• Tidak ada hasil yang ditemukan

BRONKOPNEUMONIA YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BRONKOPNEUMONIA YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT "

Copied!
213
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Bagi Peneliti
  • Bagi Tempat Penelitian
  • Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Sedangkan pada klien 2, peneliti mendiagnosis ketidakefektifan bersihan jalan napas terkait peningkatan produksi sputum dengan menggunakan buku SDKI. Klien 1 belum menggunakan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dan Standar Hasil Keperawatan Indonesia (SLKI), sedangkan Klien 2 sudah menggunakan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) namun belum menggunakan Standar Hasil Keperawatan Indonesia (SLKI). Hal ini berhubungan dengan intervensi keperawatan yang akan peneliti lakukan pada klien 2 dengan diagnosa defisit pengetahuan.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian

Bronkopneumonia adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan peradangan yang terjadi pada dinding bronkiolus dan jaringan paru-paru di sekitarnya. Bronkopneumonia dapat disebut pneumonia lobular karena peradangan yang terjadi pada parenkim paru terlokalisasi pada bronkiolus dan alveoli di sekitarnya (Muhlisin, 2017). Bronkopneumonia adalah peradangan umum pada paru-paru, juga disebut pneumonia bronkial atau pneumonia lobular.

Anatomi Fisiologi

Laring merupakan saluran pernafasan sampai ke faring yang terdiri dari sebagian tulang rawan yang diikat oleh ligamen dan suatu membran, terdiri dari dua lamina yang bersambung pada garis tengah. Trakea terdiri dari enam belas sampai dua puluh lingkaran tidak lengkap berbentuk cincin, dilapisi selaput lendir yang terdiri dari epitel bersilia yang dapat mengeluarkan debu atau benda asing. Bronkus merupakan suatu bentuk percabangan atau kelanjutan dari trakea yang terdiri dari dua cabang kanan dan kiri.

Etiologi

Paru-paru terdiri dari beberapa lobus, yang ditutupi oleh pleura parietal dan pleura visceral serta dilindungi oleh cairan pleura yang mengandung surfaktan. Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh virus penyebab bronkopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan peradangan pada bronkus dan alveoli. Peradangan bronkus ini ditandai dengan penumpukan sekret yang menyebabkan demam, batuk produktif, rinorea positif, dan mual.

Patofisiologi

Pada stadium I disebut hiperemia karena mengacu pada respon inflamasi awal yang terjadi pada area yang baru terinfeksi. Pada stadium III/hepatisasi abu-abu, yang terjadi ketika sel darah putih berkoloni di area paru yang terinfeksi. Pada tahap IV/resolusi, yang terjadi ketika respons imun dan peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat mengalami lisis dan diserap oleh makrofag, sehingga jaringan kembali ke struktur aslinya.

Klasifikasi

Pada saat ini, endapan fibrin terakumulasi di seluruh area cedera dan terjadi fagositosis sisa sel. Pada tahap ini eritrosit mulai diserap kembali di alveoli, lobus masih padat karena mengandung fibrin dan leukosit, warna merah menjadi abu-abu muda dan kapiler darah tidak lagi tersumbat.

Manifestasi Klinis

Apabila sarang bronkopneumonia menjadi satu (konfluen), maka bunyi pada perkusi mungkin terdengar tumpul dan bunyi pernapasan pada saat bracing mungkin terdengar lebih keras.

Komplikasi

Efusi pleura adalah suatu kondisi dimana cairan memenuhi ruang di sekitar paru-paru dan rongga dada. Jika tidak segera ditangani, gagal napas dapat menyebabkan organ tubuh berhenti bekerja dan berhenti bernapas sama sekali.

Pemeriksaan Penunjang

Penatalaksanaan

Konsep Masalah Keperawatan

  • Pengertian Masalah Keperawatan
  • Komponen Masalah Keperawatan
  • Faktor yang Berhubungan
  • Pathway Penyakit Bronkopneumonia
  • Masalah Keperawatan pada Bronkopneumonia
  • Diagnosa Keperawatan
  • Perencanaan Keperawatan
  • Pelaksanaan Keperawatan
  • Evaluasi Keperawatan

Sasaran: Tidak mampu melakukan keterampilan atau perilaku sesuai usia (fisik, bahasa, motorik, psikososial), Pertumbuhan fisik terganggu. 3) Gejala dan tanda ringan a) Subyektif : (tidak ada). Kerja sama. a) Bekerjasamalah dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan, jika diperlukan.

Konsep Keperawatan Anak

  • Pertumbuhan dan Perkembangan
  • Batasan Usia Anak
  • Paradigma Keperawatan Anak
  • Prinsip Keperawatan Anak
  • Peran Perawat Anak
  • Konsep Hospitalisasi

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis berupa case review untuk mengkaji masalah asuhan keperawatan pada klien anak dengan bronkopneumonia. Saat dikaji riwayat penyakit saat ini pada Klien 1 tidak ditemukan data, sedangkan ibu Klien 2 mengatakan menggunakan obat nyamuk bakar di rumah. Berdasarkan hasil survei dan analisis data, ditegakkan 3 diagnosa keperawatan pada klien 1 yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif, risiko infeksi, dan kecemasan.

Berdasarkan analisa saya, pemeriksa mengidentifikasi ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada klien 1 yang belum menggunakan buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI). Berdasarkan analisa saya, peneliti menegakkan diagnosis hipertermia terkait proses inflamasi pada klien 2 berdasarkan buku SDKI. Intervensi keperawatan pada klien mengacu pada intervensi yang ditetapkan peneliti berdasarkan Standar Intervensi.

Intervensi asuhan keperawatan yang akan dilakukan peneliti pada klien 1 dengan diagnosa keperawatan kecemasan berhubungan dengan krisis situasional yaitu observasi: Pantau tingkat kecemasan pasien, terapeutik: Lakukan terapi bermain pada pasien. Rencana tindakan yang tidak dilakukan peneliti pada Klien 2 adalah menjaga istirahat dan tidur pada anak. Berdasarkan hasil studi case review penerapan asuhan keperawatan pada klien anak 1 dan 2 penderita bronkopneumonia.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien 1 dan klien 2 telah sesuai dengan rencana keperawatan yang direncanakan berdasarkan teori yang ada dan disesuaikan dengan kebutuhan anak penderita bronkopneumonia.

METODE PENELITIAN

Subyek Penelitian

Batasan Istilah (Definisi Operasional)

Dalam hal ini, penentuan bronkopneumonia didasarkan pada diagnosis medis dan laporan medis yang terdapat pada rekam medis pasien. Asuhan keperawatan pada anak penderita bronkopneumonia merupakan suatu proses tindakan keperawatan yang diberikan langsung kepada pasien anak yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, pelaksanaan dan evaluasi untuk mengatasi masalah anak penderita bronkopneumonia.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Prosedur Penelitian

Berdasarkan hasil tabel 4.2 yang menilai keadaan umum diperoleh data bahwa pada klien 1 pernapasannya 42x/menit (sulit bernapas), sedangkan pada klien 2 pernapasannya 43x/menit (sulit bernapas) dan suhunya 38,1 ( demam). Hasil pada tabel 4.7 dan 4.8 diatas menjelaskan intervensi yang akan diberikan pada Klien 1 dan Klien 2 selama masa pengobatan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditegakkan. Berdasarkan analisa saya, peneliti telah menegakkan diagnosis gangguan pertukaran gas terkait perubahan membran alveolar-kapiler pada klien 2 berdasarkan buku SDKI, namun belum ada data penelitian pendukung yang mendukung diagnosis tersebut.

Penyidik ​​memastikan diagnosis klien 2 ini berdasarkan hasil pengkajian yaitu ibu mengatakan anak mengalami kesulitan bernapas, suara napas tambahan (retak) pada kedua lapang paru, penggunaan lubang hidung, dan pola pernapasan cepat dan dangkal. Menurut analisa saya, peneliti berdasarkan buku SDKI mendiagnosis gangguan pertukaran gas terkait perubahan membran alveolar-kapiler pada klien 2. Menurut analisa saya, peneliti berdasarkan buku SDKI mendiagnosis kurangnya pengetahuan terkait kurangnya paparan informasi pada klien 2.

Intervensi asuhan keperawatan yang akan dilakukan peneliti pada klien 2 dengan diagnosa pola nafas tidak efektif berhubungan dengan keterbatasan usaha pernafasan adalah observasi : Observasi tanda vital anak (nadi, pernafasan, suhu), Kaji frekuensi pernafasan, Pemberian terapi. dari posisi setengah Fowler, kerjasama: Kerjasama dalam penyediaan oksigen. Berdasarkan perencanaan yang dilakukan maka peneliti melakukan tindakan keperawatan yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk mengatasi masalah tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada klien 1 yaitu melakukan latihan nafas dalam dengan cara meniup balon. Rencana tindakan yang tidak dilakukan peneliti pada klien 1 adalah memotivasi pasien untuk minum lebih banyak, mengatur pemberian nebulizer.

Evaluasi masalah gangguan pertukaran gas pada klien 2 teratasi pada hari ke 3 tanggal 11 Mei 2019, dengan hasil ibu menyatakan anak sudah tidak sesak nafas lagi, tidak ada suara nafas tambahan, tidak ada pernafasan hidung. , pola pernafasan teratur dan tidak ada tarikan dinding dada, tidak ada tanda-tanda sianosis. Sedangkan pada klien 2 terdapat sembilan diagnosis yang sesuai teori, beberapa di antaranya tidak sesuai dengan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (NDS) dan Standar Hasil Keperawatan Indonesia (NNS). Hasil penelitian yang diperoleh peneliti dapat dijadikan acuan dan bahan perbandingan pada saat melakukan penelitian pada klien anak penderita bronkopneumonia.

Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Identitas Klien Anak dengan  Bronkopneumonia
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Identitas Klien Anak dengan Bronkopneumonia

Teknik dan Instrumen Pengmpulan Data

Uji Keabsahan Data

Uji validitas data dimaksudkan untuk membuktikan kualitas data atau informasi yang diperoleh dalam penelitian sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi. Penelitian ini valid dan bertujuan untuk integritas peneliti dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dan penggalian sumber informasi dari klien dan keluarga yaitu pemanfaatan integritas peneliti (karena peneliti sebagai instrumen utama), validitas Pengumpulan data dilakukan dengan perpanjangan waktu observasi atau tindakan, penambahan sumber informasi menggunakan triangulasi dari tiga sumber data utama yaitu klien, perawat, dan keluarga klien terkait masalah yang diteliti.

Analisis Data

  • Gambaran Lokasi Penelitian
  • Data Asuhan Keperawatan

Anak gelisah jika berpisah dengan ibunya - Anak menarik diri dari orang asing - Ibu mengatakan bahwa anak tersebut tidak ada. Berat badan tidak turun - Tidak ada tanda-tanda dehidrasi - Rambut hitam mengkilat - Selaput lendir lembab A : Masalah tidak terjadi. Berat badan tidak turun - Tidak ada tanda-tanda dehidrasi - Rambut hitam mengkilat - Bibir lembab A : Masalah tidak terjadi P : Pertahankan intervensi.

Pembahasan

  • Pengkajian
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi Keperawatan

Berdasarkan hasil tabel 4.11 dan 4.12 diatas menjelaskan bahwa klien 1 mendapat asuhan keperawatan selama 3 hari di rumah sakit, dan pengkajian klien 1 menunjukkan diagnosis keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif belum teratasi pada hari ke 3. hasil pengkajian pada kedua klien terverifikasi tanda - Tanda vital pada klien 1 nadi 100 x/menit, pernafasan 42 x/menit, suhu 35,5oC. Berdasarkan data tersebut peneliti dapat mendiagnosis pola pernafasan tidak efektif karena dinilai 3 dari 4 tanda utama pada klien.

Intervensi asuhan keperawatan yang akan dilakukan peneliti pada klien 1 dengan diagnosa keperawatan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sputum yaitu observasi: observasi frekuensi pernafasan dan denyut jantung, terapeutik: latihan pernafasan dalam dengan cara menggembungkan balon, edukasi: memotivasi pasien banyak berolahraga, minum, mengajari keluarga berlatih pernapasan dalam, kolaborasi: kolaborasi dalam memberikan terapi nebulizer. Intervensi asuhan keperawatan pada klien mengacu pada intervensi yang disusun peneliti berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dan Standar Hasil Keperawatan Indonesia (SLKI) yang diurutkan sesuai dengan kebutuhan klien anak penderita bronkopneumonia dengan kecemasan terkait krisis situasional dengan menggunakan metode SIKI dan SLKI yaitu setelah dilakukan intervensi diharapkan tingkat kecemasan (L.09093) menurun. Intervensi asuhan keperawatan pada klien mengacu pada intervensi yang disusun peneliti berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dan Standar Hasil Keperawatan Indonesia (SLKI) yang diurutkan sesuai kebutuhan klien anak penderita bronkopneumonia dengan defisit pengetahuan berhubungan dengan paparan yang lebih sedikit. informasi menggunakan SIKI dan SLKI. Artinya, setelah intervensi dilaksanakan diharapkan tingkat pengetahuan (L.12111) meningkat.

Intervensi keperawatan klien mengacu pada intervensi yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan Standar Keperawatan Indonesia (SIKI) dan Standar Keperawatan Indonesia (SLKI) yang diklasifikasikan menurut kebutuhan klien dengan anak penderita bronkopneumonia yang berisiko mengalami defisit nutrisi dengan menggunakan SIKI dan SLKI yaitu setelah intervensi. , semoga keadaan gizi (L.03030) semakin membaik. Pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan intervensi yang dirancang dan disesuaikan dengan permasalahan keperawatan yang ada di bangsal. Evaluasi klien 1 berdasarkan kriteria yang peneliti susun dari tiga diagnosa keperawatan yang ditegakkan, terdapat 1 diagnosa yang ada.

Sementara itu, dari sembilan diagnosa keperawatan yang ditegakkan pada klien 2, lima diagnosa keperawatan dapat teratasi dengan tepat sesuai rencana tindakan keperawatan yaitu diagnosa defisit pengetahuan, hipertermia, bersihan jalan nafas tidak efektif, gangguan pertukaran gas, dan pola pernafasan tidak efektif.

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Tidak ada datanya, ibu mengatakan saya belum keramas atau keramas rambut anak, ibu pasien mengatakan takut memperparah penyakit anaknya. Anak masih takut menemui perawat/tenaga medis lainnya - Anak cemas jika dipisahkan dari ibunya - Anak menarik diri dari orang asing - Ibu mengatakan anak tidak muntah.

Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Biodata Pasien Anak dengan Bronkopneumonia
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Biodata Pasien Anak dengan Bronkopneumonia

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Identitas Klien Anak dengan  Bronkopneumonia
Tabel  4.3  Hasil  Pemeriksaan  Penunjang  Klien  Anak  dengan  Bronkopneumonia
Tabel 4.4 Skala Resiko Jatuh Humpty Dumpty Klien dengan Bronkopneumonia
Tabel 4.5 Penatalaksanaan Terapi Pasien Anak dengan  Bronkopneumonia
+7

Referensi

Dokumen terkait

These developments present renewed challenges for African theologians to continue resisting the hegemony of western theologies by serving the ‘market’ of the wider social context