Salah satu kisah yang dapat dijadikan contoh nilai-nilai pendidikan akhlak adalah kisah Khadijah istri Rasu
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat sehingga masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai moral seperti dalam kisah Khadi>jah dalam kehidupan sehari-hari. Semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi semua orang khususnya penulis untuk mengetahui dan memahami serta mengamalkan nilai-nilai moral dari kisah Khadi>jah RA.
Pembagian Akhlak
Seorang Muslim hanya bisa bertawakal kepada Allah. f) Ikhlas adalah tindakan tanpa pamrih, sekedar mengharap keridhaan Allah. Menurut Yuhanar Ilyas, persoalan ikhlas ditentukan oleh tiga faktor, yaitu niat ikhlas, amal, dan penggunaan hasil usaha yang benar. g) Taqwa adalah orang yang menjaga dirinya dari segala sesuatu yang mengundang murka Tuhannya dan dari segala sesuatu yang mendatangkan keburukan, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. Mengingat Allah merupakan awal mula segala ibadah kepada Allah SWT. karena selalu menjadi tanda hubungan antara hamba dan pencipta.
Allah mewajibkan keduanya untuk menaati keduanya dan beramal shaleh.30 Sebagaimana firman Allah SWT. 30 Muh}ammad Azmi, Pembinaan Akhlak Anak, 65. Akhlak terhadap sesama diwujudkan dalam bentuk saling mengunjungi, membantu di saat senang, apalagi di saat sulit, saling memberi, saling menghormati, menghindari pertengkaran dan permusuhan. Sabar juga berarti konsisten dan konsisten dalam menjalankan segala perintah Allah SWT. B.Ama>nah.
Iman ialah sikap dan akhlak peribadi yang beriman, ikhlas dan jujur dalam melaksanakan sesuatu yang dipercayakan kepadanya, berupa harta, rahsia dan tugas. Syirik ialah mempersekutukan Allah dalam melakukan suatu amal yang hanya boleh diperlihatkan kepada Allah, seperti membuat tuhan-tuhan lain bersama Tuhan, menyembah-Nya, mentaati-Nya, meminta pertolongan-Nya atau melakukan perbuatan-perbuatan lain yang sangat berbahaya. Kufur secara harfiah bermaksud menutupi. Kufur ialah kufur kepada Allah dan Rasul-Nya, sama ada dengan berdusta atau tidak.
Bagi pertelingkahan, ia adalah perpindahan pertuturan daripada seseorang kepada orang lain dengan tujuan untuk merosakkan hubungan mereka. Maksudnya beramal bukan kerana Allah tetapi kerana manusia, dia beramal kerana mengharapkan pujian orang lain. Oleh itu, orang yang riy>a' hanya ingin bersedekah apabila ada orang lain yang melihatnya. 36.
Pengertian Pendidikan Karakter
Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau tingkah laku yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. Sedangkan menurut Hermawan Kertajaya, karakter adalah kualitas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karakter adalah watak atau tingkah laku yang menjadi ciri khas seseorang.
Sifat dan karakteristik menjadikan seseorang bertindak, bertingkah laku dan menyikapi sesuatu sehingga dapat diukur kepribadiannya. Menurut Rutland yang dikutip Furqon Hidayatullah, pendidikan karakter berasal dari akar bahasa Latin yang berarti “terpahat”. Sedangkan pendidikan karakter merupakan upaya aktif membentuk kebiasaan agar terpatri sejak usia dini agar dapat mengambil keputusan yang baik dan bijaksana serta melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.42.
Terlebih lagi, pendidikan karakter merupakan upaya serius untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai inti etika. Secara sederhana, pendidikan karakter diartikan sebagai upaya yang sengaja dirancang untuk meningkatkan karakter siswa. Sedangkan sumber lain menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah suatu ikhtiar sungguh-sungguh dimana kepribadian positif dikembangkan, didorong dan diperkuat melalui keteladanan, pengkajian (sejarah dan biografi) dan peniruan (usaha maksimal untuk mewujudkan kearifan dari apa yang diamati dan dipelajari).44.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian positif pada diri siswa.
Tujuan Pendidikan Karakter
Secara akademis, pendidikan karakter bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa agar siswa dapat mengambil keputusan baik dan buruk, melestarikan apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Oleh karena itu, muatan psikologis pendidikan karakter meliputi dimensi penalaran moral, perasaan moral, dan perilaku moral.46. Selain itu, tujuan pendidikan karakter adalah untuk menanamkan nilai-nilai pada peserta didik dan memperbaharui tatanan hidup bersama, lebih menghargai kebebasan individu.
Pendidikan karakter juga bertujuan untuk meningkatkan mutu pelaksanaan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada tercapainya pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan ilmunya, mengkaji dan mewujudkan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia agar terwujud dalam perilaku sehari-hari. Pendidikan karakter pada tingkat institusi mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang mendasari perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari dan simbol-simbol yang dianut oleh seluruh warga sekolah dan masyarakat sekitar.
Internalisasi pendidikan karakter ini secara tidak langsung akan semakin menjadi kekuatan untuk menyeleksi dan menyaring setiap orang. Beliau akan menjadi sosok transformator yang menginspirasi dan memotivasi masyarakat untuk melestarikan dan memperjuangkan nilai-nilai luhur yang diyakini kebenarannya, serta dinamis dan progresif dalam mengembangkan nilai-nilai tersebut agar selalu relevan dengan tantangan masa kini. yang memerlukan 'proses adaptasi, kontekstualisasi, dan revitalisasi yang berkesinambungan. Pendidikan karakter sangat penting karena posisinya yang strategis untuk memompa semangat manusia untuk melestarikan dan memperjuangkan nilai-nilai luhur tersebut.48.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada tercapainya pembentukan akhlak mulia dan etika peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan.
Prinsip Pendidikan Karakter
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Adalah perilaku yang didasari oleh upaya menjadikan diri sendiri menjadi pribadi yang selalu dapat dipercaya, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Yaitu sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, suku, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya. d) Disiplin. Merupakan sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain untuk menyelesaikan tugasnya. h) Demokratis.
Ia adalah cara berfikir, berkelakuan dan bertindak yang menghargai hak dan kewajipan diri sendiri dan orang lain. i) Rasa ingin tahu. Ia adalah sikap dan tindakan yang sentiasa cuba untuk mengetahui lebih mendalam dan lebih luas daripada sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar. j) Semangat kebangsaan. Ia merupakan satu tindakan yang memotivasikan diri untuk menghasilkan sesuatu yang berguna untuk masyarakat, serta mengiktiraf dan menghormati kejayaan orang lain. m) Peramah/komunikatif.
Ia merupakan satu tindakan yang memotivasikan diri untuk menghasilkan sesuatu yang berguna untuk masyarakat, serta mengiktiraf dan menghormati kejayaan orang lain. n) Cinta kepada keamanan. Ia merupakan satu tindakan yang memotivasikan diri untuk menghasilkan sesuatu yang berguna untuk masyarakat, serta mengiktiraf dan menghormati kejayaan orang lain. o) Suka membaca. Ia merupakan satu sikap dan tindakan yang sentiasa berusaha mencegah kerosakan alam sekitar alam sekitar dan mengembangkan usaha untuk membaiki kerosakan yang berlaku.
Merupakan sikap dan perilaku yang selalu ingin membantu orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. r) Tanggung jawab.
Telaah Hasil Penelitian Terdahulu
Kedua, penelitian Syamzan Syukur Dosen IAIN Sultan Amai Gorontalo dalam jurnalnya yang berjudul “Perempuan di Persimpangan Sejarah (Kajian Peran Publik Sahabiyah-Sahabiyah Pada Masa Rasu>lullah Saw.)”.53 Kesimpulan majalah tersebut : Khadijah beliau dikenal sebagai wanita yang menjunjung tinggi status sosial, pengusaha sukses dan harta melimpah. Khadijah dilahirkan dalam keluarga bangsawan Quraisy, yang mencari kehidupan sebagai saudagar besar. Selain itu, Khadijah mendapat warisan dari harta warisan kedua almarhum suaminya.
Namun, semua kekayaan tersebut tidak memaksa Khadijah untuk hanya berdiam diri menikmati kekayaannya dan menjadi wanita konsumeris. Sebagai seorang wirausaha, Khadi>jah tidak hanya memandang kemampuan intelektual dalam memilih mitra usaha dan karyawan, namun juga mengedepankan akhlak mulia. Muhammad yang mendapat predikat orang jujur dari kalangan Quraisy ditawari oleh Khadijah untuk bergabung dengan kafilah dagangnya di Syam.
53Syamzan Syukur, Perempuan dalam Sejarah (kajian tentang peran publik Sahabiyah-Sahabiyah pada masa Rasu>lullah Saw.). Dari dua referensi artikel di atas, penelitian hanya berfokus pada gagasan Khadi>jah RA. Oleh karena itu, peneliti ingin mengungkap nilai-nilai pendidikan moral dibalik kisah Khadijah RA.
Metode Penelitian
- Pendekatan dan Jenis Penelitian
- Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Analisis Data
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan, yaitu proses pencarian dan pengumpulan data secara sistematis yang diperoleh dari perpustakaan, baik sumber primer maupun sekunder, agar mudah dipahami dan temuannya dikomunikasikan kepada orang lain. Artinya penelitian yang dilakukan untuk memecahkan suatu masalah pada prinsipnya didasarkan pada kajian kritis dan mendalam terhadap bahan pustaka yang relevan. Sumber data yang dijadikan bahan dalam penelitian ini adalah dari berbagai literatur yang berkaitan dengan nilai-nilai moral dalam kisah Khadi>jah RA. Sumber data primer merupakan bahan pokok atau rujukan utama pada saat melakukan penelitian untuk mengungkap dan menganalisis penelitian.60 Sumber primer yang digunakan penulis adalah: .. 1) Abd al-Mun'im, Khadi>jah Cinta Sejati Rasu 2) Ibra>hi>m Muh}ammad H}asan al-Jamal, Khadi>jah Contoh hebat seorang mukmin, Surakarta: al-Andalus, 2014. 60 Sumber data primer ialah sumber data yang secara langsung memberikan data kepada pengumpul data. , atau boleh dikatakan sebagai data primer atau wajib. Manakala sumber data sekunder ialah sumber data yang tidak secara langsung memberikan data kepada pengumpul data. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kepustakaan yaitu proses pencarian dan penyusunan secara sistematis data-data yang diperoleh dari perpustakaan, baik sumber primer maupun sekunder, agar mudah dipahami dan temuannya dapat dikomunikasikan kepada orang lain. teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah teknik dokumentasi yaitu mencari data tentang suatu hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah dan lain sebagainya. 63 Teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang materi yang relevan dengan kebutuhan pendidikan atau pengumpulan informasi dan semua sumber tertulis yang dapat memberikan informasi.64. Analisis data dalam penelitian kepustakaan adalah proses pencarian dan penyusunan secara sistematis data yang diperoleh dari perpustakaan, baik sumber primer maupun sekunder, agar mudah dipahami dan temuannya dapat dikomunikasikan kepada orang lain.65. Setelah pengumpulan data selesai, data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode analisis isi, yaitu analisis isi, pesan atau komunikasi 66 Metode analisis ini merupakan suatu teknik sistematik untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan, atau alat untuk mengamati secara terbuka dan menganalisis komunikasi. perilaku komunikator yang dipilih.67 Penulis menerapkan metode analisis isi dalam penelitian ini untuk mengekstrak pesan moral dari kisah Khadi>jah RA. Pada tahap ini, informasi yang telah diperoleh adalah nilai-nilai akhlak dalam kisah Khadi>jah RA. Sistematika Pembahasan