Nama: Arssy Dyon Adhitya Sundawa NPM: 09.2021.1.00718
BAB III
DIAGRAM ALIR DAN KEBUTUHAN AIR
3.1. Pemilihan Alternatif Pengolahan
Faktor penting dalam membuat diagram alir adalah pengetahuan tentang tujuan dan fungsi dari semua unit operasi dan unit proses, atau metoda penyisihan polutan tertentu. Pemilihan unit proses dan unit operasi tergantung pada:
Karakteristik air baku
Karakteristik air yang akan dihasilkan
Pertimbangan biaya investasi dan biaya operasi dan pemeliharaan
Ketersediaan lahan
Air Sungai, air danau, air payau, air gambut, air tanah merupakan unit pemilihan alternatiif untuk pengolahan air minum.
3.1.1. Air Sungai
Karakteristik umum air sungai adalah terdapat kandungan partikel tersuspensi atau koloid. Bila air sungai mempunyai kekeruhan atau kadar lumpur yang tinggi, maka diperlukan tambahan unit pretreatment meliputi screen dan prasedimentasi. Bila kadar oksigen sangat rendah, maka diperlukan tambahan unit aerasi. Bila terdapat kandungan kesadahan yang tinggi, maka diperlukan tambahan unit penurunan kesadahan (presipitasi dengan kapur/soda-sedimentasi- rekarbonasi).
Gambar 3.1. Diagram Alir Proses Pengolahan Air Sungai 3.1.2. Air Danau
Karakteristik air danau umumnya menyerupai air sungai, yaitu terdapat kandungan koloid. Karakteristik yang spesifik adalah kandungan
oksigen rendah karena umumnya air danau relative tidak bergerak, sehingga kurang teraerasi.
Gambar 3.2. Diagran Alir Pengolahan Air Danau 3.1.3. Air Payau
Air permukaan yang bersifat payau (kadar garam sekitar 5000 – 10000 mg/l) berada di daerah rawa di pesisir. Selain kadar garam, karakteristik air rawa ini hampir sama dengan air sungai, sehingga diperlukan proses pengolahan berupa koagulasi-flokulasi – sedimentasi – filtrasi ditambah dengan unit pengolahan untuk menurunkan kadar garam, pertukaran ion atau filtrasi membrane (mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, 48ialysis, elektrodialisis, reverse osmosis).
Gambar 3.3. Diagram Alir Proses Pengolahan Air Rawa Bersifat Payau
3.1.4. Air Gambut
Air gambut adalah air yang kandungan bahan organik alamiahnya tinggi, terutama asam humat dan asam fulvat. Oleh karena itu diperlukan unit pengolahan untuk menghilangkan bahan-bahan ini, misal slow sand filter (bila kandungan koloid rendah) atau adsorpsi karbon aktif atau reverse osmosis. Jika air gambut tersebut mengandung koloid tinggi, maka diperlukan unit pengolahan berupa koagulasiflokulasi– sedimentasi – filtrasi.
Gambar 3.4. Diagram Alir Proses Pengolahan Air Gambut an Partikel
Koloid Tinggi
3.1.5. Air Tanah
Karakteristik umum air tanah adalah kekeruhan atau padatan tersuspensi rendah, sehingga tidak diperlukan unit koagulasi - flokulasi–
sedimentasi – filtrasi. Pengolahan hanya ditujukan pada parameter yang kadarnya signifikan besar atau melebihi nilai baku mutu air minum.
1. Air Tanah Dengan Kadar Besi dan Mangan Tinggi
Air tanah biasanya diambil dengan cara pemompaan. Kadar besi dan mangan yang tinggi dalam air tanah dapat dikurangi dengan cara oksidasi dengan oksigen, klor, klor dioksida, kalium permanganat, atau ozone. Presipitat yang terbentuk akibat oksidasi ini diendapkan di bak pengendap atau langsung difilter.
Gambar 3.5. Diagram Alir Proses Pengolahan Air Tanah berkadar Besi dan Mangan Tinggi
2. Air Tanah Dengan Kadar Kalsium dan Magnesium Tinggi Kadar kalsium dan magnesium yang tinggi dalam air tanah menyebabkan kesadahan yang tinggi. Kesadahan dapat dikurangi dengan presipitasi menggunakan kapur dan/atau soda. Presipitat yang terbentuk akibat penambahan kapur/soda ini diendapkan di bak pengendap. Setelah itu perlu ditambah CO2 untuk mengurangi kadar kapur berlebih.
Gambar 3.6. Diagram Alir Proses Pengolahan Air Tanah berkadar Kalsium dan Magnesium Tinggi
3. Air Tanah Payau
Parameter air yang harus dihilangkan kadarnya pada air tanah payau ini adalah kadar garam. Dengan teknik filtrasi membran (terutama elektrodialisis) atau pertukaran ion, kadar garam dalam air payau dapat dihilangkan
Gambar 3.7. Diagram Alir Proses Pengolahan Air Tanah Bersifat Payau
4. Air dari Mata Air
Air dari mata air atau air tanah yang telah memenuhi semua persyaratan kualitas air minum tidak memerlukan proses pengolahan. Namun demikian tetap harus didisinfeksi untuk menjamin keamanan konsumen dari segi mikrobiologis.
Gambar 3.8. Diagram Alir Proses Pengolahan Air dari Mata Air
Tabel 3. 1 Pemilihan Unit Operasi dan Proses untuk Pengolahan Kontaminan Tertentu
Sumber: Qasin et al (2000)
Nama: Arssy Dyon Adhitya Sundawa NPM: 09.2021.1.00718
3.2. Diagram Alir
Berdasakan karakteristik air baku yang telah disebutkan, maka diperlukan unit bangunan yang tepat untuk mengolah air baku hingga sesuai baku mutu yang ada. Untuk mengetahui unit pengolahan air baku yang tepat maka perlu memilih diagram alir untuk pengolahan air baku, berikut beberapa alternatif diagram alir yang dapat digunakan untuk mengolah air baku. Berikut ini merupakan alternatif diagram alir yang dapat diterapkan untuk Instalasi Pengolahan Air Minum:
Gambar 3.9. Alternatif Diagram Alir I Tabel 3.1. Perhitungan Alternatif I Parameter nilai satuan
Unit Pengolahan
baku mutu
screen Intake Prasedimentasi Flash mix
%(Removal) Effluen %(Removal) Effluen %(Removal) Effluen %(Removal) Effluen
Kekeruhan 118 NTU 0% 118 0% 118 60% 47.2 65% 16.52 3 NTU
Warna 28 PTCU 0% 28 0% 28 0% 28 72.89% 7.59 10 PTCU
Zat Organik 18 Mg/L 0% 18 0% 18 0% 18 60% 7.2 10 Mg/L
Parameter nilai satuan Unit Pengolahan baku mutu
Screen Intake Prasedimentasi Flash Mix
Desinfeksi Filtrasi Sedimentasi Slow Mix
Slow mix Sedimentasi Filtrasi Desinfeksi
%(Removal) Effluen %(Removal) Effluen %(Removal) Effluen %(Removal) Effluen
Kekeruhan 118 NTU 65% 5.78 20% 4.63 40% 2.78 0% 2.78 3 NTU
Warna 28 PTCU 0% 7.59 0% 7.59 0% 7.59 0% 7.59 10 PTCU
Zat Organik 18 Mg/L 0% 7.2 0% 7.20 0% 7.20 0% 7.20 10 Mg/L
Sumber : Perhitungan Pribadi
Gambar 3.10. Alternatif Diagram Alir II
Tabel 3.2. Perhitungan Alternatif II
Screen Intake Prasedimenta
si Flash Mix
Reservoir Desinfeksi Slow and
Filter Sedimentasi
Slow Mix
Parameter nilai satuan
Unit Pengolahan IPAM Alternatif I
baku
screen Intake Prasedimentasi Flash mix Slow mix mutu
%
(Removal) Efflue
n %
(Removal) Efflue
n %
(Removal) Efflue
n %
(Removal) Efflue
n %
(Removal) Efflue n Kekeruha
n 118 NTU 0% 118 0% 118 40% 70.8 60% 28.32 50% 14.16 3 NTU
Warna 28 PTCU 0% 28 0% 28 0% 28 72.89% 7.59 0.0% 7.59 10
PTCU Zat
Organik 18 Mg/L 0% 18 0% 18 0% 18 60% 7.20 0% 7.20 10 mg/L
Parameter nilai satuan
Unit Pengolahan IPAM Alternatif I
baku Sedimentasi Slow Sand Filter Desinfeksi Reservoir mutu
%(Removal) Effluen %(Removal) Effluen %(Removal) Effluen %(Removal) Effluen
Kekeruhan 118 NTU 44% 7.93 70% 2.38 0% 2.38 0% 2.38 3 NTU
Warna 28 PTCU 0.00% 7.59 0% 7.59 0% 7.59 0% 7.59 10
PTCU Zat
Organik 18 Mg/L 0% 7.20 0% 7.20 45% 3.96 0% 3.96 10
mg/L Sumber : Perhitungan Pribadi
Screen Intake Prasedimenta
si Aerasi
Flash Mix Reservoir
Gambar 3.11. Alternatif Diagram Alir III
Tabel 3.3. Perhitungan Alternatif III
Parameter nilai satuan
Unit Pengolahan IPAM Alternatif II
baku
screen Intake Prasedimentasi Aerasi Flash mix mutu
%
(Removal) Efflue
n %
(Removal) Efflue
n %
(Removal) Efflue
n %
(Removal) Efflue
n %
(Removal) Efflue n Kekeruha
n 118 NTU 0% 118 0% 118 40% 70.8 22% 55.22 60% 22.09 3 NTU
Warna 28 PTCU 0% 28 0% 28 0% 28 0% 26 72.89% 7.59 10
PTCU
Zat
Organik 18 Mg/L 0% 18 0% 18 0% 18 26.90% 13.16 60% 5.26 10
mg/L
Parameter nilai satuan Unit Pengolahan IPAM Alternatif II baku
mutu
Slow mix Sedimentasi Filtrasi Desinfeksi Reservoir
Desinfeksi Filtrasi Sedimentasi Slow Mix
%
(Removal) Efflue
n %
(Removal) Efflue
n %
(Removal) Efflue
n %
(Removal) Efflue
n %
(Removal) Efflue n Kekeruha
n 118 NTU 50% 11.04 44% 6.19 70% 1.86 0% 1.86 0% 1.86 3 NTU
Warna 28 PTCU 0.0% 7.59 0.00% 7.59 0.00% 7.59 0% 7.59 0% 7.59 10
PTCU
Zat
Organik 18 Mg/L 0% 5.26 0% 5.26 0% 5.26 45% 2.89 0% 2.89 10
mg/L Sumber : Perhitungan Pribadi
Nama: Arssy Dyon Adhitya Sundawa NPM: 09.2021.1.00718
3.3. Perhitungan Kebutuhan Air
Dalam perancangan Instalasi Pengolaan Air Minum mendapatkan data dari nilai debit yang akan dihitung dalam kapasitas pengolahan air minum sebagai berikut:
Diket : Qhmax : 233..59 L/s
: Persentase pengolahan : 30%
Ditanya : Kapasitas Pengolahan
Hitung : Qpengolahan = Qhmax + (30% x Qhmax)
= 233.59 L/s + (30% x 233.59 L/s)
= 233.59 L/s + 70,075
= 303,66 L/s
Tabel 3.4. Perhitungan Kebutuhan Air
No Kelurahan
Q Air Bersih Q Domestik
(L/s)
Q Non Domestik
(L/s)
Q Total (L/s)
Q Kebocora
n 20%
(L/s)
Q Rata- Rata (L/s)
Qhmax (L/s) fhm 1,5 (x30%)
Qpea k
1 Gedong 8.85 2.11 10.96 2.19 13.15 19.73 26.3
2 Gemawang 7.15 1.76 8.91 1.78 10.69 16.04 21.4
3 Kerjo Kidul 9.60 2.65 12.25 2.45 14.70 22.05 29.4
4 Kerjo Lor 15.33 3.27 18.60 3.72 22.32 33.48 44.6
5 Pondok 11.36 2.79 14.15 2.83 16.98 25.47 34.0
6 Ngadirojo Kidul 13.88 2.23 16.11 3.22 19.33 29.00 38.7
7 Mlokomanis Wetan 10.43 2.64 13.07 2.61 15.68 23.53 31.4
8 Ngadirojo Lor 10.24 2.81 13.05 2.61 15.66 23.49 31.3
9 Mlokomanis Kulon 7.85 2.36 10.21 2.04 12.25 18.38 24.5
10 Jatimarto 2.36 0.64 3.00 0.60 3.60 5.40 7.2
11 Kasihan 6.85 2.61 9.46 1.89 11.35 17.03 22.7
TOTAL 103.90 25.87 129.77 25.95 155.72 303.66 311.45
Sumber : Perhitungan Pribadi