• Tidak ada hasil yang ditemukan

CATUR DHARMA NARAPIDANA

N/A
N/A
StaffKamtib lpdm

Academic year: 2024

Membagikan "CATUR DHARMA NARAPIDANA "

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

KAMI NARAPIDANA BERJANJI MENJADI MANUSIA SUSILA YANG BERPANCASILA DAN MENJADI MANUSIA PEMBANGUNAN YANG AKTIF DAN PRODUKTIF

1.

KAMI NARAPIDANA MENYADARI DAN MENYESALI SEPENUHNYA PERBUATAN YANG PERNAH KAMI LAKUKAN, BERJANJI TIDAK AKAN MENGULANGI LAGI PERBUATAN YANG MELANGGAR HUKUM

2.

KAMI NARAPIDANA BERJANJI UNTUK MEMELIHARA TATA KRAMA DAN TATA TERTIB, MELAKUKAN PERBUATAN YANG UTAMA DAN MENJADI CONTOH TAULADAN DALAM LEMBAGA PEMASYARAKATAN

3.

KAMI NARAPIDANA DENGAN TULUS IKHLAS BERSEDIA MENERIMA BIMBINGAN, DORONGAN DAN TEGURAN SERTA PATUH TAAT DAN HORMAT KEPADA PETUGAS DAN PEMBIMBING PEMASYARAKATAN 4.

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI KANTOR WILAYAH SUMATERA BARAT

LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS III DHARMASRAYA

CATUR DHARMA NARAPIDANA CATUR DHARMA NARAPIDANA

SEMOGA TUHAN YANG MAHA ESA MEMBERKATI DHARMA KAMI

Budi Setyo Prabowo, A.Md.,S.Pd.,M.Hum

Budi Setyo Prabowo, A.Md.,S.Pd.,M.Hum Juwanda Metria, S.IP Juwanda Metria, S.IP

KALAPAS KELAS III DHARMASRAYA

KALAPAS KELAS III DHARMASRAYA Ka. KAMTIB LAPAS KELAS III DHARMASRAYA Ka. KAMTIB LAPAS KELAS III DHARMASRAYA

(2)

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI KANTOR WILAYAH SUMATERA BARAT

LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS III DHARMASRAYA

Melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya;

1.

Mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani;

2.

Mendapatkan pendidikan dan pengajaran;

3.

Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak;

4.

Menyampaikan keluhan;

5.

Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang tidak dilarang;

6.

Mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan;

7.

Menerima kunjungan keluarga, penasihat hukum, atau orang tertentu lainnya;

8.

Mendapatkan pengurangan masa pidana (remisi);

9.

Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi keluarga;

10.

Mendapatkan pembebasan bersyarat;

11.

Mendapatkan cuti menjelang bebas; dan 12.

Mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

13.

HAK WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN HAK WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

Budi Setyo Prabowo, A.Md.,S.Pd.,M.Hum

Budi Setyo Prabowo, A.Md.,S.Pd.,M.Hum Juwanda Metria, S.IP Juwanda Metria, S.IP

KALAPAS KELAS III DHARMASRAYA

KALAPAS KELAS III DHARMASRAYA Ka. KAMTIB LAPAS KELAS III DHARMASRAYA Ka. KAMTIB LAPAS KELAS III DHARMASRAYA

Pasti Pasti TAGEH TAGEH TAGEH

KEWAJIBAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN KEWAJIBAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

Taat menjalankan ibadah sesuai agama dan/atau kepercayaan yang dianutnya serta memelihara kerukunan beragama.

1.

Mengikuti seluruh kegiatan yang diprogramkan;

2.

Patuh, taat, dan hormat kepada Petugas;

3.

Mengenakan pakaian seragam yang telah ditentukan;

4.

Memelihara kerapihan dan berpakaian sesuai dengan norma kesopanan;

5.

Menjaga kebersihan diri dan lingkungan hunian serta mengikuti kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka kebersihan lingkungan hunian; dan

6.

Mengikuti apel kamar yang dilaksanakan oleh Petugas Pemasyarakatan.

7.

(3)

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI KANTOR WILAYAH SUMATERA BARAT

LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS III DHARMASRAYA

Mempunyai hubungan keuangan dengan Narapidana atau Tahanan lain maupun dengan Petugas Pemasyarakatan;

1.

Melakukan perbuatan asusila dan/atau penyimpangan seksual;

2.

Melakukan upaya melarikan diri atau membantu pelarian;

3.

Memasuki Steril Area atau tempat tertentu yang ditetapkan Kepala Lapas atau Rutan tanpa izin dari Petugas pemasyarakatan yang berwenang;

4.

Melawan atau menghalangi Petugas Pemasyarakatan dalam menjalankan tugas;

5.

Menjaga kebersihan diri dan lingkungan hunian serta mengikuti kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka kebersihan lingkungan hunian; dan

6.

Menyimpan, membuat, membawa, mengedarkan, dan/atau mengkonsumsi narkotika dan/atau prekursor narkotika serta obat-obatan lain yang berbahaya;

7.

Menyimpan, membuat, membawa, mengedarkan, dan/atau mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol;

8.

Melengkapi kamar hunian dengan alat pendingin, kipas angin, televisi, dan/atau alat elektronik lainnya;

9.

Memiliki, membawa dan/atau menggunakan alat elektronik, seperti laptop atau komputer, kamera, alat perekam, telepon genggam, pager, dan sejenisnya;

10.

Melakukan pemasangan instalasi listrik di dalam kamar hunian;

11.

Membuat atau menyimpan senjata api, senjata tajam, atau sejenisnya;

12.

Membawa dan/atau menyimpan barang-barang yang dapat menimbulkan ledakan dan/atau kebakaran;

13.

Melakukan tindakan kekerasan, baik kekerasan fisik maupun psikis, terhadap sesama Narapidana, Tahanan, Petugas Pemasyarakatan, atau tamu/pengunjung;

14.

Mengeluarkan perkataan yang bersifat provokatif yang dapat menimbulkan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban;

15.

Membuat tato, memanjangkan rambut bagi Narapidana atau Tahanan Laki-laki, membuat tindik, mengenakan anting, atau lainnya yang sejenis;

16.

Memasuki blok dan/atau kamar hunian lain tanpa izin Petugas Pemasyarakatan;

17.

Melakukan aktifitas yang dapat mengganggu atau membahayakan keselamatan pribadi atau Narapidana, Tahanan, Petugas Pemasyarakatan, pengunjung, atau tamu;

18.

Melakukan perusakan terhadap fasilitas Lapas atau Rutan;

19.

Melakukan pencurian, pemerasan, perjudian, atau penipuan;

20.

Menyebarkan ajaran sesat; dan 21.

Melakukan aktifitas lain yang dapat menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban Lapas atau Rutan.

22.

LARANGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN LARANGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

*) Hak, Kewajiban, dan Larangan Warga Binaan Pemasyarakatan diatur dalam:

Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan;

1.

Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan;

2.

Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No. 6 Tahun 2013 tentang Tata Tertib Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara;

3.

Peraturan Pemerintah No. 99 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

4.

Referensi

Dokumen terkait

Harapan penulis semoga pembinaan iman kateketis dengan model SCP dapat mengurai permasalahan pembinaan iman bagi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A

Dengan adanya Undang-Undang tersebut maka dalam melaksanakan proses pembinaan terhadap narapidana lembaga pemasyarakatan diharapkan dapat lebih mengutamakan hak-hak

Unit Kerja : Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia RI Satuan Kerja : Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Lubuklinggau Paket : Pengadaan Bahan Makanan Narapidana Dan

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Lahat sebagai Unit Pelaksana Teknis Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Selatan telah menerapkan Sistem

Hak atas perlindungan hukum bagi narapidana juga dirumuskan dalam pasal 3 ayat (2) Undang-undang 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, yang berbunyi sebagai berikut:[12].5.

Sismolo, Peningkatan Kinerja Bidang Kegiatan Kerja dalam Rangka Terwujudnya Narapidana Menjadi M andiri pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Cirebon, Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Perlindungan hukum terhadap hak narapidana wanita hamil di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Pekanbaru belum terlaksana dengan baik, sementara berdasarkan Undang-Undang

19671219 199203 1 002 Direktur Jenderal Pemasyarakatan; Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Barat sebagai laporan; KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA