• Tidak ada hasil yang ditemukan

dampak pengembangan dan pembangunan alun-alun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "dampak pengembangan dan pembangunan alun-alun"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus : Manajemen Alun-alun Kota Wisata Batu)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Administrasi Publik

Oleh Dewi Arimbi NPM 216.01.09.1.036

UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK 2020

(2)

2

2

(3)

1 Dewi Arimbi, NPM 21601091036, Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi Uniersitas Islam Malang Dampak Pengembangan Dan Pembangunan Alun-Alun Kota Wisata Batu Terhadap Jumlah Sampah Di Kawasan Alun-Alun Kota Batu (Studi Kasus : Alun-alun Kota Wisata Batu). Dosen Pembimbing 1 : Dr. Affifudin, S. Ag., M. Si ., Dosen Pembimbing 2 : Retno Wulan Sekarsari S. AP., M. AP., M. Pol, Sc.

Sektor pariwisata merupakan sektor yang cukup menjanjikan untuk meningkatkan pendapatan daerah. Berbagai daerah di Indonesia sedang giat mengembangkan potensi wisata mereka. salah satunya Kota Wisata Batu. Kata mengembangkan tidak lepas dari pembangunan. Dalam penelitian ini berkaitan dengan Pembangunan Alun-alun Kota Batu.

Pembangunan Alun-alun Kota Batu memiliki dampak yang mengikuti. Dampak tersebut apabila dibiarkan nantinya akan memengaruhi tatanan alam dan sosial kedepannya. Untuk diperlukan penelitian terkait kondisi di lapangan agar dapat dikelola dan ditangani dengan baik atas dampak yang akan terjadi kedepannya.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, dimana tidak ada perhitungan didalamnya. Penelitian ini akan membahas beberapa hal terkait pembangunan alun- alun beserta dampaknya. Penelitian ini meliputi pembangunan alun-alun, dampak pembangunan alun-alun dan pengelolaan sampah di kawasan alun-alun.

Kata Kunci : Wisata, Pembangunan, Dampak

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan seribu kekayaan alam. Ribuan bukit dan luasnya bahari terbentang dari ujung timur hingga ke ujung barat negeri. Dari kekayaan alam tersebut menjadikan pariwisata menjadi salah satu sektor yang perlu diberikan perhatian khusus oleh pemerintah, baik pemerintah pusat ataupun daerah.

Karna dari sektor pariwisata bisa memberikan pemasukan kas negara yang jumlahnya tidak bisa dipandang sebelah mata. Hal tersebut pula yang mendasari Kota Batu mengambil concern khusus disektor pariwisata, bahkan Kota Batu melabeli diringa sendiri sebagai Kota Wisata Batu atau biasa disingkat KWB.

Langkah tersebut sangatlah tepat mengingat Malang raya dijadikan sebagai tujuan berlibur oleh masyarakat di setiap daerah, provinsi Jawa Timur khususnya. Lokasi Kota Batu yang berada ditengah-tengah Antara Kota Malang dan Kabupaten Malang menjadikan Kota Batu memiliki letak yang strategis dalam membangun tempat wisata.

Pariwisata sedang dikembangkan dengan giat di Indonesia. Dibanyak tempat ia menunjukkan peningkatan yang tajam, terutama pariwisata domestik. Di akhir pekan dan hari libur lainnya banyak tempat wisata dibanjiri oleh wisatawan.

Beberapa tempat seperti Yogyakarta dan Bali banyak mendapatkan wisatawan asing. Tak hanya bagi suatu daerah hadirnya pariwisata juga sama pentingnya bagi individu, terutama bagi yang kesehariannya melakukan aktivitas rutin sehingga kejenuhan kerja harus dihilangkan, salah satunya dengan berwisata.

(5)

Selain menghilangkan kejenuhan kerja berwisata juga bisa meningkatkan daya kreativitas dan produktivitas seseorang. Menurut Yuwana (2010 : 1) Dengan meningkatnya waktu luang sebagai akibat lebih singkatnya hari kerja dan didukung oleh meningkatnya penghasilan maka aktivitas kepariwisataan akan semakin meningkat. Dari pernyataan Yuwana tersebut, saat ini pariwisata menjadi kebutuhan baru dimasyarakat. Menurut Wahab (2003) pariwisata adalah salah satu dari industri gaya baru yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain dalam negara penerima wisatawan. Karena kebutuhan akan berwisata terus bertambah maka pengembangan dan pembangunan objek wisata terus dilakukan. Seperti halnya alun-alun Kota wisata Batu.

Alun-alun merupakan ikon utama bagi setiap daerah, begitu pula kota Batu.

Desain dan karakteristik kota divisualisasikan dalam desain dan bentuk taman kota.

Buah apel, yang menjadi komoditi utama, dan kini menjadi ciri Kota Batu diletakkan ditengah alun-alun yang menggambarkan bahwa buah apel merupakan citra dari Kota Batu itu sendiri yang perlu dijadikan sebagai landmark. Air mancur yang berada ditengah alun-alun juga memiliki makna tersendiri, yakni menunjukkan bahwa Kota Batu merupakan kota dengan sumber air yang sejuk, dingin dan bersih. Alun-alun KWB (Kota Wisata Batu) sendiri telah mengalami beberapa perombakan dan pemugaran selama beberapa kali, dan pembangunan terakhir dilakukan pada tahun 2010 lalu yang diresmikan pada mei 2011. Dengan adanya pemugaran, perluasan wilayah dan sentra pkl baru membuat pengunjung

(6)

3

alun-alun meningkat dengan pesat. Padatnya pengunjung alun-alun KWB sangat terasa dihari-hari libur dan akhir pekan.

Tabel 1.1 Data Pengunjung Alun-alun KWBTahun 2019 No. Hari Jumlah Kendaraan yang

Datang

Akumulasi Perkiraan Pengunjung 1. Senin 1.300 – 2.000 motor, 100-300

mobil

3.830 orang per hari 2. Selasa 1.300 – 2.000 motor, 100-300

mobil

3.830 orang per hari 3. Rabu 1.300 – 2.000 motor, 100-300

mobil

3.830 orang per hari 4. Kamis 1.300 – 2.000 motor, 100-300

mobil

3.830 orang per hari 5. Jumat 1.500 – 2.000 motor, 150-300

mobil

4.400 orang per hari 6. Sabtu 2.000 – 3.500 motor, 200-300

mobil

6.500 orang per hari 7. Minggu 2.000 – 3.500 motor, 200-300

mobil

6.500 orang per hari Sumber : Data yang Tealah Diolah Penulis

Dari pembangunan dan pengembangan kawasan alun-alun yang menarik daya kunjung wisatawan, ramainya kawasan alun-alun memiliki dampaknya tersendiri. Salah satunya dampak pada sisi ekologis. Lingkungan ekologis Kota Batu banyak terpengaruh oleh tempat-tempat objek wisata, baik wisata alam maupun wisata buatan. Dampak yang terasa adalah adanya pembukaan lahan baru untuk dijadikan objek wisata ataupun akokodasi penunjang seperti penambahan lahan pkl, parkir dan yang lainnya.

Seiring meningkatnya jumlah wisatawan meningkat pula jumlah sampah yang dihasilkan. Setiap wisatawan pasti menghasilkan sampah rumah tangga. Entah sampah hasil belanja di sekitar kawasa alun-alun ataupun sampah yang sudah

(7)

dibawa sebelumnya. Hal tersebut dibuktikan dari data jumlah sampah dinkawasan alun-alun kota batu :

Tabel 1.2 Data Jumlah SampahTahun 2019

No. Hari Akumulasi Jumlah Sampah

1. Senin 4,13 m3 sampah

2. Selasa 4,13 m3 sampah

3. Rabu 4,13 m3 sampah

4. Kamis 4,13 m3 sampah

5. Jumat 4,97 m3 sampah

6. Sabtu 5,85 m3 sampah

7 Minggu 5,85 m3 sampah

Sumber : Petugas Pengangkut Sampah Alun-alun Kota Batu Tahun 2019

Jumlah tersebut didaptkan dari perhitungan antara jumlah tempat sampah dengan kapasitas tempat sampah, antara lain :

a) 19 tempat sampah kotak 3 yang berkapasitas 75 liter b) 4 tempat sampah bulat yang berkapasitas 50 liter c) 15 tempat sampah oval yang berkapasitas 72 liter

d) 19 tempat sampah segi enam yang berkapasitas 75 liter, serta

e) 15 tempat sampah pengangkut ukuran sedang yang berkapasitas 120 liter, dan

8 tempat sampah pengangkut ukuran besar yang berkapasitas 600 liter

Pariwisata adalah industri yang kelangsungan hidupnya osangat ditentukan oleh baik-buruknya lingkungan. Ia sangat peka terhadapp kerusakan lingkungan, misalnya pencemaran oleh limbah domestik seperti sampah yang bertumpuk, nampak kotor dan bau, dan kerusakan pemandangan oleh penebangan hutan, gulma

(8)

5

air, gedung yang letak dan arsitekturnya tidaks sesuai serta sikap dsri masyarakat itu sendiri. Karena pada dasarnya tanpa libgkungan yang baik tak mungkinlah pariwisata bisa berkembang.Dari data tersebut, menunjukkan bahwa jumlah sampah rumah tangga dari hasil pengembangan kawasan wisata alun-alun kota Batu memberikan masalah baru, antara lain :

1. Sampah rumah tangga meningkat jumlahnya

Dengan meningkatknya jumlah pengunjung secara otomatis menambah pula jumlah sampah. Karena aktivitas pengunjung mempegaruhi aktivitas dikawasan sekitarnya seperti PKL, masjid, toko dan resto di sekitar. Selain kegiatan jual beli ada pula kegiatan non jual beli yang turut menyumbang sampah rumahtangga seperti kegiatan parkir. Dari karcis parkir yang sudah tidak digunakan dan dibuang begitu saja tanpa ada proses pengolahan lebih lanjut.

2. Kebutuhan akan tempat sampah meningkat

Seiring dengan meningkatnya jumlah sampah maka sarana prasarana yang diperlukan juga turut meningkat. Tempat sampah, merupakan sarana dasar yang diperlukan dalam kasus ini. Jumlah tempat sampah yang sesuai dengan volume sampah harian akan sangat membantu dalam menjaga kebersihan alun-alun. Peningkatan jumlah tempat sampah ini terlihat dari adanya tempat sampah baru di area alun-alun dan bertmbahnya tempat sampah pengangkut di area alun-alun.

(9)

3. Diperlukan inovasi baru terkait daur ulang sampah (terutama sampah plastik)

Di alun-alun aktivitas yang paling banyak diakukan ialah kegiatan jual-beli makanan dan minuman dan yang kedua adalah produk oleh-oleh (aksesoris dan souvenir). Dari aktivitas jual-beli makanan tersebut sampah yang paling banyak dihasilkan adalah sampah plastik, yang terlihat dari pembungkus makanan dan inuman. Sedangkan jenis sampah yang paling banyak dihasilkan kedua adalah sampah sterofoam dan kertas minyak, dan yang ketiga adalah sampah daun yang berguguran dari pohon-pohon di sekitar alun-alun. Dengan banyaknya sampah plastik maka concern daur ulang sampah plastik perlu ditingkatkan mengingat sampah plastik adalah sampah yang paling banyak di bumi dan sangat susah untuk lapuk. Inovasi daur ulang sampah plastik sangat diperlukan, mengingat sampah terus dihasilkan setiap harinya.

4. Diperlukan pengelolaan dan penjagaan kebersihan kawasan alun-alun lebih intensif

Aktivitas yang beragam, ribuan manusia yang datang setiap harinya membuat alun-alun menjadi tempat yang tak pernah kosong. Manajemen yang tepat dan intensif sangat amat diperlukan, untuk menjaga ketertiban dan keteraturan kawasan alun-alun mulai dari akomodasi sarana dan prasarana, arus lalu lintas dan tentu saja sampah. Sampah yang merupakan sesuatu yang kurang berguna dan cenderung tidak memiliki nilai yang bersumber dari aktivitas baik manusia maupun alam. Sampah akan menjadi

(10)

7

hal negatif apabila tidak ada pengolahan yang berarti di dalamnya, yang dapat mempengaruhi estetika dan kebersihan dari alun-alun itu sendiri.

Maka penjagaan dan pengelolaan sampah dan kebersihan secara insentif sangat diperlukan di kawasan alun-alun kota Batu.

Dari jumlah sampah yang dihasilkan harus seimbang dengan proses daur ulang dan teraturnya pengelolaan sampah di kawasan alun-alun Kota Batu agar kebersihan lingkungan tetap terjaga. Oleh karena itu, dari permasalahan yang telah dijabarkan sebelumnya, peneliti tertarik untuk mengkaji tentang Dampak Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Alun-alun Kota Wisata Batu terhadap Jumlah Sampah di Kawasan Alun-alun Kota Batu dengan studi kasus : Manajemen Pengelolaan Sampah Alun-alun Kota Wisata Batu.

1.2 Rumusan Masalah

Dari akar permasalahan yang telah dijabarkan sebelumnya, maka rumusan masalah yang ingin diteliti oleh penulis ialah :

1. Bagaimana pembangunan dan pengembangan kawasan alun-alun Kota Batu selama 10 tahun terakhir ?

2. Apa saja dampak dari pembangunan dan pengembangan alun-alun Kota Batu ?

3. Bagaimana manajemen dan pengelolaan sampah di kawasan alun-alun Kota Wisata Batu ?

(11)

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana pembangunan dan pengembangan kawasan alun-alun Kota Batu selama 10 tahun terakhir

2. Untuk meneliti jumlah sampah dari beragamnya aktivitas di alun-alun Kota Batu

3. Untuk mengetahui bagaimana manajemen dan pengelolaan sampah di kawasan alun-alun Kota Batu

1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah :

1. Manfaat akademis, yaitu sebagaj salah satu sumbangan dalam mengembangkan ilmj pengetahuan sehingga menambah wawasan khususnya pada sektor ekologis dalam upaya pengembangan objek wisata 2. Manfaat praktis, yaitu sebagai masukan/sumbangan pemikiran bagi Pemda

setempat terutama dalam upaya pengolaan sampah di kawasan alun-alun Kota Batu

3. Manfaat subjektif, yaitu sebagai suatu tahap pelatihan dan pengembangan kemampuan berfikir ilmiah dan kemampuan untuk menukiskannya dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari bidang ilmu administrasi negara.

(12)

9

9

(13)

107 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Alun-alun merupakan ikon perwujudan identitas sebuah kota. Alun-alun Kota Batu pertama kali direnovasi pada tahun 1970-an dengan pembangunan tugu sederhana ditengah-tengah. Pembangunan kedua dilakukan pada tahun 1980-an.

Tugu mulai digantikan dengan patung apel. Setelah Kota Batu memisahkan diri dengna Kota Malang dan menjadi kota administratif sendiri pembangunan kembali dilakukan tepatnya pada tahun 2001, dengan menambahkan patung sayur kol dan bunga sepatu serta ditulisnya slogan dan semboyan kota. Mengingat komoditi utama kota Batu tidak hanya buah apel tetapi juga sayur-sayuran dan bunga hias.

Pembangunan terakhir dilakukan pada tahun 2010 dengan renovasi total, mulai dari perluasan lahan, perombakan sarana prasarana dan penambahan wahana bermain keluarga.

Pembangunan dan pengembangan kawasan alun-alun berdampak pada kehidupan sosial dan lingkungan. Dampak yang diakibatkan antara lain, pertama dampak terhadap pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan merebaknya PKL dan berjamurnya ruko, hotel, reataurant dan penyedia layanan kebutuhan lainnya.

Dampak kedua adalah dampak terhadap kemacetan lalu lintas. Peningkatan volume kendaraan seiring banyaknya wisatawan yang datang. Akibatnya terjadi kemacetan terutama di daerah-daerah wisata seperti kawasan jatimpark, alun-alun dan daerah wisata lainnya. Ketiga, dampak terhadap jumlah sampah.

(14)

108

108 Pembangunan alun-alun mengundang para wisatawan untuk datang. Banyaknya wisatawan yang datang turut menambah jumlah sampah. Kegiatan wisata, konsumsi barang dan konsumsi makanan pasti menghasilkan sampah. Peningkatan sampah saat akhir pekan dan musim liburan mencapai 60%.

Pengelolaan sampah di alun-alun dimulai dari pengawasan kebersihan di kawasan alun- alun dan pengangkutan sampah dengan rutin minimal 2x sehari. Pengolahan sampah dilakukan di TPA Tlekung. Sampah dipilah antara sampah organik dan anorganik. Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos dan pakan ternak. Sedangkan sampah anorganik akan dipilah lagi antara sampah yang bisa didaur ulang dan sampah yang sudah tidak bisa di daur ulang. Sampah yang bisa di daur ulang akan dibawa oleh pihak ketiga sedangkan sampah yang tidak bisa didaur ulang disebut residu, yang nantinya akan ditimbun didalam tanah. Timbunan sampah menjadi 2 hal yakni liquid atau cairn dan gas metan. Gas metan akan dijadikan biogas sebagai pengganti LPG dan cairan akan dijadikan pupuk cair.

5.2 Saran

Dari penelitian yang sudah dilakukan, saran yang bisa penulis sampaikan adalah :

1) Melakukan pembangunan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan, melalui analisis SWOT dengan menilai secara seksama dampak yang akan ditimbulkan dari sebuah pembangunan.

2) Menjadikan kawasan alun-alun sebagai kawasan ruang terbuka hijau yang bebas dari limbah baik organik, anorganik maupun limbah hasil kendaraan bermotor serta menjadikan kawasan alun-alun sebagai kawasan yang ramah lingkungan dan ramah untuk pengunjung disabilitas

(15)

109 dengan pendekatan langsung maupun tidak langsung seperti himbauan dari petugas kebersihan maupun petunjuk pembuangan sampah yang tepat.

4) Mencari inovasi terkait pengolahan sampah yang berasal dari kegiatan wisata alun-alun kota batu, agar sampah tidak hanya dialihkan ke TPS dan TPA, seperti pengelolaan sampah langsung oleh PKL, dimana PKL bisa mengelola sampahnya melalui pendaur ulangan sampah atau mengadakan Bank Sampah oleh paguyuban PKL.

Sedangkan saran yang bisa penulis berikan untuk penelitian selanjutnya adalah:

a. Informasi mengenai pengunjung alun-alun secara rigid, karena saat ini pengunjung alun- alun tidak bisa didata secara rigid karena akses pintu masuk yang beragam dan tidak ada tiket masuk

b. Pengelolaan sampah di kawasan alun-alun. Slogan ynag selalu dituturkan oleh pihak TPA adalah “Pilah sampah dari rumah” dan pihak TPA selalu mengupayakan adanya pengolahan sampah dimulai dari rumah.dari slogan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengelolaan sampah sebaiknya dimulai dari sumber sampah, maka sampah yang dihasilkan di alun-alun sebaiknya diolah dari alun-alun. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan mengupas tentang pengelolaan sampah secara mikro ataupun makro di kawasan alun-alun kota Batu.

(16)

111

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Cahyono, Drs. Dwi M. Hum. 2011. Sejarah Daerah Batu, Rekonstruksi Sosio- Budaya Lintas Masa. Batu : Jejak Kata Kita

Darsoprajitno, H. Soewarno. 2013. Ekologi Pariwisata Tata Laksana Pengelolaan Objek dan Daya Tarik Wisata. Bandung : Angkasa

Narbuko, Drs. Cholid. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara Soemarwoto, Otto. 1991. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta :

Djambatan

Wisadirana, Dr. Ir. Darsono. 2005. Metode Penelitian dan Pedoman Penulisan Skripsi Untuk Ilmu Sosial. Malang : UMM Press

Jurnal

Dewi, Rany Puspita. 2017. Perancangan Sistem Pengelolaan Sampah Untuk Mendukung Perkembangan Industri Kreatif di Daerah Pariwisata.

Prosiding Seminar Multi Disiplin Ilmu dan Call For Papers UNISBANK ke-3

Djau, Mohammad Sayuti. Mohi, Widya Kurniati. Lamangida, Trisusanti. Pakaya, Syahril. 2017. Aksi Pengelolaan Sampah Plastik di Kawasan Wisata Pantai Untuk Eknomi Produktif.Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat Tahun 2017

Masjhoer, S. Kel., M. Sc, Jussac Maulana. Kajian Pengelolaan Sampah di Kawasan Wisata Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarukmo (STIPRAM)

Vitasurya,Vincentia Reni.2014. SAWITRI (Sampah Wisata Pentingsari) : Model Pengelolaan Sampah Aktivitas Wisata Desa Pentingsari, Yogyakarta.

Jurnal Arsitektur KOMPOSISI : Vol. 10, Nomor 5, Edisi April 2014 Putra, Agus Muriawan. 2009. Sosialisasi Konsep Pariwisata Berelanjutan dalam

pengelolaan Objek Wisata Pantai Yeh Gangga Kabupaten Tabanan.

Program Studi Pariwisata, Universitas Udayana Skripsi

Febriana, Yusrissa Ekka. 2018. Analisis Dampak Pengembangan Kepariwisataan Dalam Menunjang Kebelanjutan Ekonomi Dan Sosial Budaya Lokal .

(17)

112 Kehidupan Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Lokal. Malang. Fakultas Ilmu Administrasi : Universitas Brawijaya.

Internet

Iqbal, Rizaldi A. R. 2017. Sejarah Asal Mula Kota Batu.

http://3kjakel2bindonesia.blogspot.com/2017/11/sejarah-asal-mula-kota-batu.html. Diakses pada 9 Januari 2020

Rahmanto, Ilham. 2017. Alun-alun Kota Batu Destinasi Wisata Akhir Pekan.

https://ilhamteguh.com/alun-alun-kota-batu. Diakses pada 9 Januari 2020 Lainnya

Pemerintah Kota Batu. Lembar Kinerja Instansi Pemerintah Kota Batu. 2018. Batu.

Referensi

Dokumen terkait

Mengidentifikasi proses perubahan kelembagaan dalam pengembangan kawasan Wana Wisata Gunung Galunggung dengan memperhatikan dampak yang terjadi akibat proses

Dampak negatif yang mungkin terjadi dengan adanya keberadaan kawasan wisata adalah rusaknya sumber-sumber hayati ataupun tercemarnya lingkungan di sekitar kawasan wisata (Yoeti

Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan deskriptif bagaimana dampak pembangunan Wisata Bahari Lamongan terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitarnya.. Metode

Dalam kaitannya dengan dampak dari pariwisata terutama dari persepktif perencanaan di Bali, penulis sangat tertarik untuk mengupas permasalahan dampak fisik, ekonomi,

Judul Skripsi : Dampak Kawasan Industri Medam Star Terhadap Pembangunan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitarnya... UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Sehinggga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Dampak Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Aek Sibundong Terhadap Kondisi

a) Pusat SPP A1 berada di kawasan Alun-alun pada Kelurahan Sentanan, Kelurahan Purwotengah, Kelurahan Kauman, Kelurahan Magersari dan.. Badan Perencanaan

Kawasan wilayah Kabupaten Karanganyar memang cukup terkenal dengan banyak potensi wisata yang terdapat didalamnya. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap kunjungan