Tahap Persiapan Bersama
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
BALIKPAPAN 2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, atas berkat rahmat Allah, buku Kalkulus II ini telah tersele- saikan. Terima kasih kepada Institut Teknologi Kalimantan yang telah mendukung dan mendanai pembuatan buku ini.
Buku Kalkulus ini mengambil materi dan menerjemahkan dari berbagai sumber dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif kepada maha- siswa. Semoga buku ini bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam mempelajari Kalkulus.
Buku edisi pertama ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Karenanya, segala bentuk saran dan kritik untuk kemajuan buku ini sangat diharapkan dan dapat disampaikan melalui [email protected] dan [email protected].
Balikpapan, April 2016 Penulis
Daftar Isi
Daftar Isi ii
1 Fungsi Transenden 1
1.1 Fungsi Logaritma Alami . . . 1
1.2 Fungsi Invers dan Turunannya . . . 8
1.3 Fungsi Eksponensial Alami . . . 16
1.4 Fungsi Eksponensial dan Logaritma Umum . . . 25
1.5 Pertumbuhan dan Peluruhan Eksponensial . . . 34
1.6 Fungsi Invers Trigonometri dan Turunannya . . . 44
1.7 Fungsi Hiperbolik dan Inversnya . . . 54
2 Aplikasi Integral 61 2.1 Luas Daerah Bidang Rata . . . 61
2.2 Volume Benda-Pejal: Lempengan, Cakram, Cincin . . . 68
2.3 Volume Benda-Pejal Putar: Kulit Silinder . . . 73
2.4 Panjang Kurva . . . 79
2.5 Kerja dan Gaya Fluida . . . 86
2.6 Momen dan Pusat Massa . . . 91
3 Teknik Integrasi 97
iii
3.1 Aturan Dasar Integrasi . . . 97
3.2 Integrasi Parsial . . . 102
3.3 Beberapa Integrasi Trigonometri . . . 112
4 Integral Bentuk Tak Tentu dan Tak Wajar 119 4.1 Bentuk Tak Tentu Tipe 0/0 . . . 119
4.2 Bentuk Fungsi Tak Tentu Lainnya . . . 122
4.2.1 Bentuk Tak Tentu Tipe∞/∞ . . . 122
4.2.2 Bentuk Tak Tentu Tipe 0· ∞ dan ∞ − ∞ . . . 124
4.2.3 Bentuk Tak Tentu Tipe 00,∞0, dan 1∞ . . . 125
4.3 Integral Tak Wajar: Limit Tak Hingga pada Integrasi . . . 127
4.3.1 Limit Tak Hingga pada Integral Tak Wajar . . . 127
4.3.2 Integral Tak Wajar dengan Integran yang Memuat Diskonti- nuitas . . . 131
Daftar Pustaka 137
Bab 1
Fungsi Transenden
1.1 Fungsi Logaritma Alami
Untuk menggali lebih dalam mengenai kalkulus, perlu mengenal lebih banyak jenis fungsi. Fungsi pertama yang dipilih adalahfungsi logaritma alami.
Dx(x2
2) = x1, Dx(x) = x0, Dx(??) =x−1, Dx(−1
x) = x−2, Dx(−x−2
2 ) =x−3 Definisi 1.1.1. Fungsi Logaritma Alami, dinyatakan oleh ln, didefinisikan oleh
f(x) = lnx= Z x
1
1
t dt, x >0
Daerah asal fungsi logaritma alami adalah himpunan bilangan real positif.
Gambar 1.1 menunjukkan arti geometri dari lnx. Fungsi logaritma alami meng- ukur luas di bawah kurva y = 1/t di antara 1 dan x, jika x >1 maka f(x) bernilai positif, sedangkan jika 0< x <1 maka f(x) bernilai negatif.
1
Gambar 1.1:
Turunan Fungsi Algoritma Alami
Berdasarkan Teorema Dasar Kalkulus Pertama, kita dapatkan Dx
Z x 1
1
t dt=Dx lnx= 1
x, x >0
Hasil tersebut dapat dikombinaskan dengan Aturan Rantai. Misalkanu=f(x)>0 dan f terdeferensialkan, maka
Dx lnu= 1 uDxu Contoh 1.1.1. Carilah Dxln(x2−x−2)
Jawab
Soal ini bisa diselesaikan jikax2−x−2>0. Karena x2−x−2 = (x−2)(x+ 1)>0 makax <−1 ataux >2. Jadi daerah asalln(x2−x−2)adalah (−∞,−1)S
(2,∞).
Pada daerah asal ini
Dxln(x2−x−2) = 1
x2−x−2Dx(x2−x−2) = 2x−1 x2−x−2
Teorema 1.1.1.
Dxln|x|= 1
x, x6= 0
1.1. FUNGSI LOGARITMA ALAMI 3 Setiap rumus diferensiasi, terdapat rumus integrasi yang berpadanan, yaitu
Z 1
x dx= ln|x|+C, x6= 0 Bukti
Pembuktiannya akan terbagi menjadi 2 kasus. Kita mulai dengan kasus I yaitu x >0, Dxln|x|=Dxlnx= 1x.
Selanjutnya, untuk kasus II yakni x <0, Dxln|x|=Dxln(−x) = −x1 (−1) = x1 Teorema 1.1.1 ini menjawabR
xrdx=xr+1/(r+ 1) kecuali untuk pangkat r=−1.
Contoh 1.1.2. Carilah R x2−x
x+1dx Jawab
x2−x
x+ 1 = (x−2) + 2 x+ 1 Z x2−x
x+ 1 dx= Z
(x−2)dx+ 2
Z 1 x+ 1dx
= x2
2 −2x+ 2
Z 1 x+ 1dx
= x2
2 −2x+ 2 ln|x+ 1|+C
Sifat-Sifat Logaritma Alami
Teorema 1.1.2. Jika a dan b bilangan-bilangan positif dan r sebuah bilangan ra- sional, maka
(i) ln 1 = 0 (ii) lnab= lna+ lnb (iii) lnab = lna−lnb (iv) lnar =rlna
Contoh 1.1.3. Dapatkan turunan dari y= ln 3 q(x−1
x2 x >1
Jawab menggunakan sifat logaritma alami untuk menyederhanakan y.
y= ln(x−1
x2 )1/3 = 1
3ln(x−1 x2 ) y= 1
3[ln(x−1)−lnx2] = 1
3[ln(x−1)−2 lnx]
jadi,
dy dx = 1
3[ 1 x−1− 2
x] = 2−x 3x(x−1) Contoh 1.1.4. Dapatkan turunan dari y=
√1−x2 (x+1)2/3
Jawab Berdasarkan sifat logaritma alami didapatkan
lny= 1
2ln(1−x2)− 2
3ln(x+ 1) kemudian kita deferensialkan secara implisit terhadapx
1 y
dy
dx = −2
2(1−x2) − 2
3(x+ 1) = −(x+ 2) 3(1−x2) sehingga
dy
dx =−y(x+ 2)
3(1−x2) = −√
1−x2(x+ 2) 3(x+ 1)2/3(1−x2)
= −(x+ 2)
3(x+ 1)2/3(1−x2)1/2
Grafik Logaritma Alami
Telah kita ketahui bahwa daerah asal dari f(x) = lnx adalah Df = {x >
0|x ∈ R} dan daerah hasilnya adalah Rf = R. Akibatnya, Dx lnx = x1 > 0 dan Dx2lnx=−x12 <0 pada (0,∞). Dengan demikian, Gambar 1.2 menunjukkan bahwa
1.1. FUNGSI LOGARITMA ALAMI 5 fungsi f(x) = lnxbersifat monoton naik dan cekung ke bawah. Sifat limit fungsi di sekitar 0 dan x membesar
x→∞lim lnx=∞ dan lim
x→0+lnx=−∞
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah
Gambar 1.2:
d
dxln|x|= 1
x, x6= 0;
Z dx
x = ln|x|+C, x6= 0 d
dxln|u(x)|= u0(x)
u(x),dengan syarat u(x)6= 0 danu terdiferensialkan
Integral Trigonometri
Beberapa Integral Trigonometri dapat dihitung menggunakan fungsi logaritma alami.
Contoh 1.1.5. Hitunglah R
tanx dx
Jawab karena tanx = sinxcosx sehingga dapat membuat substitusi u = cosx, du =
−sinx dx untuk memperoleh Z
tanx dx=
Z sinx cosx dx=
Z −1
cosx(−sinx dx) = −ln|cosx|+C
Latihan 1.1
1. Carilah turunan fungsi ln berikut dengan mengasumsikan dalam setiap fungsi bahwax dibatasi sehingga fungsi ln terdefinisi
a. Dxln√ x
b. Dxln(x2+ 3x+π) c. Dxln(x−4)3
d. dydx jika y = sin(ln 2x) d. dydx jika y = ln(sin 2x)
e. dydx jika y = ln1−x1+x22
f. dydx jika y = x2lnx2+ (lnx)3 g. dydx jika y = x2lnlnxx2 + (lnx1)3 h. dydx jika y = ln(x+√
x2+ 1) i. dydx jika y = ln(x+√
x2−1) j. f0(81) jika f(x) = ln√3
x k. f0(π4) jika f(x) = ln cosx 2. Carilah integral-integral berikut
a. R 6v+9
3v2+9v dv b. R −1
x(lnx)2dx c. R3
0 x4 2x5+π dx d. Rπ/3
0 tanx dx e. R1
0 t+1 2t2+4t+3 dt f. R cosx
1+sinx dx
1.1. FUNGSI LOGARITMA ALAMI 7 g. R x2
x−1 dx h. R x2+x
2x−1 dx i. R x4
x+4 dx j. R x3+x2
x+2 dx
3. Tuliskan ekspresi berikut sebagai logaritma suatu besaran tunggal a. 2 ln(x+ 1)−lnx
b. 12ln(x−9) + 12lnx
c. ln(x−2)−ln(x+ 2) + 2 lnx d. ln(x2−9)−2 ln(x−3)−ln(x+ 3)
4. Carilah dydx dengan menggunakan diferensiasi logaritmik a. y= √x+11
x3−4
b. y= (x2+ 3x)(x−2)(x2+ 1) c. y= (x2+3)√2/3x+1(3x+2)2
5. Manfaatkan grafik fungsi y = lnx yang telah diketahui untuk mensketsakan grafik persamaan-persamaan berikut
a. 2 ln|x|
b. ln1x c. ln√ x d. ln(x−2)
1.2 Fungsi Invers dan Turunannya
Salah satu cara mengkonstruksi fungsi baru dari fungsi yang telah ada adalah mem-”balik” (melakukan inversi) fungsi tersebut. Suatu fungsi f mengambil suatu nilai x dari daerah asalnya D dan memadankannya dengan nilai tunggal y dari daerah asalnya R. [!h] Perhatikan bahwa daerah asal f−1 adalah R dan daerah
Gambar 1.3:
hasilnya adalah D. Fungsi ini disebut fungsiinvers (fungsi balikan)f. Gambar 1.3 adalahy =f(x) = 2x, maka x=f−1(y) = 12y. Begitu pula jika y =f(x) =x3−1, maka x=f−1(y) = √3
y+ 1.
Keberadaan Fungsi Invers
Menjadi sebuah keuntungan apabila kita memiliki kriteria sederhana untuk memu- tuskan apakah suatu fungsif memiliki invers. Teorema berikut memberikan syarat keberadaan suatu fungsi kontinuf mempunyai invers.
Teorema 1.2.1. Jika f monoton murni pada daerah asal, maka f mempunyai invers.
Bukti Misalkan x1 dan x2 adalah dua bilangan dalam daerah asal f, dengan x1 < x2. Karena f monoton, f(x1) < f(x2) atau f(x1) > f(x2). Bagaimanapun
1.2. FUNGSI INVERS DAN TURUNANNYA 9 f(x1)6=f(x2). Jadi x1 6=x2 berarti f(x1)6=f(x2) yang bermakna bahwaf adalah fungsi satu-satu dan karenanya mempunyai invers.
Berdasarkan Teorema 1.2.1 kita mempunyai cara mudah untuk menentukan apakah fungsi f monoton murni dengan cukup memeriksa tanda f0 serta kita perlu membatasi daerah asal fungsi agar fungsi tersebut monoton murni pada daerah tersebut, sehingga terdapat fungsi invers.
Contoh 1.2.1. Perhatikan bahwa f(x) =x5+ 2x+ 1 memiliki invers.
Jawab f0(x) = 5x4 + 2 > 0 untuk semua x. jadi f naik pada seluruh garis real (domainnya) sehingga f memiliki invers.
Terdapat cara untuk membuat suatu fungsi memiliki invers dari suatu fungsi yang awalnya tidak memiliki invers dalam daerah asalnya karena tidak monoton, kita cukup membatasi daerah asalnya pada suatu himpunan sehingga fungsi tersebut pada selang daerah asal yang baru akan turun atau akan naik saja (monoton).
Misalnya untuk y = f(x) = x2 kita dapat membatasi pada daerah asal x ≥ 0 atau x≤ 0 sedangkan untuk y=g(x) = sinx, kita dapat membatasi pada interval [−π/2, π/2]. Maka kedua fungsi memiliki invers seperti yang terlihat pada gambar 1.4. [!h] Jika f memiliki invers f−1 maka f−1 juga memiliki invers, yakni f. Kita
Gambar 1.4:
boleh menyebut f dan f−1 merupakan pasangan fungsi-fungsi invers.
f−1(f(x)) =x dan f(f−1(y)) =y
Contoh 1.2.2. Perhatikan bahwa f(x) = 2x+ 6memiliki invers, cari rumus untuk f−1(y) dan periksa kebenarannya.
Jawab oleh karenaf fungsi naik, maka mempunyai invers. Untuk mencari f−1(y), kita memecahkan f(x) = 2x+ 6 untuk x, sehingga x= (y−6)/2 =f−1(y).
f−1(f(x)) = f−1(2x+6) = (2x+ 6)−6
2 =x dan f(f−1(y)) =f(y−6
2 ) = 2(y−6
2 )+6 =y
Grafik Fungsi Invers
Misalkan f memiliki invers, maka
x=f−1(y) ⇔ y =f(x).
Akibatnya y = f(x) dan x = f−1(y) menentukan pasangan (x, y) yang sama, se- hingga memiliki grafik yang identik. Dapat kita bayangkan bahwa dengan menukar peranan x dan y pada grafik tidak lain merupakan hasil pencerminan grafik ter- hadap garis y = x. Jadi grafik y = f−1(x) adalah gambar cermin grafik y = f(x) terhadap garisy=x(Gambar 1.5) [!h] Dariy=f(x) ⇔ x=f−1(y), aturan fungsi
Gambar 1.5:
invers dapat ditentukan dengan tiga langkah berikut
Langkah 1 Selesaikan persaman y=f(x) untuk x dalam bentuky.
1.2. FUNGSI INVERS DAN TURUNANNYA 11 Langkah 2 Gunakan f−1(y) untuk menamai ekpresi yang dihasilkan dalam y.
Langkah 3 Gantikan y dengan x untuk mendapat rumus untukf−1(x) Perhatikan bahwa pada saat y = f(x) = x2 didapatkan x = ±√
y, yang segera memperlihatkan bahwa f−1 tidak ada, tentu saja terkecuali kita membatasi daerah asal untuk menghilangkan salah satu tanda (+) atau (-)
Contoh 1.2.3. Carilah f−1 jika y =f(x) = 1−xx Jawab
Langkah 1 y= x
1−x (1−x)y=x
y−xy=x x+xy=y x(1 +y) = y
x= y 1 +y
Langkah 2 f−1(y) = y
1 +y Langkah 3 f−1(x) = x
1 +x
Turunan Fungsi Invers
Misalkan gradien garis g1 yang melalui titik (a, b) dan (c, d) adalah mg1 = b−da−c. Jika g1 dicerminkan terhadap y = x sehingga diperoleh g2, maka gradien g2 yang
melalui titik (b, a) dan (d, c) adalah mg2 = a−cb−d. Dari sini diperoleh hubungan mg2 = a−c
b−d = 1
b−d a−c
= 1 mg1
Teorema 1.2.2. Teorema Fungsi Invers
Misalkan f adalah fungsi yang dapat diturunkan dan monoton murni pada interval I. Jika f0(x) 6= 0 di suatu x tertentu dalam I, maka f−1 dapat diturunkan di titik yang berpadanan y=f(x) dalam daerah hasil f dan
(f−1)0(y) = 1 f0(x) Kesimpulan Teorema 1.2.2 seringkali dituliskan dalam
dx
dy = 1 dy/dx Contoh 1.2.4. Tentukan turunan dari invers y=x3 Jawab Gunakan relasi
y=x3 ⇔ x=√3
y =y1/3 maka
dx dy = 1
dy dx
= 1
3x2 = 1
3(y1/3)2 = 1
3y2/3 = 1 3p3
y2
Contoh 1.2.5. Misalkan y=f(x) = x5+ 2x+ 1, carilah (f−1)0(4)
Jawab perhatikan bahwa y = 4 berpadanan dengan x = 1, dan karena f0(x) = 5x4+ 2
Berdasarkan Teorema Fungsi Invers maka,
(f−1)0(4) = 1
f0(1) = 1
5 + 2 = 1 7
1.2. FUNGSI INVERS DAN TURUNANNYA 13 Latihan 1.2
1. Dalam setiap kasus dalam gambar 1.6, tentukan apakah f mempunyai invers.
[!h]
Gambar 1.6:
2. Perlihatkan bahwaf memiliki invers dengan memperlihatkanf monoton murni.
a. f(x) =−x5−x3 b. cosθ, 0≤θ ≤π
c. cotx= cossinxx, 0< x≤ π2 d. f(z) = (z−1)2, z≥1
e. f(x) =x7+x5
f. f(x) =x2+x−6, x≥2 3. Carilah rumus untuk f−1(x)
a. f(x) =x+ 1 b. f(x) =−x3 + 1
c. f(x) =√ x+ 1 d. f(x) =−√
1−x e. f(x) =−x−31
f. f(x) =q
1 x−2
g. f(x) = 4x2, x≤0 h. f(x) = (x−3)2, x≥3
i. f(x) = (x−1)3 j. f(x) =x52 k. f(x) = x−1x+1
l. f(x) = (x−1x+1)3 m. f(x) = xx33+2+1
n. f(x) = (xx33+2+1)5
4. Batasi daerah asal f, agar f memiliki invers, tetapi tetap mempertahankan daerah hasil seluas mungkin. Kemudian carilah f−1(x) dengan menggambar f terlebih dahulu
a. f(x) = 2x2+x−4 b. f(x) =x2−3x+ 1
1.2. FUNGSI INVERS DAN TURUNANNYA 15 5. Hitunglah (f−1)0(b) jika f(x) =x3 +x+ 1 dan b= 1
6. Sketsakan grafik y =f−1(x)dan estimasi nilai (f−1)0(3). [!h]
Gambar 1.7:
1.3 Fungsi Eksponensial Alami
Gambar 1.8 menunjukkan grafiky=f(x) = lnx. Fungsi logaritma alami adalah fungsi yang diferensiabel (karenanya ia kontinu) dan naik pada domainD= (0,∞);
dengan daerah hasilR = (−∞,∞). Fungsi yang demikian telah kita pelajari pada subbab 2.2, dan karenanya y = f(x) = lnx memiliki invers ln−1 dengan domain (−∞,∞) dan daerah hasil (0,∞).
Gambar 1.8:
[!h]
Definisi 1.3.1. Invers dari ln disebut fungsi eksponensial alami dan dinotasikan sebagai exp. Dengan demikian,
x= expy ⇔y= lnx
Berdasarkan definisi tersebut, kita dapatkan 1. exp(lnx) =x, x >0
2. ln(expy) =y, untuk semuay
Karena exp dan ln adalah fungsi yang saling invers, maka grafik dari y = expx adalah grafiky= lnxyang dicerminkan terhadap garis y=x, seperti terlihat pada Gambar 1.9.
[!h]
1.3. FUNGSI EKSPONENSIAL ALAMI 17
Gambar 1.9:
Sifat-Sifat Fungsi Eksponensial
Sebelum mempelajari lebih lanjut tentang fungsi eksponensial, pertama kita perkenalkan suatu bilangan baru, seperti halnya π, yang sangat berguna dalam matematika. Bilangan tersebut diperkenalkan oleh Leonhard Euler dan disimbolkan dengane.
Definisi 1.3.2. Hurufemenotasikan suatu bilangan real positif dan tunggal sedemikian sehingga terpenuhi lne= 1.
Pendefinisian bilangan Euler e sering muncul dalam banyak versi, di antaranya adalah
• e= ln−11
• e= limh→0(1 +h)1h
• e= limn→∞ 1 + 1!1 +2!1 +· · ·+ n!1 [!h]
Gambar 1.10 mengilustrasikan definisi bilangan Euler. Area di bawah kurva y = 1/x antara x = 1 dan x = e. Karena lne = 1, maka benar juga bahwa exp 1 =e. Bilangan e, sepertihalnya π, adalah bilangan irasional. Bilangane telah
Gambar 1.10:
dihitung hingga ribuan digit angka di belakang koma, beberapa angka pertama di belakang koma adalah
e≈2,718281828459045.
Berdasarkan fakta-fakta yang telah didemonstrasikan pada Teorema 1.1.2. Jika r adalah sebarang bilangan rasional,
er = exp(lner) = exp(rlne) = expr
Dengan demikian, untuk sebarang bilangan rasionalr, expridentik denganer yang merupakan invers dari logaritma alami. Namun, bagaimana jika r adalah bilangan irasional? Tidak pernah ada pangkat irasional yang didefinisikan dengan pendekatan atau cara tertentu.
Apabila kita ingin membicarakanDxex, secara sederhana kita definisikan ex un- tuk setiapx (baik rasional maupun irasional) sebagai
ex = expx
Perhatikan bahwa persamaan (1) dan (2) pada awal subbab ini berubah menjadi
(1)’ elnx =x, x >0
1.3. FUNGSI EKSPONENSIAL ALAMI 19 (2)’ ln(ey) =y, untuk setiap y
Dengan demikian kita sekarang dapat dengan mudah membuktikan dua dari sifat- sifat eksponen yang terkenal.
Teorema 1.3.1. Misalkan a danb adalah sebarang bilangan real, maka eaeb =ea+b dan ea/eb =ea−b.
Bukti Untuk membuktikannya, pertama kita tulis eaeb = exp(lneaeb) persamaan (1)
= exp(lnea+ lneb) Teorema 1.1.2
= exp(a+b) persamaan (2)’
=ea+b karena expx=ex Bagian kedua dibuktikan dengan cara yang hampir sama.
Turunan dari e
xKarena exp dan ln adalah dua buah fungsi yang saling invers, maka berdasarkan Teorema 1.2.2, expx=ex dapat diturunkan. Untuk mendapatkan rumusDxex, kita bisa menggunakan teorema tersebut. Namun, kita juga bisa menggunakan alternatif lain dengan memisalkan y=ex sehingga
x= lny
Sekarang kita turunkan kedua sisi terhadapx. Dengan menggunakan Aturan Rantai, kita peroleh:
1 = 1 yDxy Dengan demikian,
Dxy=y=ex
Kita telah membuktikan fakta bahwa ex adalah turunan bagi dirinya sendiri; yaitu Dxex =ex
Dengan demikian, y = ex adalah solusi bagi persamaan diferensial y0 = y. Jika u=f(x) dapat diturunkan, maka Aturan Rantai menghasilkan
Dxeu =euDxu
Contoh 1.3.1. Dapatkan Dxe
√x
Jawab Dengan memisalkan u=√
x, kita dapatkan
Dxe
√x =e
√xDx√ x=e
√x· 1
2x−1/2 = e
√x
2√ x
Contoh 1.3.2. Dapatkan Dxex2lnx Jawab
Dxex2lnx =ex2lnxDx(x2lnx)
=ex2lnx
x2· 1
x + 2xlnx)
=xex2lnx(1 + lnx2)
Contoh 1.3.3. Misalkanf(x) =xex/2. Dapatkan selang di manaf naik dan turun.
Dapatkan pula dimana ia cekung atas dan cekung bawah. Selanjutnya, identifikasi nilai-nilai ekstrim dan titik beloknya. Kemudian sketsakan grafiknya.
Jawab
f0(x) = xex/2
2 +ex/2 =ex/2
x+ 2 2
1.3. FUNGSI EKSPONENSIAL ALAMI 21 dan
f”(x) = ex/2 2 +
x+ 2 2
ex/2
2 =ex/2
x+ 4 4
Perhatikan bahwa ex/2 untuk setiap x dan f0(x) < 0 untuk x < −2, f(−2) = 0, sedangkanf0(x)>0untuk setiap x >−2. Dengan demikian, f turun pada [−2,∞), dan titik maksimumnya terjadi pada saat x = −2, yaitu f(−2) = −2/e ≈ −0,7.
Perhatikan pula, bahwa f00(x) <0 untuk setiap x < −4, f00(−4) = 0 dan f00(x)>0 untukx >−4. Dengan demikian, grafik f cekung bawah pada (−∞,−4)dan cekung atas pada (−4,∞) dan titik belok terjadi pada (−4,−4e−2)≈ (−4,−0,54). Karena limx→−∞xex/2 = 0, maka garis y = 0 adalah asimptot datar bagi f. Gambar 1.11 memberikan sketsa grafik f =xex/2
Gambar 1.11:
[!h]
Formula Dxex = ex secara otomatis memberikan formula integral R
ex dx = ex+C, atau dengan menggantikan x dengan u, kita peroleh
Z
eu du=eu+C.
Contoh 1.3.4. Hitung R
e−4xdx
Jawab Misalkan u=−4x, maka du=−4 dx. Selanjutnya kita peroleh Z
e−4xdx=−1 4
Z
eudu=−1
4eu+C =−1
4e−4x+C Contoh 1.3.5. Hitung R2
1 6e1/x
x2 dx
Jawab Dengan memisalkan u= 1/x, kita dapatkan du = (−1/x2)dx. Selanjutnya, u= 1 untuk x= 1 dan u= 1/2 untuk x= 2. Kemudian,
Z 2 1
6e1/x x2 dx=
Z 1/2 1
−6eudu
= Z 1
1/2
6eudu
= [6eu]11/2
= 6(e−√ e)
Contoh 1.3.6. Hitung R3
1 xe−3x2dx
Jawab Misalkan u=−3x2, maka du=−6x dx, sehingga u=−3 untukx= 1 dan u=−27 untuk x= 3. Dengan demikian
Z 3 1
xe−3x2dx=−1 6
Z −27
−3
eudu
= 1
6[eu]−3−27
= 1 6
1 e3 − 1
e27
1.3. FUNGSI EKSPONENSIAL ALAMI 23 Latihan 1.3.1.
1. Dengan menggunakan kalkulator, dapatkan nilai-nilai berikut:
(a) e3 (b) e2,1 (c) e
√2 (d) ecos(ln 4)
2. Sederhanakan ekspresi berikut:
(a) e3 lnx (b) e−2 lnx (c) lnecosx (d) ln(x3e−3x) (e) eln 3+2 lnx (f) elnx2−ylnx 3. Dapatkan Dxy
(a) y =ex+2 (b) y=e2x2−x (c) y =e
√x+2 (d) y=
√
ex2 +e
√ x2
(e) y =e1/x2 + 1/ex2 (f) y=ex3lnx
(g) exy+xy= 2 Hint: Gunakan turunan implisit
4. Dapatkan daerah asal fungsi f yang diberikan. Kemudian tentukan selang di mana daerah asal naik, turun, cekung ke atas, dan cekung ke bawah. Identi- fikasi semua nilai ekstrim dan titik beloknya. Kemudian sketsakan grafiknya
(a) f(x) =e2x (b) f(x) = ln(x2+ 1) (c) f(x) = ln(2x−1) (d) f(x) =e1−x2 (e) f(x) =Rx
0 e−t2dt (f) f(x) = Rx 0 te−tdt 5. Hitung masing-masing integral berikut:
(a) R
e3x+1dx (b) R
xex2−3dx (c) R ex
ex−1dx (d) R e−1/x
x2 dx (e) Rx+ex
e dx (f) R
(x+ 3)ex2+6xdx (g)R1
0 e2x+3dx (h)R2 1
e3/x x2 dx
6. Dapatkan volume benda padat yang didapatkan dengan cara memutar daerah yang dibatasi kurva y=ex,y = 0, x= 0, dan x= ln 3 terhadap sumbu−x
7. Daerah yang dibatasi olehy=e−x2,y = 0, x= 0, danx= 1 diputar terhadap sumbu−y. Dapatkan volume benda padat yang dihasilkan.
8. Dapatkan luas daerah yang dibatasi oleh kurvay=e−xdan garis yang melalui titik (0,1) dan (1,1/e).
9. Tunjukkan bahwa f(x) = exx−1 −ln(1−e−x) turun padax >0.
1.4. FUNGSI EKSPONENSIAL DAN LOGARITMA UMUM 25
1.4 Fungsi Eksponensial dan Logaritma Umum
Pada bagian ini kita akan memberikan definisi bagiax untuka >0 dan sebarang bilangan real x. Misalkan r = p/q adalah sebuah bilangan rasional, maka ar = (√q
a)p. Namun, kita juga telah tahu bahwa
ar = exp(lnar) = exp(rlna) =erlna
Hasil inilah yang akan mengantarkan kita pada definisi berikut:
Definisi 1.4.1. Untuk sebarang a >0 dan sebarang bilangan real x, ax =exlna
Tentu pendefinisian ini akan lebih tepat jika sifat-sifat yang berlaku pada ekspo- nen juga valid dengan definisi tersebut. Selanjutnya, berdasarkan definisi di atas, kita dapatkan sifat sebagai berikut:
ln(ax) = ln(exlna) =xlna
Sifat-Sifat a
xPada bagian ini, kita akan mengetahui sifat-sifat eksponen dan bagaimana cara menurunkan dan mengintegralkan ax.
Teorema 1.4.1. Sifat-sifat eksponen
Misalkan a >0, b >0 dan x dan y adalah bilangan real, maka (i) axay =ax+y
(ii) aaxy =ax−y
(iii) (ax)y =axy (iv) (ab)x =axbx (v) abx
= abxx
Bukti
Kita akan membuktikan (ii) dan (iii), selebihnya ditinggalkan untuk latihan.
(ii) ax
ay =eln(ax/ay) =elnax−lnay
=exlna−ylna =e(x−y) lna=ax−y
(iii) (ax)y =eylnax =eyxlna =ayx=axy
Teorema 1.4.2. Aturan Fungsi Eksponen
Dxax =axlna Z
axdx= 1
lna
ax+C, a6= 1 bukti
Dxax =Dx(exlna) = exlnaDx(xlna) = axlna
Pembuktian formula integral secara langsung mengikuti dari formula turunan Contoh 1.4.1.
1. Dapatkan Dx(3
√x)
2. Dapatkan dy/dx jika y= (x4+ 2)5+ 5x4+2 3. dapatkan R
2x3x2dx
1.4. FUNGSI EKSPONENSIAL DAN LOGARITMA UMUM 27 Jawab
1. Dengan Aturan Rantai dan misalkan u=√ x,
Dx(3
√x) = 3
√xln 3·Dx√ x
= 3
√xln 3 2√
x
2.
dy dx =
dh
(x4+ 2)5+ 5x4+2i dx
= 5(x4+ 2)4·4x3+ 5x4+2ln 5·4x3
= 20x3h
(x4+ 2)4+ 5x4+1ln 5i
3. Misalkan u=x3 maka du= 3x2 dx, sehingga Z
2x3x2dx= Z 1
32udu
= 1 3
1 ln 2
2u+C
= 1 3
1 ln 2
2x3 +C
= 2x3 3 ln 2 +C
Fungsi log
aPerhatikan bahwa jika 0 < a < 1 maka f(x) = ax merupakan fungsi turun dan menjadi fungsi naik jika a > 1. f(x) = ax sebagaimana pemeriksaan dengan menggunakan turunan. Di lain pihak, f memiliki invers yang kita sebut sebagai fungsi logaritma dengan basis a. Hal ini ekuivalen dengan definisi berikut.
Definisi 1.4.2. Misalkan a adalah bilangan positif selain 1. Maka
y = logax⇔x=ay
Secara umum, jika logaritma tersebut memiliki basis 10, maka kita sebut sebagai logaritma biasa. Namun, dalam kalkulus maupun ilmu matematika lanjut, basis signifikan yang dipakai adalahe. Perhatikan bahwa logeadalah invers darif(x) =ex yang merupakan bentuk lain dari ln; yaitu
logex= lnx Misalkan y= logax, sehingga x=ay, maka
lnx=ylna Dengan demikian, kita simpulkan bahwa
logax= lnx lna
Dari bentuk di atas, terlihat bahwa loga memenuhi sifat-sifat yang berhubungan dengan logaritma. Akibatnya, kita peroleh
Dxlogax= 1 xlna Contoh 1.4.2. jika y = log10(x4+ 13), dapatkan dydx
Jawab Misalkan u=x4+ 13, maka du= 4x3 dx dan dengan Aturan Rantai, dy
dx = 1
(x4+ 13) ln 10 ·4x3 = 4x3 (x4+ 13) ln 10
1.4. FUNGSI EKSPONENSIAL DAN LOGARITMA UMUM 29
Fungsi a
x, x
a, dan x
xGambar 1.12:
[!h]
Bermula dari membandingkan tiga buah grafiky =ax, y=xa, dany =xx pada Gambar 1.12. Lebih umum, misalkan a adalah sebuah konstanta. Turunan dari fungsi eksponensial y=ax dan fungsi pangkat y=xa masing- masing adalah
Dx(ax) = axlna dan
Dx(xa) = Dx(elnxa) = ealnx· a
x =xa· a
x =axa−1
Formula di atas berlaku untuk a rasional maupun irasional. Aturan integral pun berlaku untuk a irasional, yaitu
Z
xadx= xa+1
a+ 1 +C, a6=−1
Akhirnya, perhatikan f(x) = xx, fungsi variabel pangkat variabel. Untuk men-
dapatkan formula Dx(xx) perhatikan ilustrasi berikut
Contoh 1.4.3. Jikay =xx, x > 0, dapatkan Dxydengan dua metode yang berbeda.
Jawab
Metode 1 Pertama, kita tulis
y =xx =exlnx Dengan Aturan Rantai dan Aturan Perkalian,
Dxy=exlnxDx(xlnx) =xx
x· 1
x + lnx
=xx(1 + lnx) Metode 2 Ingat kembali teknik turunan logaritma pada subbab 1.1.
y=xx lny=xlnx 1
yDxy=x· 1
x + lnx
Dxy=y(1 + lnx) =xx(1 + lnx)
Contoh 1.4.4. Jika y= (x2+ 1)π +πsinx, dapatkan dy/dx.
Jawab
Dengan menggunakan turunan logaritma, kita dapatkan lny= (sinx) ln(x2+ 1)
1 y
dy
dx = (sinx) 2x
x2 + 1 + (cosx) ln(x2+ 1) dy
dx = (x2+ 1)sinx
(sinx) 2x
x2+ 1 + (cosx) ln(x2+ 1)
1.4. FUNGSI EKSPONENSIAL DAN LOGARITMA UMUM 31 Contoh 1.4.5. Hitung R1
1/2 51/x
x2 dx Jawab
Misalkan u = 1/x, sehingga du = (−1/x2) dx. u = 2 untuk x = 1/2 dan u = 1 untuk x= 1. Dengan demikian,
Z 1 1/2
51/x x2 dx=
Z 1 2
−5udu
= Z 2
1
5udu
= 5u
ln 5 2
1
= 52 ln 5 − 5
ln 5
= 20 ln 5 Latihan 1.4.1.
1. Dapatkan nilai x. Hint: logab=c⇔ac =b (a) log28 =x
(b) logx64 = 4 (c) 2 log9 x3 = 1 (d) log4 2x1 = 3
(e) log2(x+ 3)−log2x= 2 (f) log5(x+ 3)−log5x= 1
2. Dapatkan turunan atau integral dari (a) Dx(62x)
(b) Dx(32x2−3x)
(c) Dxlog3ex
(d) Dxlog10(x3+ 9) (e) Dz[3zln(z+ 5)]
(f) R
x2x2dx (g) R
105x−1dx (h) R4
1 5
√x
√xdx (i) R1
0(103x+ 10−3x)dx 3. Dapatkan dy/dx
(a) y= 10(x2)+ (x2)10 (b) y= sin2x+ 2sinx
(c) y=xπ+1+ (π+q)x (d) y= (x2+ 1)lnx
4. Jika f(x) =xsinx, dapatkan f0(1)
5. Dapatkan daerah asal dari setiap fungsi f yang diberikan, kemudian cari se- lang naik, turun, cekung atas, dan cekung bawah. Identifikasi juga nilai-nilai ekstrim dan titik beloknya. Selanjutnya sketsakan grafiky=f(x)
(a) f(x) = 2−x
(b) f(x) = log2(x2+ 1) (c) f(x) =Rx
1 2−t2dt (d) f(x) =Rx
0 log10(t2+ 1) dt
6. Didefinisikan f(x) = aaxx−1+1 untuk suatu a yang tetap, a >0, a6= 1. Tunjukkan bahwaf punya invers dan dapatkan formula untukf−1(x).
1.4. FUNGSI EKSPONENSIAL DAN LOGARITMA UMUM 33 7. Untuk suatu a >1 tetap, misalkan f(x) =xa/ax pada [0,∞). Tunjukkan:
(a) limx→∞f(x)=0 Hint: Pelajari lnf(x);
(b) f(x) mencapai nilai maksimumnya pada x0 =a/lna;
(c) xa = ax memiliki dua buah solusi jika a 6= e dan hanya satu solusi jika a =e;
(d) πe < eπ
1.5 Pertumbuhan dan Peluruhan Eksponensial
Pada permulaan tahun 2004, populasi dunia mencapai sekitar 63 miliar. Men- jelang tahun 2020, diperkirakan populasi akan mencapai 7,9 miliar. Pertanyaannya adalah bagaimana prediksi itu dibuat? Untuk medapatkan prediksi tersebut, per- tama kita misalkany =f(t) menotasikan besarnya populasi pada waktu t, dimana t adalah banyaknya tahun setelah 2004. Sebenarnya, f(t) adalah sebuah bilangan bulat dan grafiknya ”melompat” saat seseorang terlahir atau meninggal. Namun, untuk populasi yang besar, lompatan-lompatan ini terhitung kecil terhadap total populasi, yakni kita tidak akan salah jauh jika kita menganggap f sebagai fungsi yang bisa diturunkan.
Cukup masuk akal jika kita memisalkan kenaikan populasi ∆y (kelahiran dikurangi kematian) selama selang waktu tertentu ∆x sebanding dengan besarnya populasi pada permulaan periode waktu dan panjangnya periode tersebut. Dengan demikian,
∆y=ky∆t, atau
∆y
∆x =ky
Dalam bentuk limit, kita dapatkan bentuk persamaan diferensial dy
dx =ky
Jikak >0, maka populasi akan naik. Jika k <0, maka populasi akan turun. Untuk populasi dunia, sejarah mengindikasikan nilai k sekitar 0,0132(dengan mengasum- sikant yang diukur dalam tahun)
Menyelesaikan Persamaan Diferensial
Pada permulaan Bab 1, kita telah mempelajari beberapa masalah persamaan diferensial. Sekarang kita akan menyelesaikan dy/dt = ky dengan syarat y = y0
1.5. PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN EKSPONENSIAL 35 saat t= 0. Dengan memisahkan variabel dan mengintegralkan, kita dapatkan
dy
y =k dt Z dy
y = Z
k dt lny=kt+C
Syaraty =y0 pada saat t= 0 memberikan C = lny0. Dengan demikian, lny−lny0 =kt⇔ y
y0 =ekt atau
y=y0ekt (1.1)
Saat k > 0, tipe persamaan (1.1) disebut pertumbuhan eksponensial, dan saat k < 0, disebut sebagai peluruhan eksponensial. Kembali ke permasalahan populasi dunia, kita coba untuk menghitung t sebagai waktu dalam satuan tahun setelah 1 Januari 2004, danydalam satuan miliar orang. Dengan demikian,y0 = 6,4 dan kita pilih k= 0,0132, maka
y= 6,4e1,0132t
Menjelang tahun 2020, saatt= 16, kita bisa memprediksikan bahway akan sekitar y= 6,4e0,0132(16) ≈7,9 miliar orang
Contoh 1.5.1. Berdasarkan asumsi di atas, berapa lama jumlah populasi dunia menjadi dua kali dari jumlah sekarang?
Jawab
Pertanyaan tersebut ekivalen dengan menanyakan ”dalam berapa tahun setelah 2004, populasi akan mencapai 12,8 miliar?” Dengan demikian, kita perlu menye- lesaikan
12,8 = 6,4e0,0132t 2 = e0,0132t ln 2 = 0,0132t t= ln 2
0,0132 ≈53 tahun
Jika populasi dunia akan menjadi dua kali lipat pada 53 tahun pertama setelah 2004, maka populasi tersebut akan menjadi empat kali lipat pada 106 tahun berikutnya.
Secara umum, jika sebuah kuantitas tumbuh secara eksponensial dari y0 menjadi 2y0 dalam suatu interval sepanjang T, maka ia juga akan menjadi dua kali lipat pada sebarang interval sepanjang T, karena
y(t+T)
y(t) = y0ek(t+T)
y0ekt = y0ekT
y0 = 2y0 y0 = 2 Kita sebut t sebagaiwaktu ganda
Peluruhan Radioakif
Dalam berbagai kasus, tidak semuanya mengalami pertumbuhan. Namun, ada beberapa yang mengalami penurunan atau pengurangan sehingga jumlahnya men- jadi lebih kecil dari jumlah awal. Sebagai contoh, elemen radioktif mengalami pelu- ruhan dengan laju yang sebanding dengan jumlah saat ini. Dengan demikian, laju perubahannya juga memenuhi persamaan diferensial
dy dx =ky
1.5. PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN EKSPONENSIAL 37 tetapi dengan nilai k negatif dan y = y0ekt tetap menjadi solusi bagi persamaan diferensial tersebut.
Contoh 1.5.2. Carbon 14 bersifat radioaktif dan meluruh pada sebuah laju yang sebanding dengan jumlah awalnya. Waktu paruhnya adalah 5730 tahun, yakni, ia membutuhkan 5730 tahun untuk meluruh setengah dari jumlah aslinya. Jika saat ini terdapat 10 gram Carbon, berapakah massanya setelah 2000 tahun?
Jawab
Karena waktu paruh Carbon 14 adalah 5730 tahun, maka kita dapat menentukan nilai k dari
f rac12 = 1ek(5730)
−ln 2 = 5730k k = −ln 2
5730 ≈0,000121 y= 10e0,000121t Padat = 2000, kita dapatkan
y= 10e0,000121(2000) ≈7,85 gram
Hukum Pendinginan Newton
Hukum Pendinginan Newton menyatakan bahwa laju perubahan pada sebuah benda yang mendingin atau memanas sebanding dengan selisih antara suhu benda tersebut dengan suhu lingkungan. Lebih khusus, misalkan sebuah benda yang ditem- patkan di dalam sebuah ruang bersuhu T memiliki suhu awal T0. Jika T(t) meno-
tasikan suhu benda pada waktut, maka Hukum Pendinginan Newton menyatakan dT
dt k(T −T1)
Persamaan diferensial ini bisa diselesaikan dengan pemisahan variabel sebagaimana masalah pertumbuhan dan peluruhan pada subbab ini.
Contoh 1.5.3. Sebuah benda diambil dari oven pada suhu 350◦F kemudian dit- inggalkan agar mendingin pada suatu ruang yang bersuhu 70◦F. Jika suhu benda tersebut turun menjadi 250◦F dalam waktu satu jam, menjadi berapakah suhunya pada tiga jam berikutnya?
Jawab
Kita bisa menulis persamaan diferensial sebagai dT
dt =k(T −70) dT
T −70 =k dt Z dT
T −70 = Z
kdt ln|T −70|=kt+C
Karena suhu awalnya lebih besar dari 70, maka cukup masuk akal jika benda tersebut akan mandingin hingga suhunya mencapai 70, dengan demikianT−70 akan bernilai positif dan nilai mutalknya tidak dibutuhkan. Akibatnya
T −70 =ekt+C T = 70 +C1ekt
denganC1 =eC. Sekarang kita substitusikan nilai T(0) = 350 untuk mendapatkan
1.5. PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN EKSPONENSIAL 39 C1:
350 =T(0) = 70 +C1ek·0 280 =C1
Dengan demikian, solusi dari persamaan diferensial adalah T(t) = 70 + 280ekt
Untuk mendapatkank kita masukkan syarat batas bahwa pada waktu t= 1, benda tersebut bersuhu T(1) = 250.
250 =T(1) = 70 + 280ek·1 280ek = 180
ek = 180 280 k = ln180
280 ≈ −0,44183 Akibatnya, kita peroleh solusi
T(t) = 70 + 280e−0,44183t
Bunga Majemuk
Jika kita menabung di bank Rp 100 juta dengan suku bunga majemuk bulanan 12%, maka tabungan tersebut akan bernilai Rp 100(1,01) juta pada akhir bulan pertama, Rp 100(1,01)2 juta pada akhir bulan kedua, dan setelah satu tahun atau pada akhir bulan keduabelas besarnya tabungan adalahRp100(1,01)12juta. Secara umum, jika kita menabung sebesarA0 rupiah di bank dengan suku bunga majemuk
100rpersen selamantahun, maka tabungan tersebut akan bernilaiA(t) rupiah pada akhir tahun ke t dengan
A(t) = A0 1 + r
n nt
Contoh 1.5.4. Misalkan Karina menabung di bank sebesarRp500 juta dengan suku bunga majemuk harian 4%. Berapakah uang Karina setelah akhir tahun ketiga?
Jawab
Dalam kasus ini, r= 0,04 dan n= 365, sehingga
A= 500
1 + 0,04 365
365(3)
≈Rp 563,74 juta.
Sekarang, perhatikan apa yang terjadi apabila suku bunganya terhitung secara kontinu, yakni saatn, banyaknya peroide yang terhitung dalam satu tahun, menuju tak hingga. Maka,
A(t) = lim
n→∞A0
1 + r
n nt
=A0 lim
n→∞
1 + r
n
n/trt
=A0h
h→0lim(1 +h)1/hirt
=A0ert
Di sini kita mengganti r/n dengan h dan perhatikan bahwa n → ∞ bersesuaian dengan h → 0. Namun, langkah besarnya adalah memahami bahwa pernyataan yang ada di dalam kurung adalah bilangane. Hasil ini cukup penting dan karenanya disebut dalam sebuh teorema sebagai berikut
Teorema 1.5.1.
h→0lim(1 +h)1/h=e Bukti
Pertama ingat kembali bahwa jika f(x) = lnx, maka f(x) = 1/x dan f0(1) = 1.
1.5. PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN EKSPONENSIAL 41 Kemudian, berdasarkan definisi turunan dan sifat-sifat dari ln, kita dapatkan
1 = f0(x) = lim
h→0
f(1 +h)−f(1)
h = lim
h→0ln(1+h)−ln 1 h
= lim
h→0
1
h(1 +h) = lim
h→0ln(1 +h)1/h
Dengan demikian, limh→0ln(1 +h)1/h = 1, sebuah hasil yang akan kita gunankan nanti. Sekarang, g(x) = ex = expx adalah sebuah fungsi yang kontinu dan oleh karenanya ia dapat mencapai limit pada fungsi eksponensial dalam argumen berikut:
h→0lim(1 +h)1/h = lim
h→0exp[ln(1 +h)1/h] = exph
h→0limln(1 +h)1/hi
= exp 1 =e
Contoh 1.5.5. Misalkan bank pada contoh 1.5.4 memberlakukan suku bunga ma- jemuk kontinu, Berapa banyak unag Karin yang akan diterima setelah akhir tahun ketiga?
Jawab
A(t) = A0ert = 500.000.000e(0,04)(3) ≈ Rp 563.750.000
Berikut ini adalah cara lain untuk menghitung pembayaran suku bunga majemuk yang dibayarkan secara kontinu. Misalakan A adalah besarnya modal pada waktu t dariA0 rupiah yang diinvestasikan dengan suku bunga r. Pernyataan suku bunga dibayarkan secara kontinu setara dengan mengatakan bahwa laku perubahanAter-
hadap waktu adalah rA, dengan demikian, dA
dt =rA
Persamaan diferensial ini mempunyai solusiA=A0ert. Latihan 1.5.1.
Pada soal nomor 1 sampai 4, selesaikan persamaan diferensial dengan syarat batas yang diberikan. Perhatikan bahwa y(a) menotasikan nilai dari y pada saat t=a.
1. dydt =−6y, y(0) = 4 2. dydt = 0,005y, y(10) = 2 3. dydt = 0,003y, y(−2) = 3 4. dydt = 6y, y(0) = 1
5. a. Populasi awal bakteri sebanyak 10.000 dan setelah inkubasi selama 10 hari menjadi 20.000. Berapakah banyaknya bakteri dalam populasi tersebut setelah 25 hari?
b. Berapa waktu inkubasi yang dibutuhkan agar populasi tersebut menjadi dua kali lipat dan tiga kali lipat?
6. Massa sebuah tumor tumbuh dengan laju yang sebanding dengan ukurannya.
Saat pertama kali diukur, massanya 4 gram. Empat bulan kemudian massanya menjadi 6,76 gram. Berapa besar tumor tersebut saat enam bulan sebelum pertema kali diukur?
7. Cesium 137 dan strontonium 90 merupakan dua bahan kimia yang besifat radioaktif dan dilepas pada reaktor nuklir Chernobyl pada bulan April 1986.
1.5. PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN EKSPONENSIAL 43 Waktu paruh cesium 137 adalah 30,22 tahun dan waktu paruh strontonium 90 adalah 28,8 tahun. Pada tahun berapakah masing-masing Cesium dan Strontonium menjadi 1% dari pertama kali dilepaskan?
8. Seseorang yang telah meninggal ditemukan pada 10 P.M. Saat itu bersuhu 82◦F. Satu jam berikutnya, suhunya menjadi 76◦F. Ruangan bersuhu kon- stan 70◦F. Apabila tubuh orang tersebut saat masih hidup bersuhu 98,6◦F, perkirakan berapa lama orang tersebut telah meninggal?
9. Selesaikan persamaan diferensial Hukum Pendinginan Newton untuk sebarang T0, T1,dankdengan mengasumsikan bahwaT0 > T1.Tunjukan bahwa limt→∞T(t) = T1
10. Jika $375 ditabung di bank hari ini, menjadi berapakah tabungan tersebut pada akhir tahun kedua jika suku bunganya 3,5% dibayarkan:
a. setiap setahun sekali b. setiap sebulan sekali c. setiap hari
d. kontinu
11. Diberikan persamaan untuk pertumbuhan logistik sebagai berikut:
dy
dx =ky(L−y).
Tunjukkan bahwa persamaan diferensial ini memiliki solusi
y= Ly0
y0+ (L−y0)e−Lkt Hint: y(L−y)1 = Ly1 +L(L−y)1 .
1.6 Fungsi Invers Trigonometri dan Turunannya
Keenam fungsi trigonometri dasar (sinus, cosinus, tangent, cotangent, secant, dan cosecant) telah didefinisikan di awal materi Matematika Dasar 1. Dalam hal mendapatkan invers, fungsi trigonometri tergolong fungsi yang rumit, karena un- tuk setiap y akan terdapat banyak x yang berkorespondensi dengan y. Meskipun demikian, kita akan memperkenalkan notasi invers untuk fungsi-fungsi trigonometri tersebut dengan cara membatasi domain (restricting domain).
Invers Sinus dan Cosinus
Perhatikan Gambar 1.13 dan 1.14. Grafik dari invers fungsi sinus dan cosinus didapatkan dengan cara mencerminkan terhadap garis y =x. Namun, sebelumnya kita perlu menentukan domain mana yang berlaku agar masing-masing fungsi sinus dan cosinus memiliki invers. Pada sinus pembatasan domain dilakukan pada [−π2,π2] sedangkan pembatasan domain untuk cosinus dilakukan pada [0, π]
Gambar 1.13:
[!h]
[!h] Secara formal, invers dari sinus dan cosinus dituangkan dalam definisi berikut
Definisi 1.6.1. Batasan domain dari masing-masing invers fungsi sinus dan cosinus
1.6. FUNGSI INVERS TRIGONOMETRI DAN TURUNANNYA 45
Gambar 1.14:
adalah [−π/2, π/2] dan [0, π], sedemikian sehingga x= sin−1y⇔y= sinx,−π
2 ≤x≤ π 2 x= cos−1y⇔y= cosx,0≤x≤π
Gambar 1.15:
[!h]
Simbol arcsin seringkali digunakan untuk sin−1 dan arccos seringkali digunakan untuk cos−1. x = arcsiny bermakna ”besarnya busur atau sudut (arc or angle) x sehingga sinus dari x bernilai y”.
Contoh 1.6.1. Hitung (a) sin−1(√
2/2) (b) cos−1 −12
(c) cos(cos−10,6) Jawab
(a) sin−1(√
2/2) = π4 (b) cos−1 −12
= 2π3 (c) cos(cos−10,6) = 0,6
Invers Tangent dan Secant
Gambar 1.16 menunjukkan grafik fungsi tangent, batasan domain, dan grafik y= tan−1x.
Gambar 1.16:
[!h]
Untuk mendapatkan invers dari secant, kita gambarkan y = secx, batasi do- mainnya secara tepat, kemudian gambarkany= sec−1x (lihat Gambar 1.17).
[!h]
Definisi 1.6.2. Untuk mendapatkan invers untuk tangent dan secant, kita batasi domain untuk invers tangen pada (−π/2, π/2), sedangkan batasan domain untuk inverse secant adalah [0, π/2)∪(π/2, π], sedemikian sehingga
1.6. FUNGSI INVERS TRIGONOMETRI DAN TURUNANNYA 47
Gambar 1.17:
x= tan−1y ⇔y= tanx,−π
2 ≤x≤ π 2 x= sec−1y⇔y= secx,0≤x≤π, x6= π
2
Untuk memudahkan kita mengingat formula invers secant, perhatikan bahwa secx= 1/cosx, sehingga bisa kita dapatkan bahwa
sec−1y= cos−1(1/y).
Beberapa Identitas Trigonometri
Teorema 2.6.1 dan Gambar 1.18 memberikan ilustrasi yang cukup mudah untuk memahami formula fungsi invers trigonometri. [!h]
Teorema 1.6.1. (i) sin(cos−1x) =√ 1−x2 (ii) cos(sin−1x) = √
1−x2 (iii) sec(tan−1x) =√
1 +x2
(iv) tan(sec−1x) =
√x2−1, untukx≥1;
−√
x2−1, untukx≤ −1.
Gambar 1.18:
Contoh 1.6.2. Hitung sin
2 cos−1 23 Jawab
Dengan menggunakan formula sudut ganda pada sinus, 2 sin 2θ = 2 sinθcosθ, kita bisa menghitung sin
2 cos−1 23
sebagai berikut:
sin
2 cos−1 2
3
= 2 sin
cos−1 2
3
cos
cos−1 2
3
= 2· s
1− 2
3 2
· 2 3 = 4√
5 9
Turunan Fungsi Invers Trigonometri
Pada Matematika Dasar I, kita telah belajar turunan dari keenam fungsi trigonometri, yaitu
Dxsinx= cosx D−xcosx=−sinx Dxtanx= sec2x Dxcotx=−csc2x Dxsecx= secxtanx Dxcscx=−cscxcotx
1.6. FUNGSI INVERS TRIGONOMETRI DAN TURUNANNYA 49 Sekarang, kita bisa mengkombinasikan dengan aturan rantai. Misalkan u = f(x) adalah fungsi yang dapat diturunkan, maka
Dxsinu= cosu·Dxu
Berdasarkan Theorema Fungsi Invers, kita dapat menarik kesimpulan bahwa sin−1, cos−1, tan−1, dan sec−1 adalah fungsi-fungsi yang dapat diturunkan. Tujuan kita adalah untuk mendapatkan formula untuk turunan fungsi-fungsi tersebut. Tu- runan dari keempat fungsi invers trigonometri disajikan dalam Teorema berikut.
Teorema 1.6.2. Turunan dari Empat Fungsi Invers Trigonometri
(i) Dxsin−1x= √1−x1 2 −1< x < 1 (ii) Dxcos−1x=−√1−x1 2 −1< x <1 (iii) Dxtan−1x= 1+x1 2
(iv) Dxsec−1x= |x|√1
x2−1 |x|>1
Contoh 1.6.3. Dapatkan Dxsin−1(3x−1).
Jawab
Kita gunakan Teorema 1.6.2 dan aturan rantai.
Dxsin−1(3x−1) = 1
p1−(3x−1)2Dx(3x−1)
= 3
√−9x2+ 6x
Setiap formula turunan akan mengantarkan kita ke sebuah formula integral. Se- cara khusus,
1. R 1
√1−x2