• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. PENELUSURAN MASALAH DESAIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB IV. PENELUSURAN MASALAH DESAIN"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV. PENELUSURAN MASALAH DESAIN

4.1. Analisis Masalah

4.1.1. Masalah Fungsi Bangunan dengan Aspek Pengguna

Seperti yang sudah dijabarkan pada bab sebelumnya Gereja Katolik ini memiliki beberapa pengguna yang sudah digolongkan sesuai perannya dalam kehidupan menggereja. Golongan itu sendiri seperti yang telah dijelaskan di bab sebelumnya antara lain umat, karyawan gereja, pastoor, dan petugas liturgi. Bangunan Gereja Katolik sendiri memiliki fungsi utama sebagai tempat peribadatan. Selain sebagai tempat peribadatan bangunan ini juga memiliki fungsi sebagai tempat tinggal pastor, dan juga sebagai tempat berkegiatan bagi umat paroki tersebut. Secara umum fungsi Gereja Katolik ini adalah tempat untuk mendekatkan diri dengan Allah baik secara vertikal melalui peribadatan dan juga secara horizontal dengan berkomunitas antar umatnya.

Meskipun pada bangunan ini diciptakan dengan melihat perilaku kaum milenial sebagai pendekatannya. Namun gereja tetaplah bangunan yang universal sehingga umat yang hadir pun dapat dari berbagai kalangan dan juga sangat memungkinkan bahwa umat yang hadir memiliki disabilitas. Maka dari itu Gereja yang ramah terhadap semua kalangan terkhusus KLMTD harus memiliki aspek kemudahan dalam aksesibilitasnya. Maka dari itu timbul pertanyaan, bagaimana agar Gereja dapat menghasilkan desain yang universal bagi seluruh kelompok yang ada di dalam Gereja.

4.1.2. Masalah Fungsi Bangunan dengan Ciri Bangunan Milenial

Dalam bab II dijelaskan bahwa ciri-ciri bangunan kaum milenial adalah ekologis, mendukung teknologi, instagramable, dan bersifat dinamis atau tidak monoton. Dengan hal ini jika dikaitkan dengan fungsi gereja sebagai tempat peribadatan dan tempat berkomunitas umat katolik maka dapat ditarik beberapa pertanyaan masalah

76

(2)

seperti. Bagaimana menciptakan gereja yang instagramable namun tetap memiliki nilai kesakralan? Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana menciptakan bangunan peribadatan yang nyaman dan sakral dengan pendekatan ekologis? Pertanyaan yang ketiga adalah bagaimana menciptakan bangunan gereja yang terfasilitasi oleh teknologi baik streaming dan lain lain? Dan yang terakhir dalam menanggapi desain yang tidak monoton dan dinamis berdasarkan bab sebelumnya langgam yang sesuai adalah langgam kontemporer sehingga menimbulkan pertanyaan bagaimana menghadirkan langgam kontemporer pada bangunan gereja dengan pendekatan perilaku kaum milenial.

4.1.3. Masalah Fungsi Bangunan dengan Arsitektur 4.2. Identifikasi Masalah

No Nama Masalah Lips

Serv

3rd

Proems Inharen Utama

1

Bagaimana menciptakan gereja yang instagramable namun tetap memiliki nilai kesakralan?

V

2

Bagaimana menciptakan bangunan peribadatan yang nyaman dan sakral dengan pendekatan ekologis?

V

3

Bagaimana menciptakan bangunan gereja yang terfasilitasi oleh teknologi baik streaming dan lain lain?

V

4

Bagaimana menghadirkan langgam kontemporer pada bangunan gereja dengan pendekatan perilaku kaum milenial?

V

77

(3)

5 Bagaimana pencahayaan di

dalam gereja? V

6 Bagaimana sistem akustik di

dalam gereja? V

7 Bagaimana Orientasi bangunan

terhadap tapak? V

8 Bagaimana menciptakan

sirkulasi yang tepat? V

9 Bagaimana penataan lahan

parkir di gereja? V

10 Bagaimana penataan lapangan

olahraga? V

11 Bagaimana menciptakan

suasana gereja yang akrab? V

12 Bagaimana menciptakan

ketenangan di dalam gereja? V

13

Bagaimana menciptakan sirkulasi kendaraan yang optimal?

V

14

Bagaimana menciptakan sirkulasi pejalan kaki yang optimal?

V

15 Bagaimana cara menciptakan

tatanan ruang luar yang baik? V

16 Bagaimana sistem utilitas pada

bangunan gereja? V

Tabel 4.1. Identifikasi Masalah Sumber: Analisis Pribadi

78

(4)

4.3. Pernyataan Masalah

Berdasarkan pembahasan di sub bab sebelumnya. Maka dapat ditarik masalah utama proyek ini adalah sebagai berikut:

4.3.1. Bagaimana menciptakan gereja yang instagramable namun tetap memiliki nilai kesakralan?

4.3.2. Bagaimana menciptakan bangunan peribadatan yang nyaman dan sakral dengan pendekatan ekologis?

4.3.3. Bagaimana menghadirkan langgam kontemporer pada bangunan gereja dengan pendekatan perilaku kaum milenial?

79

Referensi

Dokumen terkait

Jadi Desain Interior Sekolah Kuliner Internasional di Jakarta dengan konsep Eklektik adalah sebuah bangunan yang menjadi tempat untuk melakukan belajar mengajar

Tema tentang Rudy Hartono yang penulis angkat dalam dokumenter ini apabila disesuaikan dengan tujuan desain "menjadikan dokumenter ini sebagai referensi historis untuk

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran terhadap sistem yang ada, baik sistem berjalan maupun sistem usulan yaitu aplikasi e-voting pada

Desain pertama, motif utama adalah benih indigo yang disusun secara acak, dengan motif pendukung berupa garis vertikal dan cecek tilu sebagai isen.. Sedangkan

Kuesioner yang disebarkan disusun dalam kalimat-kalimat pertanyaan, kuesioner tersebut terdiri atas kuesioner untuk menilai tipe kepemimpinan di Sritex (ELQ) dari Thornberry

Desain ini diberi judul puspa yang berasal dari bahasa sansekerta yang berarti kembang atau bunga, Partisi ini merupakan jenis partisi trasparan dengan ukuran partisi 180

Sign system Taman Wisata yang dipunyai saat ini masih kurang mendukung navigasi pengunjung, sign system di Mekarsari juga mempunyai desain kurang terpadu

Dari semua aspek pembuatan film animasi, karakter desain merupakan yang terpenting. Kemenarikan suatu desian bisa membuat para penonton mengenali dan tumbuh bersama