HAKIKAT KURIKULUM DAN FUNGSI KURIKULUM
Hakikat kurikulum
Pengalaman belajar dapat berupa tugas kuliah dan berbagai kegiatan lainnya yang dapat memberikan pengalaman belajar yang bermanfaat. Kurikulum mencakup aspek yang cukup luas yaitu mencakup seluruh pengalaman siswa, karena menurut ketiga tokoh di atas, pendidikan mempunyai tugas mempersiapkan siswa agar mampu berfungsi dan beradaptasi dalam segala aspek kehidupan di masyarakat. Menurut Thornton dan Wright (1964) menyatakan bahwa kurikulum digunakan untuk menunjukkan semua pengalaman belajar siswa yang diambil di bawah pengawasan sekolah.
Istilah kurikulum adalah apa yang diinginkan oleh perencana kurikulum agar dipelajari siswa selama bersekolah.
Konsep dasar kurikulum
Oleh karena itu, konsep pembelajaran dan pengembangan individu dapat mewarnai bentuk-bentuk kurikulum. Bruner (1961) mengusulkan bentuk kurikulum akademik berupa kurikulum spiral, yaitu kurikulum yang memuat serangkaian struktur disiplin ilmu yang dipelajari secara berulang-ulang oleh siswa pada berbagai jenjang sekolah, dengan tingkat kedalaman dan keluasan kajiannya. materi meningkat seiring dengan bertambahnya level. Bentuk lain dari konsep kurikulum ini adalah kurikulum inti, yang memuat mata pelajaran dan materi pembelajaran yang bersifat mendasar dan dianggap paling penting untuk dikuasai oleh setiap siswa.
Oleh karena itu, kurikulum inti adalah kurikulum umum (jika menyangkut materi pendidikan umum), Kurikulum inti menyediakan dua paket, yaitu paket kurikulum inti dan paket pilihan, yang berisi bidang studi yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan. pilihan siswa. bakat dan minat.
Komponen kurikulum
Istilah yang saat ini digunakan sebagai padanan tujuan mata pelajaran (kurikuler) adalah “standar kompetensi”. Tes tertulis adalah tes yang dilakukan dengan menjawab sejumlah butir soal secara tertulis. Ada dua jenis tes yang termasuk dalam tes tertulis ini, yaitu tes esai dan tes objektif.
Observasi partisipatif merupakan observasi yang dilakukan dengan menempatkan pengamat sebagai bagian dari tempat dilakukannya observasi.
HAKIKAT KURIKULUM 2013 DAN KTSP
- Tujuan kurikulum 2013 dan KTSP
- Tujuan kurikulum 2013 dan KTSP
- Landasan kurikulum 2013 dan KTSP
- Karakteristik kurikulum 2013 dan KTSP
- Komponen kurikulum 2013 dan KTSP
- Struktur kurikulum 2013 dan KTSP
- Perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP
Beban belajar tersebut salah satunya disebabkan oleh banyaknya mata pelajaran di tingkat sekolah dasar. Mata pelajaran dirancang saling berkaitan dan mempunyai kompetensi dasar yang berkaitan dengan kompetensi inti masing-masing kelas. Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan (ilmiah) yang sama melalui observasi, tanya jawab, mencoba, menalar, dan sebagainya.
SMA dan SMK mempunyai mata pelajaran wajib yang sama terkait pengetahuan dasar, keterampilan dan sikap.
HAKIKAT BUKU TEKS
- Fungsi buku teks
- Kualitas buku teks
- Keterbatasan buku teks
- Jenis buku teks
- Pengertian dan prinsip buku kerja
- keunggulan dan kelemahan buku kerja
- Penyeleksian
- Penyusunan buku teks
- Penelaahan buku teks
Materi yang tersedia dalam buku teks yang kami ulas dengan jelas membahas seluruh materi secara keseluruhan. Secara umum materi yang disajikan dalam buku ini sudah memenuhi kriteria kualitas teks yang baik menurut Henry Guntur Tarigan. Dalam buku ajar MARBI (Mahir Bahasa Indonesia) terdapat komponen yang memuat sikap sosial yaitu menghargai orang lain.
Buku Teks Mahir Bahasa Indonesia Kelas VII SMP/MT tidak hanya berkaitan dengan materi pembelajaran bahasa Indonesia saja.
HUBUNGAN BUKU TEKS DAN KURIKULUM
Hubungan buku teks dan tujuan pembelajaran
Sebelum menjelaskan lebih jauh tentang hubungan antara buku teks dan tujuan pembelajaran, terlebih dahulu hasil penelitian tentang “Hubungan ketersediaan buku dan cara mempelajarinya dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS SMP di Kota Administrasi Palu” yang dilakukan oleh Djamaludin Kantao di bawah ini bisa dijadikan ilustrasi awal. Sedangkan kelompok siswa yang kadang-kadang menggunakan metode pembelajaran buku teks yang baik memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang jarang menggunakan metode pembelajaran buku teks yang baik. Temuan ini merupakan indikasi bahwa mungkin terdapat interaksi antara cara pembelajaran buku teks dengan minat dan sikap siswa terhadap materi pembelajaran di buku teks.
Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa tergantung pada ketersediaan buku teks dan cara mempelajarinya. Dengan membekali siswa dengan buku pelajaran yang lengkap dan menerapkan metode belajar dari buku teks tersebut dengan baik maka hasil belajar siswa akan meningkat. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, perlu disediakan buku teks yang lengkap bagi siswa dan menerapkan metode pembelajaran buku teks yang baik.
Pemberian buku pelajaran yang lengkap kepada siswa dapat dilakukan dengan cara: orang tua membeli buku pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anaknya, perpustakaan sekolah menyediakan buku pelajaran yang memenuhi kebutuhan siswa, dan perpustakaan sekolah memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada siswa. Memperbaiki cara mempelajari buku teks dengan baik dapat dilakukan dengan membimbing siswa untuk mempelajari buku teks dengan baik. Berdasarkan rangkuman hasil penelitian di atas, berikut penjelasan yang dapat digunakan untuk mengkaji hubungan buku teks dengan tujuan pembelajaran.
Dengan demikian, diharapkan dengan menggunakan buku ajar dapat mewujudkan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Uraian materi dalam buku teks harus berorientasi pada tujuan pembelajaran dan kompetensi yang dirumuskan dalam kurikulum.
Hubungan buku teks dan siswa
Tahapan penjabaran materi harus diarahkan pada indikator ketercapaian tujuan pembelajaran atau pencapaian kompetensi. Setiap langkah dalam uraian materi hendaknya terfokus pada satu indikator ketercapaian tujuan atau kompetensi pembelajaran, sehingga lebih mudah diukur atau dievaluasi.
Hubungan buku teks danguru
Buku teks memuat materi pembelajaran yang seragam, yang diperlukan untuk penilaian yang seragam dan juga kelancaran diskusi. Buku teks membebaskan guru dari keharusan mencari bahan ajarnya sehingga sebagian waktunya dapat digunakan untuk kegiatan lain. Fakta lain juga menunjukkan bahwa masih banyak guru yang sepenuhnya bergantung pada buku teks, sehingga sumber belajar satu-satunya adalah buku teks.
Dalam situasi seperti ini, peran buku teks menjadi penting dan sangat menentukan apakah pembelajaran akan terlaksana dengan baik atau tidak. Konsekuensinya, jika ada yang salah di buku pelajaran misalnya, maka pengetahuan siswa juga akan salah. Jika kebijakan pemilihan buku teks diserahkan kepada guru mata pelajaran, maka kriteria buku teks yang baik dan benar harus diberikan secara memadai kepada guru.
Penggunaan buku teks merupakan cara yang paling efisien karena waktu menyiapkan bahan ajar menjadi berkurang. Alasan lain penggunaan buku teks adalah karena buku teks merupakan suatu kerangka yang mengatur dan menjadwalkan waktu kegiatan program pembelajaran. Siswa tidak mempunyai fokus yang jelas tanpa buku teks dan ketergantungan terhadap guru menjadi besar. guru baru yang tidak berpengalaman, buku teks berarti keamanan, bimbingan dan bantuan.
Dalam kasus seperti ini, guru harus dibekali dengan pengetahuan tentang bagaimana memilih buku teks dan bagaimana menggunakannya secara kreatif di kelas. Yang perlu diperhatikan ketika guru menggunakan buku teks dalam pembelajaran, hendaknya guru tetap menggunakan pembelajaran sebagaimana guru konstruktivis dengan ciri-ciri sebagai berikut.
Hubungan buku teks dan media pembelajaran
Guru membiarkan siswa mencoba menghubungkan beberapa hal yang telah dipelajarinya untuk meningkatkan pemahaman. Ada tiga jenis media pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran yaitu media visual, media audio, dan media audiovisual. Dari masing-masing jenis media terdapat berbagai jenis media yang dapat dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Pemilihan media pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh guru untuk menentukan jenis media mana yang lebih tepat digunakan dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, sifat materi yang akan disampaikan, strategi yang digunakan dan evaluasi. Pemilihan media ini disebabkan banyaknya dan beragamnya jenis media dengan sifat yang berbeda-beda. Penggunaan media pembelajaran harus memperhatikan tujuan yang ingin dicapai, sifat bahan ajar, karakteristik tujuan pembelajaran (siswa) dan kondisi tempat/ruangan.
Pengalaman setiap siswa berbeda-beda, bergantung pada faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman seorang anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan untuk bepergian, dan sebagainya. Apabila siswa tidak mungkin didekatkan ke objek langsung yang dipelajari, maka objek tersebut didekatkan kepada siswa. Banyak hal yang siswa tidak dapat alami secara langsung di kelas mengenai suatu benda karena: (a) benda tersebut terlalu besar; (b) bendanya terlalu kecil; (C).
Dari konsep pokok media pembelajaran di atas terlihat jelas bahwa buku teks merupakan salah satu jenis media pembelajaran. Namun dibandingkan dengan media pembelajaran lainnya, buku teks mempunyai fungsi yang “lebih” dari sekedar media pembelajaran.
Hubungan buku teks danstrategi pembelajaran
Dalam buku MARBI (Mahir Bahasa Indonesia) untuk SMP/MTs kelas VII kami mengulasnya berdasarkan kriteria praktik dan kewirausahaan. Buku MARBI (Mahir Bahasa Indonesia) tidak hanya memuat materi saja, tetapi juga memuat latihan-latihan dan latihan-latihan yang harus dilakukan oleh setiap individu (baik berkelompok maupun tidak). Dalam buku MARBI (Mahir Bahasa Indonesia) untuk SMP/MTs kelas VII terdapat konsep yang jelas, konsep dalam buku tersebut sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar.
Pada buku Bahasa Indonesia Mahir Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs kelas VII terdapat kekurangan yaitu tidak tercantumnya dimensi pada buku. Dalam buku Bahasa Indonesia Mahir Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs kelas VII sudah memberikan gambaran yang baik bagi pembacanya. Dalam buku Bahasa Indonesia Mahir Bahasa Indonesia Kelas VII, pembaca dapat dengan cepat mengulas materi yang terdapat dalam buku tersebut.
Pada buku Bahasa Indonesia Mahir Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII, tata letak judul, subjudul, kata pengantar, daftar isi, ilustrasi, dan lain-lain. Pada buku Bahasa Indonesia Mahir Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII terdapat tidak mengganggu kejelasan penyampaian pemahaman siswa. Dalam buku Mahir Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII tidak banyak menggunakan bahasa yang berlebihan, materi dalam buku ini tidak terlalu bertele-tele, dan pembahasannya cukup jelas.
Pada buku Mahir Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs kelas VII, kami tidak menemukan font dekoratif/dekoratif pada isi buku ini. Pada buku Bahasa Indonesia Mahir Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs kelas VII, ilustrasi pada isi buku menarik perhatian sehingga memudahkan siswa dalam memahami informasi atau penjelasan materi dari buku tersebut. Pada buku Bahasa Indonesia Mahir Bahasa Indonesia Kelas VII SMP/MTs efektivitas kalimatnya masih kurang tepat sasaran atau rumit.
Dalam buku Bahasa Indonesia Mahir Bahasa Indonesia Kelas VII SMP/MTs, bahasa yang digunakan sesuai dengan kemampuan intelektual siswa. Ini hanya berisi istilah atau kata-kata yang baru dipelajari siswa.
FORMAT MENELAAH BUKU TEKS