• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN TEORI KRIMINOLOGI

N/A
N/A
Larasati

Academic year: 2024

Membagikan "DOKUMEN TEORI KRIMINOLOGI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI KRIMINOLOGI

Kriminologi adalah ilmu pengetahuan tentang kejahatan dan penjahat.

Menurut Sutherland, Ruang lingkup kriminologi terbagi atas tiga bagian, yaitu Sociology of Low (sosiologi hukum) mencari secara analisa ilmiah kondisi-kondisi terjadinya atau terbentuknya hukum, Etiologi kriminil, mencari secara analisa ilmiah sebab-sebab daripada kejahatan serta Penologi ilmu pengetahuan tentang terjadinya atau terbentuknya hukum, Etiologi kriminil, mencari secara analisa ilmiah sebabsebab daripada kejahatan serta Penologi ilmu pengetahuan tentang terjadinya atau berkembangnya hukuman, artinya dan manfaatnya berhubungan dengan "control of crime".

Pendekatan biologis dalam kriminologi dalam beberapa literatur lainnya disederhanakan sebagai pengelompokan teori berdasarkan individu.

Pengelompokan teori berdasarkan faktor individual ini berisi tentang teori-teori tipe fisik dan teori-teori individual berdasarkan faktor psikologis. Teori-teori dalam kelompok ini memiliki kesamaan pemikiran, bahwa penyebab kejahatan berasal dari keadaan yang melekat pada individu, perbedaannya adalah keadaan tersebut bisa berupa keadaan fisik maupun keadaan psikis atau mental mereka.

Keadaan tersebut bisa merupakan bawaan bisa juga merupakan warisan atau keturunan.

Teori ini jelas menunjukkan sifat yang deterministis, yaitu bahwa nasib manusia ditentukan oleh fisiologinya. Inilah yang menyebabkan bahwa frenologi tidak dapat berkembang pada waktu itu, sebab bertentangan dengan pendapat umum pada waktu itu, bahwa manusia adalah penguasa kelakuannya sendiri dan mampu membentuk dirinya sebagaimana yang dikehendakinya. Dasar ilmiah dari penolakan-penolakan frenologi adalah, karena frenologi tidak mampu untuk memberikan bahan yang cukup dan dapat dipercaya untuk konsepsinya tentang organ-organ akal yang fisiologis, atau tentang hubungannya dengan tipe- tipe tingkah laku tertentu.

A. Anthropologi Kriminal

Anthropologi criminal adalah sebuah pembagian teori dalam kriminologi yang beranggapan bahwa penjahat melakukan kejahatan

(2)

karena warisan yang berupa ciri-ciri biologis yang merupakan karakteristik awal periode perkembangan evolusi manusia. Teori sistematis pertama tentang kejahatan adalah anthropologi kriminal, dan sebagaimana kita lihat, banyak orang sekarang yang percaya bahwa kemampuan biologis membawa dampak dalam kejahatan. Teori pertama tersebut dirumuskan pada abad 19 oleh seorang dokter Italia, Cesare Lombrosso.

Fisiognomi dan frenologi telah membangkitkan minat untuk mencari hubungan antara biologi dan fenomena sosial, yang mama Charles Darwin telah membuat masyarakat berfikir tentang kejahatan dalam sudut pandang biologi Berbicara tentang kriminologi, kita tidak akan pernah melupakan seorang tokoh bernama Cesare Lombrosso. Seorang dokter Italia yang mendapatkan julukan bapak kriminologi modern bukan hanya karena teori horn criminalnya saja akan tetapi juga sebagai orang pertama yang meletakkan metode ilmiah rational thinking and experimental dalam mencari penjelasan tentang sebab kejahatan dan melihatnya dari banyak faktor.

Lombrosso menggabungkan positivisme Comte, evolusi dari Darwin serta banyak lagi pioneer dalam studi tentang hubungan kejahatan dan tubuh manusia. Pada tahun 1876 menerbitkan bukunya. L'huomo delinquente ( The Criminal Man). Dalam bukunya tersebut dijelaskan adanya hubungan erat antara kejahatan dengan epilepsi, kegilaan dan degenerasi pada umumnya. Dengan kata lain, dengan terbitnya buku L'huomo delinquente, kriminologi beralih secara permanen dari filosofi abstrak tentang penanggulangan kejahatan melalui legislasi menuju suatu studi modern tentang sebab-sebab kejahatan. Oleh karena itu pula Lombrosso dikenal sebagai bapak kriminologi modern.

Teori Lombrosso pada intinya berangkat dari teori Darwin tentang evolusi manusia. Lombrosso membantah tentang sifatfree will sebagaimana dimaksud oleh para tokoh aliran klasik. Doktrin atavisme membuktikan adanya sifat hewani yang diturunkan oleh nenek moyang manusia. Gen ini dapat muncul sewaktu-waktu dari turunannya yang memunculkan sifat jahat pada manusia modem Akan tetapi, dalam

(3)

perkembangannya. Lombrosso telah menyusun dokumentasi pengaruh- pengaruh atau akibat-a kibat dari kebanyakan faktorfaktor yang ada disekeliling manusia Lombrosso mengakui adanya faktor lain di sekeliling manusia, namun kebanyakan karyanya memang khusus membicarakan born criminal dan mengabaikan perubahanperubahan serta penambahan- penambahan pada pendapatnya yang kemudian terjadi. Berdasarkan pandangan tersebut, Lombrosso mengadakan penelitian secara anthropologi mengenai penjahat-penjahat yang terdapat dalam penjara dan terutama mengenai tengkoraknya. Kesimpulan dari penelitiannya adalah:

1. Genus homo delinquens (merupakan suatu jenis manusia sendiri) 2. II delinquente nato (mereka dilahirkan demikian)

3. Tidak ada pengaruh lingkungan yang dapat mengubah

Teori Lombrosso tentang born criminal menyatakan, bahwa para penjahat adalah suatu bentuk yang lebih rendah dalam kehidupan lebih mendekati nenek moyang mereka yang mirip kera dalam hal sifat bawaan dan watak dibandingkan mereka yang bukan penjahat. Menurut Lombrosso, orang-orang yang mewarisi sifat nenek moyangnya yang jahat seperti terlihat dalam ciri-ciri fisiknya antara lain seperti:

1. Isi tengkorak yang kurang

2. Terdapat pada mukanya, dimana ciri yang lain berbeda dengan roman muka orang pada umumnya;

3. Roman mukanya nampak agak ganjil 4. Kurang berperasaan (tahan sakit);

5. Suka akan tatoo ada bagian tubuhnya.

Lombrosso berpendapat, bahwa seringkali para penjahat memiliki rahang yang besar dan gigi taring yang kuat, suatu sifat yang pa da umumnya dimiliki oleh makhluk camivore. Jangkauan lengan bawah lebih panjang dibandingkan yang lain. Seorang individu yang lahir dengan salah satu dari lima stigmata adalah seorang born criminal. Kategori ini mencakup kurang lebih sepertiga dari seluruh pelaku kejahatan.

Sebagaimana dijelaskan di muka, bahwa dalam perkembangannya Lombrosso mengakui adanya faktor lain disekeliling manusia yang

(4)

mempengaruhi terjadinya kejahatan. Luas perkembangan dan perubahan pemikirannya tersebut nampak dari bertambah banyaknya halaman- halaman pada penerbitan bukunya L'huomo delinquente. Kalau tadinya hanya 252 halaman untuk mengemukakan doktrin aslinya tentang atavisme evolusioner sebagai dasar penjelasan kejahatan, maka 20 tahun kemudian diperlukan lebih dari 1900 halaman untuk mencakup semua hal- hal dan unsur-unsur yang kelihatannya ada hubungannya dengan sebab- sebab kejahatan." Unsur-unsur tersebut sangat beraneka ragam dan mencakup ildim, banyak/sedikitnya turun hujan, harga gandum, kebiasaan seksual, kebiasaan perkawinan, hukum pidana, praktik perbankan sampai pada sturktur pemerintahan, politik penentu an pajak nasional, organisasi gereja, kepercayaan keagamaan dan lain sebagainya.

Perubahan cara berpikimya dapat ditemukan dalam buku terakhimya, Crime, its Causes and Remedies, dimana buku ini ditulis khusus untuk pembaca di Amerika dan merupakan cakupan dari seluruh karya-karyanya.

Dalam buku ini dikemukakan banyak sekali faktor yang berhubungan dengan sebab kejahatan, dan bagian terbesamya bukan biologis, melainkan lingkungan. Selain berpendapat tentang born criminal, Lombrosso juga memiliki teori lain yaitu insane criminal dan criminoloids. Insane criminal yaitu penjahat yang bukanlah merupakan penjahat dari lahir akan tetapi merupakan hasil dari perubahan dalam otak mereka yang mengganggu kemampuan mereka untuk membedakan benar dan salah. Sedangkan criminoloids adalah kelompok ambiguous yang termasuk diantaranya adalah penjahat kambuhan.

Berdasarkan penelitiannya. Lombrosso mengklasifikasikan penjahat dalam empat golongan yaitu:

1. Born criminal, yaitu penjahat berdasarkan doktrin atavisme di atas, 2. Insane criminal, yaitu penjahat yang dihasilkan oleh penyakit jiwa,

termasuk dalam golongan paranoid, idiot, kedunguan, dementia, alkohohisme, epilepsi dan histeria;

(5)

3. Occasional criminal atau criminoloid yaitu pelaku kejahatan berdasarkan pengalaman yang terus menerus sehingga mempengaruhi pribadinya;

Diantara semuanya, inti dari ajaran Lombrosso adalah sebagai berikut:

1. Lombrosso selalu menekankan bahwa perlu dilakukan penelitian langsung atas individu dengan menggunakan ukuran-ukuran dan metode-metode statistik, dan dengan menggunakan data yang anthropologis, sosial dan ekonomis sifatnya,

2. Lombresso mulai dengan asumsi, bahwa perilaku manusia yang bersifat biologis:

a. Menurut pendapatnya pertama adalah hasil dari atavisme;

b. Kemudian pendapat tersebut diubah untuk mencakup pula didalamnya degenerasi umum atau kecacatan.

c. Jumlah born criminal tidak melebihi 40% dari seluruh jumlah penjahat, maksimal 33, 1/3% paling banyak.

a) Berkat penelitian, diskusi dan kontak dengan para kritisi dalam tahun- tahun kemudian. Lombrosso mengubah teori dan metodenya sedemikian rupa, sehingga mencakup segala macam da ta yang bersifat sosial, ekonomis dan environmental dengan bersikap:

a. Objektif dalam metode, dengan banyak menggunakan statistik, b. Positif dalam arti determinisme;

c. Setia pada pokok pemikiran bahwa sebab kejahatan merupakan suatu rangkaian sebab- sebab yang berhubungan satu sama lain.

Setelah teori Lombrosso banyak mendapat tekanan, khususnya dari kalangan ilmuwan Perancis, pengikut Lombrosso mencoba mempertahankan teori Lombrosso di Amerika, dia adalah Earnest A.

Hooten seorang anthropolog dari Harvard University, yang berdasarkan penelitiannya mengemukakan kernbali teori tipe flsik sebagai teon kriminologi, sekaligus menentang pendapat dari Charles Goring Penelitian Hooten melibatkan perbandingan karakter biologis antara 13,873 penjahat dengan 3.203 bukan penjahat. Hooten menggunakan metode yang sama seperti yang digunakan oleh Lombrosso dan Goring. Comparative

(6)

Research Methode. Akan tetapi temuan Hooten dalam penelitiannya menunjukkan hal yang berbeda dengan Inmbmsso, bahwa pelaku kejahatan memiliki perbedaan atau dapat disebut dengan kecacatan dasar dalam fisik manusia, kecacatan inilah yang menyebabkan adanya kecacatan dalam perilakunya, yaitu kejahatan. Hooten membawa babak baru dalam teori tipe fisik, yaitu teori inferior dasar.

B. Teori Inferioritas Dasar (Cacat Dasar)

Kesimpulan Hooten, bahwa penjahat memiliki perbedaan dengan bukan penjahat. dan perbedaan ini merupakan cerminan dari inferioritas fisik. Kesimpulan ini tidak banyak berbeda dengan kesimpulan Lombrosso. Hooten percaya, bahwa kejahatan adalah hasil dari penga ruh lingkungan terhadap organisme manusia yang rendah tingkatnya Jadi, menghapus kejahatan hanyalah mungkin dengan cara penumpasan secara total orang-orang yang secara fisik, mental clan moral tidak pantas untuk diperkenankan hidup tenis, atau dengan jalan memisahkan mereka dalam lingkungan sosial yang bersih. Penelitian Hooten menganggap perbedaan tersebut sebagai petunjuk terang tentang adanya inferioritas biologis pada penjahat. Inferioritas dasar inilah yang menyebabkan adanya individu- individu yang inferior.

Asumsi adanya inferioritas (kecacatan) dasar telah diperkuat dengan pemyataan- pernyataan, bahwa bermacam-macam perilaku yang dapat dilihat mencerminkan sutau kekurangan dengan mana orang dilahirkan di dunia ini, dan bersifat mendasar. Anthropologi kriminal, sebagaimana dipelopori oleh Lombrosso dan dilanjutkan oleh Hooten tidak pemah secara spesifik menjelaskan metodenya dalam menerjemahkan perbedaan fisik dengan inferioritas. Ketika Hooten menyatakan, bahwa penjahat berbeda dengan hukan penjahat dia tidak menjelaskan kenapa dan dimana letak kecacatan kemampuan fisik yang seharusnya menyebabkan kejahatan. Kenapa ciri-ciri fisik tersebut dikatakan superior dan kenapa yang lainnya dikatakan inferior tidak dijelaskan oleh Hooten. Terhadap pendapat dan kesimpulan Hooten ini. Edwin H.

Sutherland memberikan kritik sebagai berikut:

(7)

1. Dalam penelitiannya, jumlah yang diteliti sangat sedikit dan terpilih, sehingga tidak memberikan manfaat sebagai sample tentang orang-orang yang bukan penjahat, dan karena itu ia tidak dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan yang berarti antara penjahat dan bukan penjahat.

2. Ia menemukan beberapa perbedaan yang berarti antara penjahat dan bukan penjahat dan menyelidiki orang-orang dalam jumlah yang sebagian besar berada dalam keadaan yang bersamaan, oleh karena itu secara praktis kenyataan-kenyataan yang dia berikan tidak memberikan dasar pada kesimpulan-kesimpulannya;

3. Ia tidak memberikan kriteria mengenai keadaan biologis yang tidak sempama. Ia hanya mengira bahwa orang yang dipenjara tersebut tidak sempurna, jadi berdasarkan logika/ jalan pikiran ini, maka laki-laki ditafsirkan sebagai seseorang yang keadaan biologisnya tidak sempurna dibandingkan wanita, oleh karena sebagian besar yang dipenjara adalah laki-laki dan oleh karena keadaan yang tak sempuma ini maka laki-laki akan dikeluarka dari lingkungan penduduk.

Baik Lombrosso maupun Hooten gagal dalam menjelaskan permasalahan utama, bagaimana struktur biologis dapat diterjemah kan menjadi perilaku yang spesifik. Ernst Kretschmer dan William H. Sheldon mencoba menyelesaian permasalahan ini. Kedua sarjana tersebut menganut tipologi dasar dari gangguan mental yang disusun oleh Kraeplin pada akhir abad 19. Tika era anthropologi kriminal dipakai untuk menggambarkan hubungan antara kejahatan dengan bagian-bagian tertentu dari tubuh manusia terutama tengkorak kepala, teori- teori inferior dasar atau constitutional inferiority mempelajari manusia sebagai suatu kesatuan jasmaniah rohaniah.

Ernst Kretschmer adalah ilmuwan ferman penganut tipologi yang praktis, yaitu subjek-subjek digolongkan dalam kategori-kategori tertentu.

Kretschmer menganut dikotomi Kracplin tentang gangguan gangguan fungsional, yaitu mania depressive (circular) dan dementia praecox

(8)

(schizophrene). Kretschmer dalam karyanya, Koeperbau and Character (Physique and Character) mengajukan teori-teon mengenai hubungan interaksi antara tipe-tipe jasmaniah dan watak. Kretscmer melakukan studi terhadap 260 pasien gila, 75 termasuk manic-de-pressive insanities (gila) sedangkan 175 termasuk schizophrenic insanity.

Kretschmer mendapatkan fakta, bahwa subjek studinya memiliki kesamaan morfologic external physical (bentuk fisik) tipe-tipe tubuh tertentu yang berkaitan. Perhitungan rata-rata mengenai kesamaan ini dibuat berdasarkan pengelompokan menurut tipe/jenisnya. Setidaknya ada tiga tipe fisik, yaitu:

1. Asthenic atau leptosomic, kurus dengan tinggi badan yang seimbang;

2. Athletic, menengah tinggi, kuat, berotot dan bertulang kasar, perkembangan kuat antara kerangka dan otot-otot

3. Pyknic, perkembangan kuat dari bagian luar rongga badan manusia, kepala, dada, perut besar dengan bakat (proclivity) penumpukan lemak (bertumbuh gemuk.

Tipe-tipe ini didapat baik pada pria maupun wanita, tetapi pada umumnya pada pria. Di samping tiga golongan tersebut di atas masih ada beberapa golongan kecil, tercakup dalam istilah dysplastic special type dengan ciri bentuk badan tidak seimbang (physical dispropartitions).

Selain membagi ke dalam tipé fisik. Kretschmer juga menemukan adanya interaksi yang erat antara kondisi fisik golongan tertentu dengan kondisi psikologisnya. Dalam hal ini, Kretschmer mengemukakan apa yang disebut dengan Schizoz'd dan Cycloid serta Schizothyme dan Schizophrenic. Apa yang dikemukakan oleh Kretschmer tersebut merupakan ciri-ciri keabnormalan yang bergerak antara normal dan tidak normal sebagai ciri-ciri dasar psikologis dari schizophrenic circular psychosis dalam taraf ringan.

Teori Kretschmer ini banyak dikembangkan oleh pengikut pengikutnya, diantaranya adalah Kurt Bohmer dan W.A. Willemse.

(9)

Bohmer dalam penelitiannya tentang pembunuhan menyimpulkan adanya perilaku yang berbeda dari masing-masing tipe Kretschmer dalam melakukan kejahatannya.

1. Leptosomic. dalam melakukan pembunuhan bersifat hati-hati, merencanakan dan melakukan pembunuhan dengan kepala dingin, tidak meninggalkan lacak dan membela djri di pengadilan dengan pandai,

2. Athletic, melakukan pembunuhan sesuai dengan rencana tertentu, temperamennya tinggi sehingga membunuh dengan kejam tanpa banyak berfikir, tidak takut dan mengaku terus terang ketika ditangkap:

3. Pyknic, melakukan pembunuhan karena perasaan iri hati atau gejolak hati.

Berbeda dengan Bohmer, WA Willemse dalam bukunya Constitutiion Type in Delinquency membagi lagi sistematologi Kretschmer ke dalam pribadi-pribadi sebagai berikut:

1. Leptosomic dalam asthem'e dan stem'e temperament. Ashtenz'e ditandai dengan cara berbuat yang licik, teliti dan pengecut, kejahatan yang sering dilakukan adalah pencurian dan pemalsuan;

2. Athletic dalam melakukan kejahatan bersifat agresif dengan kekerasan, pemberani dan penuh perhitungan:

3. Pyknic terdapat beberapa variasi yang menggambarkan perilaku tipe ini, yaitu mendadak agresif, kalem, membentuk kelompokkelompok kejahatan, menghamburkan uang clan tindakan berlebihan lainnya.

William H. Sheldon menulis bukunya setelah Kretschmer dapat memperbaiki cara penerapan teori inferior dasar terhadap masalah masalah tingkah laku manusia. Sheldon menggunakan dasar pemikiran dalam tulisannya sebuah fakta, bahwa hidup di mulai dalam embrio yang terdiri dari tiga selaput, yaltu selaput dalam atau endoderm,selaput tengah atau mesoderm dan selaput luar atau ektoderm.

(10)

Atas dasar pemikiran tersebut disusun tipologi fisik dan mental. Secara fisiologi endoderm menyebabkan perkembangan alat-alat pencernaan, mesoderm tulang-tulang, otot-otot dan urat- ural sistem organ penggerak, sedangkan ektoderm sistem syaraf, kulit dan lainlain yang berhubungan dengan kulit. Dalam studinya, William Sheldon meneliti 200 pria berusia antara 15 dan 21 dalam usaha menghubungkan fisik dengan temperamen, kecerdasan dan delinquecy Dengan mengandalkan pada pengujian fisik dan psikologis, William Sheldon menghasilkan suatu Indeks to Delinquency yang dapat digunakan untuk memberi profil dari tiap problem pria secara cepat dan tepat.

William Sheldon memformulasikan sendiri kelompok fisik manusia (somatotypes) menjadi:

1. Endhomorph, alat-alat pencernaan relatif sangat berkembang dan berpengaruh, ada kecenderungan untuk menjadj gemuk, bentuk badan bulat, anggota-anggota ba dan pendek, tulang-tulang kecil dan kulit halus;

2. Mesomorph, yang relatif sangat berkembang dan berpengaruh adalah otot, urat, tulang dan organ-organ penggerak badan, badan besar, dada lebar, tangan besar, bila kurus bentuk badan persegi panjang, kalau tidak menjadi gemuk sekali; 3. Ectomorph, yang relatif sangat berkembang dan berpengaruh adalah kulit dan apa yang bersangkutan dengan kulit, termasuk sistem syaraf, badan kurus, lemah, kecil, rambut halus dan relatif isi badan sedikit.

Selain memformulasikan sendiri kelompok fisik manusia, William Sheldon juga mengklasifikasikan temperamen yang berbedabeda diantaranya:

1. stcertonis, bersifat rileks dan bersahabat, cinta pada hal-hal yang enak, nyaman dan mewah tetapi pada dasarnya bersifat terbuka, tipe temperamen seperti ini dimiliki oleh somatotype endomorph.

(11)

2. Somatonis, bersifat aktif, dinamis, semua gerakannya tegas dan berkelakuan agresif. ambisius dan enerjik, tipe temperamen seperti ini dimiliki oleh somatotype mesomorph;

3. Cerebrotonis, seorang introvert, selalu mengeluh tentang ketidak beresan fungsi badan. alergi, gangguan kulit, peka terhadap suara dan gangguan serta menghindari banyak orang. pada umumnya cerdas dan suka menyendiri, tipe temperamen seperti ini dimiliki oleh somatotype ectomorph

Berdasarkan uraian-uraian tentang teori-teori penyebab kejahatan karena faktor adanya kecacatan dasar dapat disimpulkan, bahwa teori-teori'c tersebut hanya dapat menggambarkan tentang adanya perbedaan secara fisik antara penjahat dengan bukan penjahat. Teori-teori tersebut tidak dapat menjawab dan membuktikan, bahwa tipe fisik yang diuraiakan dalam teon tersebut mempunyai hubungan dengan kejahatan dalam arti hukum dan sosiologis. Ketika individu dinyatakan dikualifikasikan dalam golongan tipe fisik tertentu tidak dapat dijelaskan kemudian hubungannya dengan kejahatan yang dilakukan.

Referensi

Dokumen terkait

musik, bunyi yang memiliki pitch disebut dengan nada.. Dua buah nada nada akan dapat terdengar berbeda

Temuan Roe ini mendorongnya untuk menyimpulkan bahwa ada perbedaan pada karakteristik kepribadian dari orang- orang dalam vokasi yang berbeda, bahwa orang dalam vokasi yang

Di dalam suatu pemrograman harus memiliki kerangka dasar pemrograman, yaitu suatu proses pengolahan data yang terdiri dari tiga tahapan dasar yang disebut dengan Siklus

Berbeda juga dengan penelitian dari Mayogi dan Fidiana (2016) dan Muhyarsyah (2007) yang dalam hasil penelitiannya menunjukkan leverage tidak memiliki pengaruh

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kota kolaka adalah kota yang termasuk kota yang memiliki ruang bagi para pelaku kejahatan untuk menjalankan

Tepung labu parang yang berasal dari 2 tempat tumbuh yang berbeda yaitu Cipanas clan Brebes temyata tidak memiliki perbedaan yang nyata pada beberapa karakteristika

Di dalam suatu pemrograman harus memiliki kerangka dasar pemrograman, yaitu suatu proses pengolahan data yang terdiri dari tiga tahapan dasar yang disebut dengan

Kholis 2021 dalam hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa usia yang lebih muda memiliki karakter yang berbeda dan berbeda dari masa lampau atau disebut juga iGeneration atau net age,