• Tidak ada hasil yang ditemukan

CATATAN KULIAH 2P2G

N/A
N/A
Hilda Wusthy

Academic year: 2025

Membagikan "CATATAN KULIAH 2P2G"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

CATATAN KULIAH 2P2G 16 Januari 2024

Pasal 53 & 54.

Kalau penyertaan: Pasal 55, 56 (pembantu), 57, 58, 59, 60, 61, 62.

Kamis: UTS

Bentuk kesalahan ada 2:

1. Kesengajaan (dolus) 2. Kealpaan (culpa)

JAWABAN UTS 1. Diketahui :

a. HM (Paman dari ND) = b. ND (keponakan dari HM) = c. RK (istri pertama dari HM) = d. FG (istri kedua dari HM) = e. UT (anak tiri ke-1 dari RK) f. CV (anak tiri ke-2 dari RK) g. ZX (anak dari RK)

1a) Pasal yang dikenakan dalam kasus tersebut adalah Pasal 340 KUHP juncto Pasal 55 ayat (1) KUHP, subsidair Pasal 339 juncto Pasal 55 ayat (1) KUHP. Atau jika berdasarkan UU No. 1 Tahun 2023 adalah Pasal 459 juncto Pasal 20 UU No. 1/2023, subsidair Pasal 458 ayat (3) juncto Pasal 20 UU No.

1/2023.

Pasal 340 KUHP, berbunyi: “Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.”

Pasal 459 UU 1/2023 berbunyi, “Setiap orang yang dengan rencana terlebih

dahulu merampas nyawa orang lain, dipidana karena pembunuhan berencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 20 tahun.”

- Unsur subyektif dalam Pasal 340 KUHP dan Pasal 459 UU No. 1/2023: dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu. Unsur tersebut terbukti saat FG dan kedua anaknya sudah berada di dalam rumah korban terlebih dahulu, sebelum HM datang membawa golok untuk membunuh RK dan anaknya. Yang mana secara jelas juga disebutkan dalam kronologi kasus tersebut bahwa HM, FG dan kedua anak tiri yaitu UT & CV merencanakan suatu

pembunuhan.

(2)

- Unsur obyektif dalam Pasal 340 KUHP dan Pasal 459 UU No. 1/2023: adanya perbuatan menghilangkan nyawa, dalam hal ini tindakan menghilangkan nyawa orang lain. Unsur tersebut terbukti saat HM meminta ND untuk mengambil sebuah golok, yang kemudian golok tersebut digunakan oleh HM untuk membunuh para korban yaitu RK dan anaknya dengan cara menggorok para korban dibantu oleh FG, UT, dan CV.

Pasal 55 ayat (1) KUHP, “

Menurut Pasal 339 KUHP bahwa, “Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu perbuatan pidana, yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau

mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20 tahun.”

Pasal 458 ayat (3) UU No. 1/2023 berbunyi, “Pembunuhan yang diikuti, disertai, atau

didahului oleh suatu tindak pidana yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri atau peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan, atau untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum, dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 20 tahun.”

- Unsur subyektif dalam Pasal 339 dan Pasal 458 ayat (3) UU No. 1/2023: dengan maksud telah menyiapkan atau memudahkan dalam melakukan tindak pidana yang akan atau sedang dilakukan, untuk menjamin tidak dapat dipidananya diri sendiri atau orang lain dalam tindak pidana yang dilakukan dan untuk dapat menjamin dapat dikuasainya benda yang diperoleh dengan cara melawan hukum, saat seorang pelaku melakukan tindak pidana.

Unsur ini terbukti pada saat pelaku HM meminta dibawakan golok oleh ND, yang ternyata FG dan kedua anaknya yaitu UT dan CV sudah berada dalam rumah RK (korban), sedangkan ND diminta menunggu di depan rumah atau garasi. Dan setelah pembunuhan tersebut

dihilangkannya jejak pembunuhan dengan pembersihan lantai serta pencucian baju yang terdapat noda darah.

- Unsur obyektif dalam Pasal 339 KUHP dan Pasal 458 ayat (3) UU No. 1/2023: menghilangkan nyawa orang lain yang diikuti serta didahului dengan tindak pidana lain. Unsur ini terbukti pada saat HM meminta ND untuk mengambil sebuah golok, yang kemudian golok tersebut digunakan oleh HM untuk membunuh para korban yaitu RK dan anaknya dengan cara menggorok para korban dibantu oleh FG, UT, dan CV.

-

1b) Pada kasus tersebut terdapat dua bentuk penyertaan, yaitu oleh FG, kedua anak FG (UT dan CV), dan yang kedua adalah oleh ND.

1) Bentuk penyertaan mereka yang turut serta dalam suatu tindak pidana (medeplegen), tercantum dalam Pasal 55 KUHP dan Pasal 20 UU No. 1/2023. FG, UT, dan CV bertindak sebagai medepleger.

Medepleger adalah orang yang dengan sengaja turut berbuat atau turut mengerjakan terjadinya sesuatu. Syarat yang diperlukan adanya penyertaan yang berbentuk turut serta adalah:

a. Harus ada kesadaran kerja sama dari setiap peserta b. Kerja sama dalam tindak pidana harus secara fisik

(3)

Dalam kasus tersebut, FG, UT, dan CV telah memenuhi syarat penyertaan medeplegen. FG, UT, dan CV telah secara sadar bekerja sama turut serta melakukan tindak pidana pembunuhan terhadap RK dan anaknya. FG, UT dan CV bekerja sama secara fisik memegangi korban untuk dibunuh oleh HM.

2. Tabel perbedaan percobaan menurut KUHP dengan UU No. 1 Tahun 2023:

Aspek KUHP UU No. 1 Tahun 2023

Permulaan pelaksanaa n

Tidak ada penjelasannya, dalam Pasal 53 ayat (1) hanya disebutkan “….jika niat untuk itu telah ternyata dan adanya permulaan pelaksanaan, dan tidak selesainya pelaksanaan itu,…”

Terdapat penjelasan tentang apa permulaan pelaksanaan itu yang

tercantum dalam Pasal 17 ayat (2) UU No. 1/2023

Syarat- syarat percobaan

Dalam Pasal 53 ayat (1) tidak dijelaskan secara

detail. syarat-syarat percobaan

diperjelas hingga mencakup jenis-jenis

percobaan(percobaan yang tidak mencapai hasil dan percobaan

yang tidak menimbulkan akibat) yang selama ini hanya ada dalam doktrin/pendapat ahli hukum

Pidana

tambahan Dalam Pasal 53 ayat (1) disebutkan bahwa Pidana tambahan bagi percobaan sama dengan

kejahatan selesai.

Dalam Pasal 17 ayat (5) disebutkan bahwa Pidana tambahan untuk percobaan melakukan tindak pidana sama dengan pidana tambahan untuk tindak pidana yang bersangkutan.

Pidana

maksimum Tidak ada perbedaan, bedanya hanya dalam Pasal

53 ayat (2) disebutkan “dikurangi sepertiga” Tidak ada perbedaan, bedanya hanya dalam Pasal 17 ayat (3) disebutkannya “paling banyak 2/3 (dua per tiga) dari

maksimum ancaman pidana pokok untuk tindak pidana yang bersangkutan.”

3. Permulaan pelaksanaan menurut doktrin ada di PPT ibunya, untuk permulaan pelaksanaan terdapat dalam Pasal 17 ayat (2) UU No. 1/2023.

Sedangkan untuk Persiapan pelaksanaan

(4)

23 JANUARI 2024

MvT (Memorie van Toelichting) = adalah risalah atau catatan yang berisi penjelasan yang

melatarbelakangi rumusan pasal-pasal dalam suatu peraturan perundang-undangan sebagai sumber interpretasi hukum.

Willens en wetens = menghendaki dan mengetahui.

Maksimum pidana umum (algamene strafmaxima), minimum pidana umum (algemene strafmaxima)

Bis = tambahan pertama, Ter = tambahan kedua.

Dalam hukum pidana, ancaman pidana yang dapat dijatuhkan adalah ketentuan yang membatasi kemampuan seorang hakim untuk menjatuhkan pidana. Sementara itu, pidana yang dijatuhkan adalah besarnya pidana yang diputuskan oleh hakim dalam suatu kasus. Pidana yang dijatuhkan oleh hakim tidak boleh melebihi pidana yang diancam yang ditetapkan oleh undang-undang.

Putusan seluruh = maksimum

Tugas: Mencari putusan terkait penyertaan/percobaan/konkursus/daluwarsa/residiv/gugurnya hak menuntut dan menjalankan pidana.

2 lembar, dikumpulkan setelah UAS, putusannya tidak perlu dilampirkan hanya disebutkan nomor putusan, kasus posisinya bagaimana dan analisisnya seperti apa.

JAWABAN UAS

1a. Terkait dengan kasus tersebut,

1b. Untuk penganiayaan biasa yang diatur di Pasal 351 ayat (1) KUHP, karena ancaman pidananya adalah penjara maksimum dua tahun delapan bulan, maka memenuhi unsur dalam Pasal 78 ayat (1) ke-2, daluwarsa penuntutannya yaitu sesudah enam tahun.

2a. Dalam kasus tersebut ada gabungan tindak pidana, bentuknya adalah concursus realis. Karena FG melakukan beberapa perbuatan (penipuan, penggelapan, dan pencurian), yang mana tiap-tiap perbuatan tindak pidana tersebut adalah sendiri-sendiri. Kemudian terhadap perbuatan-perbuatan tersebut diadili sekaligus. Bentuk concursus realis diatur dalam pasal 65 KUHP dan pasal 127 dalam UU No. 1/2023 (KUHP baru).

Untuk pemidanaannya menggunakan sistem absorbsi yang diperberat.

Untuk ancaman pidana penipuan, FG yang melakukan 3 tindak pidana dikenakan sanksi:

Penipuan (Pasal 378 KUHP) = pidana penjara max 4 tahun.

Penggelapan (Pasal 372 KUHP) = pidana penjara max 4 tahun atau pidana denda max Rp 900,00 Pencurian (Pasal 362 KUHP) = pidana penjara max 5 tahun atau pidana denda max Rp 900,00.

Maka, pemidanaannya kepada FG hanya boleh dijatuhkan satu pidana saja yaitu jumlah pidana- pidana yang tertinggi yang ditentukan untuk perbuatan-perbuatan itu sebagai maksimum (dalam hal ini pidana penjara 13 tahun (4+4+5) sebagai maksimum. Akan tetapi jumlah maksimum ini tidak

(5)

boleh melebihi pidana terberat ditambah dengan 1/3 nya. Jadi perhitungannya : 5 tahun + (1/3 x 5 tahun) = 5 tahun + 1 tahun 8 bulan = 6 tahun 8 bulan pidana penjara.

2b. Pemidanaannya adalah

3.gugurnya hak menuntut dan menjalankan pidana menurut KUHP diatur dalam Pasal 76-85 tidak ada delik aduan, ada tenggang waktunya 284

menurut KUHP diatur dalam Pasal

Gugurnya hak menuntut menurut UU No. 1 tahun 2023 diatur dalam Pasal 132-139, dan gugurnya menjalankan pidana menurut UU No. 1 tahun 2023 diatur dalam Pasal 140-143

Referensi

Dokumen terkait

Dan bentuk Hakim dalam memberikan atau menjatuhkan pidana kurungan penjara terhadap terdakwa dalam kasus pembunuhan yang dilakukannya, yaitu diancam dengan Pasal 339

Tindak pidana pembunuhan yang disertai dengan mutilasi dapat diartikan sebagai tindak pidana pembunuhan biasa dalam bentuk pokok yang diatur dalam Pasal 338 KUHP

Adapun tindak pidana pembunuhan sengaja yang diatur dalam KUHP antara lain, pembunuhan dalam bentuk pokok, pembunuhan yang diikuti, didahului atau disertai dengan tindak pidana

1306/Pid.B/2015/PN.Tjk). Pembunuhan dengan pemberatan adalah pembunuhan yang diikuti, didahului ataupun disertai dengan tindak pidana lainnya. Untuk mengungkap kasus

Bahwa terhadap Terdakwa sebagaimana dalam dakwaan pertama melanggat Pasal 55 ayat (1) ke-2 jo.Pasal 340 KUHP dimana sebagai perbuatan pokoknya adalah tindak pidana

Ancaman pidana pada pembunuhan berencana ini lebih berat dari pada pembunuhan yang ada pada Pasal 338 dan 339 KUHP bahkan merupakan pembunuhan dengan ancaman pidana

• Pencurian tanpa kekerasan adalah perbuatan mengambil barang atau ternak bukan miliknya dengan maksud untuk memilikinya dengan melawan hak yang tidak didahului, disertai

1.5.2 Unsur Dalam Pembunuhan Perbuatan membunuh orang lain atau biasa disebut pembunuhan sudah ada dan diatur didalam Pasal 338 KUHP, yaitu yang berbunyi sebagai berikut: “Barang