• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kejahatan Terhadap Nyawa Manusia dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kejahatan Terhadap Nyawa Manusia dalam"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

AB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pembunuhan merupakan salah satu tindak pidana. Pembunuhan digolongkan sebagai kejahatan terhadap nyawa orang. Kejahatan berupa pembunuhan ada beberapa macam, yakni; pembunuhan biasa, pembunuhan dengan pemberatan, pembunuhan berencana, pembunuhan anak oleh ibu, penganjuran agar bunuh diri, pengguguran kandungan, pembunuhan yang disertai atau diikuti tindak pidana lain, dsb.

(2)

BAB II PEBAHASAN

2.1. Definisi Pembunuhan yang disertai atau diikuti tindak pidana lain (Pasal 339 KUHP)

Hal ini dimuat dalam pasal 339 KUHP dan dirumuskan sebagai berikut: Pembunuhan dengan diikuti, disertai, dan didahului dengan tindak pidana dan yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan dan memudahkan perbuatan itu, atau jika tertangkap basah untuk melepaskan dirinya sendiri atau pesertanya dari hukuman, atau supaya barang yang didapatkan dengan melanggar hukum tetap berada di tangannya, dihukum dengan hukuman penjara seumur hidup atau selama-lamanya dua puluh tahun.

Perlu dicatat bahwa tertangkap basah harus benar-benar terjadi. Tidak cukup apabila hanya si pelaku yang merasa kwatir akan ditanggap basah. Dari istilah tertangkap basah, ada suatu definisi yang termuat dalam pasal 57 Herziene Indonesische Reglement atau HIR. Menurut pasal ini, tertangkap basah (ontdekking of heter daad) terjadi apabila kejahatan atau pelanggaran kedapatan sedang dilakukan atau dengan segera kedapatan setelah dilakukan, atau apabila seseorang setelah itu dengan segera diserukan suara orang banyak sebagai pelaku, atau apabila padanya kedapatan barang-barang, senjata-senjata, alat-alat, atau surat-surat yang menunjukkan bahwa dialah orang yang berbuat atau membantunya.

Tindak pidana yang menyertai pembunuhan ini dapat baru berupa percobaan untuk melakukan tindak pidana tertentu, asal saja percobaan itu juga dapat dikenakan hukuman berdasarkan pasal 53 KUHAP.

2.2. Unsur-unsur pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului tindak pidana lain (339) sama dengan unsur-unsur pembunuhan dalam pasal (338), yaitu:

a. Unsur Objektif

(3)

 Unsur ini disyaratkan adanya orang mati. Dimana yang mati adalah

orang lain dan bukan dirinya sendiri si pembuat tersebut.

 Pengertian orang lain adalah semua orang yang tidak termasuk dirinya

sendiri si pelaku.

 Dalam rumusan tindak pidana Pasal 338 KUHP tidak ditentukan

bagaimana cara melakukan perbuatan pembunuhan tersebut, tidak ditentukan alat apa yang digunakan tersebut, tetapi Undang-Undang hanya menggariskan bahwa akibat dari perbuatannya itu yakni menghilangkan jiwa orang lain atau matinya orang lain.

 Kematian tersebut tidak perlu terjadi seketika itu atau sesegera itu,

tetapi mungkin kematian dapat timbul kemudian.

 Untuk memenuhi unsur hilangnya jiwa atau matinya orang lain

tersebut harus sesuatu perbuatan, walaupun perbuatan itu kecil yang dapat mengakibatkan hilangnya atau matinya orang lain.

 Objeknya yaitu nyawa orang lain

Dalam perbuatan menghilangkan nyawa (orang lain) terdapat 3 (tiga) syarat yang harus dipenuhi yaiatu:

1. Adanya wujud perbuatan

2. Adanya suatu kematian (orang lain)

3. Adanya hubungan sebab dan akibat (causal verband) antara perbuatan dan akibat kematian (orang lain)

(4)

kedalam pembunuhan berencana (Pasal 340 KUHP), dan bukan lagi pembunuham biasa.

b. Unsur Subjektif  Dengan sengaja;

1. Unsur sengaja meliputi tindakannya dan objeknya, artinya si pembuat atau pelaku mengetahui atau mengkehendaki adanya orang mati dari perbuatannya tersebut. Hilangnya jiwa seseorang harus dikehendaki dan harus menjadi tujuan, sehingga karenanya perbuatan yang dilakukan tersebut dengan suatu maksud atau tujuan yakni adanya niat untuk pembunuhan tersebut tetapi mungkin dapat dikenakan tindak pidana lain yang mengakibatkan orang mati tetapi tidak dengan unsur sengaja. 3. Baik timbulnya akibat maupun perbuatan yang menimbulkannya

harus dilakukan dengan sengaja, jadi pelaku atau pembuat harus mengetahui dan menghendaki bahwa dari perbuatannya itu dapat bahkan pasti mengakibatkan adanya orang mati.

4. Untuk memenuhi tindak pidana pembunuhan dengan unsur sengaja yang terkadang dalam Pasal 338 KUHP ini disyaratkan bahwa perbuatan pembunuhan tersebut harus dilakukan sesegera mungkin sesudah timbulnya suatu maksud atau niat untuk membunuh tidak dengan pikir-pikir atau tidak dengan suatu perencanaan.

(5)

tersebut memberi keterangan sebagai “pengakuan” artinya mengakui terus terang pengakuannya bahwa kematian si korban tersebut memang dikehendaki atau menjadi tujuannya.

6. Pada umunya kasus-kasus tindak pidana pembunuhan si tersangka atau terdakwa berusaha menghindar dari pengakuan unsur sengaja tetapi selalu berlindung bahwa kematian si korban tersebut tidak dikehendaki atau bukan menjadi nia tujuannya yakni hanya ingin menganiaya saja atau melukainya saja.

7. Untuk membuktikan unsur sengaja menurut ketentuan ini haruslah dilihat cara melakukan dalam mewujudkan perbuatan jahatanya tersebut. Sehingga memang dikehendaki atau diharapkan supaya korbannya meninggal dunia.

Dilihat dari segi “kesengajaan (dolus/opzet)” maka tindak pidana terhadap nyawa ini terdiri atas:

a. Dilakukan dengan sengaja

b. Dilakukan dengan sengaja disertai kejahatan berat c. Dilakukan dengan direncanakan lebih dahulu d. Atas keinginan yang jelas dari yang dibunuh

e. Menganjurkan atau membantu orang untuk bunuh diri

Kejahatan Pasal 339 KUHP, kejahatan pokoknya adalah pembunuhan, suatu bentuk khusus pembunuhan yang diperberat. Dalam pembunuhan yang diperberat ini terjadi dua macam tindak pidana sekaligus, ialah yang satu adalah pembunuhan biasa dalam bentuk pokok (Pasal 338) dan yang lain adalah tindak pidana lain (selain pembunuhan).

(6)

Unsur-unsur objektif dalam perkataan diikuti, disertai dan didahului serta ditempatkan antara unsur pembunuhan dengan tindak pidana lain. Unsur-unsur subjektif menunjukkan ada hubungan yang bersifat subjektif (hubungan alam batin petindak) antara pembunuhan dengan tindak pidana lain itu. Hubungan ini terdapat dari unsur atau perkataan dengan maksud.

Adanya hubungan objektif maupun subjektif antara pembunuhan dengan tindak pidana lain, dapat dilihat dari perkataan atau unsur-unsur diikuti, disertai atau didahului dengan maksud untuk mempersiapkan dan seterusnya.

Pembunuhan yang Diikuti, Disertai atau Didahului Dengan Tindak Pidana Lain

(339 KUHP)

Unsur-unsur:

Semua unsur pembunuhan (obyektif dan subyektif) pasal 388; Yang (1) diikuti, (2) disertai atau (3) didahului oleh tindak pidana lain; Pembunuhan itu dilakukan dengan maksud:

1) Untuk mempersiapkan tindak pidana lain;

2) Untuk mempermudah pelaksanaan tindak pidana lain; 3) Dalam hal tertangkap tangan ditujukan:

a.Untuk menghindarkan:(1)Diri sendiri(2)Peserta lainnya dari pidana b) Untuk memastikan penguasaan benda yang diperolehnya secara melawan hukum (dari tindak pidana lain itu).

 Dengan maksud (oogmerk):

 untuk menyiapkan atau memudahkan pelaksanaan dari TP

itu sendiri atau

 untuk menjamin tidak dapat dipidananya diri sendiri atau

lain peserta dalam TP yang bersangkutan, atau

 untuk menjamin tetap dapat dikuasainya benda yang telah

diperoleh secara melawan hukum , dalam hal ia (pelaku) atau mereka kepergok pada waktu melakukan TP.

 Kepergok (tertangkap basah)/ betrapping op heterdaad

 Ketahuan pada waktu sedang melakukan tindak pidana

 Lebih sempit daripada tertangkap tangan (ontdekking op

heterdaad) yang diatur dalam KUHAP Pasal 1 angka 19 2.3. Perbandingan dengan pasal-pasal lain

(7)

Perbedaan pada kesengajaan sehubungan akibat hilangnya nyawa orang  Pasal 365 ayat (3): ada orang yang hilang nyawanya akibat dari

kekerasan atau ancaman kekerasan yang dilakukan dengan kesengajaan

 Pasal 339: hilangnya nyawa orang akibat dari kesengajaan untuk

menghilangkan nyawa orang b) Perbedaan pasal 339 dengan 365

 Pasal 339 ; kejahatan pokok dalam pembunuhan yang diikuti oleh

tindak pidana lain adalah pembunuhan, kesengajaan pada pasal 339 ditujukan pada matinya orang lain

 Pasal 365 ; kejahatan pokok dalam pembunuhan yang diikuti oleh

tindak pidana lain adalah pencurian, kesengajaan pada pasal 365 KUHP tidak ditujukan pada kematian orang lain.

(8)

Pembunuhan yang dimaksud ini adalah sebagaimana yang dirumuskan dalam Pasal 339 KUHP, menentukan: “Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu tindak pidana yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya, atau untuk menghindarkan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan penguasaan benda yang diperolehnya secara melawan hukum, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau sementara waktu paling lama 20 tahun”

Apabila rumusan tersebut dirinci, maka terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:

1. Semua unsur pembunuhan (objektif dan subjektif) Pasal 338 KUHP. 2. Yang (1) diikuti, (2) disertai atau (3) didahului oleh tindak pidana lain. 3. Pembunuhan itu dilakukan dengan maksud:

 Untuk mempersiapkan tindak pidana lain

 Untuk mempermudah pelaksanaan tindak pidana lain

 Dalam hal tertangkap tangan ditujukan:

a) Untuk menghindari (1) diri sendiri maupun (2) peserta lainnya dari pidana, atau

Referensi

Dokumen terkait

Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 99 menyatakan anak sah adalah: anak yang lahir dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah dan hasil pembuahan suami istri

Pada tahap ini peneliti bersama dengan guru melakukan observasi (pengamatan) pada tindakan siklus ini dan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya berdasarkan

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan salah satu manager functional Talent Management, Byantara Mandala, didapatkan keterangan bahwa kinerja dan komitmen

Pada manusia, potensi biologis vitamin D2 dan D3 prinsipnya adalah seimbang, namun bentuk metabolit 25(OH)2D3 dalam sirkulasi yang berasal dari bahan makanan

Dengan demikian, semua item yang memiliki korelasi kurang dari 0,30 dapat disisihkan dan item-item yang akan dimasukkan dalam alat test adalah item-item yang memiliki korelasi

N egara-N egara Pihak har us mengambi l semua kebija kan yang diperlukan untuk me njamin perlindungan dan kesela matan penya nda ng disabilitas da lam situasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut bahwa hubungan keragaman plankton dengan tutupan terumbu karang di perairan Pulau

Ketika karyawan merasa puas terhadap pekerjaan menyebabkan karyawan lebih bisa menerima pendekatan yang dilakukan oleh pimpinan sehingga hal tersebut berdampak pada