lingkungan kerja Menurut Nitisemito (1982) ada 2 jenis faktor-faktor yang digolongkan kedalam lingkungan kerja yaitu faktor fisik dan faktor psikis. Lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan. Semakin baik lingkungan kerja fisik maka akan meningkatkan kinerja karyawan
(Nitisemito,1986) Faktor fisik tercakup dalam lingkungan kerja, antara lain terdiri dari :
1) Pewarnaan
Warna dapat mempengaruhi jiwa seseorang yang ada disekitarnya dan pemilihan warna berhubungan dengan penerangan.
2) Kebersihan
Lingkungan yang bersih dapat menimbulkan rasa senang sehingga bisa mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja para karyawan.
3) Penerangan
Perusahaan harus mengusahakan penerangan yang cukup mendukung tetapi tidak menyulitkan bagi pekerjaan. Sebab dengan cara ini diharapkan pekerja dapat melakukan pekerjaan dengan lebih baik, lebih teliti dan kelelahan dapat dikurangi. Dengan demikian hasil produksi yang lebih baik dapat diterima bagi pihak perusahaan.
4) Keamanan
Perusahaan yang dapat memberikan jaminan terhadap keamanan karyawan baik secara fisik (dari bahaya kecelakaan dan penyakit) maupun non fisik (jaminan sosial hari tua/ pensiun) akan menyebabkan para karyawan dapat bekerja dengan tenang.
5) Ventilasi
Manfaat dari ventilasi bagi karyawan yang bekerja di perusahaan sangat kinerja yang optimal bagi pekerja. Udara di sekitar terasa segar karena
adanya pergantian udara sehingga pekerja dapat merasa nyaman dan betah saat melakukan pekerjaan.
6) Teknologi
Pemilihan teknologi hendaknya secara tepat guna. Artinya pemilihan jenis teknologi yang akan digunakan sesuai dengan perkembangan jaman dan sifat pekerjaan yang ada serta tanpa mengorbankan salah satu pihak, bagi pihak perusahaan dalam peningkatan kinerja maupun pihak karyawan dalam hal kesempatan kerja. Dengan demikian para karyawan akan merasa puas karena mereka tidak hanya memandang diri mereka sebagai faktor produksi semata.
7) Peralatan kerja
Apabila perusahaan ini agar karyawannya puas dalam melakukan pekerjaannya, maka pihak perusahaan harus menyediakan alat-alat kerja yang dibutuhkan dengan lengkap. Hal ini bertujuan untuk memudahkan para karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepada dirinya sehingga kinerja mereka lebih meningkat.
8) Suara
Suara yang berada dalam ruangan kerja hendaknya diatur sebaik mungkin supaya tidak mengganggu atau mengacaukan konsentrasi dalam bekerja.
Adapun faktor lingkungan kerja psikis antara lain terdiri dari beberapa aspek.
1) Hubungan dengan atasan (supervisi)
Hubungan yang terjalin antara karyawan dengan atasan atau supervisi didalam suatu perusahaan dapat mendorong terjadinya peningkatan kepuasan kerja para karyawan.
2) Hubungan dengan rekan kerja
Kerjasama dengan sesama rekan kerja dapat juga membantu kelancaran berkomunikasi saat akan maupun sesudah melakukan pekerjaan dengan baik atau bahkan dapat lebih baik. Pada dasarnya apabila hubungan dengan rekan kerja dapat terbina dengan baik akan memunculkan ide- ide atau gagasan yang lebih baik. Oleh sebab itu, diharapkan hasil para pekerja dapat dijadikan peluang utama bagi perkembangan perusahaan di masa depan (Robbins,1993).
3) Keamanan kerja
Perusahaan dapat memberikan jaminan terhadap keamanan sehingga pekerja saat melaksanakan pekerjaan dapat denganserius dan tenang.
Bentuk jaminan keamanan kerja yang biasanya diberikan oleh perusahaan adalah asuransi tenaga kerja
dan lainnya.
4) Kecocokan seorang pekerja dengan pekerjaannya
Pekerjaan dapat menghasilkan pekerjaan yang maksimal apabila pimpinan perusahaan dapat menempatkan pekerjaannya sesuaidengan keahlian dan ketrampilannya.
5) Kerjasama dengan rekan kerja (sosialisasi)
Pekerja dapat bekerja dengan tenang dan serius apabila tidak ada rasa ingin menang sendiri yang cenderung mengedepankan sikap egois.
Dengan adanya sikap egois, dapat menimbulkan sikap saling bermusuhan antara pekerja di dalam ruang kerja perusahaan atau adanya persaingan dalam menjatuhkan rekan kerja. Dengan demikian, sikap saling menghargai sangat penting guna mewujudkan keakraban antara sesama pekerja. Hal ini sangat diutamakan untuk mendukung kinerja yang baik bagi pekerja.
6) Otonomi dalam melakukan pekerjaan
Otonomi dapat diartikan seberapa besar tugas itu memberikan kebebasan, bersifat tidak tergantung dan diskresi (kebijaksanaan/
keleluasaan) pada seseorang untuk menjadwalkannya (Robbins: 1993).
C. Kepuasan Kerja
1. Definisi Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang dapat menyenangkan seseorang dalam bekerja atau yang dapat memberikan pemenuhan nilainilai
pekerjaan (Isyandi, 2004). kepuasan kerja juga merupakan salah satu elemen yang cukup penting dalam organisasi. Hal ini disebabkan kepuasan kerja dapat mempengaruhi perilaku kerja karyawan seperti malas, rajin, produktif, dan lainnya, atau memiliki hubungan dengan beberapa jenis perilaku yang sangat penting dalam organisasi (Martoyo, 2000).
Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini tampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungn kerjanya. (Handoko, 2000).
Dapat disimpulkan dari pendapat ahli diatas bahwa kepuasan kerja merupakan suatu sikap refleksi atau sikap menyenangkan dari para karyawan terhadap pekerjaan berdasarkan harapan dengan imbalan yang diberikan oleh perusahaan dan lingkungan kerjanya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Kerja Karyawan
Menurut Moh, As’ad,2001. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah sebagai berikut :
a. Faktor psikologis, yaitu faktor yang berhubungan dengan kejiwaan pegawai yang meliputi penghargaan, ketentraman kerja, dan perasaan kerja
b. Faktor fisik, yaitu faktor yang berhubungan dengan fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik pegawai meliputi, jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja, perlengkapan kerja, sirkulasi udara dan kesehatan pegawai.
c. Faktor finansial, yaitu faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan pegawai yang meliputi, penggajian, jaminan sosial, besarnya tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan lainnya.
3. Gejala-gejala ketidakpuasan kerja
Gejala-gejala ketidakpuasan kerja para karyawan haruslah diketahui sendiri mungkin oleh pihak perusahaan sehingga dapat diambil tindakan yang tepat dalam menanggulanginya. Adapun tanda-tanda ketidakpuasan kerja meliputi (As’ad,2000)
a. Kelesuan yang berlebihan.
b. Banyak bercakap-cakap pada waktu jam kerja, terutama yang menyangkut pribadi masing-masing.
c. Pemakaian barang-barang kepunyaan dinas dengan boros.
d. Banyak waktu terluang.
e. Keteledoran dan ketidak hati-hatian.
f. Ketidaksediaan untuk bekerjasama antara atasan dengan bawahannya.
4. Manfaat Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan sikap positif dari karyawan terhadap pekerjaan yang dihadapinya dan terhadap segala sesuatu yang ada hubungannya dengan pekerjaan tersebut. Kepuasan kerja ini merupakan
salah satu unsur yang harus ada dalam suatu perusahaan agar tercipta suatu suasana kerja yang sehat. Tanpa adanya kepuasan kerja, karyawan tidak akan bekerja seperti apa yang diharapkan akibatnya tujuan perusahaan yang telah ditargetkan tidak akan pernah tercapai. Adanya perasaan tidak puas dalam suatu perusahaan juga akan menimbulkan konflik dalamorganisasi kerja, sehingga iklim kerja yang diciptakan tidak mendukung terlaksana organisasi kerja yang harmonis, mantap dan serasi.