• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN TENTANG SUBYEK PENDIDIKAN

N/A
N/A
Alyaa Nuurzulfaa

Academic year: 2023

Membagikan "DOKUMEN TENTANG SUBYEK PENDIDIKAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

SUBYEK PENDIDIKAN

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Mata Kuliah : Usul Tarbawiyah

Dosen Pengampun : Maman Rusman S.Ag, Mpd

Oleh:

Firda Khaerun Nisa (1708105093) Lifa Mufhlikhatul Maula (1708105114) Aulia Nurrohmah Agustin (1708105115)

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

2018

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan inayah-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini, dengan judul “Subyek Pendidikan ”. Kami harapkan makalah ini dapat memberikan inovasi baru akan pengetahuan tentang seputar pendidikan terutama dalam materi subyek pendidikan.

Dalam penulisan makalah tentunya telah dibantu dan didukung oleh beberapa pihak, oleh karena itu kami ucapkan terimakasih. Tak terlepas dari hal tersebut kami menyadari akan adanya kekurangan dari penulisan makalah ini. Oleh sebab itu kami menerima kritik dan saran agar makalah ini dapat berkembang lagi dan tentunya lebih baik lagi.

Cirebon, April 2018 Tim Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

1.1. Latar Belakang...1

1.2. Rumusan Masalah...1

1.3. Manfaat dan Tujuan...1

BAB II KAJIAN TEORI...2

2.1. Pengertian Subyek Pendidikan...2

2.2. Syarat Seorang Pendididik...2

2.3. Dalil Al-Qur’an Mengenai Subyek Pendidikan...3

2.4. Hadist Mengenai Subyek Pendidikan...5

BAB III PENUTUP...7

3.1. Simpulan...7

3.2. Saran...7

DAFTAR PUSTAKA...8

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Al-qur’an adalah kalamullah yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai pedoman bagi kehidupan manusia (way of life). Al-qur’an mengandung beberapa aspek yang terkait dengan pandangan hidup yang dapat membawa manusia ke jalan yang benar dan menuju kepada kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Dari beberapa aspek tersebut, secara global terkandung materi tentang kegiatan belajar- mengajar atau pendidikan yang tentunya membutuhkan komponen- komponen

pendidikan, diantaranya yaitu pendidik dan peserta didik.

Pendidik dalam proses pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting untuk mencapai tujuan pendidikan. Selain pendidik, peserta didik juga mempunyai peran penting dalam proses pendidikan, tanpa adanya peserta didik, maka pendidik tidak akan bisa menyalurkan pengetahuan yang dimilikinya sehingga proses pembelajaran tidak akan terjadi dan menghambat tercapainya tujuan pendidikan antara pendidik dan peserta didik harus sejalan agar tujuan pendidikan dapat tercapai.

Pendidik juga merupakan unsur yang sangat esensi dalam memberi bimbingan dan bantuan kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohani agar mencapai kedewasaan, dan mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah SWT yaitu kholifah di muka bumi.

Al-Quran sebagai pedoman hidup manusia di dalamnya terkandung ayat-ayat yang dapat kita gunakan sebagai pedoman hidup manusia. Diantaranya merupakan ayat-ayat yang menggali tentang subjek pendidikan.

Untuk itu dalam makalah ini penulis mencoba memaparkan sedikit tentang ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan subjek pendidikan dengan harapan dapat lebih memahami bagaimana subjek pendidikan menurut Al-Quran.

1.2.Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud subjek pendidikan?

2. Apa saja yang menjadi syarat-syarat pendidik?

3. Bagaimana dalil Al-Qur’an mengenai subjek pendidikan?

4. Bagaimana hadits Al-Qur’an mengenai subjek pendidikan?

(5)

1.3. Manfaat dan Tujuan

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan subjek pendidikan.

2. Untuk mengetahui yang menjadi syarat-syarat pendidik.

3. Untuk mengetahui dalil Al-Qur’an mengenai subjek pendidikan.

4. Untuk mengetahui hadits Al-Qur’an mengenai subjek pendidikan.

(6)

BAB II KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Subyek Pendidikan

Subjek pendidikan dapat diartikan sebagai seseorang ataupun kelompok yang bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan, sehingga materi yang diajarkan atau yang disampaikan dapat dipahami oleh objek pendidikan. Subjek pendidikan yang dipahami kebanyakan para ahli pendidikan adalah orang tua, guru-guru di institusi formal (disekolah) maupun non formal dan lingkungan masyarakat, sedangkan

pendidikan pertama (tarbiyatul awwal) yang dipahami selama ini adalah rumah tangga (orang tua). Sebagai seorang muslim sudah seharusnya harus menyatakan bahwa pendidik pertama manusia adalah Allah dan yang kedua adalah Rasulullah. Pendidik dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu:

 Pendidik menurut kodrat, yaitu orang tua orang tua sebagai pendidik menurut kodrat adalah pendidik pertama dan utama, karena secara kodrat anak manusia dilahirkan oleh orang tuanya (ibunya) dalam keadaan tidak berdayam hanya dengan

pertolongan dan layanan orang tua (terutama ibu) bayi (anak manusia) itu dapat hidup dan berkembang semakin dewasa. Hubungan orang tua dengan anaknya dalam hubungan edukatif, mengandung dua unsur dasar, yaitu: unsur kasih sayang pendidik terhadap anak dan yang kedua adalah unsur kesadaran dan tanggung jawab dari pendidik untuk menuntun perkembangan anak.

 Pendidik menurut jabatan, yaitu guru. Guru adalah pendidik kedua setelah orang tua.

Mereka tidak bisa disebut secara wajar dan alamiah menjadi pendidik, karena mereka mendapat tugas dari orang tua, sebagai pengganti orang tua

2.2. Syarat Seorang Pendididik

Adapun untuk syarat sebagai seorang pendidik diantaranya sebagai berikut :

 Syarat fisik Seorang pendidik harus berbadan sehat, tidak memiliki penyakit yang mungkin akan mengganggu pekerjaannya. Seperti penyakit menular.

 Syarat psikis Seorang pendidik harus sehat jiwanya (rohani)nya, tidak mengalami gangguan jiwa, stabil emosi, sabar, ramah , penyayang, berani atas kebenaran,

mempunyai jiwa pengabdian, bertanggung jawab dan memiliki sifat-sifat positif yang lainnya.

(7)

 Syarat keagamaan Seorang pendidik harus seorang yang beragama dan mengamalkan agamanya. Disamping itu dia menjadi figur dalam segala aspek kepribadiannya

 Syarat teknis yaitu dimana sseeorang pendidik harus memiliki ijazah sebagai bukti kelayakan pendidik menjadi seorang guru.

 Syarat pedagogis dimana seorang pendidik harus menguasai metode pengajaran, menguasai materi yang akan diajarkan, dan ilmu lain yang mendukung ilmu yang dia ajarkan.

 Syarat administrative dimana pendidik harus diangkat oleh pemerintah, yayasan atau lembaga lain yang berwenang mengangkat guru. Sehingga ia diberi tugas untuk mendidik dan mengajar. Dan dia benar-benar mengabdikan dirinya sepenuh hati dalam provesinya sebagai guru

2.3. Dalil Al-Qur’an Mengenai Subyek Pendidikan

 Q.S Ar-Rahman (55) ayat 5-6

   

   

Artinya :

5. matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.

6. dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan Kedua-duanya tunduk kepada nya.

Penjelasan :

Pada surat Ar-Rahman ayat 5, secara eksplisit Allah mengajarkan manusia tentang Astronomi. Dimana manusia bisa menggunakan matahari dan bulan sebagai acuan dalam perhitungan tanggal.Penentuan tanggal ini dilandasi oleh adanya

peredaran matahari dan bulan yang beredar sesuai perhitungan yang dikehendaki oleh Allah.Peredaran ini sangat teratur dan memungkinkan adanya kehidupan di dunia.

Adapun pada surat Ar-Rahman ayat 6, Allah menjelaskan tentang bagaimana taatnya tumbuh-tumbuhan dan pepohonan kepada perintah Allah swt. Ketaatan mereka kepada Allah merupakan kehendak Allah yang tak bisa ditawar oleh siapapun.

Sehingga telah terbukti bahwasanya Allah SWT , merupakan subyek pendidikan.

Ayat ini memiliki korelasi yang kuat dengan ayat sebelumnya (1-4).

Artinya: (Tuhan) yang Maha pemurah, Yang telah mengajarkan Al Quran. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara.

(8)

Ar-Rahman ayat 1-4 ini menjelaskan tentang bagaimana Allah dalam sifatnya Yang Maha Kasih Sayang telah mengajarkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad saw.

untuk kemudian dijadikan landasan utama bagi kaum muslimin dalam mengarungi kehidupan di dunia. Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Malik dalam kitab Muwaththa :

ِهِيِبَنَةَنُسَوِهَللاَباَتِكاَمِهِبْمُتْكَسَمَتاَماوُلِضَتْنَلِنْيَرْمَأْمُكيِفُتْكَرَت

Aku telah meninggalkan 2 perkara untuk kalian, kalian tidak akan sesat selama berpegang teguh kepada keduanya, yakni kitabullah (Al-Quran) dan sunnah Nabi- Nya.

Kemudian Allah menciptakan manusia dan mengajarkan bayan kepadanya.

Para ulama beda pendapat dalam menafsirkan kata bayan. Menurut Qotadah, bayan adalah kebaikan dan keburukan, tafsir wajiz menafsirkannya dengan Al-Quran yang di dalamnya mengandung penjelasan tentang segala sesuatu, atau mengajarkan tentang berbicara kepada Adam. menurut Hasan, bayan adalah berbicara. Pendapat ini dianggap kuat oleh Ibnu Katsir dengan alasan bahwa konteks kalimat adalah Allah mengajarkan Al-Quran, maka untuk mempermudah dalam pembelajaran Al-Quran tersebut kemudian Allah mengajarkan berbicara kepada manusia.

Pada ayat kelima, Allah menjelaskan bagaimana matahari dan bulan bisa berjalan dalam porosnya tanpa bertabrakan, semua itu adalah karena adanya perhitungan yang matang, yang didesain oleh Allah swt. Matahari dan bulan ini berjalan sesuai dengan perhitungan yang telah ditentukan, tidak berbeda dan tidak kacau. Melalui perhitungan yang tepat ini, setiap makhluk Allah mengambil manfaat dari matahari dan bulan untuk kepentingan kehidupannya, seperti penentuan tanggal, melakukan fotosintesis, dan lain-lain.

Pada ayat keenam, Allah menjelaskan bahwa tumbuhan dan pepohonan semuanya tunduk dan bersujud kepada Allah swt. semuanya atas petunjuk dan pengaturan dari Allah swt.

Pada surat Ar-Rahman ayat 5, secara eksplisit Allah mengajarkan manusia tentang Astronomi. Dimana manusia bisa menggunakan matahari dan bulan sebagai acuan dalam perhitungan tanggal. Penentuan tanggal ini dilandasi oleh adanya

peredaran matahari dan bulan yang beredar sesuai perhitungan yang dikehendaki oleh Allah. Peredaran ini sangat teratur dan memungkinkan adanya kehidupan di dunia.

(9)

Adapun pada surat Ar-Rahman ayat 6, Allah menjelaskan tentang bagaimana taatnya tumbuh-tumbuhan dan pepohonan kepada perintah Allah swt. Ketaatan mereka kepada Allah merupakan kehendak Allah yang tak bisa ditawar oleh siapapun.

 Q.S Al-Najm (53) ayat 5-6

   

   

Artinya :

5. yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.

6. yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) Menampakkan diri dengan rupa yang asli.

Ayat 5, dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa nabi Muhammad SAW diajari oleh malaikat jibril. malaikat jibril itu sangat kuat, baik ilmunya maupun amalnya. Dari sinilah jelas bahwa nabi Muhammad itu bukan diajari oleh manusia, tapi beliau diajari oleh malaikat yang sangat kuat.

Ayat 6, Allah SWT menerangkan dalam ayat ini, bahwa malaikat jibril memiliki kekuatan yang luar biasa. Seperti dalam suatu riwayat yang menjelaskan bahwa malaikat jibril pernah membalikkan perkampungan nabi Lut kemudian mereka diangkat ke langit lalu dijatuhkan ke bumi. Ia juga pernah menghembuskan kaum nabi samud hingga berterbangan. Dan apabila ia turun ke bumi hanya dibutuhkan waktu sekejap mata. Ia juga dapat berubah bentuk seperti manusia.

Kata ‘allamahu/ diajarkan kepadanya bukan berarti wahyu tersebut bersumber dari malaikat jibril. Malaikat menerima wahyu dari Allah dengan tugas menyampaikannya secara baik, dan benar kepada nabi Muhammad saw, dan itulah yang dimaksud dalam pengajaran disini.

Kata mirrah berarti melilitkantali guna menguatkan sesuatu. Kata dzu mirrah digunakan untuk menggambarkan kekuatan nalar dan tingginya kemampuan seseorang.

 Q.S Al Nahl (16) ayat 43-44

(10)

        

       

     

       

Artinya :

43. dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.

Ayat ini diturunkan oleh Allah sebagai jawaban kepada orang-orang musyrik Mekah yang mengingkari kepada kenabian Muhammad saw. Mereka berkata :

“Allah Maha Agung dari hanya mengutus rasul-Nya seorang manusia, kenapa Allah tidak mengutus kepada kami seorang malaikat ?” Maka Allah menurunkan ayat ini sebagai jawabannya. Ayat ini menegaskan bahwa rasul-rasul sebelum nabi Muhammad pun adalah manusia biasa yang diberi wahyu, jika kalian tidak percaya maka tanyakanlah kepada orang yang memiliki pengetahuan (ahludzikri) apakah rasul mereka manusia atau malaikat ?, jika rasul mereka malaikat maka silahkan kalian untuk inkar, sedang jika rasul mereka adalah manusia maka kalian tidak boleh mengingkari Kerasulan Muhammad saw.

Yang dimaksud dengan ahludzikri pada ayat ini adalah Ahli kitab-kitab terdahulu, yaitu yahudi dan nasrani.

44. keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan

kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah swt. telah mengutus rasul-rasul terdahulu dibarengi dengan dalil-dalil yang jelas atas kenabiannya dan kitab samawi, sedang Allah telah menurunkan kepada Nabi Muhammad saw. Al-Quran agar Nabi Muhammad bisa menjelaskan kepada manusia tentang makna-makna dan hukum- hukum yang masih samar. Selain itu agar manusia bisa mentafakkuri maknanya sehingga mendapat hidayah melalui Al-Quran.

Pada surat An-Nahl ayat 43, Allah menjelaskan bahwa semua rasul Allah itu adalah manusia yang diberi wahyu bukan malaikat. Tugas utama rasul

adalah tabligh (menyampaikan) wahyu dari Allah swt. tak peduli apakah tabligh itu diterima oleh kaumnya atau tidak, tugas rasul

(11)

hanyalah tabligh. Isi dari tabligh adalah menyampaikan berita gembira (basyiiran) dan berita menakutkan (nadziran). Tentu saja dalam proses penyampaian ini ada proses pembelajaran, yaitu suatu proses yang merubah tingkah laku suatu kaum, dari musyrik menjadi tauhid, dari kufur menjadi iman walaupun tidak semuanya berubah. Dengan demikian maka rasul adalah subjek belajar kedua setelah Allah swt.

Masih dalam ayat 43, Allah menegaskan kepada orang-orang kafir jika kalian tidak percaya bahwa rasul adalah manusia, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang memiliki pengetahuan (ahladzdzikri) tentang hal tersebut. Melalui ayat ini kita bisa mengetahui bahwa ketika kita tidak menguasai suatu bidang ilmu, maka hendaknya kita bertanya kepada orang yang ahli dalam bidang ilmu tersebut, dengan demikian maka kita akan mendapatkan jawaban yang meyakinkan karena dijawab oleh Ahlinya.

Jika kita tarik ke dalam teori pendidikan, maka proses pembelajaran yang disampaikan oleh Allah ini adalah proses pembelajaran inquiry. Yaitu suatu proses pembelajaran dimana anak didik menemukan masalah dan secara aktif siswa tersebut mencari jawabannya. Dalam ayat ini musyrikin Quraisy merasa tidak yakin akan kerasulan Nabi Muhammad, karena Nabi Muhammad adalah seorang manusia, maka Allah memerintahkan kepada musyrikin Quraisy tersebut untuk mencari jawabannya sendiri kepada orang-orang Ahli Kitab, tentang rasul mereka sebelum Nabi Muhammad, apakah berbentuk manusia atau malaikat. Dengan demikian maka subjek pendidikan pada lanjutan ayat 43 ini adalah musyrikin Quraisy atau dalam konteks pendidikan adalah peserta didik.

Adapun ahludzdzikri hanyalah sebagai fasilitator atau sumber belajar saja.

Pada ayat 44, Allah menegaskan bahwa kedatangan para rasul terdahulu itu disertai dengan mukjizat dan kitab-kitab sebagai bukti bahwa mereka adalah orang pilihan yang diutus oleh Allah swt. Dalam konteks pendidikan peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitar kita merupakan sumber belajar yang tak ternilai harganya. Jika umat terdahulu dengan melihat langsung terhadap mukjizat para rasul maka mereka semakin yakin akan kerasulannya serta semakin kuat

keimanannya kepada Allah, maka untuk umat akhir zaman, dengan memperhatikan alam semesta yang terus berkembang dan mengalami perubahan maka manusia bisa memetik pelajaran dari peristiwa alam tersebut yang jika sumbernya dirunut

(12)

Jika pengetahuan ini telah ditemukan maka kemudian didokumentasikan dalam bentuk buku yang bisa dibaca kapan saja oleh generasi selanjutnya. Awal dari ayat ini menegaskan secara tidak langsung bahwa sumber belajar itu

adalah bayyinat(mukjizat, peristiwa alam) dan zubur (kitab-kitab, buku).

Pada lanjutan ayat 44, ayat ini menegaskan bahwa Allah swt. menurunkan Al- Quran kepada Nabi Muhammad sebagai media penjelasan kepada manusia tentang apa yang telah diturunkan kepada mereka. Lanjutan ayat ini sesuai dengan awal ayat, bahwa buku adalah salah satu sumber belajar, hanya saja buku/kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah Al-Quran. Lanjutan ayat ini juga menjelaskan bahwa Nabi Muhammad sebagai rasul merupakan salah satu subjek pendidikan bagi kaumnya, sebagaimana disebutkan di atas bahwa tugas rasul adalah tabligh.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa diantara subjek pendidikan yang terkandung dalam surat Ar-Rahman ayat 5-6 dan An-Nahl ayat 43-44 adalah :

1. Allah swt. sebagai peletak dasar pendidikan bagi manusia, melalui penciptaan kehendak, panca indera dan akal.

2. Para Rasul, mereka merupakan subjek belajar kedua setelah Allah swt. Setelah Allah memberikan bekal yang cukup bagi manusia untuk belajar, maka kemudian Allah mengutus para rasul untuk menyampaikan ajarannya.

3. Subjek pendidikan ketiga adalah umat manusia itu sendiri, dalam arti atas petunjuk dari Allah dan Rasulnya maka hendaknya manusia bisa menemukan sendiri pengetahuan yang dibutuhkannya.

Jika ditarik ke dalam dunia pendidikan maka rasul adalah sebagai guru yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik umatnya (peserta didik). Pada saat yang sama peserta didik juga sebagai subjek pendidikan yang secara aktif menggali berbagai pengetahuan di bawah bimbingan guru. Ini sangat sesuai dengan teori pendidikan modern yang menjadikan siswa sebagai subjek pendidikan bukan sebagai objek pendidikan.

 Q.S Al Kahfi (18) ayat 66

           

Artinya:

“Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"

(13)

Penjelasan :

Ayat ini menyatakan bahwa maksud Nabi Musa as datang kepada al-Khidir, yaitu untuk berguru kepadanya. Nabi Musa as memberi salam kepada al-Khidir seraya berkata, “Saya adalah Musa”. Al-Khidir bertanya kepadanya (Nabi Musa as), “Musa dari Bani Isra’il?”. Musa menjawab, “Ya benar!”. Maka al-Khidir memberi hormat kepadanya seraya berkata, “Apa keperluannmu datang kemari?”. Nabi Musa as menjawab, bahwa beliau datang kepadanya supaya diperkenankan mengikutinya dengan maksud supaya al-Khidir mau mengajarkan kepadanya sebagian ilmu yang telah Allah ajarkan kepada al-Khidir itu, yaitu ilmu yang bermanfaat dan amal yang shaleh.

Dalam ayat ini Allah menggambarkan secara jelas sikap Nabi Musa as sebagai calon murid kepada calon gurunya dengan mengajukan permintaan berupa bentuk pertanyaan, itu berarti Nabi Musa as sangat menjaga kesopanan dan merendahkan hati. Beliau menempatkan diri sebagai orang yang bodoh dan mohon diperkenankan mengikutinya supaya al-Khidir sudi mengajarkan sebagian ilmu yang telah Allah berikan kepadanya.

Dalam pertemuan kedua tokoh pada ayat ini diceritakan Nabi Musa yang terkesan banyak menanyakan sesuatu kepada Khidhr yang memiliki ilmu khusus.

Sementara jawaban dari Khidhr a.s. menyatakan bahwa Nabi Musa tidak akan sanggup untuk sabar bersamanya. Dan bagaimana Nabi Musa dapat sabar atas

sesuatu, sementara ia belum menjangkau secara menyeluruh beritanya. Kaitan ayat ini dengan aspek pendidikan bahwa seorang pendidik hendaknya:

 Menuntun anak didiknya

 Memberi tahu kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi dalam menuntut ilmu,

 Mengarahkannya untuk tidak mempelajari sesuatu jika sang pendidik mengetahui bahwa potensi anak didiknya tidak sesuai dengan bidang ilmu yang akan

dipelajarinya.

2.4. Hadist Mengenai Subyek Pendidikan

Sifat dan Sikap Pendidik dalam Perspektif Hadits

(14)

َمَلَسَو ِهْيَلَع ُ َا ىَلَص َيِبَنلا اَنْيَتَأ َلاَق ِثِرْيَوُحْلا ِنْب ِكِلاَم َناَمْيَلُس يِبَأ ْنَع اَنَلَأَسَو اَنَلْهَأ اَنْقَتْشا اَنَأ َنَظَف ًةَلْيَل َنيِرْشِع ُهَدْنِع اَنْمَقَأَف َنوُبِراَقَتُم ٌةَبَبَش ُنْحَنَو

ْمُكيِلْهَأ ىَلِإ اوُعِج ْرا َلاَقَف اًميِحَر اًقيِفَر َناَكَو ُهاَن ْرَب ْخَأَف اَنِلْهَأ يِف اَنْكَرَت ْنَمَع

ْنِذَؤُيْلَف ُةَلَصلا ْتَرَضَح اَذِإَو يِلَصُأ يِنوُمُتْيَأَر اَمَك اوُلَصَو ْمُهوُرُمَو ْمُهوُمِلَعَف .ْمُكُرَبْكَأ ْمُكَمُؤَيِل َمُث ْمُكُدَحَأ ْمُكَل ىراخبلا هاور

Artinya :

“Abu Sualiman Malik ibn al-Huwayris berkata: Kami, beberapa orang pemuda sebaya datang kepada Nabi saw., lalu kami

menginap bersama beliau selama 20 malam. Beliau menduga bahwa kami telah merindukan keluarga dan menanyakan apa yang kami tinggalkan pada keluarga. Lalu, kami memberitahukannya kepada Nabi. Beliau adalah seorang yang halus perasaannya dan penyayang lalu berkata: “Kembalilah kepada keluargamu! Ajarlah mereka, suruhlah mereka dan salatlah kamu sebagaimana kamu melihat saya mengerjakan salat. Apabila waktu salat telah masuk, hendaklah salah seorang kamu mengumandangkan azan dan yang lebih senior hendaklah menjadi imam.” (HR. Bukhari)

-ملسو هيلع ا ىلص- ِ َا ُلوُسَر َلاَق َلاَق ٍساَبَع ِنْبا ِنَع

ْمَل ْنَم اَنِم َسْيَل »

هاور .ِرَكْنُمْلا ِنَع َهْنَيَو ِفوُرْعَمْلاِب ْرُمْأَيَو اَنَريِبَك ْرِقَوُيَو اَنَريِغَص ْمَحْرَي ىذمرتلا

Artinya :

”Ibn Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah saw.

bersabda: Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi yang lebih kecil, tidak memuliakan yang lebih besar, tidak menyuruh berbuat makruf, dan tidak mencegah perbuatan munkar.” (HR. Tirmidzi)

Penjelasan:

Kedua hadits diatas menjelaskan bahwa sebagai manusia termasuk pendidik harus memiliki kasih sayang. Rasulullah Saw

(15)

memberikan contoh dengan memperlakukan para sahabat dengan penuh santun dan kasih sayang. Jika Rasulullah menyampaikan ajaran islam kepada sahabat dan umatnya dengan bersikap kasar dan tanpa kasih sayang, maka tidak akan ada yang mengikutinya.

Sifat kasih sayang memiliki peran penting dalam pendidikan.

Dengan adanya kasih sayang dapat membangun hubungan dan interaksi yang baik antara pendidik dan peserta didik. Seorang pendidik dalam memberikan pembelajaran dan pendidikan harus dilakukan dengan penuh kasih sayang agar peserta didik dapat menerima apa yang disampaikan dengan hati yang tenang dan nyaman.

Kedudukan Pendidik

ىَتَأ اَذِإَف ْمُكُمِلَعُأ ِدِلاَوْلا ِةَلِزْنَمِب ْمُكَل اَنَأ اَمَنِإ َمَلَسَو ِهْيَلَع ُا ىَلَص ِا ُلوُسَر َلاَق َلاَق َةَرْيَرُه يِبَأ ْنَع ىَهْنَيَو ٍراَجْحَأ ِةَثَلَثِب ُرُمْأَي َناَكَو ِهِنيِمَيِب ْبِطَتْسَي َلَو اَهْرِبْدَتْسَي َلَو َةَلْبِقْلا ْلِبْقَتْسَي َلَف َطِئاَغْلا ْمُكُدَحَأ دواد وبأ هاور ِةَمِرلاَو ِثْوَرلا ْنَع

Artinya :

“Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:

Sesungguhnya saya menempati posisi orangtuamu. Aku akan mengajarmu. Apabila salah seorang kamu mau buang hajat, maka janganlah ia menghadap atau

mebelakangi kiblat, janganlah ia beristinjak (membersihkan dubur sesudah buang air) dengan tangan kanan. Beliau menyuruh beristinjak (kalau tidak dengan air), dengan tiga batu dan melarang beristinjak dengan kotoran (najis) dan tulang.”

Penjelasan :

Seorang pendidik berperan sebagai orang tua bagi peserta

didiknya. Dalam hadits diatas, Rasulullah SAW menempatkan dirinya sebagai orangtua dari para sahabatnya. Rasulullah mengajari para sahabat bagaimana cara istinja’, yang harusnya hal tersebut

diajarkan oleh orang tua.

Pendidik adalah orang tua, sedangkan peserta didik adalah anak.

Pendidik bertanggung jawab terhadap perkembangan perilaku dan pendidikan anak di sekolah. Jadi, pendidik bukan hanya bertanggung jawab dalam pemberian ilmu dan pemberian nilai, akan tetapi juga

(16)

pendidik diharapkan dapat memberikan kasih sayangnya dengan tulus layaknya kasih sayang orangtua terhadap anaknya

 Keutamaan Pendidik

اَم ٌنوُعْلَم ٌةَنوُعْلَم اَيْنُدلا َنِإ َلَأ ُلوُقَي َمَلَسَو ِهْيَلَع ُ َا ىَلَص ِ َا َلوُسَر ُتْعِمَس ُلوُقَي َةَرْيَرُه ىبأ نع ىذمرتلا هاور ٌمِلَعَتُم ْوَأ ٌمِلاَعَو ُهَلاَو اَمَو ِ َا ُرْكِذ َلِإ اَهيِف

Artinya :

“Abu Hurairah meriwayatkan bahwa dia mendengar Rasulullah saw bersabda: “Ketahuilah ! bahwa sesungguhnya dunia dan segala isinya terkutuk kecuali zikir kepada Allah dan apa yang terlibat dengannya, orang yang tahu (guru) atau orang yang belajar.”

Penjelasan :

Hadits diatas menjelaskan bahwa pendidik adalah orang yang terbebas dari kutukan Allah SWT. Namun tidak semua pendidik mendapatkan keistimewaan itu. Pendidik yang dimaksud adalah orang yang memiliki ilmu dan mengamalkan ilmunya serta mengajarkan ilmunya dengan ikhlas hanya untuk mendapatkan ridho Allah SWT.

(17)

BAB III PENUTUP

3.1. Simpulan

Manusia itu pada dasarnya sudah dianugerahi oleh Allah Swt dua buah

kemampuan. Pertama, kemampuan untuk mengajarkan sesuatu kepada orang lain, walaupun pengajaran yang dilakukan manusia itu sifatnya terbatas. Kedua, kemampuan untuk menyerap pengajaran dari orang lain. Jika dihubungkan ke dalam hal Pendidikan, maka kedua kemampuan inilah yang akan menjadi kunci bagi sesuatu agar bisa disebut dengan pelaku pendidikan atau yang biasa disebut dengan Subyek pendidikan, Sejatinya yang diperintahkan untuk berfikir serius atau mendetail mengenai isi dan kandungan Al Qur’an bukan hanya Nabi Muhammad seorang, tetapi seluruh manusia. Sebab Al Qur’an itu merupakan hidayah dari Allah yang fungsi utamanya adalah sebagai petunjuk bagi manusia dalam mengelola hidupnya di dunia secara baik, dan merupakan rahmat untuk seluruh alam semesta. Dari berbagai penjelasan diatas jika dihubungkan dengan

pendidikan, maka akan muncul 2 hal penting. Pertama, Mengenai Gambaran seperti apa seharusnya pelaku pendidikan atau yang sering disebut dengan Subyek pendidikan itu, dan yang Kedua, Mengenai bahan ajar atau sesuatu yang akan diajarkan dan diterima oleh para pelaku pendidikan tersebut. Dan Penghoramatan seorang peserta didik terhadap seorang pendidiknya telah dicontohkan oleh Nabi Musa as terhadap al- Khidir.

3.2. Saran

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini belumlah begitu sempurna.

Oleh karena itu, kami mengharapkan kepada siapa saja yang berkenan membaca makalah ini agar kiranya dapat memberikan saran-saran yang sifatnya membangun kepada

makalah ini, agar kami dapat memperbaikinya dipembuatan makalah-makalah yang akan datang.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Al Maragi, Ahmad Mustafa. 1993. Tafsir Al-Marag(terjemahan). Semarang: PT Karya Toha Putra Semarang.

Al-mubarakfuri, Syaikh Shafiyurrahman. 2010. Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: PUSATAKA IBNU KATSIR.

Al Qarni, Aidh. 2008. Tafsir Muyassar 4 juz 24-30. Jakarta: Qisthi Press.

Al Qurthubi ,Syaikh Imam. 2009. Tafsir Al Qurtubi. Jakarta : Pustaka azzam.

Ash Shiddeqy, Teungku Muhammad Hasbi. 2000. Tafsir Al-Quranul Majid An- nuur. Semarang: Pustaka Riski Putra .

Departemen Agama RI. 2009. Al-qur’an dan Terjemahanya. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Agama RI. 2010. Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid IX. Jakarta: Lentera Abadi.

Fida, Abu, Ismail bin Umar bin Katsir Ad Dimisqi. Tafsir Al-Quranil Al Adzim Juz 8, Daru Thoyyibah, 1999 M/ 1420 H

Ihsan, Fuad. 2009. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta : RINEKA CIPTA Langgulung, Hasan. 1992. Asas-Asas Pendidikan Aslam. Jakarta: Pustaka al-Husna.

Masykuri, Bakri. 2011.Wajah Baru Pendidikan Dari Otoritermenuju Humanis. Nirmana Media: Jakarta.

Masykuri, Bakri. 2011. Formulasi Dan Implementasi kebijakan Pendidikan Islam.Visipress:

Surabaya.

Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah pesan, kesan dan keserasian al-qur’an. Jakarta:

LENTERA HATI.

Shihab, M. Quraish. 2004. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati.

Taufiq, M. Izzudin. 2006. Dalil Anfus Al Quran dan Embriologi (ayat-ayat tentang penciptaan manusia). Solo: Tiga Serangkai.

Qutb , Sayyid. Tafsir fi Zilalil Quran (tarj. As’ad Yasin, dkk. 1421 H/2000 M).Jakarta: Gema Insani.

(19)

LAMPIRAN 1. Apa pengertian dari subyek pendidikan?

Jawab :

Subjek pendidikan dapat diartikan sebagai seseorang ataupun kelompok yang bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan, sehingga materi yang diajarkan atau yang disampaikan dapat dipahami oleh objek pendidikan.

2. Pendidik dapat dibedakan dalam dua kategori, sebutkan dan jelaskan!

Jawab :

Pendidik dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu:

 Pendidik menurut kodrat, yaitu orang tua orang tua sebagai pendidik menurut kodrat adalah pendidik pertama dan utama, karena secara kodrat anak manusia dilahirkan oleh orang tuanya (ibunya) dalam keadaan tidak berdayam hanya dengan pertolongan dan layanan orang tua (terutama ibu) bayi (anak manusia) itu dapat hidup dan berkembang semakin dewasa. Hubungan orang tua dengan anaknya dalam hubungan edukatif, mengandung dua unsur dasar, yaitu: unsur kasih sayang pendidik terhadap anak dan yang kedua adalah unsur kesadaran dan tanggung jawab dari pendidik untuk menuntun perkembangan anak.

 Pendidik menurut jabatan, yaitu guru. Guru adalah pendidik kedua setelah orang tua. Mereka tidak bisa disebut secara wajar dan alamiah menjadi pendidik, karena mereka mendapat tugas dari orang tua, sebagai pengganti orang tua

3. Apa saja syarat dari subyek pendidikan?

Jawab :

 Syarat fisik yaitu dimana seorang pendidik harus berbadan sehat, tidak memiliki penyakit yang mungkin akan mengganggu pekerjaannya. Seperti penyakit menular.

 Syarat psikis yaitu dimana seorang pendidik harus sehat jiwanya (rohani)nya, tidak mengalami gangguan jiwa, stabil emosi, sabar, ramah , penyayang, berani atas kebenaran, mempunyai jiwa pengabdian, bertanggung jawab dan memiliki sifat-sifat positif yang lainnya.

(20)

 Syarat keagamaan yaitu dimana seorang pendidik harus seorang yang beragama dan mengamalkan agamanya. Disamping itu dia menjadi figur dalam segala aspek kepribadiannya

 Syarat teknis yaitu dimana seorang pendidik harus memiliki ijazah sebagai bukti kelayakan pendidik menjadi seorang guru.

 Syarat pedagogis yaitu dimana seorang pendidik harus menguasai metode pengajaran, menguasai materi yang akan diajarkan, dan ilmu lain yang mendukung ilmu yang dia ajarkan.

 Syarat administrative yaitu dimana pendidik harus diangkat oleh pemerintah, yayasan atau lembaga lain yang berwenang mengangkat guru. Sehingga ia diberi tugas untuk mendidik dan mengajar. Dan dia benar-benar mengabdikan dirinya sepenuh hati dalam provesinya sebagai guru

4. Sebutkan tiga surat al- Qur’an yang menjelaskan tentang subyek pendidikan ! Jawab :

 Ar-Rahman ayat 5-6

 Qs. An-Nahl : 43-44

 Qs. An-Najm : 5-6

5. Sebutkan dua hadis yang menjelaskan tentang subyek pendidikan!

Jawab :

ىذمرتلا هاور .ِرَكْنُمْلا ِنَع َهْنَيَو ِفوُرْعَمْلاِب ْرُمْأَيَو اَنَريِبَك ْرِقَوُيَو اَنَريِغَص

Artinya :

”Ibn Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah saw.

bersabda: Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi yang lebih kecil, tidak memuliakan yang lebih besar, tidak menyuruh berbuat makruf, dan tidak mencegah perbuatan munkar.” (HR. Tirmidzi)

ىَتَأ اَذِإَف ْمُكُمِلَعُأ ِدِلاَوْلا ِةَلِزْنَمِب ْمُكَل اَنَأ اَمَنِإ َمَلَسَو ِهْيَلَع ُا ىَلَص ِا ُلوُسَر َلاَق َلاَق َةَرْيَرُه يِبَأ ْنَع ىَهْنَيَو ٍراَجْحَأ ِةَثَلَثِب ُرُمْأَي َناَكَو ِهِنيِمَيِب ْبِطَتْسَي َلَو اَهْرِبْدَتْسَي َلَو َةَلْبِقْلا ْلِبْقَتْسَي َلَف َطِئاَغْلا ْمُكُدَحَأ دواد وبأ هاور ِةَمِرلاَو ِثْوَرلا ْنَع

Artinya :

“Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:

Sesungguhnya saya menempati posisi orangtuamu. Aku akan mengajarmu. Apabila

(21)

salah seorang kamu mau buang hajat, maka janganlah ia menghadap atau

mebelakangi kiblat, janganlah ia beristinjak (membersihkan dubur sesudah buang air) dengan tangan kanan. Beliau menyuruh beristinjak (kalau tidak dengan air), dengan tiga batu dan melarang beristinjak dengan kotoran (najis) dan tulang.”

6. Dalam surat al kahfi menafsirkan mengenai tiga tugas seorang pendidik, sebutkan!

Jawab :

 Menuntun anak didiknya

 Memberi tahu kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi dalam menuntut ilmu,

 Mengarahkannya untuk tidak mempelajari sesuatu jika sang pendidik mengetahui bahwa potensi anak didiknya tidak sesuai dengan bidang ilmu yang akan

dipelajarinya

7. Dalam hadis disebutkan mengenai keutamaan pendidik, jelaskan kembali!

Jawab :

Keutamaannya bahwa pendidik adalah orang yang terbebas dari kutukan Allah SWT. Namun tidak semua pendidik mendapatkan keistimewaan itu. Pendidik yang dimaksud adalah orang yang

memiliki ilmu dan mengamalkan ilmunya serta mengajarkan ilmunya dengan ikhlas hanya untuk mendapatkan ridho Allah SWT.

8. Bagaimana cara penerapan sifat pendidik kepada peserta didik?

Jawab :

Salah satunya dengan sifat kasih sayang . Sifat kasih sayang memiliki peran penting dalam pendidikan. Dengan adanya kasih sayang dapat membangun hubungan dan interaksi yang baik antara pendidik dan peserta didik.

9. Sebutkan dua unsur dasar dalam hubungan edukatif orang tua dengan anak!

Jawab :

 unsur kasih sayang pendidik terhadap anak

 unsur kesadaran dan tanggung jawab dari pendidik untuk menuntun perkembangan anak.

10. Sebutkan bukti bahwa Allah SWT adalah subyek pendidikan ? Jawab :

Dalam Q.S Ar Rahman ayat 5-6 telah dijelaskan bahwasanya Allah SWT , merupakan subyek pendidikan . dimana mengajarkan kita mengenai ilmu pengetahuan

(22)

yang luar dalam al qur’an. Al qur’an menjadi salah satu bukti akan kebesaran Allah SWT. Bahkan senantiasa menjadi pedoman bagi hidup seorang muslim dalam kehidupannya

Referensi

Dokumen terkait

Nabi adalah manusia biasa yang memperoleh wahyu dari Allah, tetapi tidak wajib menyampaikan kepada ummatnva, sedangkan rasul adalah manusia biasa yang memperoleh wahyu

Pengertiannya beriman kepada nabi dan rasul ialah keyakinan dan kepercayaan bahwa Allah telah memilih beberapa orang di antara manusia, memberikan wahyu kepada mereka, dan

Akhlak Nabi Muhammad saw yang diutus menyempurnakan akhlak manusia itu, disebut dengan akhlak Islam atau akhlak Islami, karena bersumber dari wahyu Allah swt yang kini terdapat

 Agama Wahyu : Disampaikan oleh orang-orang yang mengaku mendapat wahyu dari Tuhan, yang disebut Nabi atau Rasul,..  Agama Budaya : Muncul dari perkembangan budaya

telah menurunkan kitab kepada nabi atau rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia.. yang diturunkan kepada para

o Muhammad seorang nabi & rasul terakhir yang diutus di Jazirah Arab untuk seluruh umat manusia dan jin... Nabi

2 Sidi Gazalba menjelaskan ciri pokok agama-agama tersebut sebagai berikut: Agama bukan wahyu tidak disampaikan oleh Nabi dan Rasul Tuhan, tidak memiliki kitab

Penilaian Pengetahuan : Memahami sikap percaya diri Nabi Muhammad SAW Penilaian Keterampilan : menceritakan sikap percaya diri Nabi Muhammad saw Mengetahui,..