1
LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM) STUDIO PERENCANAAN
Minggu : 1
Topik : Ruang lingkup dan keluaran perencanaan wilayah dan kota Capaian pembelajaran mata
kuliah
: Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, ruang lingkup, dan keluaran perencanaan wilayah dan perencanaan perkotaan Capaian pembelajaran sesi : Mahasiswa mampu menyiapkan informasi dasar untuk
perencanaan wilayah dan perencanaan perkotaan
KELUARAN KEGIATAN:
Setelah menyelesaikan pekerjaan kelompok, mahasiswa mampu menghasilkan:
1. Peta wilayah mikro dan meso yang mengandung informasi dengan unit desa, sehingga tergambarkan: (1) perbedaan karakteristik dari aspek tertentu antardesa, (2) perbedaan karakteristik aspek tertentu antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Peta-peta yang dihasilkan sangat bergantung kepada ketersediaan data yang dipunyai oleh setiap kelompok dari hasil Studio Proses Perencanaan.
2. Peta kawasan perkotaan administratif maupun fungsional dengan perincian sebagai berikut:
a. Peta kawasan perkotaan administratif dengan unit data desa menggambarkan informasi dasar seperti fisik alamiah, kependudukan, kegiatan ekonomi dan sosial.
b. Peta kawasan perkotaan fungsional menggambarkan informasi penggunaan lahan dengan klasifikasi penggunaan lahan perkotaan yang diatur dalam PermenATR 14/2021.
3. Tabel data pendukung peta pada poin (1) dan (2).
BEBERAPA PENGERTIAN/DEFINISI DASAR
Berikut ini beberapa pengertian/definisi dasar yang telah digunakan pada Studio sebelumnya.
Pengertian ini juga berlaku untuk Studio Perencanaan.
1. Wilayah (region) mikro adalah kecamatan administratif yang telah ditetapkan sebagai area perencanaan (planning area) untuk setiap kelompok studio. Wilayah mikro ini terdiri dari desa- desa yang menjadi menjadi unit ruang terkecil.
2. Wilayah meso adalah area perencanaan yang terdiri dari wilayah mikro (kecamatan) dan desa- desa yang berbatasan dengan kecamatan sebagai wilayah mikro dan desa-desa lain yang diperkirakan menjadi wilayah pengaruh (hinterland) dan berada dalam radius 5 kilometer sampai dengan 10 kilometer dari pusat perkotaan (town centre).
3. Perkotaan administratif adalah desa-desa yang ditetapkan menjadi kawasan perkotaan.
Penetapan kawasan perkotaan ini dilakukan dengan cara menggabungkan desa perkotaan hasil SP 2010 BPS dan metode degree of urbanisation yang dikembangkan oleh beberapa cendekia
2 dan lembaga riset di Eropa (Eurostat)1– dan sedang diusulkan oleh UN sebagai cara pendefinisian perkotaan secara global.2
4. Perkotaan fungsional adalah kawasan terbangun di dalam perkotaan administratif yang memiliki ciri-ciri sebagai pusat permukiman (settlement centre). Pusat permukiman dicirikan dengan keberadaan perumahan (hunian) dan elemen perkotaan lain yaitu tempat aktivitas, transit (jaringan dan prasarana transportasi lainnya) serta tempat rekreasi.
5. Kawasan/zona/tapak adalah bagian dari perkotaan yang mempunyai fungsi (penggunaan lahan) tertentu yang dominan bercampur dengan penggunaan lain.
Kelima unit keruangan yang nantinya akan menjadi objek perencanaan tersebut dapat diilustrasikan pada Gambar 1.
Gambar 1 Ilustrasi unit-unit keruangan yang menjadi area perencanaan dalam Studio
TAHAPAN KEGIATAN
Untuk dapat menghasilkan keluaran seperti tersebut sebelumnya, tahapan kegiatan di dalam kelompok adalah sebagai berikut:
1. Dari berkas basis data yang dihasilkan selama Studio Proses Perencanaan, setiap kelompok memilah semua data yang dipunyai yang memiliki unit data desa. Data unit data desa ini mencakup wilayah mikro (kecamatan) dan meso (kecamatan ditambah beberapa desa di sekitarnya.
2. Data dengan unit desa ini disusun sebagai basis data terpisah dari basis data sebelumnya.
3. Setiap data dipetakan dalam format shp, sehingga setiap kelompok akan mempunyai peta-peta dengan unit desa, baik pada wilayah mikro maupun makro
1 Lihat pada alamat ini: https://ghsl.jrc.ec.europa.eu/degurba.php
2 Lihat Dijkstra, L., Florczyk, A. J., Freire, S., Kemper, T., Melchiorri, M., Pesaresi, M., & Schiavina, M. (2021). Applying the degree of urbanisation to the globe: A new harmonised definition reveals a different picture of global urbanisation.
Journal of Urban Economics, 125, 103312. https://doi.org/10.1016/j.jue.2020.103312
3 4. Peta-peta yang dihasilkan ditampilkan dengan menggunakan gradasi warna, khususnya untuk
data yang mempunyai skala ordinal, interval, maupun rasio.
5. Peta-peta yang dihasilkan dari data berskala nominal ditampilkan dengan warna kontras gelap dan terang, sehingga akan terlihat perbedaan di antara keduanya.
Jika sudah selesai dengan peta wilayah, kelompok mengerjakan peta untuk kawasan perkotaan.
Tahapan kerja untuk peta kawasan perkotaan adalah sebagai berikut:
1. Untuk pembuatan peta kawasan perkotaan administratif, tahap kegiatan mengikuti tahap kegiatan pembuatan peta wilayah.
2. Pada kawasan perkotaan fungsional, peta penggunaan lahan yang sudah dibuat saat Studio Proses Perencanaan dikaji ulang dengan klasifikasi penggunaan lahan sesuai PermenATR 14/2021.
3. Kelompok membuat tabel klasifikasi penggunaan lahan perkotaan sesuai dengan Permen tersebut. Jenis penggunaan lahan perkotaan yang digunakan adalah jenis yang tercantum pada orde paling rendah (orde 4). Jika tidak ditermukan perincian pada orde terendah, maka yang digunakan adalah orde di atasnya (orde 3), dan seterusnya.
4. Standar pewarnaan setiap jenis penggunaan lahan perkotaan tersebut juga mengacu kepada PermenATR 14/2021.