• Tidak ada hasil yang ditemukan

BALAI BESAR PULP DAN KERTAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BALAI BESAR PULP DAN KERTAS "

Copied!
44
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Kondisi Umum

Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri penghasil devisa utama dari sektor nonmigas. Hal ini merupakan keunggulan komparatif bagi perkembangan industri pengolahan kayu, termasuk industri pulp dan kertas. Industri/pemasok bahan tambahan pulp dan kertas - Pemerintah, lembaga penelitian dan pengembangan publik - Universitas dan industri terkait lainnya.

Industri/pemasok bahan tambahan pulp dan kertas - Pemerintah, Pemerintah, lembaga penelitian dan pengembangan - Universitas dan industri terkait lainnya 4 Standardisasi - Industri pulp dan kertas. Industri/pemasok bahan tambahan pulp dan kertas - Pemerintah dan lembaga penelitian dan pengembangan pemerintah - Universitas dan industri terkait lainnya 7 Sertifikasi - Industri pulp dan kertas.

Gambar 1 : Ekspor Kertas Indonesia Tahun 2006-2014  Sumber : Trademap.org, diolah
Gambar 1 : Ekspor Kertas Indonesia Tahun 2006-2014 Sumber : Trademap.org, diolah

Potensi dan Permasalahan

  • Potensi
  • Permasalahan

Potensi kelembagaan BBPK adalah BBPK telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO pada bidang (1) jasa penelitian (2) jasa pelatihan dan transfer teknologi (3) jasa konsultasi pada industri pulp, kertas, dan lingkungan hidup. BBPK telah mengintegrasikan dua sistem manajemen mutu, ISO 9001:2008 dan ISO, yang beroperasi secara terpisah dan mengadopsi versi terbaru yaitu ISO 9001:2008. Persyaratan ini mengharuskan organisasi atau lembaga menerapkan prinsip-prinsip sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 ketika menerapkan sistem manajemen laboratorium ISO 17025:2005.

Pusat Pulp dan Kertas mempunyai peranan yang sangat penting khususnya dalam industri pulp dan kertas. Salah satu penyebabnya adalah masih rendahnya pendapatan karena belum adanya DNI wajib bahan baku pulp dan kertas.

Tabel 4 : Pegawai BBPK Berdasarkan Pendidikan  No  Pendidikan  Jumlah Pegawai
Tabel 4 : Pegawai BBPK Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Jumlah Pegawai

VISI, MISI DAN TUJUAN

  • Visi
  • Misi
  • Tujuan dan Indikator Tujuan
  • Sasaran Strategis
  • Indikator Kinerja Utama (IKU)

Sasaran strategis Pulp and Paper Center tahun 2015-2019 disusun berdasarkan sasaran strategis Kementerian Perindustrian, sasaran strategis unit Eselon 1, sasaran strategis yang merupakan hasil kajian teknokratis serta kepatuhan terhadap tugas, prinsip dan fungsi (tupoxi) dari pusat pulp dan kertas. Sasaran strategis Kementerian Perindustrian yang berkaitan langsung dengan tugas pokok dan fungsi pusat adalah sebagai berikut. Tujuan strategis 1: Meningkatkan pendanaan penelitian dan pengembangan dan pendapatan layanan pusat dengan struktur anggaran yang semakin proporsional.

Sasaran strategis 2: Membangun jaringan, kemitraan dan/atau outsourcing untuk meningkatkan kompetensi dan memperluas layanan balai. Tujuan Strategis 5: Memperbarui fasilitas dan infrastruktur pusat sejalan dengan perkembangan industri pulp dan kertas Tujuan Strategis 6: Memperluas peran dan ruang lingkup lembaga. Tujuan Strategis 9: Meningkatkan kegiatan litbang di industri pulp dan kertas untuk mendukung kebijakan pemerintah seperti mengurangi ketergantungan impor, diversifikasi produk, menjamin ketersediaan bahan baku, mengatasi permasalahan air, energi dan lingkungan.

Tujuan Strategis 10: Memaksimalkan sumber daya internal dan eksternal untuk meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang pulp, kertas, turunan selulosa, dan lingkungan. Sasaran strategis yang ingin dicapai dibatasi oleh tugas pokok dan fungsi BBPK yang diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian No. Memperhatikan sasaran strategis Kementerian Perindustrian dan hasil kajian teknokratis serta memperhatikan tugas pokok dan fungsi Pusat, maka telah disusun Sasaran Strategis BBPK 2015-2019 sebagai berikut.

Pada tahun 2018, dokumen renstra ini telah direview dan direvisi sejalan dengan arah kebijakan pusat sehingga menghasilkan beberapa penyesuaian terhadap tujuan strategis. Sasaran Strategis 2: Meningkatkan publikasi ilmiah hasil litbang Sasaran Strategis 3: Meningkatkan mutu pelayanan publik Sasaran Strategis 4: Meningkatkan pelaksanaan reformasi birokrasi Sasaran Strategis 5: Meningkatkan pelayanan teknis kepada industri Sasaran Strategis 6: Memperluas fasilitas kelembagaan, teknologi, dan industri . sarana dan prasarana ramah lingkungan serta personel litbang. Pada tahun 2019, dokumen renstra ini telah direview dan direvisi sesuai dengan arah kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian sehingga menghasilkan beberapa penyesuaian terhadap tujuan strategis.

Tujuan Strategis 2: Meningkatkan kepemilikan teknologi industri Tujuan Strategis 3: Meningkatkan pelayanan teknis bagi industri Tujuan Strategis 4: Meningkatkan pelaksanaan reformasi birokrasi. Indikator kinerja kegiatan untuk masing-masing tujuan strategis disajikan pada Tabel 7.

Gambar 3 :Model Perumusan Sasaran Strategis BBPK 2015-2019
Gambar 3 :Model Perumusan Sasaran Strategis BBPK 2015-2019

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Industri

UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian mewajibkan pembangunan industri dilakukan dengan pendekatan sektoral yang terencana dan pendekatan tata ruang yang terpadu. Pendekatan sektoral yang terencana dilaksanakan melalui rencana pengembangan industri nasional, sedangkan pendekatan spasial dilaksanakan melalui pengembangan kawasan industri. Untuk mempercepat penyebaran industri dapat dilakukan dengan membangun industri di luar Pulau Jawa, atau memindahkan industri yang ada di Pulau Jawa ke luar Pulau Jawa.

Bagi kabupaten/kota yang tidak memungkinkan untuk membangun kawasan industri karena tidak layak secara teknis dan ekonomi, maka pengembangan industri dilakukan melalui pengembangan sentra IKM yang diarahkan untuk menunjang industri besar sehingga diperlukan. terkait dengan pengembangan WPPI serta pusat TIK mandiri yang menghasilkan nilai tambah dan menyerap tenaga kerja. Sumber daya industri adalah sumber daya yang digunakan untuk melaksanakan pembangunan industri yang meliputi: (a) pengembangan sumber daya manusia; (b) pemanfaatan sumber daya alam; (c) pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri; (d) mengembangkan dan menggunakan kreativitas dan inovasi; dan (e) mengamankan sumber pendanaan. Untuk mewujudkan pembangunan industri nasional yang berdaya saing harus didukung melalui penyediaan sarana dan prasarana industri yang memadai, antara lain standardisasi industri, infrastruktur industri (kawasan industri), dan sistem informasi industri.

Standardisasi industri juga dapat digunakan untuk melindungi keselamatan, kesehatan dan keamanan manusia, hewan dan tumbuhan, melestarikan fungsi lingkungan hidup, mengembangkan produk industri hijau dan menciptakan persaingan usaha yang sehat. Pembangunan Industri Hijau bertujuan untuk mewujudkan industri berkelanjutan dalam rangka pemanfaatan sumber daya alam secara efektif dan efisien secara berkelanjutan guna mewujudkan pembangunan industri yang selaras dengan kelangsungan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta memberikan manfaat bagi masyarakat. Industri hijau merupakan industri yang dalam proses produksinya mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Penerapan industri hijau dilakukan dengan memenuhi Standar Industri Hijau (SIH) yang secara bertahap dapat dilaksanakan secara wajib. Kepatuhan perusahaan industri terhadap standar industri hijau dibuktikan dengan diterbitkannya sertifikat industri hijau yang sertifikasinya dilakukan melalui serangkaian proses inspeksi dan pengujian oleh Lembaga Sertifikasi Industri Hijau (LSIH) yang terakreditasi. Proses pemeriksaan dan pengujian untuk menerbitkan sertifikat industri hijau dilakukan oleh auditor industri hijau yang harus memiliki sertifikasi kompetensi auditor industri hijau.

Arah Kebijakan dan Strategi Balai Besar Pulp dan Kertas

Hal ini terlihat dari jumlah unit usaha yang berjumlah 3,4 juta unit dan mencakup lebih dari 90 persen unit usaha industri nasional. Peran ini juga tercermin pada penyerapan tenaga kerja IKM yang mempekerjakan lebih dari 9,7 juta orang pada tahun 2013 dan menyumbang 65,4 persen dari total lapangan kerja di industri nonmigas. Selain itu, UKM juga memiliki variasi produk yang sangat beragam, mampu melayani wilayah pasar yang luas, menjadi sumber pendapatan masyarakat luas dan tahan terhadap berbagai krisis yang mungkin timbul.

Dengan ciri-ciri tersebut maka pertumbuhan dan perkembangan UKM akan memberikan kontribusi yang besar dalam mewujudkan perekonomian nasional yang tangguh dan maju yang bercirikan demokrasi. Industri kecil dan menengah (IKM) ditentukan berdasarkan jumlah tenaga kerja dan nilai investasi, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha berada. Jumlah tenaga kerja dan nilai investasi industri kecil dan menengah ditetapkan oleh menteri.

Untuk meningkatkan keselamatan pengusaha kecil dan menengah dalam negeri, ditetapkan bahwa usaha kecil hanya boleh dimiliki oleh warga negara Indonesia, dan sebagian industri menengah diperuntukkan bagi kepemilikan warga negara Indonesia. Pedoman dan program dilaksanakan setiap tahun untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, dan pelaksanaan serta pembiayaannya direncanakan baik melalui APBN/APBD maupun dalam kerangka kerja sama dengan masyarakat. Program pengukuran kinerja R&D yang digunakan oleh industri. Implementasi program ini dapat dicapai melalui kegiatan sebagai berikut: 1.

Program untuk meningkatkan hasil R&D yang digunakan oleh industri. Implementasi program ini dapat dicapai melalui rincian kegiatan sebagai berikut. Membangun jaringan, kemitraan dan/atau outsourcing untuk meningkatkan kompetensi dan memperluas layanan pusat.

Tabel 8. Sasaran dan Program BBPK Tahun 2019
Tabel 8. Sasaran dan Program BBPK Tahun 2019

Kerangka Kelembagaan

Bidang Pengujian, Sertifikasi dan Kalibrasi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengujian dan sertifikasi bahan baku, bahan penolong dan produk industri pulp dan kertas, serta kegiatan kalibrasi mesin dan peralatan. Bidang Pengembangan Kompetensi dan Alih Teknologi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan di bidang pelatihan teknis, konsultasi, alih teknologi, desain dan rekayasa industri, inkubasi, dan pengendalian pencemaran industri. Kelompok jabatan fungsional bertugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsionalnya masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kelompok kerja fungsional terdiri atas sejumlah jabatan fungsional yang dibagi lagi menjadi kelompok kerja fungsional yang berbeda-beda berdasarkan bidangnya. Setiap gugus tugas fungsional dikoordinasikan oleh seorang pegawai fungsional, dipilih oleh gugus tugas fungsional terkait dan ditetapkan oleh Kepala BBPK. Rasio paket teknologi dan konsultasi yang berhasil menyelesaikan permasalahan industri, dibandingkan dengan jumlah total permintaan layanan penyelesaian masalah dari industri pada tahun berjalan.

Rencana strategis BBPK disusun berdasarkan rencana strategis Kementerian Perindustrian, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), rencana strategis teknokratis, dan tugas pokok serta fungsi Pusat yang memuat visi, indikator misi, program, tujuan dan kinerja, indikator tujuan dan sasaran yang memuat tujuan tahunan dan indikator kinerja.unit (KPI). Rencana Strategis Kementerian Perindustrian merupakan pedoman pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Perindustrian dalam mewujudkan visi pembangunan industri nasional, yaitu Indonesia menjadi negara industri yang berdaya saing dengan struktur industri yang kokoh berbasiskan sumber daya alam dan sumber daya alam. sumber daya yang adil. . Visi pembangunan industri kemudian dijabarkan dalam misi pembangunan industri selama 5 (lima) tahun, yaitu: 1) Penguatan dan pendalaman struktur industri nasional untuk mewujudkan industri nasional yang mandiri, berdaya saing, maju dan ramah lingkungan; 2) Meningkatkan nilai tambah dalam negeri melalui pengelolaan sumber daya industri secara berkelanjutan dengan meningkatkan penguasaan teknologi dan inovasi; 3) Membuka peluang usaha dan memperluas lapangan kerja; dan 4) Pemerataan pembangunan industri di seluruh Indonesia untuk meningkatkan dan memperkuat ketahanan nasional.

Berdasarkan visi dan misi tersebut juga diuraikan tujuan yang harus dicapai Kementerian Perindustrian di bidang industri konstruksi, yaitu terbangunnya industri yang tangguh dan berdaya saing. Visi BBPK adalah menjadi lembaga litbang yang inovatif dan pusat pelayanan teknis profesional di bidang pulp, kertas, turunan selulosa dan lingkungan. Keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan di BBPK sesuai dengan Renstra BBPK 2015-2019 ditentukan tidak hanya oleh internal Balai tetapi juga oleh seluruh pemangku kepentingan antara lain internal Balai, Eselon 1 BPPI, Kementerian Kebijakan Perindustrian, dunia industri, akademisi dan seluruh pemangku kepentingan. komunitas yang lebih luas.

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

Target Kinerja Tahun 2019

Kerangka Pendanaan

Penutup

Gambar

Gambar 1 : Ekspor Kertas Indonesia Tahun 2006-2014  Sumber : Trademap.org, diolah
Gambar 2 : Ekspor Pulp Indonesia Tahun 2006-2014  Sumber : Trademap.org, diolah
Tabel 1 : Industri Pengguna Layanan Jasa BBPK  No.  Jenis Layanan Jasa  Industri Pengguna
Tabel 3 : Realisasi PNBP BBPK Tahun 2010-2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Program ini bertujuan untuk mencapai sasaran meningkatnya penerapan hasil litbang dan perekayasaan teknologi oleh industri. Indikator kinerja dari program ini adalah

Permasalahan yang akan menjadi perhatian utama penelitian ini adalah, bahwa untuk meningkatkan kinerja dan daya saing BBPK, ada kebutuhan untuk menerapkan sistem informasi.. Agar

Meningkatkan daya saing industri kimia dan kemasan melalui kegiatan litbang dan layanan jasa teknis (1)Jumlah hasil litbang yang diterapkan oleh industri (hasil litbang);

Sasaran Strategis I yaitu Litbang yang siap diterapkan merupakan hasil litbang T.A 2017 yang mendukung Industri Prioritas berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri

Kegiatan untuk mencapai Sasaran strategis Meningkatnya pelayanan terhadap industri yaitu Penyelenggaraan Pelatihan, Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan Logam

Hasil utama dari pengukuran kepuasan ini adalah dihasilkannya sebuah indeks kepuasan masyarakat yang dapat menjadi cermin performance BBPK yang diberikan kepada masyarakat.. Sebagai

Merupakan rata-rata kontribusi hasil litbangyasa terhadap efisiensi perusahaan industri pada proses tertentu, sebanyak 10 kuisioner dengan angka indeks kepuasan sementara 3,61

RENCANA KINERJA Kementerian Perindustrian Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Unit Pelaksana Teknis/Unit Pendidikan : Balai Besar Pulp dan Kertas Tahun : 2018 No Sasaran