• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAJARI TENTANG AKUNTANSI KEUANGAN

N/A
N/A
Afri Zardi

Academic year: 2023

Membagikan "PELAJARI TENTANG AKUNTANSI KEUANGAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Tim Penyusun Kelompok 9 Adi Farman – Dwi Priyanto - Yusdarinal

UNTUK SMK/MAK KELAS XI

KOMPETENSI KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA

UTANG JANGKA PENDEK

 Pembelian barang kredit

 Utang wesel/promes

 Pembelian angsuran

 Utang gaji

 Utang pajak

AKUNTANSI

KEUANGAN-1

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas limpahan berkah dan karunia-Nya, berupa nikmat kesehatan dan kesempatan waktu sehingga Modul atau Bahan ajar Akuntansi Keuangan-1 ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat beriring salam kepada Rasulullah SAW uswah dan qudwah bagi kita semua.

Kehadiran bahan ajar Akuntansi Keuangan -1 dengan pokok bahasan Utang Jangka Pendek ini semoga dapat memberikan pencerahan kepada siswa kelas XI Akuntansi dimana saat ini sedang mempelajari Kompetensi Dasar pencatatan utang jangka pendek.

Penyusunan materi yang runtut, semoga memudahkan para siswa untuk memahami, apalagi disetiap materi disertai dengan contoh soal / kasus dan cara penyelesaiannya.

Akhirnya, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penyusunan modul bahan ajar ini.

Demikian. Terimakasih.

Medan, 2018 Tim Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

Kata pengantar...

Daftar isi...

Kompetensi dasar...

Indikator pencapaian kompetensi...

Tujuan pembelajaran...

Materi pembelajaran : Apersepsi ...

BAB I Pendahuluan...

BAB II Kegiatan Pembelajaran...

BAB III Penutup...

Pengayaan...

Daftar Pustaka

(4)

A.Kompetensi Inti KI 3 :

Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Akuntansi dan Keuangan Lembaga pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaandengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional

KI 4 :

Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang Akuntansi dan Keuangan Lembaga. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.

Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alamidalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

B.Kompetensi Dasar

3.6 Menerapkan pencatatan utang jangka pendek (pembelian barang dagang secara kredit, wesel, pembelian angsuran, utang pajak, utang gaji, dan pendapatan diterima dimuka)

4.6 Melakukan pencatatan utang jangka pendek (pembelian barang dagang secara kredit, wesel, pembelian angsuran, utang pajak, utang gaji, dan pendapatan diterima dimuka)

(5)

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.6.1 Menerapkan pencatatan utang jangka pendek untuk pembelian barang dagang secara kredit

3.6.2 Menerapkan pencatatan utang jangka pendek untuk wesel

3.6.3 Menerapkan pencatatan utang jangka pendek untuk pembelian angsuran 3.6.4 Menerapkan pencatatan utang jangka pendek untuk utang pajak

3.6.5 Menerapkan pencatatan utang jangka pendek untuk utang gaji

3.6.6 Menerapkan pencatatan utang jangka pendek untuk pendapatan diterima dimuka 4.6.1 Melakukan pencatatan utang jangka pendek untuk pembelian barang dagang

secara kredit

4.6.2 Melakukan pencatatan utang jangka pendek untuk wesel

4.6.3 Melakukan pencatatan utang jangka pendek untuk pembelian angsuran 4.6.4 Melakukan pencatatan utang jangka pendek untuk utang pajak

4.6.5 Melakukan pencatatan utang jangka pendek untuk utang gaji

4.6.6 Melakukan pencatatan utang jangka pendek untuk pendapatan diterima dimuka C.Tujuan Pembelajaran

Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat :

1. Menerapkan pencatatan utang jangka pendek untuk pembelian barang dagang secara kredit dengan tepat

2. Menerapkan pencatatan utang jangka pendek untuk wesel dengan tepat

3. Menerapkan pencatatan utang jangka pendek untuk pembelian angsuran dengan benar

4. Menerapkan pencatatan utang jangka pendek untuk utang pajak secara benar 5. Menerapkan pencatatan utang jangka pendek untuk utang gaji secara tepat 6. Menerapkan pencatatan utang jangka pendek untuk pendapatan diterima dimuka

dengan tepat

7. Melakukan pencatatan utang jangka pendek untuk pembelian barang dagang secara kredit dengan lengkap

8. Melakukan pencatatan utang jangka pendek untuk wesel dengan benar

9. Melakukan pencatatan utang jangka pendek untuk pembelian angsuran dengan tepat

10. Melakukan pencatatan utang jangka pendek untuk utang pajak secara tepat 11. Melakukan pencatatan utang jangka pendek untuk utang gaji secara tepat

(6)

12. Melakukan pencatatan utang jangka pendek untuk pendapatan diterima dimuka secara tepat

D.Materi Pembelajaran

Pencatatan utang jangka pendek :

1. Pembelian barang dagang secara kredit 2. Wesel

3. Pembelian angsuran 4. Utang pajak

5. Utang gaji

6. Pendapatan diterima dimuka

(7)

PETA KONSEP

Utang Jangka Pendek Utang Jangka

Pendek

Pembelian barang kredit Pembelian barang kredit

Utang Wesel/Promes Utang Wesel/Promes

Pembelian Angsuran Pembelian Angsuran

Utang Gaji Utang Gaji

Utang Pajak Utang Pajak

Pendapatan diterima dimuka Pendapatan diterima dimuka

(8)

BAB II PEMBELAJARAN

A. KEGIATAN BELAJAR

1. Kegiatan Belajar 1: Akuntansi Hutang Jangka Pendek

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1

Setelah mempelajari kegiatan pemelajaran bagian pertama, mengenai Akuntansi Hutang Jangka Pendek, diharapkan anda mampu

1) Menguraikan pengertian hutang lancar.

2) Membedakan hutang lancar menurut jenisnya

3) Mencatat transaksi hutang lancar ke dalam jurnal umum.

b. Uraian Materi 1

Hutang adalah kewajiban perusahaan yang timbul karena tindakan atau transaksi–

transaksi di masa lampau untuk memperoleh aktiva atau jasa, yang pelunasannya baru akan dilakukan di masa yang akan datang, baik dengan penyerahan uamg tunai, aktiva-aktiva tertentu lainnya, jasa maupun dengan menciptakan hutang baru.

Hutang dapat menimbulkan kewajiban keuangan ataupun kewajiban pelaksanaan.

Sebagai contoh, kewajiban keuangan misalnya hutang usaha, hutang pajak, hutang deviden, hutang bunga dan sebagainya, sedangkan kewajiban pelaksanaan, misalnya sewa yang diterima di muka, beban yang diterima di muka, uang garansi pembelian dari para pembeli.

Di tinjau dari jangka waktu pelunasan atau alat pelunasannya, hutang dapat dibagi menjadi dua kelompok:

 Kelompok hutang jangka pendek (hutang lancar)

 Kelompok hutang jangka panjang (hutang tidak lancar).

Hutang Jangka Pendek (Hutang Lancar), yaitu:

Hutang yang harus dilunasi dalam jangka waktu pendek, paling lama satu tahun sesudah tanggal neraca, atau harus dilunasi dalam jangka waktu satu siklus operasi normal perusahaan yang bersangkutan (tergantung mana yang lebih panjang).

(9)

Yang dimaksud dengan satu siklus operasi normal adalah waktu yang diperlukan agar uang kontan dapat diubah menjadi persediaan barang, persediaan barang diubah menjadi piutang usaha dan akhirnya piutang usaha diubah menjadi uang kontan kembali.

Siklus operasi normal dari masing-masing perusahaan memerlukan jangka waktu yang berbeda-beda, mulai dari kurang dari satu tahun, satu tahun, tetapi ada juga yang lebih dari satu tahun. Perbedaan ini menyebabkan batasan hutang lancar seperti tersebut di atas dianggap kurang tepat oleh banyak perusahaan, sehingga muncul pendapat yang menyatakan:

Hutang Jangka Pendek (Hutang lancar) adalah:

“ Hutang yang pelunasannya dengan menggunakan sumber–sumber aktiva lancar atau dengan menciptakan hutang lancar baru”.

Penyelesaian satu hutang jangka pendek (hutang lancar) biasanya memerlukan pemakaian harta lancar. Perbandingan antara harta lancar terhadap hutang jangka pendek (hutang lancar) dikenal sebagai “rasio lancar” atau “current ratio“. Rasio ini merupakan suatu ukuran yang berguna bagi para pengusaha untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang-hutang jangka pendek. Perusahaan yang memiliki hutang lancar lebih besar dari harta lancar berada dalam posisi yang mengkhawatirkan karena terdapat kemungkinan bahwa utang tersebut tidak akan dapat dilunasi.

Pengertian tersebut menunjukkan bahwa kewajiban atau hutang memiliki karakteristik sebagai berikut:

 Ada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa sebelumnya, yang dapat menimbulkan adanya utang saat sekarang.

 Kewajiban yang ditanggung berupa kewajiban untuk menyerahkan uang, barang atau jasa.

 Nilai kewajiban dinyatakan dalam bentuk kesatuan uang.

 Kewajiban ditentukan oleh kedua pihak (yang berutang dan yang berpiutang).

(10)

Jenis-Jenis Hutang Jangka Pendek Hutang Dagang

Hutang dagang atau account payable adalah jumlah uang yang masih harus dibayarkan kepada pemasok, karena perusahaan melakukan pembelian barang atau jasa. Salah satu contoh hutang dagang adalah pembelian barang dagangan atau peralatan kantor secara kredit. Hutang ini tidak memerlukan surat atau perjanjian tertulis sehingga pelaksanaannya didasarkan atas rasa saling percaya.

Dalam transaksi jual beli secara kredit biasanya akan diikuti oleh suatu perjanjian, salah satunya mengenai syarat pembayaran. Syarat pembayaran adalah salah satu perjanjian yang erat hubungannya dengan pemberian potongan, jangka waktu pembayaran dan besarnya potongan yang akan diberikan. Dengan adanya syarat dalam penjualan kredit, biasanya perusahaan yang memiliki utang akan memanfaatkan syarat tersebut. Dengan demikian, perusahaan dapat membayar lebih rendah selama masa periode potongan tersebut. Berikut adalah beberapa syarat pembayaran yang umumnya terjadi dalam transaksi jual beli secara kredit.

a. n/30 artinya harga faktur harus dilunasi paling lambat 30 hari setelah terjadinya penyerahan barang dan jumlah yang harus dibayar adalah jumlah terakhir yang tertera dalam faktur.

b. 2/10, n/30 adalah syarat yang berupa pemberian potongan sebesar 2% apabila pembeli membayar harga faktur paling lambat 10 hari setelah tanggal transaksi, sedangkan waktu pembayaran paling lambat 30 hari.

c. EOM (End of Month) artinya harga faktur harus dilunasi paling lambat pada akhir bulan berjalan.

d. n/10, EOM artinya harga faktur harus dilunasi paling lambat 10 hari setelah akhir bulan, tanpa mendapat potongan.

Contoh Kasus:

Perusahaan ABC membeli barang dagangan dengan harga Rp. 500.000,00 dengan syarat 2/10, n/30. Pencatatan transaksi di atas, bila didasarkan atas nilai bruto dengan menggunakan metode fisik adalah seperti berikut:

(11)

Tanggal Keterangan Debet Kredit

Pembelian Rp. 500.000,00

Hutang Usaha Rp. 500.000,00

(pembelian barang dagangan secara kredit, syarat 2/10, n/30)

Bila pelunasan dilakukan dalam jangka 10 hari atau kurang, jurnal untuk mencatat transaksi pelunasan sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Debet Kredit

Hutang Usaha Rp. 500.000,00

Kas Rp.490.000,00

Pot. Pembelian Rp.10.000,00

(pelunasan hutang dalam masa potongan)

Hutang wesel atau Promes

Hutang wesel atau promes adalah kewajiban yang dibuktikan dengan janji tertulis tanpa syarat untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal yang telah ditentukan di kemudian hari. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa hutang ini bersifat lebih formal dibandingkan dengan hutang dagang biasa. Apabila wesel dibuat dengan jangka waktu kurang dari satu tahun maka wesel tersebut digolongkan sebagai hutang lancar. Proses timbulnya hutang wesel sama seperti hutang dagang, yaitu dari kegiatan pembelian barang atau jasa secara kredit. Dapat juga terjadi pada awalnya merupakan hutang dagang biasa kemudian dengan tujuan untuk lebih memberikan kepastian bagi kreditur maka hutang dagang tersebut berubah menjadi hutang wesel.

Contoh:

Pada tanggal 2 Juni 2002, perusahaan ABC membeli barang dagangan dengan harga Rp. 500.000,00; pembayarannya dilakukan 3 (tiga) bulan kemudian. Perusahaan ABC memberikan surat kesanggupan membayar dalam bentuk promes (wesel),

(12)

dengan memberikan bunga 12% per tahun. Jatuh tempo wesel tanggal 31 Agustus 2002.

Transaksi di atas oleh perusahaan ABC dicatat pada tanggal 2 Juni 2002, dengan jurnal sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Debet Kredit

Juni 02 Pembelian Rp. 500.000,00

Hutang Wesel Rp. 500.000,00

(pembelian barang dagangan secara kredit dengan memberikan wesel)

Pada saat jatuh tempo 31 Agustus 2002, misalkan perusahaan A melunasi hutangnya akan dijurnal sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Debet Kredit

Agt 31 Promes (Wesel bayar) Rp. 500.000,00

Beban bunga * Rp. 15.000,00

Kas Rp. 515.000,00

(pelunasan wesel)

* perhitungan = 3 x 12 x 500.000 = Rp. 15.000,00 12 x 100

Apabila transaksi pembelian barang dagangan terjadi pada tanggal 1 Nopember 2002, maka diperlukan ayat jurnal untuk mencatat beban bunga dan bunga yang masih harus dibayar atau hutang bunga sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Debet Kredit

Des 31 Beban bunga * Rp. 10.000,00

Hutang bunga Rp. 10.000,00

(mencatat bunga yang masih harus dibayar)

* perhitungan = 2 x 12 x 500.000 = Rp. 10.000,00 12 x 100

(13)

Sehingga pada saat pelunasan tanggal 31 Januari 2003, perusahaan akan menjurnal sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Debet Kredit

Jan 31 Promes (Wesel Rp.500.000,00

bayar)

Beban bunga Rp.5.000,00

Hutang bunga Rp.10.000,00

Kas Rp.515.000,00

(pelunasan wesel)

Dalam prosedur pembelanjaan lainnya perusahaan juga dapat mendiskontokan wesel bayar pada bank. Diskonto berarti perusahaan mengurangkan sejumlah tertentu dari nilai nominal wesel sehingga peminjam akan memperoleh nilai tunai yang lebih kecil dari nilai nominal wesel.

Contoh:

Pada tanggal 2 Juni 2002, perusahaan ABC mendiskontokan wesel yang bernilai Rp.500.000,00; 90 hari; tingkat diskonto 12%. Transaksi di atas oleh perusahaan ABC dicatat pada tanggal 2 Juni 2002, dengan jurnal sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Debet Kredit

Juni 2 Kas Rp.485.000,00

Diskonto wesel bayar * Rp.15.000,00

Wesel bayar Rp.500.000,00

(mendiskontokan

Wesel senilai

Rp.500.000,00;

60hr; 12%)

*(500.000x0.12x90/360)

Pada saat jatuh tempo wesel akan dibayar dan dijurnal sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Debet Kredit

Agst 31 Beban bunga Rp.15.000,00

(14)

Diskonto wesel

bayar* Rp.15.000,00

(mencatat beban bunga)

Wesel bayar Rp.500.000,00

Kas Rp.500.000,00

(pembayaran wesel pada saat jatuh tmpo)

Pembelian angsuran

Adalah pembelian barang yang pelunasannya secara berangsur, yang penyerahan dan perpindahan hak milik dilakukan setelah pelunasan angsuran terakhir, misalnya KPR BTN, Leasing sepeda motor

Metode pencatatan pembelian angsuran terbagi menjadi tiga, yaitu : - Bunga dihitung dari pokok pinjaman

- Bunga dihitung dari sisa pinjaman - Bunga dihitung dengan sistem anuitas Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Bunga dihitung dari pokok pinjaman/sistem bunga tetap dan angsuran pokok tetap.

Dalam metode ini besarnya bunga dihitung dari pokok pinjaman sehingga besarnya bunga adalah tetap.

2. Bunga dihitung dari sisa pinjaman/Sistem bunga menurun dan angsuran pokok pinjaman tetap.

Besarnya bunga dihitung dari saldo pinjaman awal periode, tergantung periodenya bulanan atau tahunan. Kalau angsuran bulanan, bunga didasarkan pada saldo awal bulan. Kalau angsuran tahunan, maka bunga didasarkan pada saldo awal tahun. Jumlah bunga semakin lama semakin turun.

3. Sistem anuitas

Besarnya bunga dihitung menggunakan rumus anuitas. Dengan menggunakan rumus anuitas jumlah angsuran tetap tetapi jumlah bunga semakin menurun, sedangkan angsuran pokok semakin meningkat.

(15)

Contoh transaksi pembelian angsuran :

Pada tanggal 5 April 2007, dealer ”Dwijaya” menjual sebuah sepeda motor Suzuki dengan harga Rp 15.000.000 dan cara pembayaran adalah: - Uang muka Rp 7.000.000,00. - Sisanya sebesar Rp 8.000.000,00 diangsur sebanyak 4 kali setiap bulan yaitu setiap tanggal 5. Angsuran pertama dimulai pada tanggal 5 Mei 2007. - Bunga yang dibebankan sebesar 5% per bulan

(16)

Bunga Dihitung dari Pokok Pinjaman

Besarnya bunga, pokok pinjaman, dan jumlah kas yang diterima dalam setiap angsuran adalah sebagai berikut:

Angsuran Pokok Bunga (Rp) Kas yg Diterima/ Sisa Pinjaman Tanggal Pinjaman (Rp) (2)=5% Dibayar (Rp) (4) = (4

(1) = 8.000.000 : 4 x 8.000.000 (3)= (1) + (2) awal – (1)

5-4-07 - 7.000.000 8.000.000

5-5-07 2.000.000 400.000 2.400.000 6.000.000

5-6-07 2.000.000 400.000 2.400.000 4.000.000

5-7-07 2.000.000 400.000 2.400.000 2.000.000

5-8-07 2.000.000 400.000 2.400.000

Jumlah 8.000.000 1.600.000 16.600.000

Jurnal yang harus dibuat Pembeli adalah:

Keterangan Jurnal yang Dibuat Pembeli 5 April 2007 Pembelian 15.000.000

Saat Jual-Beli Utg Pembelian Angsuran 8.000.000

Kas 7.000.000

5 Mei 2007 Utg Pembelian Angs 2.000.000 Angsuran 1 Biaya bunga 400.000

Kas 2.400.000

5 Juni 2007 Utg Pembelian Angs 2.000.000 Angs. Kedua Biaya bunga 400.000

Kas 2.400.000

Untuk angsuran ke–3 dan ke–4 cara membuat jurnal adalah sama.

Bunga Dihitung dari Sisa Pinjaman

Besarnya bunga, pokok pinjaman, jumlah kas yang diterima/dibayar setiap angsuran adalah sebagai berikut:

Angsuran Pokok Bunga (Rp) Kas yg Diterima/ Sisa Pinjaman Tanggal Pinjaman (Rp) (2)=5% Dibayar (Rp) (4) = (4

(1) = 8.000.000 : 4 x 8.000.000 (3)= (1) + (2) awal – (1)

(17)

5-4-2007 - - 7.000.000 8.000.000

5-5-2007 2.000.000 400.000 2.400.000 6.000.000

5-6-2007 2.000.000 300.000 2.300.000 4.000.000

5-7-2007 2.000.000 200.000 2.200.000 2.000.000

5-8-2007 2.000.000 100.000 2.100.000 -

Jumlah 8.000.000 800.000 16.000.000

Jurnal yang harus dibuat adalah:

Keterangan Jurnal yang Dibuat Pembeli (dlm Rp,00)

5 April 2007 Pembelian 15.000.000

Saat Jual-Beli Utg Pembelian Angs 8.000.000

Kas 7.000.000

5 Mei 2007 Utg Pemb Angs 2.000.000

Angsuran I Biaya bunga 400.000

Kas 2.400.000

5 Juni 2007 Utg Pemb. Angs 2.000.000

Angsuran II Biaya bunga 300.000

Kas 2.300.000

(18)

Bunga dihitung dengan sistem Anuitas

Besarnya bunga, pokok pinjaman, dan jumlah kas yang diterima/dibayar setiap angsuran adalah sebagai berikut:

Tanggal Kas yang Bunga 4% Angsuran pokok Sisa Pinjaman diterima/dibayar pinjaman

5-4-2007 2.000.000 - - 8.000.000

5-5-2007 2.203.860 320.000 1.883.860 6.116.140

5-6-2007 2.203.860 244.650 1.959.210 4.156.930

5-7-2007 2.203.860 166.280 2.037.580 119.350

5-8-2007 2.203.860 84.770 2.119.090 -

Jumlah 16.815.440 815.700 8.000.000 -

Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:

Keterangan Jurnal yang Dibuat Pembeli (dlm Rp,00) 5 April 2007 Pembelian 15.000.000

Saat Penjualan Utg Pemb. Angs - 8.000.000

Kas - 7.000.000

5 Mei 2007 Utg Pemb Angs 2.000.000 Angsrn ke 1 Biaya bunga 320.000

� Kas 2.203.860

5 Juni 2007 Utg Pemb. Angs 1.959.210 Angsrn ke 2 Biaya bunga 244.650

Kas 2.203.860

Jurnal untuk angsuran ke–3 dan ke–4 dicatat dengan cara yang sama

Beban-beban yang masih harus dibayar (accrual liabilities)

Beban-beban yang harus dibayar adalah kewajiban terhadap beban-beban yang telah terjadi, tapi belum dibayar karena belum jatuh tempo pada akhir periode yang bersangkutan. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah hutang gaji dan upah, hutang

(19)

komisi, dan hutang bunga. Dalam contoh di atas telah diberikan contoh mengenai bunga yang masih harus dibayar atau hutang bunga.

Gaji dan upah yang dibayarkan kepada karyawan dan buruh perusahaan pada umumnya telah dipotong dengan bermacam–macam potongan. Misalnya :

 Pajak Pendapatan.

 Pensiun.

 Asuransi hari tua.

 Tabungan wajib.

 Iuran wajib.

Selama dana–dana tersebut belum digunakan harus nampak sebagai pos hutang di dalam neraca perusahaan.

Contoh :

Gaji dan upah karyawan bulan Pebruari sebesar Rp. 1.000.000,00 Potongan–potongannya adalah :

Pajak Pendapatan : Rp. 20.000,00

Pensiun : Rp. 15.000,00

Asuransi hari tua : Rp. 10.000,00

Iuran wajib : Rp. 7.500,00

Rp. 52.000,00

Sehingga jumlah yang dibayarkan kepada karyawan dan buruh adalah Rp. 1.000.000,00 – Rp. 52.500,00 = Rp. 947.500,00

Jurnal :

Tanggal Keterangan Debet Kredit (Rp)

Gaji & Upah Rp. 1.000.000,00

Hutang Pajak PPh 20.000,00

Dana Pensiun 15.000,00

Dana Asuransi hari tua 10.000,00

Dana iuran wajib 7.500,00

Hutang gaji & upah 947.500,00

(pembebanan gaji dan upah)

(20)

Pada saat dibayar dijurnal:

Tanggal Keterangan Debet Kredit

Hutang gaji & upah Rp. 947.500,00

Kas Rp. 947.500,00

(pembayaran Gaji & upah

Utang Pajak

Adalah semua jenis pajak yang dipungut selama bulan takwim dan beban pajak akhir tahun yang kurang bayar.

Adapun yang termasuk dalam utang pajak ini antara lain : 1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN Keluaran)

Pajak ini dikenakan atas barang-barang yang dijual perusahaan. Pajak tersebut dikenakan penjual kepada pembeli. Pemungutan ini menimbulkan utang pajak penjualan bagi perusahaan. Dari pajak yang dibebankan kepada pembeli tersebut, maka perusahaan atau penjual memiliki kewajiban untuk menyetorkan hasil pungutannya ke kas negara.

2. Pajak Penghasilan (PPh)

Pajak yang dihitung berdasarkan penghasilan yang diperoleh wajib pajak badan dengan tarif tertentu pada akhir periode fiskal. Jumlah pajak yang terhitung sesuai dengan peraturan perpajakan harus segera dibayarkan ke kas negara.

3. Pajak penghasilan pasal 2

Pajak yang dikenakan seorang karyawan yang memiliki penghasilan dari perusahaan. Selanjutnya perusahaan akan menyetorkan hasil pemungutan ini ke kas negara.

Contoh transaksi utang pajak :

Tanggal 20 Nopember 2014 PT ABC menjual barang seharga Rp 10.000.000. Atas penjualan tersebut belum termasuk PPN, PT ABC memungut PPN sebesar 10%. Buatlah jurnal atas transaksi penjualan tersebut ?

(21)

Pencatatan Penjualan BKP : Kas Rp 11.000.000

Penjualan Rp 10.000.000

PPN Keluaran Rp 1.000.000

Tanggal 10 Nopember 2014 PT ABC membeli tunai barang kena pajak dengan harga beli Rp 9.000.000. belum termasuk PPN Masukan. Tarif PPN adalah 10 % dari harga beli.

Buatlah jurnal atas transaksi pembelian tersebut ? Pencatatan Pembelian BKP :

Pembelian Rp 9.000.000 PPN Masukan Rp 900.000

Kas Rp 9.900.000

Pencatatan Selisih ( untuk memunculkan Utang Pajak ) Jurnal untuk mencatat utang PPN:

Tgl 30 Nopember 2014

PPN Keluaran Rp 1.000.000

PPN Masukan Rp 900.000

Utang PPN Rp 100.000

Jurnal untuk mencatat pembayaran utang PPN:

Utang PPN Rp 100.000

Kas Rp 100.000

Pendapatan yang diterima di muka

Kadang-kadang ada beberapa jenis pendapatan yang dapat diterima lebih dahulu seperti uang langganan majalah atau sewa. Pos ini dinyatakan sebagai hutang, karena menggambarkan suatu klaim terhadap perusahaan. Pada umumnya kewajiban ini diselesaikan dengan menyerahkan barang atau jasa dalam periode akuntansi berikutnya.

Jika terdapat penerimaan di muka melampaui satu periode akuntansi berikutnya harus

(22)

dilaporkan dalam neraca sebagai kelompok tersendiri (terpisah dari hutang jangka pendek).

Contoh:

Pada tanggal 1 Januari 2002 Majalah ”Mentari” menerima uang muka berlangganan majalah selama dua tahun sebesar Rp360.000,00 maka jurnal yang dibuat sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Debet Kredit

Jan 1 Kas Rp360.000,00

Pendapatan Rp360.000,00

diterima dimuka (penerimaan uang berlangganan)

Pada akhir periode 2002, perusahaan akan mengakui pendapatan dengan menjurnal sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Debet Kredit

Des 31 Pendapatan diterima Rp180.000,00

dimuka Rp180.000,00

Pendapatan (penerimaan uang berlangganan)

Rangkuman

Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah hutang yang harus dilunasi dalam jangka waktu pendek, paling lama satu tahun sesudah tanggal neraca, atau harus dilunasi dalam jangka waktu satu siklus operasi normal perusahaan yang bersangkutan (tergantung mana yang lebih panjang).

Jenis-jenis jutang jangka pendek antara lain hutang dagang, hutang wesel, biaya-biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, pembelian angsuran, pendapatan yang diterima dimuka.

Hutang lancar merupakan kelompok hutang yang harus dilaporkan paling atas dalam neraca.

(23)

Tugas Kelompok ! ( lihat LKPD)

Tes Kemampuan individual ! ( Lihat LKPD)

(24)

BAB III PENUTUP

Setelah memahami keseluruhan dari utang jangka pendek, maka anda akan mengikuti Uji Kompetensi Dasar untuk menguji sejauhmana pemahaman anda mengenai materi. Hasil dari UKD akan menjadi dasar apakah anda akan mengikuti remedial atau pengayaan materi.

(25)

PENGAYAAN

Buatlah 6 kelompok, masing-masing kelompok mendapat 1 jenis utang jangka pendek.

Carilah bentuk dokumen transaksi untuk mencatat utang jangka pendek, dicetak lalu ditempelkan di lembar kerja siswa atau buku tugas masing-masing !

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Anita Nuswantara, Dian.2003 Mengerjakan prosedur akuntansi hutang jangka pendek & panjang. Jakarta. Depdiknas

Harti, Dwi. 2011. Modul akuntansi 2A untuk SMK dan MAK. Jakarta: Erlangga Irfan, Ali. 2008. Akuntansi Industri Jilid 1 untuk SMK BAB 7 Penjualan

Angsuran. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

http://staff.blog.ui.ac.id/martani/ Akuntansi Keuangan ( 08/09/2018 )

Widayati, Wulan. 2017. Akuntansi Keuangan 2 untuk SMK/MAK Kelas XI.

Jakarta

www.youtube.com (video pembelajaran hutang jangka pendek)

Referensi

Dokumen terkait

102 Jika bank menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi dan tidak dapat memperoleh kembali seluruh jumlah uang yang telah dibayarkan kepada

Akun uang muka pembelian gas bumi dalam laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 telah direklasifikasi agar sesuai dengan

Pada tanggal 1 Januari 2005 Riza Fadila merencanakan pengeluaran obligasi sebesar Rp l.000.000,- dengan bunga 10% per tahun. Obligasi akan dijual pada waktu yang berbeda-beda

Adm Personal menerima dokumen invoice otorisasi dan uang dari kolektor, di cek kembali dan dibuatkan dokumen Invoice Otorisasi 4 rangkap dokumen yang diserahkan

I , tanggal 25 Januari 2017 pukul 12:00 didapatkan data Subyektif yaitu klien mengatakan akan menerima keadaan yang dialami sekarang ini, dan data Obyektif yang

Dari hasil perbandingan jurnal menurut Zaki Baridwan (2004) pada saat PT Widyacipta Fortuna menerima pendapatan angsuran uang muka rumah kas bertambah di debet

Sekitar jam 07:00 WIB tanggal 24 Januari 2011 pasien merasakan pusing pada bagian belakang kepala. Karena tidak kuat menahan rasa pusing, pasien meminum obat Fuldamik. Pagi

Barang dicrsebut akan dikirim tanggal 2 Januari 2004, dan telah dicatat sebagai penjualan tahun 2003 (dan unit tersebut tidak terdapat pada listing persediaan per 31 Des 2003)..