Berikut tabel perkembangan Tenure Audit pada Perusahaan Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Pada tahun 2013 audit term tertinggi untuk ADES, MYOR, PSDN, FAST, SMAR, SMMA, TBLA, GGRM, KAEF dan MBTO yaitu 3 dan terendah untuk CEKA, ICBP, INDF, SKLT, PTSP, HMSP, DVLA, INAF, PYFA, SCPI, SQBI, TSPC dan KICI dengan nilai 1. Rata-rata audit term tertinggi pada tahun 2012 sebesar 1,94 dan terendah pada tahun 2010 yaitu 1,00.
Berikut tabel perkembangan ukuran KAP pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2010-2014. Pada tahun 2010, penggunaan jasa KAP dengan ukuran KAP terkecil terdapat pada perusahaan ULTJ, INAF dan MBTO, masing-masing KAP menduduki peringkat ke-13 dan. Berikut adalah grafik perkembangan Kompleksitas Operasional Perusahaan pada Perusahaan Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2010-2014.
Perkembangan kompleksitas operasional perusahaan pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2010–2014. Pada tahun 2010 kompleksitas operasional perusahaan tertinggi terdapat pada perusahaan SMMA yaitu 22 dan terendah pada perusahaan DLTA, SKLT, DVLA, INAF dan MBTO yaitu sebesar 1 dan pada tahun 2011 kompleksitas operasional perusahaan tertinggi pada perusahaan SMMA yaitu sebesar 23 dan terendah yaitu pada perusahaan DLTA, SKLT, DVLA dan INAF sebesar 1 pada tahun 2012. Kompleksitas operasional perusahaan tertinggi terdapat pada perusahaan SMMA yaitu sebesar 23 dan terendah pada perusahaan DLTA. DVLA dan INAF yaitu 1 Pada tahun 2013, kompleksitas operasional perusahaan tertinggi terdapat pada perusahaan SMMA yaitu 25 dan terendah pada perusahaan DLTA, SKLT. ., DVLA, INAF dan UNVR sebesar 1, pada tahun 2014 kompleksitas operasional perusahaan tertinggi pada perusahaan SMMA yaitu 25, dan terendah pada perusahaan DLTA, DVLA, INAF dan UNVR sebesar 1.
Rata-rata kompleksitas operasional perusahaan tertinggi pada tahun 2014 sebesar 4,16 dan terendah pada tahun 2011 sebesar 3,38.
Perkembangan Audit Report Lag pada Perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di BEI pada periode 2010-2014
Dari tabel dan gambar diatas terlihat bahwa Laporan Lag Audit mengalami fluktuasi pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Pada tahun 2010 Audit Report Lag terbesar terdapat pada perusahaan SMMA yaitu sebesar 90 dan terkecil pada perusahaan SMAR yaitu 39, dan pada tahun 2011 Audit Report Lag terbesar terdapat pada perusahaan SCPI yaitu sebesar 102 dan terendah pada perusahaan MYOR dan SMAR. . adalah 39, pada tahun 2012 Audit Report Lag terbesar terdapat pada perusahaan SMMA yaitu 99 dan terkecil pada perusahaan ROTI yaitu 37, dan pada tahun 2013 Audit Report Lag terbesar terdapat pada perusahaan SCPI yaitu 91 dan terendah adalah untuk perusahaan BRAND yaitu 45, pada tahun 2014 Audit Report Lag tertinggi pada perusahaan SCPI yaitu 91, dan terendah pada perusahaan SMAR yaitu 43.
Analisis Pengujian Hipotesis .1 Uji Asumsi Klasik
- Uji Normalitas
- Uji Autokorelasi
- Uji Heteroskedastistas
- Uji Multikolinieritas
- Persamaan Regresi Linier Berganda
- Analisis Koefisien Determinasi
- Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F)
- Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t)
- Pengaruh Tenure Audit Terhadap Audit Report Lag
- Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Audit Report Lag
- Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap Audit Report Lag
Berdasarkan grafik hasil penelitian di atas terlihat bahwa sebaran data tidak membentuk pola tertentu, dan tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak mempunyai gejala. dari heteroskedastisitas. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi menemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas pada model regresi dapat dilihat dari nilai toleransi dan kebalikannya yaitu variance inflasi faktor (VIF).
Sederhananya, setiap variabel independen menjadi variabel dependen dan diregresi terhadap variabel independen lainnya. Toleransi mengukur variabilitas suatu variabel independen terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dengan menggunakan SPSS 13.0 for Windows, diperoleh output VIF untuk setiap variabel independen sebagai berikut. ditemukan tidak adanya multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
Dengan demikian diperoleh nilai KD sebesar 28,0% yang berarti durasi audit, ukuran KAP dan kompleksitas usaha mempunyai pengaruh sebesar 28,0% terhadap keterlambatan laporan audit. H0 : Durasi audit, ukuran KAP dan kompleksitas operasional perusahaan secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan laporan audit. H1: Durasi audit, ukuran KAP dan kompleksitas operasional perusahaan berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan laporan audit.
Karena nilai Fhitung > Ftabel (20,138 > 2,663), maka H0 ditolak yang berarti variabel independen berpengaruh signifikan terhadap audit report delay secara bersamaan. Karena nilai thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti audit tenure berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan laporan audit. Karena nilai thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan laporan audit.
Karena nilai thitung > tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti kompleksitas operasional perusahaan berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan laporan audit.
Pembahasan
Pengaruh Tenure Audit Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar Di BEI Pada Tahun 2010-2014
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Habib dan Bhuiyan (2011), Ashton et al. 1987), serta Dewi dan Yuyetta (2014) yang menunjukkan bahwa audit tenure mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit report delay dengan arah negatif.
Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar Di BEI Pada Tahun 2010-2014
Besar kecilnya KAP juga dapat dilihat dari beberapa hal yang berkaitan dengan KAP, misalnya jumlah pelanggan dan pendapatan penjualan dari KAP (Beatty 1989). Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan antara KAP Big Four dan Non-Big Four KAP dari segi besaran pendapatan, maka peringkat pendapatan internasional KAP Big Four dan Non-Big Four yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada tabel 3.1. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel Ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap keterlambatan laporan audit.
Ariyani dan Budiartha (2014) menyatakan bahwa setiap perusahaan menginginkan laporan keuangannya diaudit lebih cepat dan berkualitas. Kantor akuntan publik yang besar memiliki sumber daya yang lebih baik dan lebih banyak serta didukung oleh sistem yang lebih canggih sehingga laporan audit yang dihasilkan lebih akurat (Petronila, 2007). Jika laporan keuangan diaudit lebih cepat, maka keterlambatan laporan audit dapat diminimalkan. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Prabandari dan Rustiana (2007), Iskandar dan Trisnawati (2010) serta Ariyani dan Budiartha (2014) yang menunjukkan hasil yang serupa, dimana ukuran KAP berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. keterlambatan laporan audit.
Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar Di BEI Pada