Pengertian Diksi (Mardiana Wulandari - 10922008)
Keterbatasan kosakata yang dimiliki seseorang dalam kehidupan sehari-hari dapat membuat seseorang tersebut mengalami kesulitan mengungkapkan maksudnya kepada orang lain. Oleh karena itu, agar tidak terjadi hal demikian, seseorang harus mengetahui dan memahami pemakaian kata dalam komunikasi. Salah satu yang harus dikuasai adalah diksi atau pilihan kata.
Menurut KBBI (Depdikbud 1990: 205), diksi adalah pemilihan kata yang bermakna tepat dan selaras (cocok penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan dengan pokok pembicaraan, peristiwa dan khalayak pembaca atau pendengar pilihan kata-kata.
Agar lebih mudah memahami terkait definisi diksi, berikut pengertian diksi menurut para ahli :
● Menurut Kridalaksana (dalam Damayanti, 2018: 203) menjelaskan pengertian diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau karang mengarang.
● Menurut (Rahardi, 2009:31) menyatakan bahwa diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya.
● Menurut Gorys Keraf dalam buku berjudul “Diksi dan Gaya Bahasa” (2008), berpendapat bahwa pilihan kata atau diksi merupakan kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki oleh kelompok masyarakat pendengar.
● Menurut Widyamartaya dalam buku “Seni Menuangkan Gagasan” (1988), mendefinisikan diksi sebagai kemampuan seseorang untuk membedakan suatu nuansa makna dengan tepat sesuai dengan gagasan yang disampaikan.
● Menurut F. Enre dalam buku berjudul “Dasar-Dasar Keterampilan Menulis” (1988), diksi adalah penggunaan kata yang sesuai untuk mewakili pikiran serta perawatan yang ingin disampaikan dalam pola-pola kalimat tertentu.
● Menurut Triningsih (2018, hlm. 15) menyatakan, bahwa diksi atau pilihan kata merupakan ketepatan seseorang dalam memilih dan menggunakan kata sesuai dengan situasi dan kondisi.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pilihan kata yang dapat menentukan gaya bahasa untuk mengungkapkan isi pikiran, gagasan penulis agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dalam tulisan
Ketepatan diksi (Afifah Azizah Ahmad - 10922019)
Penggunaan kata yang tepat dengan maksud dan tujuan penyampaian pesan diperlukan agar tercipta perubahan yang sesuai. Ketepatan penggunaan diksi dalam berbahasa menurut Gorys Keraf memiliki beberapa syarat, yaitu :
1. Menggunakan kata konotasi dan denotasi dengan cermat dalam sebuah tulisan.
2. Menggunakan kata sinonim atau kata yang sama atau hampir sama maknanya dengan cermat dalam sebuah tulisan untuk mengungkapkan gagasan.
3. Dapat membedakan kata yang memiliki ejaan mirip, tetapi makna sama.
4. Menggunakan kata kerja pada kata depan dan harus secara idiomatis.
5. Mampu membedakan kata khusus serta umum dalam suatu tulisan seperti pidato, sehingga ketepatan diksi dapat terjamin.
6. Memperhatikan pemilihan kata atau diksi dengan tepat secara berkelanjutan pada suatu tulisan maupun pidato
Sementara berdasarkan LMS SPADA Indonesia oleh kemendikbud, syarat ketepatan pilihan kata adalah sebagai berikut:
1. Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim misalnya: ialah, adalah, dalam pemakaian berbeda-beda. Kata ialah harus diikuti sinonim, bukan definisi formal.
Manusia ialah orang. ( benar dan cermat)
Manusia ialah makhluk yang berakal budi ( salah, tidak cermat) Manusia adalah makhluk yang berakal budi. ( benar dan cermat)
2. Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat. Denotasi yaitu kata yang bermakna lugas dan tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi dapat menimbulkan makna yang bermacam macam , lazim digunakan dalam pergaulan, untuk tujuan estetika dan kesopanan.
3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya, misalnya : interferensi (saling mempengaruhi) dan inferensi ( kesimpulan), sarat (penuh, bunting) dan syarat (ketentuan).
4. Menggunakan kata abstrak dan konkret secara cermat, kata abstrak (konseptual, misalnya: pendidikan, wirausaha, dan pengobatan modern) dan kata konkret atau kata khusus (misalnya: mangga, sarapan, berenang).
5. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim (misalnya pria dan laki laki, saya dan aku, serta buku dan kitab) berhomofon ( misalnya: bang dan bank) berhomograf
(misalnya: apel( buah) dan apel (upacara) teras ( serambi) dan teras (pejabat) berhomonim ( misalnya buku (tulang) dan buku (kitab).
6. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya: isu (dalam bahasa Indonesia berarti kabar yang tidak jelas asal usulnya,kabar angin, desas desus).
7. Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat. Untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus, misalnya: mobil (kata umum) fortuner (kata khusus).
8. Menggunakan kata–kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar, misalnya: sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.
9. Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara tepat, misalnya dilegalisir seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya koordinasi.
10. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan, pemakai kata harus menemukan makna yang tepat dalam kamus, misalnya modern sering diartikan secara subjektif canggih menurut kamus modern berarti terbaru atau mutakhir; canggih berarti banyak cakap, suka mengganggu, rewel,bergaya intelektual.
Berdasarkan poin-poin tersebut ketepatan penggunaan diksi dapat dianalisis berdasarkan komposisi, situasi, dan tujuan penyampaian pesan baik secara tertulis maupun lisan. Selain itu, kesesuaian hasil atau perubahan yang terjadi setelah disampaikannya pesan dapat menjadi tolak ukur ketepatan diksi yang digunakan.
Pada beberapa artikel yang membahas penggunaan diksi dalam baik dalam bidang kesehatan maupun non kesehatan dapat diperoleh data sebagai berikut:
1. Berdasarkan artikel “Diksi dalam Iklan Layanan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 di Youtube serta Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP” oleh Zazila Zilani pada tahun 2021.
Penggunaan kata populer dalam bidang kesehatan sudah tepat digunakan pada iklan layanan masyarakat pada masa pandemi covid 19 dan dapat diaplikasikan sebagai bahan ajaran dalam membuat iklan layanan masyarakat.
Hal ini didasarkan pada tujuan penyampaian iklan yang harus memuat kata yang dapat dipahami oleh masyarakat luas agar terbujuk untuk mengikuti instruksi atau mematuhi peringatan yang diserukan. Kata populer sebagai kata yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari hari memudahkan masyarakat untuk memahami dan mengikuti seruan dari iklan yang disampaikan.
2. Berdasarkan artikel ‘Bentuk dan Bahasa Iklan Layanan Masyarakat Melalui Instagram” oleh Maria Syafri dan Atmazaki.
Terdapat penggunaan diksi yang berbeda pada iklan layanan kesehatan di media Instagram yang cenderung tidak baku dan menggunakan bahasa gaul nya sehingga mudah dipahami oleh masyarakat. Keefektifan penggunaan kata
secara hemat dan logis juga menjadi perhatian dalam pembuatan iklan layanan masyarakat di Instagram. Pemahaman kebutuhan masyarakat dalam bidang kesehatan, lingkungan dan lain lain juga diperlukan untuk menarik minat masyarakat terhadap iklan.
3. Berdasarkan artikel “Pengaplikasian Diksi dan Metode Pembelajaran dalam Layanan Bimbingan Konseling Format Klasikal Secara Daring” oleh Cindy Marissa, Kasmanah dan Arief Muda Kusuma.
Penggunaan diksi perlu menjadi perhatian guru dalam menyampaikan informasi kepada siswa saat bimbingan konseling secara daring agar pelayanan dirasakan efektif dan berdampak pada perubahan perilaku yang positif dan terstruktur. Peningkatan pemahaman dan keterampilan penggunaan diksi guru dalam bentuk penggunaan variasi kata yang disesuaikan dengan karakteristik kelas dapat menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan berpusat pada siswa.
4. Berdasarkan artikel “Ketepatan Penggunaan Diksi dalam Media Berita Online Reaksipress di Kabupaten Maros” oleh Baharudin Lagasa, Muehammad Ali dan Irwan Fadil.
Ketepatan penggunaan diksi dapat dianalisis pada media berita online Reaksipress edisi April 2020 dan didapatkan hasil bahwa terdapat penggunaan diksi yang tepat dan tidak tepat. Ketepatan diksi didasarkan pada konteks kalimat yang mengikutinya dan kesalahan penggunaannya dapat berakibat pada pemahaman pembaca yang bervariasi dalam menginterpretasikan sebuah kata.
Penggunaan diksi dalam keempat artikel tersebut sudah sesuai karena menggunakan bahasa yang baku dalam memaparkan hasil analisis masing-masing objek penelitian. Namun, masih didapati kesalahan penggunaan kata pada artikel “Pengaplikasian Diksi dan Metode Pembelajaran dalam Layanan Bimbingan Konseling Format Klasikal Secara Daring” oleh Cindy Marissa, Kasmanah dan Arief Muda Kusuma. Pada artikel tersebut kata “ berita artikel online Radar Karawang masih memiliki ada kurang tepat” tidak dapat diartikan karena memiliki susunan dan penggunaan kata yang tidak sesuai.
Kata Umum dan Kata Khusus (Afifah Azizah Ahmad - 10922019)
Kata umum adalah kata yang memiliki makna luas. Sementara, kata khusus merupakan ruang lingkup maknanya mencakup hal-hal yang sempit atau hanya meliputi aspek-aspek tertentu, dan bersifat lebih spesifik. Berikut penggunaan kata khusus dan umum pada bidang kesehatan:
No Kata Umum Kata Khusus
1 Obat Tablet, Sirup, Kapsul, Puyer, Suppositoria 2 Tindakan Bedah, Insisi, Eksisi, Kompresi, Anestesi 3 Deformasi Fraktur, Atrofi, Hipertrofi, Asimetris
4 Genetik DNA, RNA, Kromosom, Keturunan
5 Ukuran Milimeter, Sentimeter,
6 Rasa sakit, kebas, pahit, enak
7 Suntik injeksi, menyuntik, suntikan
8 Sel Eritrosit, Leukosit, Trombosit
9 Ilmu Patologi, Anatomi, Histologi, Embriologi
10 Suplemen Vitamin, Kalsium, Makanan
11 Cairan Infus, Air
12 Usia Anak, Remaja, Muda, Tua, Lansia
13 Gejala Mual, Muntah, Pusing, Pilek, Lemas, Demam
14 Keadaan Bangun, Tidur, Sadar, Koma, Pingsan
15 Kecelakaan Jatuh, Tertimpa, Tabrakan, Terbakar
16 Lesi Luka, ulkus, makula, nodula
17 Reproduksi Hamil, Melahirkan
18 Aktivitas Berdiri, Berjalan, Tidur, Makan, Minum, Olahraga 19 Organ Jantung, Lambung, Usus, Empedu, Ginjal, Tulang
20 Tungkai Paha, betis, kaki
Hiponim (Afifah Azizah Ahmad - 10922019)
Berasal dari kata onoma berarti “nama”dan hypo berarti bawah, hiponim merupakan kata atau frasa yang maknanya dianggap sebagai bagian dari makna satu ungkapan lain. Hipernim dan hiponim merupakan wujud kelas kata secara hirarkikal dimana hiponim merupakan bagian atau komponen yang tercangkup oleh kata kelas atas (Hipernim). Contoh kata dan frasa hiponim dan hipernim yang biasa digunakan dalam artikel kesehatan:
No Hipernim Hiponim
1 Fasilitas Kesehatan Rumah sakit, Klinik, Apotek, Puskesmas 2 Obat Tablet, Kapsul, Salep, Suntik,
3 Sakit Pusing, Mual, Maag, Asma,
4 Gula Glukosa, Fruktosa, Galaktosa, Selulosa, Laktosa 5 Pencernaan Mulut, Trakea, Lambung, Usus
6 Respirasi Inhalasi, Ekshalasi
7 Saraf Pusat Otak, Spina
8 Organ Otak, Lambung, Usus, Kulit
9 Gerakan Abduksi, Adduksi, Fleksi, Ekstensi, Rotasi 10 Medikamentosa Oral, Topikal
11 Kebersihan Higiene, Sanitasi
12 Medis Dokter, Dokter gigi
13 Terapi Fisioterapi, Psikoterapi, Medikasi 14 Tingkat Kesadaran Sadar, Delirium, Stupor, Koma
15 Patogen Bakteri, Virus, Jamur, Cacing, Amuba,
Makna Denotatif dan Makna Konotatif (Saadia Apriania M - 10922046)
Makna denotatif adalah makna yang apa adanya, sedangkan makna konotatif adalah makna yang berdasar atas perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada penulis dan pembaca (Suwandi 2011: 99).
No Makna Denotatif Makna Konotatif
1. Tangan kanan dokter Tangan bagian
kanan atau tangan sebelah kanan dokter
Asisten; dokter atau tenaga kesehatan lain yang membantu dokter dalam operasi
2. Tulang punggung Tulang belakang Seseorang atau
sesuatu yang menjadi pokok kekuatan (yang membantu dan sebagainya)
Homonim, Homofon, dan Homograf (Saadia Apriania M - 10922046)
Homonim adalah satu kata yang memiliki makna berbeda tetapi pengucapannya sama.
Homofon adalah dua kata yang berbeda yang pengucapannya sama. Homograf adalah dua kata yang sama dengan pengucapan yang berbeda.
No Homonim Homofon Homograf
1. Buku: rangkuman kertas
Buku: ruas Massa: berkumpul di
suatu tempat Masa: waktu
Per: pegas Per: tiap-tiap
2. Kode: tanda
Kode: kumpulan peraturan yang bersistem
Jarum: alat menjahit Djarum: merek rokok
Tahu: mengerti Tahu: makanan
3. Etiket: carik kertas yang ditempelkan pada kemasan barang (dalam hal ini adalah obat)
Etiket: tata cara dalam masyarakat beradab dalam memelihara hubungan baik antara sesama manusia
Sangsi: bimbang
Sanksi: hukuman Seri: gigi Seri: imbang
4. Sendi: hubungan yang terbentuk antara tulang
Sendi: batu pengalas atau pengganjal tiang rumah dan sebagainya
Mint: jenis tanaman Min: minus
Mental: memantul Mental: jiwa
5. Rusuk: iga/ thorax
Rusuk: sisi/ tepi Syringe: Alat untuk menyuntikkan cairan ke dalam, atau menghisapnya dari, saluran atau rongga tubuh apapun Sering: kerap
Serak: suara parau/
batuk
Serak: tidak teratur
6. Kasa: kain putih yang tenunannya jarang
Kasa: kawat halus yang dianyam
Memerah: warna menjadi merah Memerah: memeras susu sapi
7. Otak: benda putih yang lunak terdapat di dalam rongga tengkorak yang menjadi pusat saraf
Otak: biang keladi
8. Bius: obat untuk membuat orang
kehilangan kesadarannya (seperti pada waktu akan dioperasi supaya tidak merasa sakit)
Bius: masyarakat wilayah yang besar di daerah Samosir, Sumatera Utara 9. Mayor: pangkat perwira menengah
peringkat terendah dalam
ketentaraan, satu tingkat di bawah letnan kolonel, satu tingkat di atas kapten
Mayor: besar
10. Standar: ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan
Standar: alat penopang yang berkaki 11. Erosi: kehilangan jaringan yang tidak
melebihi stratum basalis, ditandai dengan keluarnya serum
Erosi: pengikisan permukaan bumi
Sinonim dan Antonim (Qudsyiah Az Zahra - 10922043)
Menurut KBBI, sinonim adalah bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bahasa lain. Antonim adalah dua kata atau lebih yang maknanya berbeda.
No Sinonim Antonim
1. Isolasi Pembatasan interaksi
seseorang
Pembebasan interaksi seseorang
2. Pencegahan penyakit Penangkalan penyakit ???????
3. Ahli kesehatan Pakar atau orang yang ahli dalam bidang kesehatan
Orang yang amatir atau tidak memiliki
kemampuan dalam bidang kesehatan 4. Rasa empati petugas Rasa simpati petugas
terhadap pasien
Ketidakpedulian petugas terhadap pasien 5. Bukti yang akurat Bukti yang tepat Bukti yang berbeda
atau meleset dari bukti nyata.
6. Memelihara kesehatan Menjaga kesehatan Mengabaikan kondisi kesehatan
7. Mengelola reputasi rumah sakit Menjaga nama baik
rumah sakit Merusak nama baik rumah sakit
8. Penutupan akses Pemutusan akses Pembukaan akses
9. Menerima pelayanan rumah
sakit Memperoleh pelayanan
rumah sakit Tidak mendapat pelayanan rumah sakit 10 Keberhasilan kegiatan
penyuluhan kesehatan Kesuksesan kegiatan
penyuluhan kesehatan Kegagalan kegiatan penyuluhan kesehatan 11. Menjalin komunikasi dengan
pasien Merangkai komunikasi
dengan pasien ???
Perubahan Makna (Qudsyiah Az Zahra - 10922043)
Sumber: Paramita, S., Setyo Utami, L. S., & Sari, W. P. (2020). Peran Komunikasi Kesehatan Dalam Pelayanan Rumah Sakit Melalui “Health Public Relations.” Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, 2(2), 259–266.
https://doi.org/10.24912/jbmi.v2i2.7256
No Kalimat Pembahasan Bentuk Perubahan
Makna 1. Kesehatan merupakan salah satu
faktor terpenting dalam membangun masyarakat yang sejahtera.
“Membangun” berasal dari kata dasar “bangun”, dalam KBBI bermakna berdiri. Pada kalimat 1 bermakna membina masyarakat yang sejahtera.
Perluasan makna
2. Untuk menentukan positif tidaknya seseorang harus
melalui serangkaian tes.
Kesesuaian diksi (Diandra Hasna Widianto - 10922026)
Pilihan kata menjadi unsur penting dalam membuat artikel. Menurut Wibowo (2001:
26) dikatakan sesuai jika pilihan kata yang digunakan penulis dapat menimbulkan makna yang selaras dengan konteks penulisan, nilai-nilai sosial, atau sesuai dengan situasi yang terjadi. Penggunaan diksi ditentukan oleh nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, terutama dalam penggunaan kata sensitif yang dapat memicu konflik di masyarakat. Pemilihan diksi yang sesuai pada suatu artikel diharapkan dapat diterima oleh masyarakat.
Dikutip dari artikel Analisis Kesalahan Ejaan yang Disempurnakan dan Diksi pada Surat Kabar diperoleh beberapa kesalahan diksi
1. Kekosongan vaksin dikarenakan sudah habis disalurkan ke puskesmas se-Kabupaten Subang. (Ajukan 23.000 Vial Vaksin 2,1)
Kalimat tersebut dapat dibuat menjadi kalimat yang efektif, berikut perbaikan kalimat di atas
Kekosongan vaksin karena sudah disalurkan ke puskesmas se-Kabupaten Subang.
Kata konkret dan abstrak
Idiom
Idiom menurut Larson (1984) adalah salah satu jenis ungkapan figuratif yang terdapat dalam semua bahasa, tetapi sangat khas untuk setiap bahasa. Idiom yaitu ungkapan “untuk dua kata atau lebih yang tidak dapat dimengerti secara harfiah dan yang secara semantis berfungsi sebagai suatu kesatuan” (Beekman dan callow 1974 : 121).
Idiom Makna Makna kata pertama Makna kata kedua
Menurut Chaer(1993), berdasarkan keeratan unsur-unsur dalam membentuk makna, idiom dibagi menjadi idiom penuh dan idiom sebagian. Idiom penuh merupakan idiom yang unsur- unsur pembentuknya sudah membentuk satu kesatuan makna dan setiap unsur sudah
kehilangan makna leksikalnya. Idiom sebagian adalah idiom yang memiliki unsur dari kesatuan bentuk yang masih tetap dalam makna leksikalnya.