69 ABSTRAK
JUDUL: PEMBENTUKAN DAN PENGGUNAAN KATA YANG
MENYATAKAN „ORANG‟ DALAM KATA BAHASA JEPANG MELALUI
PROSES SUFIKSASI (SETSUBIGO)
Manusia dalam menjalani kehidupannya tidak lepas dari pekerjaan,
kegiatan, dan status. Dalam bahasa Jepang, terdapat banyak sekali kata yang
memiliki arti „orang‟ atau pelaku dengan kata dasar yang sama namun memiliki
arti yang berbeda. Contohnya pada kata kenkyuu apabila digabungkan dengan
sufiks –sha dapat membentuk kata kenkyuusha yang artinya peneliti. Sementara
itu, terdapat pula kata lain dengan kata dasar kenkyuu seperti kenkyuuka dan
kenkyuusei. Apabila tidak dicermati lebih teliti, hal ini akan menimbulkan
pemakaian kata yang salah pada pembelajar bahasa Jepang.
Dalam penelitian ini, penulis mengambil sufiks yang menyatakan „orang‟
sebanyak 9 sufiks untuk dteliti yaitu sufiks –in, -jin, -ka, -kou, -nin, -sei, -sha, -shi,
dan –shi. Walaupun ke-9 sufiks tersebut sama-sama memiliki arti „orang‟ namun
ternyata dalam penggunaannya memiliki aturan tersendiri.
Dalam cabang linguistik, proses pembentukan kata dipaparkan pada sudut
morfologi. Pembentukan kata dalam bahasa Jepang terdiri dari 3 proses yaitu
afiksasi (setsuji), reduplikasi (jufuku), dan komposisi (fukugo). Afiks terdiri dari 3
jenis yaitu prefiks, sufiks, dan infiks. Prefiks merupakan afiks yang dilekatkan
sebelum kata dasar, sufiks merupakan afiks yang dilekatkan setelah kata dasar,
dan infuks merupakan afiks yang disisipkan di antara kata dasar.
70
Pada pembentukan kata dengan sufiks –in, jin, ka, kou, nin, sei, sha,
-shi, dan –shi. Diketahui bahwa yang menjadi kata dasarnya sebagian besar adalah
kata benda ataupun gokan dari kata kerja golongan III. Pada pembentukan katanya
sendiri, hampir tidak pernah mengalami perubahan kelas kata dari kata benda.
Apabila ditinjau dari segi morfem, kata yang dibentuk dengan sufiks –in,
-jin, -ka, -kou, -nin, -sei, -sha, -shi, dan –shi dapat merupakan morfem bebas
ataupun morfem terikat. Misalnya pada kata tenin dan houritsuka.
Pada penggunaannya, terdapat beberapa sufiks yang bertumpang tindih
dengan kata dasar yang sama. Walaupun memiliki kata dasar yang sama, namun
makna yang dibentuk memiliki arti yang berbeda-beda sesuai dengan sufiks yang
mengikutinya. Sufiks –in, -ka, -kou, -shi, dan –shi lebih mengarah kepada pelaku
dari suatu pekerjaan atau keahlian tertentu, sementara itu pada sufiks –jin, -nin,
dan –sha lebih mengacu kepada pelaku dari suatu kegiatan, sufiks –sei mengacu
pada pelaku yang sedang mempelajari suatu hal.
Pada pemakaian sufiks –in, -jin, -ka, -kou, -nin, -sei, -sha, -shi, dan –shi,
sufiks yang paling sering digunakan adalah sufiks –sha, sementara sufiks yang
paling jarang digunakan adalah sufiks –kou.
Pemakaian kata dengan ke-9 sufiks tersebut cukup sering dijumpai pada
percakapan ataupun artikel dalam buku-buku pembelajar bahasa Jepang.
Diharapkan melalui penelitian ini dapat mengurangi kesalahan penggunaan kata
pada pembelajar bahasa Jepang.