• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENUTUP

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV PENUTUP"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

44

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan :

1. Bentuk-bentuk perlindungan hukum bagi anak yang terlibat kejahatan terorisme adalah sebagai berikut :

a. KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana)

Pada Pasal 45 mengatur tentang anak yang belum berusia 16 tahun melalukan perbuatan pidana, hakim dapat menentukan untuk dikembalikan kepada orangtua atau pemerintah untuk diberi pendidikan atau dijatuhi hukuman pidana

b. Undang -Undang Terorisme Nomor 5 Tahun 2018

Pada Pasal 16A mengatur bahwa ancaman pidana anak dikurangi 1/3 dari pidana pokok dan Pasal 19 mengatur bahwa tidam ada hukuman mati pada anak dibawah umur 18 tahun

c. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Pemerintah memberikan perlindungan khusus kepada anak, hal jnj tercantum dalam Pasal 59

d. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Pemberantas Tindak Pidana Terorisme

Pasal 14 mengatur tentang, tindak pidana terorisme yang dilakukan oleh anak tidak dijatuhi pidana mati atau seumur hidup

(2)

45

e. Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Anak yang berusia dibawah 18 tahun ke bawah melakukan tindak.pidana akan dikurangi 1/2 dari pidana pokok

2. Mekanisme perlindungan hukum terhadap anak yang terlibat kejahatn terorisme menurut Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undang - Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Pemberantas Tindak pidaan Terorisme ialah sebagai berikut :

a. Edukasi tentang pendidikan ideologi dan nilai-nilai nasionalisme b. Konseling tentang bahaya terorisme

c. Rehabilitasi sosial terhadap anak pelaku di Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan sosial ( LPKS )

d. Pendampingan-pendampingan terhadap anak pelaku selama proses penyidikan.

(3)

46

B. Saran

1. Agar perlindungan hukum terhadap anak yang terlibat dalam kejahatan terorisme dapat terlaksana secara maksimal, aparat penegak hukum yang berwenang hendaknya memberikan lebih dari satu bentuk perlindungan hukum terhadap anak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

2. Anak sebagai pelaku terorisme tidak bisa dianggap sebagai pelaku kejahatan, melainkan korban kejahatan, korban jaringan terorisme, korban doktrin, eksploitasi pemikiran, propaganda dari ajakan orangtua atau orang dewasa di sekitarnya sehingga harus dilindungi secara khusus. Anak seperti ini hanya manus ministra, tidak boleh dipidana penjara, melainkan harus diedukasi, diberi konseling, direhabilitasi dan pendampingan sosial.

Referensi

Dokumen terkait

PeraturanPerundang-Undangan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Undang-Undang Republik Indonesia Nomor