See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/331980286
PENGANTAR AKUTANSI -web version
Book · March 2019
CITATION
1
READS
10,817
1 author:
Nurlinda Nurlinda Politeknik Negeri Medan 77PUBLICATIONS 162CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Nurlinda Nurlinda on 25 March 2019.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
NURLINDA & WARDAYANI
PENGANTAR AKUNTANSI
CARA MUDAH BELAJAR AKUNTANSI TANPA RIBET
(BERBASIS PSAK & IFRS)
Nurlinda, SE., Ak., M.Si., CA,
Lahir di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Penulis saat ini adalah dosen tetap dan peneliti pada Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan (POLMED). Tahun 1993 Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN 064967 Medan.
Kemudian Tahun 1996 menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP PGRI 37 Medan. Di tahun 1999, Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan di SMK PAB-2 Helvetia Kabupaten Deli Serdang Jurusan Akuntansi. Penulis menyelesaikan program Diploma Komputer pada STIE IBBI Medan di Tahun 2001. Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (SE) dari Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) di Tahun 2006, dan memperoleh gelar Profesi Akuntansi (Ak) dari Sekolah Profesi Akuntansi Universitas Sumatera Utara (PPAK-USU) di Tahun 2008 dan teregister sebagai Akuntan Profesional dengan nomor 11.D46537. Memperoleh gelar Magister Sains (M.Si) pada tahun 2010 di bidang Akuntansi Publik dari Program Magister Akuntansi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara (Pasca Sarjana-USU), dan saat ini sedang menyelesaikan pendidikan Doktoral Ilmu Akuntansi pada Universitas Sumatera Utara (USU). Disamping menjadi dosen tetap di Polmed, Penulis juga menjadi staff pengajar di STIM Sukma dan LP3i Medan untuk mata kuliah Akuntansi. Penulis juga praktisi yang bekerja sebagai Finance Officer pada pengelolaan dana pendamping DIPA bantuan Hibah The Global Fund Komponen AIDS di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada periode 2006 s.d 2016. Saat ini Penulis juga merupakan anggota dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan mendapat gelar Chartered Accountant (CA), serta menjadi anggota pengurus pada Asosiasi Dosen Akuntansi Indonesia (ADAI).
Wardayani., SE., M.Si,
Lahir di Payabakung Provinsi Sumatera Utara pada 15 Mei 1973, Sumatera Utara. Penulis saat ini adalah Ketua yayasan dan dosen tetap dan peneliti pada STIM SUKMA Medan. Tahun 1985, menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Harapan Medan. Kemudian Tahun 1988 menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP PAB Klumpang Deli Serdang. Di tahun 1991 Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Ekonomi Atas di SMEA Tunas Bangsa Medan Jurusan Akuntansi. Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (SE) dari Jurusan Akuntansi Universitas Muham- madiyah Sumatera Utara (UMSU) di Tahun 1996. Tahun 2010 memperoleh gelar Magister Sains (M.Si) bidang Akuntansi Publik dari Program Magister Akuntansi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara (Pasca Sarjana-USU) dan saat ini Penulis sedang menyelesaikan pendidikan Doktoral Ilmu Akuntansi pada Universitas Sumatera Utara (USU).
Disamping menjadi dosen tetap STIM SUKMA, Penulis juga menjadi staff pengajar di LP3i Medan untuk mata kuliah Akuntansi. Saat ini Penulis juga merupakan anggota pengurus pada Asosiasi Dosen Akuntansi Indonesia (ADAI), Aktif sebagai Bendahara pada Ikatan Sarjana Melayu Indonesia, wakil sekretaris di APTISI, Anggota DRD Kota Medan, Wakil Sekretaris pada tim Penjamin Mutu Pendidikan Provinsi Sumatera Utara.
PT. Madju Medan Cipta
Jln. Amaliun No.37 Medan 20215 Tel 061.7361990 / Fax 061.7357469 www.madjumedan.com
PENGANT AR AK UNT ANSI : CARA MUD AH BEL AJ AR AK UNT ANSI T ANP A RIBET NURLIND A & W ARD AYANI
PENGANTAR AKUNTANSI
“Cara Mudah Belajar Akuntansi Tanpa Ribet”
(Berbasis PSAK & IFRS)
Nurlinda & Wardayani
2018
i PRAKATA
Puji syukur penulis ucapkan kan kepada Allah SWT atas rahmat-Nya yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Buku Ajar ini. Adapun tujuan disusunnya buku ini adalah untuk membantu para mahasiswa agar mudah mengerti, memahami, dan mampu menguasai pelajaran akuntansi walaupun memiliki latar belakang pendidikan menengah atas yang berbeda. Buku ini disusun atas dasar pengalaman penulis dalam mengajar mata kuliah pengantar akuntansi dimana dalam buku ini disertakan kasus- kasus yang disertai dengan contoh pengerjaan sehingga mudah dipahami bagi pemula dan mahasiswa S1 dan Diploma yang baru pertama kali terpapar mata kuliah akuntansi. Kami juga menambahkan laporan catatan atas laporan keuangan (CaLK) dalam pembahasan buku ini, sehingga dapat menjadi pembeda dengan buku-buku sejenis yang pernah muncul.
Laporan keuangan sebagai hasil dari proses akuntansi merupakan sumber informasi yang menjadi salah satu bentuk dari pertanggungjawaban manajemen kepada pihak internal dan eksternal yang merupakan pengguna dari laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan ini tentunya harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan sebagai sebuah standar yang menjadi acuan dan pedoman dalam penyusunan laporan keuangan, agar laporan keuangan yang dihasilkan dapat bebas dari salah saji material, lengkap, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Tersusunnya buku ini tentu bukan dari usaha penulis saja. Dukungan moral dan material dari berbagai pihak sangatlah membantu tersusunnya buku ini. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada keluarga, sahabat, rekan-rekan, Pendamping dalam penulisan buku ini Bapak DR. Arfan Ikhsan Lubis., SE., M.Si yang telah memberi masukan dan koreksi pada penulisan buku ini, Kementerian Riset dan Teknologi melalui program hibah buku, serta ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada manajemen Politeknik Negeri Medan dan STIM SUKMA, serta pihak-pihak lain yang membantu secara moral dan material bagi tersusunya buku ini.
Buku pertama yang kami susun ini tentu masih jauh dari kata sempurna, untuk itu, kritik dan saran yang membantu sangat diperlukan agar buku ini bisa lebih baik nantinya.
Medan, 20 Maret 2018 Penulis
ii DAFTAR ISI
PRAKATA i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
BAB 1 PRINSIP DASAR AKUNTANSI 1
1. DEFINISI AKUNTANSI 1
2. TUJUAN DAN KEGUNAAN AKUNTANSI 1
3. PROFESI AKUNTANSI 4
4. BIDANG-BIDANG AKUNTANSI 4
5. JENIS –JENIS PERUSAHAN 5
BAB 2 MENGENAL AKUN, TERMINOLOGI DAN KONSEP DASAR AKUNTANSI 8
1. PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI 8
2. MENGENAL TRANSAKSI DAN AKUN 8
3. MENGENAL ISTILAH DEBIT, KREDIT DAN SALDO 13
4. KELOMPOK AKUN/PERKIRAAN 14
BAB 3 MENGENAL LAPORAN KEUANGAN 19
1. PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN 19
2. JENIS-JENIS LAPORAN KEUANGAN 19
BAB 4 PERSAMAAN AKUNTANSI (ACCOUNTING EQUATION) 34
1. PENGERTIAN PERSAMAAN AKUNTANSI 34
2. SIMULASI KASUS PERSAMAAN AKUNTANSI 35
BAB 5 SIKLUS AKUNTANSI 55
1. PENGERTIAN 55
2. SIKLUS AKUNTANSI (ACCOUNTING CYCLE) 55
BAB 6 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA 92
1. PENDAHULUAN 92
2. KHARAKTERISTIK PERUSAHAAN JASA 92
3. CIRI-CIRI PERUSAHAAN JASA 92
4. SIMULASI PENYELESAIAN SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA 93
BAB 7 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 110
1. CIRI-CIRI PERUSAHAAN DAGANG 110
iii
2. SIMULASI DAN PENYELESAIAN SIKLUS AKUNTANSI 121
BAB 8 JURNAL KHUSUS DAN BUKU BESAR PEMBANTU 144
BAB 9 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN INDUSTRI 178
1. PENGERTIAN 179
2. PERSEDIAAN 179
3. PENGUMPULAN BIAYA PRODUKSI 181
4. PENCATATAN BIAYA PRODUKSI 182
5. JURNAL PENYESUAIAN 182
6. SIMULASI DAN PENYELESAIAN SIKLUS AKUNTANSI 183
DAFTAR PUSTAKA 205
INDEKS 206
iv
DAFTAR TABEL
Table 1 Penomoran Akun ... 12
Table 2 Penomoran dan Mutasi Akun ... 14
Table 3 Kelompok Akun ... 15
Table 4 Laporan laba rugi perusahaan jasa ... 20
Table 5 Laporan laba rugi perusahaan dagang ... 21
Table 6 Perbedaan harga pokok perusahaan dagang dan perusahana manufaktur ... 22
Table 7 Laporan perubahan modal perusahaan perseorangan ... 23
Table 8 Laporan perubahan modal perusahaan persekutuan ... 24
Table 9 Laporan perubahan modal perusahaan perseroan ... 24
Table 10 Laporan posisi keuangan perusahan jasa ... 25
Table 11 Laporan posisi keuangan perusahaan dagang ... 26
Table 12 Laporan posisi keuangan perusahaan manufaktur ... 27
Table 13 Laporan posisi keuangan perusahaan persekutuan ... 28
Table 14 Laporan posisi keuangan perusahaan perseroan ... 29
Table 15 Laporan arus kas ... 30
Table 16 Format Jurnal ... 57
Table 17 Format Buku Besar ... 61
Table 18 Neraca Saldo ... 66
Table 19 Neraca Lajur ... 79
Table 20 Jurnal Penutup ... 83
Table 21 Neraca Saldo Setelah Penutupan ... 84
Table 22 Pencatatan Metode Fisik dan Perfetual ... 85
Table 23 Pembelian dan penjualan pada perusahaan dagang ... 111
Table 24 Harga pokok penjualan ... 120
Table 25 Jurnal Persediaan Metode Perfetual dan Pisik ... 180
Table 26 Penyesuaian pada perusahaan industri ... 182
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pemberian Penomoran Akun ... 12 Gambar 2 Siklus Akuntansi ... 55 Gambar 3 Harga pokok penjualan ... 119
1
BAB 1 PRINSIP DASAR AKUNTANSI
1. DEFINISI AKUNTANSI
Menurut Niswonger, 1999:6 akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan. Menurut American Institute of Certified Publick Accountangs (AICPA) Akuntansi adalah kegiatan atau proses pencatatan (record), Penggolongan (classifying), peringkasan (Summarizing) transaksi-transaksi keuangan yang terjadi pada suatu organisasi dan melaporkan/menyajikan serta menafsirkan (interpret) hasilnya.
Menurut Donald E. Kieso dalam (Khusnaini, 2014)“Akuntansi bisa didefinisikan secara tepat dengan menjelaskan tiga karakteristik penting dari akuntansi; (1) Pengidentifikasian, pengukuran, dan pengomunikasian informasi keuangan tentang (2) entitas ekonomi kepada (3) pemakai yang berkepentingan. Akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi dimana informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan (Adam, 2015).
Berdasarkan ulasan tersebut dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah sebuah informasi mengenai posisi keuangan perusahaan yang dihasilkan dari proses identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi dimana informasi tersebut digunakan oleh pengguna informasi untuk mengambil keputusan.
2. TUJUAN DAN KEGUNAAN AKUNTANSI 2.1 TUJUAN AKUNTANSI
Secara singkat dapat dikatakan bahwa tujuan pokok dari akuntansi adalah menyediakan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang berguna bagi pimpinan perusahaan, serta pihak-pihak lain yang membutuhkan informasi-informasi tersebut, baik dari TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Mahasiswa mampu menyebutkan definisi akuntansi
2. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan kegunaan akuntansi 3. Mahasiswa mampu menyebutkan profesi dan bidang-bidang akuntansi 4. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis perusahaan.
2
dalam perusahaan (intern) maupun dari luar perusahaan (ekstern) (Mi’roji, 2016). Akuntansi berguna dalam memberikan informasi yang sangat diperlukan baik oleh pihak-pihak yang memerlukan baik pihak intern sendiri maupun pihak eksternal. Menurut Nuh (2011) dan Lubis (2017) pihak-pihak tersebut antara lain:
1. Pihak internal Perusahaan, merupakan pihak yang menyelenggarakan usaha dan berhububungan langsung dengan perusahaan yang terdiri dari:
a. Manajer Perusahaan, membutuhkan akuntansi dalam hal pengambilan keputusan- keputusan perusahaan yang sangat penting untuk mencapai tujuan perusahaan.
Misalnya untuk mengetahui perkembangan perusahaan sendiri dan untuk mengembangkan usaha perusahaan, dan lain-lain.
b. Pemilik Perusahaan, mereka adalah yang telah menanamkan ekuitas (modal) ke perusahaan pada suatu waktu pasti memerlukan informasi akuntansi. Pemilik perusahaan membutuhkan informasi untuk mengetahui posisi keuangan sampai dengan hasil yang dicapai oleh perusahaannya.
c. Para pekerja/ karyawan/serika karyawan, merupakan pihak yang membutuhkan informasi akuntansi yang berguna bagi mereka untuk mengetahui keadaan perusahaan, sehingga mereka memiliki jaminan social atas pekerjaan atau imbal jasa lainnya.
2. Pihak Ekternal Perusahaan, merupakan pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, akan tetapi tidak terlibat secara langsung dalam membuat berbagai keputusan dan kebijakan operasional perusahaan. yang termasuk pihak eksternal adalah sebagai berikut:
a. Investor dan Calon Investor, merupakan pemilik perusahaan (investor) yang berkepentingan terhadap informasi keuangan untuk mengetahui perkembangan dan kondisi perusahaan. laporan keuangan berisi informasi yang diperlukan untuk mengendalikan jalannya perusahaan dan untuk mengawasi perilaku pimpinan perusahaan. Sedangkan bagi calon investor informasi keuangan dibutuhkan dalam rangka pengambilan keputusan untuk menanamkan modal (investasi) pada saham perusahaan.
b. Kreditur dan Calon Kreditur, merupakan lembaga kredit atau bank yang membutuhkan informasi akuntansi perusahaan untuk menjadi pertimbangan dalam pemberian kredit.
c. Pemerintah, membutuhkan akuntansi agar pemerintah dapat mengetahui besarnya penghasilan yang akan dikenakan pajak dalam laporan Surat Pemberitahuan Tahunan yang dibuat oleh perusahaan
d. Masyarakat, merupakan pihak yang memerlukan informasi akuntansi yang berguna bagi masyarakat terkait sejauh mana jaminan atas simpanan mereka jika terkait posisi
3
masyarakat sebagai nasabah satu bank, atau terkait informasi mengenai apakah ada dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan yang dapat dimanfaatkan bagi pengembangan kesejahteraan masyarakat dan lain-lain tergantung pada kepentingan masyarakat itu sendiri dalam melihat pentingnya laporan keuangan perusahaan.
Mengingat pentingnya informasi akuntansi yang dihasilkan maka laporan keuangan yang disusun harus mengikuti standar keuangan yang berlaku umum yang dikenal dengan SAK-IFRS (Standar Akuntansi Keuangan yang berbasis International Financial Reporting Standard) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). SAK-IFRS ini mensyaratkan laporan keuangan yang dihasilkan terdiri dari:
1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif 3. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Laporan Arus Kas
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
6. Laporan Posisi Keuangan pada Awal Periode Komparatif untuk Penyajian Kembali
2.2 MANFAAT AKUNTANSI
Menurut Adam (2015) terdapat beberapa manfaat yang dirasa dengan adanya informasi akuntansi sebagai berikut :
a. Sebagai alat ukur suatu keberhasilan ataupun kegagalan usaha dengan cara menilai harta ataupun hutang yang ada di perusahaan. Nilai uang dicatat dan dilaporkan menggunakan proses akuntansi. Sehingga akuntansi memang merupakan language of business.
b. Akuntansi juga merupakan penghasil informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen untuk melakukan perencanaan, mengeksekusi perencanaan dan mengkontrol aktivitas operasional usaha.
c. Menyajikan informasi ekonomi (economic information) dari suatu kesatuan ekonomi (economi entity = badan usaha) kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi berguna bagi pihak di dalam perusahaan itu sendiri maupun pihak- pihak di luar perusahaan.
4
3. PROFESI AKUNTANSI
Nuh, 2011:1 mengelompokkan akuntansi kedalam berbagai bidang sebagai mana penjelasan dibawah ini:
a. Akuntansi public (public accountants atau external accountants) adalah akuntan yang memberikan jasanya untuk melayani kebutuhan masyarakat. Jenis pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh para akuntan publik adalah pemeriksaan laporan keuangan (auditing), bantuan dibidang perpajakan dan konsultasi manajemen.
b. Akuntan Intern (internal accountants) adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan tertentu. Berbeda dengan akuntan publik, akuntan intern hanya melakukan pekerjaan untuk kepentingan perusahaan dimana ia bekerja. Akuntan intern sangat beraneka ragam, ada yang disebut kontroler, bendahara, atau kepala bidang keuangan.
c. Akuntan Pemerintah (Govermental accountants) adalah akuntan yang diperkerjakan pada sebuah lembaga pemerintah. Perlu diketahui bahwa dalam pemerintahan sendiri dalam pengelolaan keuangan sering terjadi kebocoran-kebocoran uang Negara, oleh karena itu pemerintah perlu adanya akuntan pemerintah yang dapat mengontrol pengelolaan keuangan Negara.
Niswonger, 1999:9 menyebutkan bahwa seorang akuntan dapat menekuni baik akuntansi swasta (Private Accounting) maupun akuntansi public (public Accounting)
4. BIDANG-BIDANG AKUNTANSI
Bidang-bidang dalam akuntansi menurut Nuh, 2011:2 dan (Mi’roji, 2016) terdiri dari:
a. Akuntansi Keuangan, adalah akuntansi yang bertujuan utama menghasilkan informasi keuangan untuk kepentingan pihak luar, yang dimaksud pihak luar adalah pihak-pihak di luar manajemen perusahaan seperti investor, kreditur, badan pemerintah dan pihak luar lainnya.
b. Akuntansi Manajamen, adalah akuntasi yang bertujuan utama menghasilkan informasi untuk kepentingan manajemen.
c. Akuntansi Publik/ Pemerintahan (Public Accounting), adalah akuntansi yang bertujuan menghasilkan informasi keuangan untuk kepentingan pemerintah (kementerian/lembaga/instansi)
5
d. Akuntansi Perpajakan (tax accounting), tujuan yang ingin dicapai dengan pemberi jasa ini adalah untuk memenuhi peraturan perpajakan yang berlaku dan untuk menekan pajak pajak seminimum mungkin.
e. Akuntansi Biaya, Akuntansi ini menganalisa biaya perusahaan untuk membantu manajemen dalam pengawasan biaya. Biasanya akuntansi biaya ditentukan pada biaya produksi, akuntansi biaya akan yang baik akan membantu manajemen dalam penetapan harga jual produknya sehingga diperoleh laba yang lebih besar. Selain itu, akuntansi biaya dapat memberi informasi kepada manajemen tentang produk mana yang tidak menguntungkan sehingga produksinya harus dihentikan dan produk mana yang menguntungkan.
f. Pemeriksaan Laporan Keuangan (Auditing), adalah bidang pekerjaan profesi akuntansi paling utama yang diberikan kepada publik (umum). Pemeriksaan laporan keuangan adalah pemeriksaan secara independen untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disusun manajemen bagi para investor, kreditor dan pihak luar lainnya.
g. Pemeriksaan Intern (Internal control), adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan intern perusahaan. Para akuntan intern bertugas untuk mengevaluasi system akuntansi dan manajemen yang betujuan untuk membantu manajemen dalam memperbaiki efisiensi operasi dan untuk menjamin bahwa para karyawan dan bagian- bagian perusahaan telak melaksanakan prosedur dan rencana yang ditetapkan manajemen.
h. Penganggaran (Budgeting), adalah penyusunan anggaran selalu memperhatikan data masa lalu yang dilaporkan dalam laporan akuntansi. Anggaran juga digunakan untuk mengawasi jalannya operasi perusahaan melalui pembandingan antara data yang sesungguhnya dengan anggaran. Oleh karena itu, perusahaan biasanya memandang kegiatan penganggaran sebagai aspek yang penting dari system akuntansinya.
i. Konsultan Manajemen (Management consult), adalah pemberian jasa yang meliputi aspek yang luas sebagai pemeriksa, akuntan biasanya mempunyai pengetahuan yang mendalam mengenai operasi perusahaan yang diperiksanya, oleh karena itu, akuntan publik dapat memberikan berbagai pertimbangan dan saran kepada manajemen untuk memperbaiki hasil operasi perusahaan yang menggunakan jasanya.
5. JENIS –JENIS PERUSAHAN
5.1 Jenis perusahaan berdasarkan Bentuk Badan Hukum Perusahaan
6
Menurut Nuh, 2011: 3, (Adam, 2015) menyebutkan perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi atau distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. Bentuk perusahaan secara umum ada tiga macam yaitu:
a. Perusahaan Perorangan (sole proprietorship) adalah perusahaan yang dimiliki oleh satu orang. Pemiliki perusahaan biasanya merangkap juga sebagai manajer.
Perusahaaan perseorangan umumnya berupa perusahaan pengecer yang berskala kecil atau perusahaan jasa perorangan seperti misal praktik dokter, pengacara dan kantor- kantor akuntan.
b. Perusahaan Persekutuan (Partnership), adalah suatu organisasi perusahaan yang merupakan gabuangan dari berbagai orang (lebih dari satu orang pemilik) untuk menyelenggarakan usaha dengan menggunakan nama bersama. Para pemilik disebut sekutu atau partner. Secara hukum para sekutu mempunyai tanggung jawab penus atas utang-utang persekutuan, tetapi di lain pihak mereka mempunyai hak atas laba perusahaan. Persekutuan yang banyak dijumpai dalam dunia bisnis di Indonesia adalah Firma dan CV.
c. Perusahaan Perseroan (Corporation), adalah perusahaan yang ekuitasnya (modal) terdiri atas saham-saham. Setiap pemegang saham adalah pemilik perusahaan yang tanggung jawabnya terbatas sebesar saham yang dimilikinya. Ini berarti bahwa para pemegang saham secara pribadi tidak bertanggung jawab penuh atas seluruh utang perusahaan, melainkan hanya terbatas sebesar penyertaan saham nya dalam perusahaan tersebut. Itulah sebabnya organisasi perusahaan semacam ini disebut perseroan terbatas (PT).
5.2 Jenis Perusahaan Berdasarkan Kegiatan Utama Perusahaan
Jenis-jenis perusahaan menurut Niswonger, 1999:4 , Khusnaini (2014), Adam (2015) secara umum ada tiga macam yaitu:
a. Perusahaan perorangan (Proprietorsip),
Perusahaan perorangan adalah perusahaan yang dimiliki oleh perorangan, b. Perusahaan persekutuan (partnership),
perusahaan persekutuan adalah perusahaan yang dimiliki oleh dua atau lebih individu.
c. Perusahaan korporasi ( corporation).
7
Perusahaan korporasi atau perseroan adalah perusahaan yang dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah sebagai badan hukum yang terpisah. Kepemilikan dalam korporasi terbagi dalam lembar saham atau sero.
Berdasarkan jenis usaha Nuh, 2011,:3, Khusnaini (2014), Hery (2017), Soemarso (2004) membagi perusahaan kedalam :
1. Perusahaan Jasa, yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang menawarkan dan menjual jasa untuk mendapatkan keuntungan,
2. Perusahaan dagang, yaitu perusahaan yang bergerak dibidang membeli barang dagang dan menjual kembali barang tersebut tanpa mengolah nya kembali dan untuk mendapat keuntungan.
3. Perusahaan Industri/manufaktur, yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang mengolah bahan baku menjadi barang jadi yang kemudian dijual untuk mendapatkan keuntungan.
Reviu:
Kasus 1: Sebutkan pengertian akuntansi? dan berikan contoh penerapan akuntansi dalam dunia kerja!
Kasus 2 : Sebutkan bentuk-bentuk perusahaan dan beri contoh.
Kasus 3 : Sebutkan pengguna laporan keuangan
Kasus 4 : Menurut Saudara, apakah laporan keuangan berguna bagi kita? berikan alasan dan contohnya dalam penerapandi kehidupan sehari-hari
8
BAB 2 MENGENAL AKUN, TERMINOLOGI DAN KONSEP DASAR AKUNTANSI
1. PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI
Prinsip – prinsip akuntansi yang digunakan oleh akuntan dalam neyusun laporan keuangan adalah menggunakan prinsip akuntansi yang berlaku umum, Niswonger, 1999:12 menyebutkan bahwa akuntansi terdiri atas konsep berikut ini: Konsep entitas usaha, memandang entitas atau perusahaan atau organisasi yang berdiri sendiri, terpisah dari pemilik, kreditor atau organisasi lain. Dengan demikian harta perusahaan harus dipisahkan dengan harta pribadi. Konsep Obyektif, mengharuskan pembelian aset tetap dan jasa oleh perusahaan dicatat berdasarkan biaya atau harga perolehan actual, dan mengharuskan pencatatan dan pelaporan akuntansi didasarkan pada bukti-bukti yang objektif. Konsep unit pengukuran mengharuskan data ekonomi dicatat dalam satuan mata uang.
2. MENGENAL TRANSAKSI DAN AKUN
Transaksi merupakan setiap kejadian yang terjadi di dalam aktivitas perusahaan yang dapat diukur dengan satuan moneter dan memiliki bukti transaksi yang sah. Transaksi Keuangan yaitu semua kejadian yang menyangkut unit organisasi yang dapat diukur dalam satuan uang dan berpengaruh terhadap kekayaan organisasi (perusahaan). Ketika pemilik menyerahkan kendaraan atau rumah yang dapat digunakan untuk operasional dan menjadi hak milik perusahaan, kejadian tersebut termasuk transaksi keuangan, yaitu transaksi modal (Adam, 2015). Bukti transaksi merupakan sumber data otentik yang digunakan oleh perusahaan dalam satuan moneter untuk mengetahui apa saja yang telah terjadi di perusahaan dan sebagai sumber informasi untuk diproses pada tahapan - tahapan dalam proses akuntansi.
TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan prinsip-prinsip akutansi 2. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan mengenai akun
3. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan mengenai kelompok akun dan perkiraan.
9
Akun adalah daftar atau tempat yang digunakan untuk mencatat dan menggolongkan tiap-tiap transaksi yang mengakibatkan perubahan-perubahan pada harta, utang, modal, pendapatan, dan biaya. Tiap-tiap jenis harta, utang, modal, pendapatan dan beban disediakan sebuah akun tersendiri. Dengan demikian banyaknya akun yang diperlukan oleh setiap perusahaan berlainan dengan perusahaan lain, yaitu disesuaikan dengan kebutuhan (Mi’roji, 2016). Nuh, 2011:34-36 membagi transaksi kedalam beberapa kelompok yakni :
a. Assets (Aset) adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan.
b. Liabilities (Liabilitas) adalah utang perusahaan kepada pihak lain yang harus segera dibayar
c. Owner’s Equity (Ekuitas Pemilik) adalah hak para pemilik perusahaan yang ditanamkan dalam perusahaan. Pencatatan ekuitas dalam balance sheet tergantung bentuk perusahaan.
Untuk perusahaan perseorangan dicatat ekuitas disertai dengan nama pemiliknya, sedangkan perusahaan perseroan ditulis ekuitas saham dan laba tak dibagi,
d. Pendapatan adalah : Aliran penerimaan Kas atau harta lain yang diterima dari konsumen sebagai hasil penjualan barang atau pemberian Jasa,
e. Biaya/Beban adalah : Harga pokok barang yang dijual dan Jasa-jasa yang dikonsumsi untuk menghasilkan pendapatan,
f. Laba (atau Rugi) adalah : Selisih lebih (atau Kurang) antara pendapatan dengan biaya/beban.
Aset dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Aset lancar (Current Asset’s) adalah aset yang paling mudah untuk dikonversikan dalam bentuk uang tunai dan pemanfaatannya dalam jangka pendek atau dalam masa 1 tahun. Masuk dalam kelompok adalah kas (cash), investasi jangka pendek (marketable securities), piutang usaha (Accounts Receivable), Piutang Wesel (Notes Receivable), Perlengkapan (Supplies), Biaya-Biaya dibayar dimuka (Prepaid Expenses), Persediaan (Inventory).
2) Aset tetap berwujud (Tangible fixed Asset’s), merupakan kelompok harta berwujud yang dimiliki oleh perusahaan dan digunakan untuk operasional perusahaan serta pemanfaatannya lebih dari 1 tahun. Masuk dalam kelompok harta ini adalah Peralatan (Equipment), gedung (Building), tanah (Land) dan Mesin (Machine) dan lain-lain. Aset ini akan dicatat sebesar nilai perolehannya.
3) Aset tetap tidak berwujud (Intangible Fixed Asset’s), merupakan kelompok harta yang tidak memiliki bentuk fisik yang dapat dilihat namun memiliki masa manfaat lebih dari 1 tahun. Masuk dalam kelompok aset ini adalah Goodwill, Hak Paten (Patent),
10
Merek Dagang (Trade Mark), Royalti (Royalty), dan lain-lain. Aset ini akan dicatat sebesar nilai perolehannya.
4) Investasi jangka panjang (long term investment), merupakan jenis harta yang berasal dari pembelian surat-surat berharga dari perusahaan lain baik berupa saham maupun obligasi dan kepemilikan tersebut lebih dari 1 tahun.
5) Harta Lain-lain, yaitu harta yang tidak dapat dikelompokan pada kriteria diatas.
Misalnya mesin yang tak terpakai, tanah yang tidak dijadikan tempat usaha (Mi’roji, 2016)
Kewajiban dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kewajiban jangka pendek (short term liabilities), merupakan kewajiban yang harus segera dilunasi dalam jangka waktu 1 tahun. Masuk dalam kelompok kewajiban ini adalah utang usaha (accounts payable), utang wesel (notes payable), pendapatan- pendapatan diterima dimuka (Unearned Revenues) utang gaji (salaries payable) dana lain-lain,
2. Kewajiban jangka panjang (long term liabilities) merupakan kewajiban yang masa pelunasannya lebih dari 1 tahun. Masuk dalam kelompok ini adalah utang bank jangka panjang (loan bank), utang hipotek (mortgage debt), utang obligasi (bond debt) dan lain-lainnya.
Modal (capital/equity) sesuai dengan definisinya dapat dikelompokkan kedalam modal pemilik, modal sekutu, modal saham (capital stock), prive (drawing), laba ditahan (retain earning) dan lain-lain.
Pendapatan sesuai jenis usaha dapat dikelompokkan atas pendapatan jasa (service income), penjualan (sales) dan pendapatan lain-lain (other income) misal pendapatan Bungan bank (interest expense).
Beban dapat dikelompokkan pada beban administrasi dan umum, beban penjualan dan beban lain-lain. Beban adminsitrasi dan umum adalah beban yang dikeluarkan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Masuk dalam kelompok ini adalah beban gaji bagian administrasi dan umum (general and administration salary expense), beban perlengkapan (supply expense), beban penyusutan (depreciation expense), beban sewa kantor (rent expense), beban asuransi (insurance expense) dan lain-lain. Beban penjualan merupakan beban-beban yang dikeluarkan untuk mendukung aktivitas penjualan dan promosi. Masuk dalam kelompok beban ini adalah gaji bagian penjualan (sales salary expense), beban iklan (advertising expense) dan lain-lain. Sedangkan beban lain-lain adalah beban yang tidak
11
termasuk kedalam beban administrasi dan umum serta beban penjualan. Masuk dalam kelompok ini adalah beban bunga bank, dan lain-lain.
2.1 Bagan Akun (Chart of Account)
Menurut (Hery, 2017a) akun adalah catatan akuntansi mengenai kenaikan atau penurunan saldo dari masing-masing aset, kewajiban dan ekuitas. Menurut Nuh, 2011:36 bagan akun menjabarkan daftar akun didalam buku besar yang sering disebut bagan akun (Chart of Account). Urutan akun dalam bagan akun harus sesuai dengan urutan pos-pos dalam laporan posisi keuangan (statement of financial position) dan perhitungan laba-rugi (income statemet). Untuk mempermudah pencatatan, akun umumnya disusun sedemikian rupa dan diberi kode, agar lebih mudah mencarinya dan mendapatkannya kembali pada kelompoknya masing-masing (Mi’roji, 2016).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian kode akun, yaitu : a. Kode akun dibuat secara sederhana dan mudah untuk diingat;
b. Kode akun dalam penggunaannya harus konsisten;
c. Jika ada penambahan akun baru, usahakan jangan sampai mengubah kode yang sudah ada.
Menurut (Khusnaini, 2014) penggolongan akun bisa menggunakan dua metode, yaitu metode numerik dan metode memonik. Metode numerik adalah pemberian kode akun dengan memberikan kode berupa angka dan metode memonik adalah pemberian kode akun dengan menggunakan huruf. Pada buku ajar nya hanya kan membahasa pengkodean akun dengan menggunakan metode numeric karena pada prakteknya di lapangan menunjukkan bahwa metode numerik lebih sering digunakan. Menurut Nuh, 2011:36 penomoran pada akun diatur dengan ketentuan 1 untuk asset, 2 untuk liabilities, 3 untuk equitas, 4 untuk revenue, 5 untuk expenses. Contoh penyusunan nomor akun sebagai berikut:
a. Asset menggunakan angka pertama angka 1... s/d 199 b. Libilities menggunakan angka pertama angka 2…s/d 299 c. Owner’s Equity menggunakan angka pertama angka 3…s/d 399 d. Revenues menggunakan angka pertama angka 4…s/d 499 e. Expenses menggunakan angka pertama angka 5…s/d 599
Pada metode numeric, penomoran akun adalah dengan cara memberikan setiap akun suatu kode angka, yang biasanya terdiri dari satu digit atau lebih. Penomoran ini akan
12
semakin banyak digitnya jika perusahan memiliki banyak jenis transaksi. Berikut ini ilustrasi yang menunjukkan bagaimana penomoran akun diberikan:
Gambar 1 Pemberian Penomoran Akun
Contoh berikut ini menunjukkan bagaimana penomoran akun diberikan Table 1 Penomoran Akun
Kelompok Akun Riil Kelompok Akun Nominal
Harta Lancar /Current Assets (1…. s/d 12) 101 Kas (Cash)
102 Piutang Dagang (Accounts Receivable) 103 Perlengkapan (Supplies)
104 ………
Kewajiban Jangka Panjang/ Long Term Liabilities (22 s/d 299)
221 Utang Obligasi (Bonds Payable) 222 Utang Hipotek/Mortgage payable
Aset Tetap /Fixed Assets (12. s/d 199) 121 Peralatan (Equipment)
122 Akumulasi Penyusutan peralatan (Accumulated depreciation Equipment) 123 Mesin (Machinery)
124 Akumulasi Penyusutan Mesin
(Accumulated depreciation machinery)
Modal Pemeliki /Owner’s Equity (3.. s/d 399)
301 Modal Tuan Brave (Mr. Brave, Capital)
302 Prive Tuan Brave (Mr. Brave Drawing)
Kewajiban Jangka Pendek/ Short term liabilities ( 2… s/d 22)
201 Utang Dagang (Accounts payable) 202 Utang Gaji (Salaries Payable)
Pendapatan/ Revenues (4.. sd 499) 401 Pendapatan Jasa (Service revenue) 402 Pendapatan Lain-lain (Other revenue)
Beban/ Expenses (5.. s/d 599) 501 Beban Gaji (Salaries expense) 502 Beban Perlengakapan (upplies expenses) Sumber: diolah dari Nuh, 2011:36
Digit pertama
Digit kedua
Digit ketiga
Kelompok akun
Golongan Akun
Jenis Akun
13
3. MENGENAL ISTILAH DEBIT, KREDIT DAN SALDO
Dalam proses pencatatan akuntansi akan selalu dihadapkan pada proses debet dan kredit. Setiap akun yang nilai transaksinya diletakkan pada posisi kiri disebut didebit dan nilai akun yang nilai transaksinya dimasukkan ke sisi kanan disebut dikredit.
3.1 Proses Pendebetan
Mendebet atau pendebetan adalah meletakkan sejumlah angka pada posisi debet.
Mendebet tidak selalu berarti menambah, Bagi setiap PENAMBAHAN pada akun harta dan beban maka akan di DEBET, namun sebaliknya setiap PENGURANGAN pada akun Kewajiban, Modal dan Pendapatan akan di DEBET.
3.2 Proses Pengkreditan
Mengkredit atau pengkreditan adalah memasukkan sejumlah angka pada sosisi kredit.
Mengkredit tidak selalu berarti mengurangi. Bagi Akun kewajiban, modal, pendapatan akan di KREDIT setiap terjadi PENAMBAHAN, namun bagi akun harta dan beban akan di KREDIT setaip terjadi pengurangan.
Setiap transaksi akan dicatat sedemikian rupa sehingga jumlah debit akan selalu sama dengan jumlah kredit. Setipa Jumlah kenaikan yang tercatat dalam sebuah akun biasanya akan sama atau lebih besar dari pada jumlah penurunan yang tercatat dalam akun bersangkutan. Secara periodik semua nilai yang ada dalam sisi debit dan kredit sebuah akun dijumlahkan sehingga dapat ditentukan saldo akun. Ketentuan atau kaidah umum debit dan kredit yang berlaku ditetapkan untuk pencatatan akun-akun dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Peningkatan atau penurunan aset b. Peningkatan atau penurunan Kewajiban c. Peningkatan atau penurunan Ekuitas pemilik d. Peningkatan atau penurunan Pendapatan e. Peningkatan atau penurunan Beban f. Peningkatan atau penurunan Penarikan
14 3.3 Saldo Normal
Menurut (Khusnaini, 2014) saldo normal atau posisi saldo sebuah akun adalah posisi dasar suatu akun, apakah di debit atau di kredit. Dari penjelasan diaras maka dapat disimpulan bahwa saldo normal dari setiap akun biasanya diindikasikan oleh sisi akun (debit atau kredit) yang mengalami kenaikan. Analisis transaksi dilakukan dengan menentukan apakah:
1. Akun Aset, kewajiban, ekuitas pemilik, pendapatan, atau beban terpengaruh oleh transaksi yang dilakukan
2. Akun-akun yang terpengaruh mengalami kenaikan atau penurunan akibat transaksi yang terjadi tersebut.
3. Setiap kenaikan atau penurunan tersebut dicatat sebagai debit atau kredit.
Dengan demikian saldo normal tiap-tiap akun/perkiraan dapat dijabarkan sebagai berikut:
Table 2 Penomoran dan Mutasi Akun
Penomoran Akun Kelompok Akun Bertambah Berkurang Saldo Normal
1 AKUN HARTA DEBIT KREDIT DEBIT
2 AKUN HUTANG KREDIT DEBIT KREDIT
3 AKUN EKUITAS KREDIT DEBIT KREDIT
4 AKUN PENDAPATAN KREDIT DEBIT KREDIT
5 AKUN BEBAN DEBIT KREDIT DEBIT
Sumber: diolah dari (Dwi Martani, Silvia Veronica Siregar, Ratna Wardhani, Aria Farahmita, 2017)
4. KELOMPOK AKUN/PERKIRAAN
Secara umum terdapat 2 (dua) kelompok akun/perkiraan yaitu akun riil/permanen dan akun nominal/sementara.
4.1 Akun-akun Permanen (Akun Riil)
Akun-akun riil atau biasa disebut akun posisi keuangan merupakan akun-akun yang terdapat dalam laporan posisi keuangan yaitu Aset, Utang dan Modal. Akun ini secara langsung menyatakan posisi saldo keuangan pada laporan posisi keuangan, sehingga pada akhir periode akan disusun kembali neraca saldo akhir yang akan menjadi saldo awal pada periode akuntansi berikutnya.
15 4.2 Akun-akun Sementara (Akun Nominal)
Akun nominal/ sementara atau biasa akun laba-rugi merupakan akun-akun yang terdapat dalam laporan laba-rugi yaitu akun Pendapatan dan akun Beban. Untuk Akun-akun nominal ini pada akhir periode akuntansi harus ditutup sehingga saldonya nol pada awal periode akuntansi. Secara sederhana penjabaran kedua akun ini terlihat sebagai berikut:
Table 3 Kelompok Akun
Akun Rill Akun Nominal
Harta (Asset’s)
Kewajiban (Liabilities) Modal (Capital)
Pendapatan (Income, Revenue, Sales) Beban (Expense)
16 REVIU
1. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip akuntansi.
2. Sebutkan dan jelaskan apa itu akun, kelompok akun 3. Sebutkan dan jelaskan apa itu perkiraan
4. Berikan 5 contoh akun dan saldo normalnya 5. Jelaskan mengapa chart of account perlu dibuat
Kasus 1
Berdasarkan data di bawah ini, kelompokkan masing-masing akun/perkiraan ke dalam kelompok akun riil dan kelompok akun nominal.
1. Penjualan 2. Kas
3. Utang Sewa 4. Beban Iklan 5. Modal
6. Piutang Dagang 7. Beban Bunga 8. Peralatan Mesin 9. Beban Penyusutan
10. Beban Gaji Bagian Administrasi 11. Perlengkapan Kantor
12. Beban Asuransi 13. Beban Pajak 14. Utang Pajak
15. Sewa Dibayar Di Muka
16. Beban Listrik, Air dan Telepon 17. Piutang Bunga
18. Persediaan
19. Beban Sewa Kantor
20. Beban Gaji Pegawai Penjualan 21. Pendapatan Bunga
17 Kasus 2:
Berdasarkan kasus 1 diatas, susunlah mutasi dan saldo normal akun-akun tersebut?
Kasus 3
Silahkan Analisis transaksi berikut ini, perkiraan-perkiraan apa saja yang terpengaruh?
1. Pembelian aset tetap dengan tunai sebesar $ 500,- 2. Penjualan aset tetap dengan cicilan sebesar $ 400,- 3. Pelunasan Utang Dagang sebesar $ 300,-
4. Pembelian Aset secara kredit sebesar $ 250,-
5. Penjualan barang dagang secara kredit sebesar $ 100,- 6. Pembayaran biaya gaji pegawai sebesar $ 200,-
7. Penjualan barang dagangan dengan tunai sebesar $ 1.000,- 8. Penambahan investasi modal oleh pemilik sebesar $ 250,- 9. Pengambilan kas oleh pemilik sebesar $ 50,-
Silahkan tulis jawaban, menggunakan lembar jawaban ini.
Jawab:
1. Debet : ………
Kredit : ………
2. Debet : ………
Kredit : ………
3. Debet : ………
Kredit : ………
4. Debet : ………
Kredit : ………
18
5. Debet : ………
Kredit : ………
6. Debet : ………
Kredit : ………
7. Debet : ………
Kredit : ………
8. Debet : ………
Kredit : ………
9. Debet : ………
Kredit : ………
19
BAB 3 MENGENAL LAPORAN KEUANGAN
1. PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN
Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 1 (revisi 2009) yang diterbitkan oleh (IAI, 2016), bahwa yang dimaksud dengan Laporan Keuangan (Financial Statement) adalah laporan yang terdiri dari laporan laba rugi (Income Statement), laporan perubahan modal (Capital Statement), laporan Posisi Keuangan Statement of Financial Position) pada akhir periode, Laporan Arus Kas selama Periode (Cash Flow) dan catatan atas laporan keuangan (Notes Of financial Statement).
2. JENIS-JENIS LAPORAN KEUANGAN
Sesuai pengertian diatas maka laporan keuangan dapat dibagi dalam 5 jenis yang terdiri dari laporan laba-rugi, laporan perubahan modal, laporan posisi keuangan, laporan arus kas dan laporan catatan atas laporan keuangan. Berikut akan dibahas satu persatu tentang jenis- jenis laporan keuangan terssebut:
2.1 Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan laba rugi merupakan ikhtisar dari pendapatan (revenue) dan beban-beban (expense) untuk suatu periode waktu atau masa tertentu, misalnya sebulan atau setahun.
Laporan ini menunjukan hasil usaha atau kinerja perusahaan pada kurun waktu tertentu (Khusnaini, 2014). Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan- pendapatan dan beban-beban pada akhir periode akuntansi serta selisih laba atau rugi.
Pendapatan yang dimaksud di sini adalah penghasilan yang diperoleh perusahaan selama satu periode. Sedangkan pendapatan itu sendiri ada dua macam yaitu pendapatan yang benar- TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan mengenai laporan keuangan 2. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis laporan keuangan 3. Mahasiswa mampu memahami isi dari tiap laporan keuangan.
20
benar merupakan pendapatan pokok (usaha) dan pendapatan yang bukan merupakan pendapatan pokok (usaha). Pendapatan pokok disebut pendapat usaha sedangkan pendapatan yang bukan berasal dari penghasilan pokok disebut pendapatan non usaha. Beban yang dimaksud disini adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan selama satu periode akuntansi. Beban itu sendiri ada dua macam yaitu beban yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan pokok yang disebut beban usaha, sedangkan beban yang dikeluarkan bukan untuk mendapatkan penghasilan pokok disebut beban non usaha (Nuh, 2011:7). Berikut contoh laporan laporan laba rugi
A. Perusahaan Jasa.
Table 4 Laporan laba rugi perusahaan jasa Bengkel Berjaya
Laporan Laba Rugi (Income Statement) Untuk Periode Yang Berakhir, 31 Januari 2015
Pendapatan:
Pendapatan jasa Rp. xxxxxx
Beban Operasional:
Beban gaji Rp xxxxxx
Beban perlengkapan xxxxxx
Beban penyusutan peralatan xxxxxx Beban iklan xxxxxx Beban listrik xxxxxx (+)
Total beban operasional Rp. xxxxxx (-)
Pendapatan Bersih Rp. xxxxxx,-
B. Perusahaan dagang.
Perbedaan laporan laba rugi perusahaan dagang dengan perusahaan manufaktur terletak pada akun pendapatan menjadi akun penjualan (sales) dan munculnya harga pokok penjualan (cost of goods sold). Sedangkan pada laporan laba rugi perusahaan jasa tidak ditemukan perhitunga harga pokok penjualan, karena barang yang dijual
PENDAPATAN JASA
BEBAN
21
adalah jasa yang tidak berwujud serta tidak memiliki harga pokok. Berikut laporan laba rugi perusahaan dagang.
Table 5 Laporan laba rugi perusahaan dagang UD Berjaya
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Januari 2015
Penjualan Rp. xxxxxx
Retur Penjualan Rp. xxxx
Potongan Penjualan xxxx+
(xxxxxx)
Penjualan bersih xxxxx
Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal xxxx
Pembelian xxxx
Transport masuk xxxx+
Total pembelian xxxx
Retur pembelian (xxx)
Potongan pembelian (xxx)
Pembelian Bersih xxxx+
Harga pokok penjualan xxxx
Persediaan akhir xxxx -
Harga pokok penjualan xxxxxx-
Laba kotor xxxxxx
Beban Operasional:
Beban gaji Rp xxxxxx
Beban perlengkapan xxxxxx Beban penyusutan peralatan xxxxxx Beban listrik xxxxxx (+)
Total beban operasional Rp. xxxxxx (-)
Pendapatan sebelum bunga dan pajak Rp. xxxxxx,-
Pada perusahaan dagang terdapat perhitungan harga pokok penjualan
pada laporan laba rugi
BEBAN Pendapatan pada
perusahaan dagang berasal dari penjualan
22 C. Perusahaan Manufaktur
Laporan laba rugi perusahaan dagang pada dasarnya sama dengan perusahaan manufaktur namun perbedaan nya terletak pada format perhitungan harga pokok penjualan. Perbedaan tersebut terlihat sebagai berikut:
Table 6 Perbedaan harga pokok perusahaan dagang dan perusahana manufaktur
Perusahaan Dagang Perusahaan Manufaktur
Harga pokok penjualan
Persediaan awal xxxx Pembelian bersih xxxx + Barang tersedia untuk dijual xxxx Persediaan akhir (xxxx) Harga pokok penjualan xxxx
Harga pokok penjualan
Persediaan produk jadi awa xxxx Harga pokok produksi xxxx+
Barang tersedia untuk dijual xxxx Persediaan produk jadi akhir (xxxx) Harga pokok penjualan xxxxx
Sedangkan untuk akun-akun lainnya, pada laporan laba rugi baik perusahaan dagang maupun perusahaan jasa perlakuannya sama. Dimulai dari perhitungan penjualan, kemudian perhitungan harga pokok penjualan ( harga pokok sesuai dengan jenis perusahaan) dan diakhiri dengan perhitungan beban.
2.2 Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)
Laporan perubahan modal merupakan ikhtisar dari perubahan-perubahan dalam ekuitas atau modal yang terjadi selama periode waktu atau masa tertentu, misalnya sebulan atau setahun(Khusnaini, 2014). Laporan perubahan modal adalah laporan yang menunjukkan perubahan modal awal dengan adanya tambahan modal baru, laba (menambah) modal atau rugi (mengurangi) modal dan prive (untuk perusahaan perseorangan) atau deviden (untuk perusahaan perseroan) (Nuh, 2011:7).
Laporan perubahan modal pada dasarnya pada perusahaan jasa dan perusahaan dagang tidak ada beda nya, namun perbedaan laporan perubahan modal akan terlihat dari bentuk badan hukum perusahaan yang dimiliki, seperti perusahaan perseorangan akan memiliki laporan perubahan modal yang berbeda dengan perusahaan persekutuan maupun perusahaan perseroan. Perbedaan disebabkan pada perbedaan susunan modal, dimana
23
perusahaan perseorangan merupakan pemilik modal pribadi, sedangkan persekutuan terdiri dari beberapa pemilik modal dan perseoran modal terdiri atas modal saham. Berikut dibawah ini contoh laporan perubahan modal pada beberapa perusahaan:
A. Perusahaan Perseorangan
Pada perusahaan perseorangan, laporan perubahan modal hanya menyajikan susunan perubahan modal pemilik saja, sehingga biasanya pada laporan tersebut nama pemilik disertakan di depan kata “Modal”
Table 7 Laporan perubahan modal perusahaan perseorangan Bengkel Berjaya
Laporan Perubahan Modal
Untuk Periode Yang Berakhir, 31 Januari 2015
Modal Tuan N awal Rp. xxxxxxxx
Ditambah:
Tambahan Investasi Rp xxxxxxxx
Laba bersih xxxxxxxx
Dikurangi:
Prive (xxxxxxxx) +
Rp. xxxxxxxx (+)
Modal Tuan N akhir Rp. xxxxxxxx
B. Perusahaan Perseroan
Pada perusahaan persekutuan laporan perubahan modal akan disusun sesuai dengan banyaknya sekutu yang menyertakan modal pada perusahaan. sehingga laporan perubahan modal akan terlihat sebagai berikut:
Modal Awal Penambahan
investasi + laba bersih - pengambilan
pribadi
24
Table 8 Laporan perubahan modal perusahaan persekutuan CV Berjaya
Laporan Perubahan Modal
Untuk Periode Yang Berakhir, 31 Januari 2015
Modal Tuan A Modal Tuan B
Modal awal Rp. xxxxxx Rp. xxxxxx
Ditambah:
Investasi Rp xxxxxx Rp xxxxxx
Laba bersih Rp.xxxxxx Rp xxxxxx
Dikurangi:
Prive Rp. (xxxxxx) Rp (xxxxxx)
Modal akhir Rp. xxxxx Rp xxxxxx
C. Perusahaan Perseroan
Pada perusahaan perseoran perbedaan paling mendasar adalah adanya perbedaan struktur modal dikarenakan modal yang diperoleh merupakan modal dari penjualan saham. Saham adalah bukti kepemilikan pihak ketiga terhadap perusahaan dimana pihak ketiga akan memperoleh keuntungan berupa pembayaran deviden oleh perusaan. dengan demikian laporan perubahan modal tidak lagi menyajikan tentang modal pemilik namun berganti akun menjadi laba ditahan (retained earning) sebagai mana terlihat dibawah ini:
Table 9 Laporan perubahan modal perusahaan perseroan PT. Berjaya
Laporan Laba Ditahan
Untuk Bulan Yang berakhir 31 Januari 2015
Laba ditahan awal Rp xxxxx
Laba bersih Rp. xxxxx
Dividen (xxxxx)
Penambahan laba Rp. xxxxx (+)
Laba ditahan akhir Rp. xxxxxx
PERBEDAAN:
Perhatikan dalam laporan perubahan modal perusahaan persekutuan, modal disusun sesuai dengan banyaknya sekutu yang menyertakan modal.
Akun modal diubah menjadai akun laba ditahan
Akun prive berganti akun deviden
25
2.3 Laporan Posisi Keuangan (Statement of Financial Position)
Laporan posisi keuangan merupakan suatu daftar yang menunjukan posisi keuangan yang terdiri dari aset, utang (liabilities), dan modal (ekuitas) pada tanggal tertentu, biasanya pada penutupan bulan atau tahun tertentu (Khusnaini, 2014). Dahulu laporan posisi keuangan dikenal dengan sebutan neraca. Laporan posisi keuangan, merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada satu periode akuntansi (Nuh, 2011:12).
Laporan posisi keuangan terdiri dari 1) Harta (Assets), 2) Kewajiban (Liabilities) dan 3) Modal (Capital/Equity). Adapun laporan posisi keuangan dapat disusun dalam dua bentuk yaitu: a) Bentuk Skontro/T account/sebelah menyebelah, dan b) Bentuk Staffel/Laporan/
bentuk lurus. Berikut dibawah ini contoh laporan posisi keuangan bentuk skontro : A. Perusahaan perseorangan (jasa)
Pada perusahaan perseorangan jasa laporan posisi keuangan hanya berisi aset (aset lancar tanpa persediaan + aset tetap) diposisi kiri, dan kewajiban+modal di posisi kenan, berikut contoh laporan posisi keuangan perusahaan jasa
Table 10 Laporan posisi keuangan perusahan jasa Bengkel Berjaya
Laporan Posisi Keuangan Per, 31 Januari 2015
HARTA
HARTA LANCAR
Kas Rp. xxxxxxxx Piutang dagang xxxxxxxx Perlengkapan xxxxxxxx (+) Total harta lancar Rp. xxxxxxxx
HARTA TETAP
Peralatan Rp. xxxxxxx Akumulasi depresiasi peralatan (xxxxxxx)+
Total Harta tetap Rp. xxxxxxxx
Total Harta Rp. xxxxxxxx,-
KEWAJIBAN DAN MODAL KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Hutang Dagang Rp. xxxxxxxx Hutang gaji xxxxxxxx Hutang pajak xxxxxxxx + Total kewajiban lancar xxxxxxxx KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Hutang obligasi xxxxxxxx TOTAL KEWAJIBAN xxxxxxxx MODAL
Modal Tuan N Rp. xxxxxxxx Total Modal dan Kewajiban Rp. xxxxxxxx Posisi kiri laporan di isi
dengan Kelompok Harta (Assets)
Posisi kanan laporan di isi dengan Kelompok kewajiban (Liabilities)
dan Modal (capital)
26 B. Perusahaan Perseorangan (dagang)
Pada perusahaan perseorangan dagang pada laporan posisi keuangan terdapat perbedaan dalam susunan aset lancar yakni munculnya akun PERSEDIAAN sesuai dengan aktivitas perusahaan yang membeli dan menjual barang sebagai aktivitas utama perusahaan.
Table 11 Laporan posisi keuangan perusahaan dagang UD Berjaya
Laporan Posisi Keuangan Per 31 Januari 2015
HARTA Harta Lancar
Kas Rp. xxxxxxxx Piutang dagang xxxxxxxx Perlengkapan xxxxxxxx Persediaan xxxxxxxx(+) Total Harta Lancar Rp. xxxxxxxx Harta Tetap
Peralatan Rp. xxxxxx Akumulasi penyusutan peralatan (xxxxxx)+
Total Aset Tetap Rp. xxxxxxxx
Total Harta Rp. xxxxxxxx,-
Kewajiban dan Modal Kewajiban:
Utang dangan Rp. xxxxxxxx
Modal Pemilik
Modal Tuan “N” Rp. xxxxxxxx
Total Modal dan Kewajiban Rp. xxxxxxxx
C. Perusahaan Manufaktur
Pada perusahaan manufaktur perbedaan paling mendasar adalah pada timbulnya 3 jenis persediaan pada aset lancar. Persediaan tersebut terdiri dari:
a. Persediaan bahan baku (raw material)
b. Persediaan barang dalam proses (work in process)
Untuk perusahaan dagang muncul akun persediaan yang tidak terdapat
pada perusahan jasa
27 c. Persediaan produk jadi (finishing goods)
Perusahaan manufaktur bisa berskala besar dengan badan hukum perseroan bisa juga usahanya meliputi industri kecil dan menengah. Berikut ini contoh laporan posisi keuangan perusahan manufaktur yang berbentuk badan hukum perseroan.
Table 12 Laporan posisi keuangan perusahaan manufaktur PT Berjaya
Lapora Posisi Keuangan Per 31 Januari 2015 HARTA
Harta Lancar:
Kas Rp. xxxxxxxx Piutang Dagang xxxxxxxx Perlengkapan xxxxxxxx Persediaan bahan baku xxxxxxxx Persediaan bahan dalam proses xxxxxxxx Persediaan produk jadi xxxxxxxx + Total Harta Lancar Rp. xxxxxxxx Aset Tetap
Peralatan Rp. xxxxxx Akumulasi penyusutan peralatan (xxxxxx)+
Total Aset Tetap Rp. xxxxxxxx
Total Aset Rp. xxxxxxxx,-
Kewajiban dan Modal Kewajiban:
Hutang Dagang Rp. xxxxxxxx
Modal:
Modal Saham Rp. xxxxxxxx Laba Ditahan Rp. xxxxxxxx +
Total Kewajiban dan Modal Rp. xxxxxxxx
D. Perusahaan Persekutuan
Pada perusahaan persekutuan perbedaan terdapat pada komposisi modal di sisi kana, dimana modal akan disajikan sebanyak sekutu yang menyertakan modal nya pada perusahaan persekutuan. Berikut contoh laporan posisi keuangan untuk perusahaan berbadan hukum persekutuan.
PERHATIKAN:
Terdapat tiga jenis persediaan pada perusahaan manufaktur/ industri
28
Table 13 Laporan posisi keuangan perusahaan persekutuan CV Berjaya
Laporan Posisi Keuangan Per 31 Januari 2015
HARTA Harta:
Kas Rp. xxxxxxxx Piutang Dagang xxxxxxxx Perlengkapan xxxxxxxx Persediaan xxxxxxxx(+) Total Harta Lancar Rp. xxxxxxxx Harta Tetap:
Peralatan Rp. xxxxxx Akumulasi penyusutan peralatan (xxxxxx)+
Total aset tetap Rp. xxxxxxxx
Total harta Rp. xxxxxxxx,-
Kewajiban dan modal Kewajiban:
Hutang dagang Rp. xxxxxxxx
Modal :
Modal Tuan A Rp. xxxxxxxx Modal Tuan B Rp. xxxxxxxx+
Kewajiban dan Modal Rp. xxxxxxxx
A. Perusahaan Perseoran
Pada perusahaan perseoran (PT) terdapat perbedaan paling mendasar diatara perusahaan perseorangan serta persekutuan, perbedaan mendasar tersebut terdapat pada kelompok modal karena modal disajikan atas modal saham (capital stock) bukan modal pemilik. Disamping timbulnya modal saham, pada kelompok modal juga disajikan laba ditahan (retained earning). pada beberapa perusahaan modal saham biasanya terdiri atas bebeapa jenis saham, Berikut contoh laporan posisi keuangan untuk perusahaan berbadan hukum perseroaan.
.
PERHATIKAN:
Pada kelompok Modal, modal disajikan sebanyak sekutu yang menyertakan modal
29
Table 14 Laporan posisi keuangan perusahaan perseroan PT Berjaya
Laporan Posisi Keuangan Per Januari 2015
HARTA Harta Lancar:
Kas Rp. xxxxxxxx Piutang dagang xxxxxxxx Perlengkapan xxxxxxxx Persediaan xxxxxxxx(+) Total Harta Lancar Rp. xxxxxxxx Harta Tetap:
Peralatan Rp. xxxxxx Akumulasi penyusutan peralatan (xxxxxx)+
Total Harta Tetap Rp. xxxxxxxx +
Total Harta Rp. xxxxxxxx,-
Kewajiban dan Modal Kewajiban:
Hutang Dagang Rp. xxxxxxxx
Modal:
Modal saham Rp. xxxxxxxx Laba ditahan Rp. xxxxxxxx +
Kewajiban dan Modal Rp. xxxxxxxx
2.4 Laporan Arus Kas (Cash Flow)
Laporan arus kas merupakan ikhtisar dari penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari aktivitas operasional, investasi dan financing untuk suatu periode waktu atau masa tertentu (Khusnaini, 2014). Arus kas menunjukkan 3 bagian yaitu 1) kegiatan operasi, 2) kegiatan investasi, 3) kegiatan financing/pendanaan. Informasi tersebut bila digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lain akan membantu para investor, kreditor, dan pihak lain dalam menilai profitabilitas dan solvabilitas dari suatu usaha tersebut (kemampuan untuk membayar utang masa berjalan yang jatuh tempo lebih dari satu tahun). Terdapat 2 metode dalam penyusunan laporan arus kas yaitu metode langsung (direct method) dan metode tidak langsung (indirect method). Dalam PSAK disarankan lebih baik menggunakan metode langsung (Nuh, 2011:12).
PERHATIKAN:
Pada kelompok Modal, modal yang disajikan adalah modal saham dan laba ditahan
30
Untuk laporan arus kas, tidak ada perbedaan penyusnnan laporan untuk perusahaan perseorangan, persekutuan maupuan perseoran. Berikut ini contoh laporan arus kas pada perusahaan dengan menggunakan metode tidak langsung:
Table 15 Laporan arus kas Bengkel Berjaya Laporan Arus Kas
Untuk Bulan Yang Berakhir 31 Januari 2015
Arus Kas dari aliran operasional:
a. Penerimaan kas dari langganan penjualan tunai Rp. xxxxxxxx b. Penerimaan kas dari langganan dan debitur Rp xxxxxxxx c. Pengeluaran kas untuk pembelian perlengkapan Rp.(xxxxxxxx) d. Pengeluaran kas untuk beban listrik dan iklan Rp.(xxxxxxxx) e. Pengeluaran kas untuk beban gaji Rp.(xxxxxxxx)
Arus kas bersih dari kegiatan operasional Rp xxxxxxx
Arus Kas dari aliran investasi:
f. Pengeluaran kas untuk pembelian peralatan Rp.(xxxxxxx)
Arus Kas dari aliran pendanaan:
g. Penerimaan kas dari pemilik modal sebagai investasi Rp. xxxxxxx h. Pengambilan kas untuk keperluan pribadi pemilik Rp.(xxxxxxx)
Arus kas bersih dari kegiatan pendanaan Rp. xxxxxxx
Penambahan dari arus kas Rp. xxxxxxx
Saldo kas per 1 Januari 2015 Rp xxxxxxx
Saldo kas bersih per 31 Januari 2015 Rp. xxxxxxx
2.4.1 Arus kas dari Kegiatan Operasi
Nuh: 2011:12 mengklasifikasi arus kas dalam 3 kegiatan yakni kegiatan operasi, kegiatan investasi dan kegiatan pendanaan. Arus kas dari kegiatan operasi, yang mencakup transaksi
Aliran kas dari kegiatan Investasi
Aliran kas dari kegiatan Pendanaan
Aliran kas dari kegiatan operasional
31
kas yang dimasukkan dalam penentuan laba bersih, yang mempengaruhi asset lancar dan utang jangka pendek misalnya:
1. Penerimaan Kas dari penjualan tunai 2. Penerimaan kas dari langganan (piutang) 3. Pengeluaran untuk membayar utang langganan 4. Pengeluaran untuk membayar utang jangka pendek 5. Pengeluaran untuk pembelian perlengkapan
6. Pengeluaran untuk membayar biaya-biaya lain seperti biaya iklan, biaya gaji, biaya listrik, dan lain-lain.
2.4.2 Arus Kas dari Kegiatan Investasi
Arus kas dari kegiatan investasi yang mencakup transaksi kas yang dimasukkan dalam kaitannya dengan investasi jangka panjang/asset tetap, misalnya:
1. Penerimaan hasil penjualan tanah 2. Penerimaan hasil penjualan gedung 3. Penerimaan hasil penjualan peralatan 4. Pengeluaran untuk pembelian peralatan 5. Pengeluaran untuk pembelian gedung 6. Pengeluaran untuk pembelian tanah 7. Dan lain-lain.
2.4.3 Arus Kas dari Kegiatan pendanaan.
Arus kas dari kegiatan pendanaan, yang mencakup transaksi kas yang dimasukkan dalam kaitannya dengan peminjaman uang jangka panjang dan investasi kas pemilik perusahaan, misalnya:
1. Penerimaan dari penambahan investasi 2. Penerimaan hasil penjualan saham 3. Penerimaan hasil penjualan obligasi 4. Penerimaan hasil pinjaman jangka panjang 5. Pengeluaran untuk penarikan keperluan pemilik.
6. Pengeluaran untuk penarikan saham 7. Pengeluaran untuk penarikan obligasi
8. Pengeluaran untuk pembayaran hutang jangka panjang dan lain-lain.
32
2.5 Catatan atas Laporan Keuangan (Notes of Financial Statement)
Catatan atas laporan keuangan yaitu berupa informasi baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan yang bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang kebijakan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan, rincian pos pos laporan keuangan, penjelasan kontrak-kontrak utang perusahaan dan lain-lain (Khusnaini, 2014).
Catatan atas laporan keuangan berisi catatan-catatan penting terkait laporan keuangan berisi perubahan-perubahan kebijakan akuntansi misal perubahan metode pencatatan yang dilakukan pada penyusutan, metode pencatatan dan penilaian persediaan atau catatan atas perubahan kebijakan yang dilakukan perusahaan baik dalam pencatatan akuntansi, penyajian maupun reklasifikasi akun dan perubahan-perubahan lain yang esensial berikut proses transaksi menjadi Laporan Keuangan.
Menurut PSAK catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan itu sendiri. Laporan catatan atas laporan keuangan terdiri dari beberapa bagian yakni:
a. Umum
Bagian umum ini berisi informasi tentang identitas perusahaan yang terdiri dari informasi pendirian dan informasi umum perusahaan, informasi mengenai tanggal berdiri perusahaan, tempat dan kedudukan perusahaan, susunan pengurus, susunan dewan direksi dan dewan komisaris perusahaan, anggaran dasar beserta perubahannya, dan informasi mengenai ruang lingkup kegiatan perusahaan.
b. Iktisar kebijakan akuntansi signifikan
Pada bagian ini berisi mengenai kebijakan akuntansi penting yang terdiri dari, pernyataan kepatuhan, dasar penyusunan laporan keuangan, transaksi dan saldo dalam mata uang asing, kas dan setara kas, instrumen keuangan, piutang usaha, persediaan, beban dibayar dimuka, asset tetap, property investasi, pengakuan pendapatan dan beban, liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan, pajak penghasilan, laba-rugi per saham dasar, informasi segmen, penurunan nilai asset non keuangan, sewa, dan perubahan kebijakan akuntansi.
c. Sumber estimasi ketidakpastian
Bagian ini berisi informasi mengenai sumber estimasi ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi selama periode pelaporan keuangan. Informasi ini menyangkut pertimbangan klasifikasi asset dan liabilitas keuangan dan pajak penghasilan. Estimasi dan asumsi menyangkut imbalan pasca kerja, informasi estimasi ketidakpastian penyusutan asset tetal dan cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha.
33 REVIU
1. Sebutkan dan jelaskan pengertian laporan keuangan.
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis laporan keuangan.
3. Sebutkan isi dari tiap laporan keuangan.
KASUS 1
Berdasarkan data di bawah ini, susunlah laporan keuangan yang dibutuhkan sesuai dengan jenis akun yang tersedia.
1. Pendapatan (Service revenue) 2. Kas (cash)
3. Beban Iklan (advertising expense) 4. Modal (capital)
5. Piutang Dagang (account receivable) 6. Beban Bunga (interest expense) 7. Peralatan (equipment)
8. Mesin (machine)
9. Beban Penyusutan (depreciation expense)
10. Beban Gaji Bagian Administrasi (general and administration salary expense) 11. Perlengkapan Kantor (office supplies)
12. Beban Asuransi (insurance expense) 13. Beban Pajak (tax expense)
14. Utang Pajak (tax payable)
15. Sewa Dibayar Di Muka (prepaid rent)
16. Beban Listrik, Air dan Telepon (electricity, water and telephone expense) 17. Piutang Bunga
18. Persediaan
19. Beban Sewa Kantor
20. Beban Gaji Pegawai Penjualan 21. Pendapatan Bunga