MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PADA KELOMPOK A2 DI TAMAN KANAK-
KANAK NEGERI PEMBINA KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO
Rahmatika
Prodi PG.PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar [email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penerapan mengembangkan motorik kasar anak melalui permainan tradisional pada kelompok A2 di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Fokus penelitian yaitu kemampuan motorik kasar yaitu melakukan gerakan melompat, gerakan memutar badan dan menjaga keseimbangan dan pengembangan guru dengan melakukan kegiatan permainan tradisional yang bisa diikuti oleh anak yang sifatnya memberikan semangat. Adapun subjek dalam penelitian ini yaitu anak kelompok A2 dengan jumlah anak didik 15 orang dan 2 orang guru, penelitian ini dilaksanakan di Taman-Kanak-Kanak yang terletak di jalan raya Allu Kelurahan Benteng, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jenoponto, Provinsi Sulawesi Selatan. Prosedur pengumpulan data ini dilakukan dengan 3 cara yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Pengecekan keabsahan data peneliti menggunakan pengabsahan data yang dilakukan melalui triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu. Analisis data terdiri atas tiga langkah dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian dalam Mengembangkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Permainan Tradisional Pada Kelompok A2 Di Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto menunjukkan bahwa melalui permainan tradisional dapat mengembangkan kemampuan motorik kasar anak melalui kegiatan permainan tradisional tersebut, maka seorang guru dapat mengetahui secara langsung dan melihat gambaran terhadap kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh anak didik, dapat dilihat ada anak yang masih perlu bimbingan dan arahan dari guru serta ada pula anak yang belum dapat melakukan kegiatan yang diajarkan oleh guru.. Melalui kegiatan permainan tradisional yang telah digunakan di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kabupaten Jeneponto maka dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak dapat dikatakan telah berkembang dengan baik.
Kata Kunci : Kemampuan Motorik Kasar dan Permainan Tradisional
PENDAHULUAN
Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia, pendidikan juga sebagai sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan potensinya baik dalam kehidupan individu maupun kelompok. Pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sehingga sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, sebelum belajar di sekolah dasar anak harus diberikan pendidikan yang tepat, maksudnya pendidikan yang sesuai dengan perkembangan bakat, minat, fisik maupun psikis anak. Program Pendidikan Anak Usia Dini merupakan program pendidikan yang menentukan terbentuknya kepribadian anak sejak dini, untuk dapat berkembang sesuai dengan tahap-tahap perkembangan dan usia mereka. Dengan program pendidikan di Taman Kanak-kanak
mempersiapkan anak usia dini sebelum memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
Anak usia dini memiliki perkembangan fisik dan kemampuan yang berlangsung dengan sangat cepat, salah satu perkembangan yang sedang berlangsung pada diri anak adalah motoriknya.
Perkembangaan fisik
merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya. Berkaitan dengan perkembangan fisik, Hurlock (1999:97) mengungkapkan:
Perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu (1) sistem saraf, yang sangat mempengaruhi
perkembangan
kecerdasan dan emosi;
(2) otot-otot yang mempengaruhi
perkembangan kekuatan
dan kemampuan
motorik; (3) kelenjar
endokrin, yang
menyebabkan
munculnya pola-pola
tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan,
yang sebagian
anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan (4) struktur fisik/tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi.
Membicarakan tentang gerak pada arah Taman Kanak-kanak menjadi sangat menarik, karena aktivitas atau kondisi bergerak pada anak Taman Kanak-kanak sangat tinggi (dominan) hasil pengamatan 70-80% anak Taman Kanak-kanak melakukan gerak pada proses belajarnya yang menggunakan pendekatan bermain. Berdasarkan pada keadaan aktivitas siswa Taman Kanak-kanak yang begitu aktif, maka masalah gerak dan belajar gerak menjadi sangat penting dan harus mendapat perhatian khusus.
Penanaman gerak/motorik yang benar
sangat penting, sebab akan sangat memberikan konstribusi terhadap pertumbuhan anak (Samsudin,2008) Mengaplikasikan berbagai permainan dalam kegiatan belajar mengajar merupakan hal yang wajib dilakukan oleh seorang guru. Suatu kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif apabila ada berbagai strategi yang digunakan, baik berupa metode, model, pendekatan maupun teknik.
Salah satunya adalah dalam bentuk model permainan tradisional.
Mengapa saat ini dikatakan bahwa perkembangan motorik kasar anak bermasalah, karena kegiatan main anak didik di sekolah saat ini belum fokus pada suatu permainan tertentu, dan juga ada kecenderungan anak didik kesulitan mengikuti aturan main dalam hal menstimulasi motorik kasarnya pada saat melakukan
permainan, selain itu pula kecintaan anak di era masa kini terhadap permainan tradisional sangat kurang karena pengaruh modernisasi dengan kehadiran IT, yang menyebabkan anak kurang bergerak dalam kesehariannya.
Dalam dunia pendidikan tentunya akan selalu kita temui masalah dalam pelaksanaannya.
Permasalahan tersebut bisa berasal dari sekolahnya, guru, peserta didik, maupun berasal dari sarana dan prasarana pendukung pembelajaran.
Dari observasi awal yang peneliti lakukan pada tanggal 26 Januari 2018, terhadap Taman Kanak-kanak Negeri Pembina yang ada di Kabupaten Jeneponto, guru yang mengajar mengembangkan perkembangan motorik anak dengan permainan modern, salah satu yang menjadi alasan guru menggunakan permainan
modern ketimbang permainan tradisional karena anak didik kesulitan mengikuti aturan main dalam permainaan tradisional. Selain itu masih ada beberapa anak yang masih terlihat kaku dan canggung seperti anak belum bisa menjaga keseimbangan pada dirinya setelah melakukan gerakan. Anak juga masih melakukan gerakan dengan arahan yang diberikan oleh guru dan anak terlihat masih ragu-ragu dalam melakukan gerakan melompat, memutar badan maupun menjaga keseimbangan. Dari permasalahan di atas peneliti menjadi tertarik untuk melakukan penelitian di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kabupaten Jeneponto dengan judul
“Mengembangkan Kemampuan
Motorik Kasar Anak Melalui Permainan Tradisional Pada Kelompok
A2 di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto”.
KAJIAN PUSTAKA
1. Kemampuan Motorik Kasar Anak
a. Pengertian Motorik Kasar
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau seluruh anggota tubuh atau sebagai besar atau seluruh angggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri (Siti Aisyah, dkk, 2008). Sedangkan, motorik kasar adalah kemampuan anak Tk beraktivitas dengan menggunakan otot-otot besar (Samsudin.2008).
Motorik kasar adalah gerakan tubuh menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar otot yang ada dalam tubuh maupun seluruh anggota
tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan diri (Decaprio.2013).
b. Tujuan Perkembangan Motorik Kasar Anak
Pengembangan motorik kasar di Taman Kanak-kanak bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerak kasar, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat, sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat dan terampil. Sesuai dengan tujuan pengembangan jasmani tersebut, anak didik dilatih gerakan- gerakan dasar yang akan membantu perkembangan motoriknya kelak (Erlinda.2014).
c. Fungsi Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak TK
Fungsi pengembangan motorik kasar pada anak TK sebagai berikut: 1) melatih kelenturan dan koordinasi otot jari dan tangan; 2) memacu pertumbuhan dan pengembangan fisik/motorik, rohani dan kesehatan anak; 3) membentuk, membangun, dan memperkuat tubuh anak; 4) melatih keterampilan atau ketangkasan gerak dan berpikir anak; 5) meningkatkan perkembangan emosional anak; 6) meningkatkan perkembangan social anak; 7) menumbuhkan perasaan menyenangi dan memahami manfaaat kesehatan pribadi (Erlinda.2014).
d. Faktor-fakator Yang
Mempengaruhi Perkembangan Motorik Anak Usia Dini
Pencapaian suatu keterampilan dianggap dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Mahendra (Sumantri, 2005: 110) mengatakan bahwa faktor-
faktor tersebut secara umum dibedakan menjadi 3 faktor utama yaitu faktor proses belajar, faktor pribadi dan faktor situasional (lingkungan).
e. Keterampilan Gerak Motorik Anak Usia Dini
Gerak dasar merupakan pola gerakan yang menjadi dasar meraih keterampilan gerak yang lebih kompleks.Gerakan dasar ada empat macam yaitu: 1) Gerak Lokomotor, 2) Gerak Non Lokomotor, 3) Gerak Manipulatif,
4) Gerak Non Manipulatif.
f. Tingkat Pencapaian Perkembangan Motorik Kasar Anak
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 137 Tahun 2014.
Lampiran 1 Tentang Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak.
Lingkup Perkembanga
n
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun Usia 5-6 Tahun Motorik Kasar 1. Menirukan gerakan binatang,
pohon tertiup angin, pesawat terbang, dsb
2. Melakukan gerak menggantung (bergelayut)
3. Melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara terkoordinasi.
4. Melempar sesuatu secara terarah.
5. Menangkap sesuatu secara tepat.
6. Melakukan gerakan antisipasi.
7. Menendang sesuatu secara terarah.
8. Memanfaatkan alat permainan di luar kelas.
1. Melakukan gerakan tubuh secara
terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan.
2. Melakukan koordinasi gerakan mata- kaki-tangan- kepala dalam menirukan tarian atau senam 3. Melakukan
permainan fisik dengan aturan 4. Terampil
menggunakan tangan kanan dan kiri 5. Melakukan
kegiatan kebersihan diri
Kelompok Usia 4-6 Tahun
Tabel 2.1 Tingkat Perkembangan Anak 2. Permainan Tradisional
a. Pengertian Permainan Tradisional Permainan tradisional adalah suatu jenis permainan yang ada pada suatu daerah tertentu yang berdasarkan kepada kultur dan budaya daerah tertentu (Karmila.2017)
Menurut Subagiyo
(Mulyani.2016: 47) sebagai berikut:
mendefinisikan
permainan tradisional sebagai permainan yang berkembang dan dimainkan anak-anak dalam lingkungan masyarakat umum dengan menyerap segala kekayaan dan kearifan
lingkungannya”.
b. Manfaat Permainan Tradisional Bagi Anak Usia Dini
Karmila (2017) adapun manfaat dari permainan tradisional adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan kecerdasan intelektual 2. Mengembangkan
kecerdasan emosional 3. Mengembangkan daya
kreatifitas
4. Anak menjadi lebih kreatif 5. Bisa digunakan sebagai
terapi terhadap anak
6. Mengembangkan
kecerdasan majemuk anak
c. Jenis-Jenis Permainan Tradisional Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Setiap daerah mempunyai karakteristik, adat, budaya, yang berbeda satu dengan yang lain. Oleh karena itu, permainan tradisional pun sangatlah banyak dan bervariasi. Namun demikian, lambat laun anak-anak masa kini lebih cenderung menyukai permainan modern, dari pada permainan tradisional. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran dan pemahaman kepada masyarakat, orang tua, dan praktisi pendidik, untuk kembali melestarikan kebudayaan local yang sangat kaya, adapun focus penelitian yang akan di bahas adalah permainan tradisional. Beberapa contoh
permainan tradisional yang akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut (Mulyani.2016).
1. Engklek (Dende)
Engklek merupakan permainan tradisional lompat-lompatan pada bidang-bidang datar yang digambar di atas tanah, dengan membuat gambar kotak-kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu ke kotak berikutnya. Permainan yang mempunyai nama lain sunda manda ini biasanya dimainkan oleh anak-anak, dengan 2-5 peserta.
2. Lompat Tali
Lompat tali atau main karet menjadi permainan favorit anak-anak ketika pulang sekolah dan menjelang sore hari. Permainan lompat tali ini, biasa diikuti oleh anak laki-laki maupun perempuan. Tali yang digunakan untuk permainan ini berasal
karet gelang yang disusun atau dianyam. Kekreatifan anak dapat juga dilihat dari caranya meenjalin karet yang akan digunakan pada permainan tersebut.
3. Balap Karung
Balap karung adalah salah satu lomba tradisional yang popular saat hari kemerdekaan Indonesia. Peserta diwajibkan memasukkan bagian bawah badannya ke dalam karung kemudian berlomba samapai ke garis akhir.
Tidak jarang ada peserta yang harus jatuh beberapa kali untuk menyentuh garis finis. Canda tawa selalu menyertai permainan ini. Sayangnya, dalam keseharian, permainan ini jarang ditemukan karena biasanya hanya dalam momen-momen tertentu saja.
4. Petak Umpet
Petak umpet adalah sejenis permainan “cari dan sembunyi” yang bisa dimainkan oleh minimal 2 orang yang umumnya berada di luar ruang.
Dalam permainan, ada 2 peran, yaitu
“si kucing” dan yang bersembunyi. Si kucing ini berperan mencari teman- temannya yang bersembunyi.
Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan, yang pertama ditemukanlah yang menjadi kucing berikutnya.
5. Benteng atau Jaga Tiang
Benteng adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing-masing terdiri atas 4 sampai dengan 5 anak. Masing-masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar yang disebut benteng (Mulyani.2016) 6. Bakiak (Terompah)
Permainan bakiak (terompah) panjang sejak dulu ada di daerah sepanjang perairan Sungai Rokan, baik Rokan Kiri maupun Rokan Kanan, Kabupaten Kampar, maupun Rokan dibagian Hilir, seperti dibagian Siapi – Api, Bengkalis, Riau. Kini terompah panjang sudah merakyat. Tujuannya adalah untuk berolahraga, mengisi waktu luang dan memupuk sikap kerja sama (kekompakan team). Manfaat permainan ini adalah untuk meningkatkan kebugaran, ketegangan menurun, dan kemampuan kerja sama meningkat. Biasanya permainan ini dimainkan oleh anak-anak, remaja, dewasa putra dan putri.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif
dengan jenis penelitian kualitatif.
Penelitian deskriptif ditunjukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya.
Dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek penelitian, semua kegiatan atau peristiwa berjalan seperti apa adanya. (Sukmadinata dan Nana Syaodih, 2005)
Jadi penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif yang mana hasilnya dari penelitian ini berupa kata-kata. Dengan pendekatan deskripsi yaitu menggambarkan atau mendeskripsikan
Mengembangkan Kemampuan
Motorik Kasar Anak Melalui Permainan Tradisional di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kabupaten Jeneponto.
Adapun fokus penelitian pada penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang ada, yaitu:
1. Kemampuan motorik kasar yaitu melakukan gerakan melompat, gerakan memutar badan dan menjaga keseimbangan.
2. Pengembangan guru dengan melakukan kegiatan permainan tradisional yang bisa diikuti oleh anak yang sifatnya memberikan semangat.
Subjek dalam penelitian ini dilaksanakan di Taman-Kanak-Kanak yang terletak di jalan raya Allu Kelurahan Benteng, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jenoponto, Provinsi Sulawesi Selatan. Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina dibina oleh 54 orang anak didik. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok A2 dengan jumlah
guru 2 orang dan anak didik sebanyak 15 orang yang terdiri dari 6 orang laki- laki dan 9 orang anak perempuan.
Prosedur untuk mendapatkan data yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode sebagai berikut:
1. Wawancara 2. Observasi 3. Dokumentasi
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengabsahan data yang dilakukan melalui triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu. Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Sedangkan triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber data yang sama, dan triangulasi waktu
adalah triangulasi yang sering mempengaruhi data. Peneliti membandingkan hasil wawancara guru Taman Kanak-kanak, selain itu peneliti juga membandingkan dengan hasil observasi yang dilakukan dilokasi penelitian dan arsip-arsip yang berkaitan dengan penelitian ini yang diperoleh dari dokumentasi sehingga akan menghasilkan keabsahan data yang akurat dan disajikan dalam penelitian ini.
Analisis Data yang diperoleh di lapangan diolah secara deskriptif kualitatif dengan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
HASIL PENELITIAN
a) Anak mampu melakukan gerakan melompat
Dan dari observasi pertama yang di lakukan pada hari Senin, 16
Juli 2018 dengan tema diri sendiri dan sub tema identitas diri (nama), adapun kegiatan pada hari itu di gambarkan secara umum melalui observasi langsung terhadap guru dan anak didik kelompok A2, dimana sebelum memasuki proses pembelajaran guru terlebih dahulu mengarahkan anak untuk berbaris di lapangan selanjutnya masuk kedalam kelas secara tertib dan kemudian bersama-sama mengabsen siapa teman yang hadir maupun tidak, setelah itu guru dan anak-anak bersama-sama berdo’a sebelum belajar. Sebelum guru memulai pembelajaran, seperti hari-hari
sebelumnya guru kembali
mengingatkan pelajaran kemarin sembari mengaitkan dengan tema pada hari tersebut. Dari hasil observasi, anak-anak yang mendapat giliran ditanya oleh guru untuk menjawab
pertanyaaan yang dilontarkan.
Jawaban anak bermacam-macam sehingga terkadang guru harus menjelaskan dan mengingatkan kembali. Setelah itu guru memulai proses pembelajaran dengan permainan tradisional yang digunakan adalah permainan dende (engklek), sebelum guru mempersilakan anak bermain tak lupa ibu guru mempersiapkan alat permainan dan menjelaskan kepada anak tentang bagaimana aturan main dalam permainan tersebut, agar anak cepat paham dan mengerti ibu guru juga memperlihatkan secara langsung bagaimana cara memainkan permainan tersebut dan apa manfaat dari permainan dende (engklek) anak melakukan gerakan melompat dengan satu kaki dalam kegiatan bermain dende (engklek) dari 15 orang anak,
terlihat 4 orang anak yang belum mampu melakukan gerakan melompat dengan satu kaki dari satu gambar kegambar yang lain yaitu ketika anak melompat dengan satu kaki mereka keluar dari garis dan 11 orang anak terlihat mampu melakukan gerakan melompat tanpa keluar dari garis.
b) Anak mampu melakukan gerakan memutar badan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada hari Rabu, 18 Juli 2018 pada kelompok A2 yang berjumlah 15 orang anak. Tema yang digunakan yaitu tema diri sendiri dan sub tema identitas diri (jenis kelamin).
Adapun indicator yang digunakan yaitu anak mampu melakukan gerakan memutar badan dalam kegiatan motorik kasar yaitu bermain permainan tradisional bakiak. Sebelum guru memberikan kegitan tersebut kepada
anak, guru terlebih dahulu menyiapkan media yang akan digunakan, sebelum guru mempersilakan anak bermain tak lupa ibu guru mempersiapkan alat permainan, keterampilan motorik kasar anak melalui permainan tradisional berjalan dengan lancar dan menyenangkan bagi anak. Ini terlihat dari antusias anak dalam mengikuti jalannya permainan bakiak yang di lakukan oleh anak dan teman kelompoknya, dengan seksama anak mendengarkan intruksi dari guru mereka tentang peraturan permainan yang akan berlaku dipermainan yang akan dimainkan.
c) Anak mampu menjaga
keseimbangan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada hari Kamis, 26 Juli 2018 pada kelompok A2 yang berjumlah 15 orang anak. Tema yang
digunakan yaitu tema diri sendiri dan sub tema tubuhku (ciri-ciri tubuh).
Adapun indicator yang digunakan yaitu anak mampu melakukan gerakan menjaga keseimbangan dalam kegiatan motorik kasar yaitu bermain permainan tradisional balap karung. Sebelum guru memberikan kegitan tersebut kepada anak, guru terlebih dahulu menyiapkan media yang akan digunakan, sebelum guru mempersilakan anak bermain tak lupa ibu guru mempersiapkan alat permainan, keterampilan motorik kasar anak melalui permainan tradisional berjalan dengan lancar dan menyenangkan bagi anak. Ini terlihat dari antusias anak dalam mengikuti jalannya permainan balap karung yang di lakukan oleh anak dan teman kelompoknya, dengan seksama anak mendengarkan intruksi dari guru mereka tentang peraturan permainan
yang akan berlaku dipermainan yang akan dimainkan.
1. Permainan tradsional apa yang digunakan sebagai wadah kemampuan motorik kasar ank?
Jawab:
Dengan mengembangkan untuk keterampilan motorik kasar anak melalui permainan tradisional disesuaikan dengan RPPH yang telah dibuat sebelumnya. Jenis permainan dende yang digunakan sebagai wadah untuk motorik kasar anak. Jadi permainan dende dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak merupkan salah satu metode yang sangat tepat dan efektif.
1. Selama menerapkan hambatan seperti apa yang di alami ibu?
Jawab:
Hambatannya ketika ada anak yang malas melakukan kegiatan bermain permainan tradisional yang dilakukan pada hari tersebut, ada juga yang malu melakukan kegiatan atau kurang PD dan ada pula anak yang memonopoli dalam setiap kegiatan.
2. Bagaimana peran guru dalam pelaksanaan permainan tradisional dan pembelajaran?
Jawab:
Guru berperan membantu proses berlangsungnya bermain, dimana kami dapat sebagai juri ataupun wasit dalam memutuskan berapa lama waktu anak dapat bermain.
3. Bagaimana cara ibu menjelaskan aturan dan cara permainan?
Jawab:
Cara saya menjelaskan aturan main dengan memperlihatkan secara langsung kepada anak bagaimana caranya memainkan permainan tersebut dengan memberikan pula penjelasan.
4. Bagaimana sikap ibu kepada anak yang belum berhasil dalam
pelaksanaan permainan
tradisional?
Jawab:
Cara saya memberikan motivasi kepada anak yang belum berhasil, misalnya saya berkata besok kita coba laginya nak? Kalau kamu berhasil ibu guru akan kasih kamu hadiah (reward) seperti teman kamu yang berhasil agar anak
bersemangat lagi dalam
melakukannya.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pencapaian indikator hasil penelitian yang dilakukan yaitu kemampuan anak melompat, kemampuan memutar badan, dan kemampuan menjaga keseimbangan. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui kegiatan permainan tradisional tersebut, maka seorang guru dapat mengetahui secara langsung dan melihat gambaran terhadap kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh anak didik. dapat dilihat ada anak yang masih perlu bimbingan dan arahan dari guru serta ada pula anak yang belum dapat melakukan kegiatan yang diajarkan oleh guru dan ada juga yang sudah mandiri dalam melaksanakan kegiatan yang diajarkan oleh guru untuk
mencapai indikator dalam
mengembangkan kemampuan motorik kasar anak. Melalui kegiatan permainan tradisional yang telah digunakan di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kabupaten Jeneponto maka dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan
motorik kasar anak dapat dikatakan telah berkembang dengan baik.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan hasil pelaksanaan dari data yang diperoleh di lapangan yaitu:
1. Pembelajaran yang dikemas dalam kegiatan bermainan permainan tradisional dapat disajikan sebagai salah satu cara dalam membantu mengembangkan kemampuan motorik kasar anak.
2. Bagi peneliti lainnya dalam bidang pendidikan anak usia dini, diharapkan agar kiranya dapat meneliti lebih lanjut tentang teknik
yang efektif untuk
mengembangkan kemampuan motorik kasar anak.
3. Guru harus lebih kreatif lagi dalam menyajikan kegiatan permainan
tradisional tersebut agar anak didik lebih termotivasi dan lebih terlatih dalam melakukan permainan tradisional untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak.