LANDASAN TEORI A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar1. Menurut kamus bahasa Indonesia (2005) belajar artinya : a. Berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu
b. Berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Firman Allah SWT berhubungan dengan belajar terdapat dalam Al-Qur’an surat Az-Zumar ayat 9 yang berbunyi :
لق هبر ةمحر وجريو ةرآخلا رذحي امئاقو ادجاس ليللا ءانآ تناق وه نمأ بابللا اولوأ ركذتي امنإ نيذلاو نوملعي نيذلا يوتسي له
Artinya :
Katakanlah “ Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang- orang yang tidak mengetahui? ”Sesungguhnya orang yang berakal-lah yang dapat menerima pelajaran.”(Q.S. Az-Zumar : 9).2 Ayat ini menerangkan bahwa orang yang berakal adalah orang menggunakan fikiran untuk berbuat dan bertindak.
1 Nashar, Peranan Motivasi dan kemampuan Awal, Jakarta: Delia Press, 2004. Hal 77 2 Depag, Al Qur’an dan terjemahan, Jakarta, 2004. hal 659
23
Menurut pengertian psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan menurut, Sardiman, belajar adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.3 Menurut Hamalik belajar adalah : bila seseorang telah belajar akan terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti.
Belajar itu sendiri suatu proses dalam diri seseorang yang berusaha memperoleh suatu dalam bentuk perubahan tingkah laku yang relative menetap. Perubahan tingkah laku dalam belajar sudah ditentukan terlebih dahulu, sedangkan hasil belajar ditentukan berdasarkan kemampuan siswa,
“Keller memandang hasil belajar sebagai keluaran dari berbagai masukkan.
Berbagai masukkan tersebut dibagi menjadi dua kelompok, masukan pribadi (personal inputs) dan masukkan yang berasal dari lingkungan environ mental inputs.”4 Teori Taksonomi Bloom, hasil belajar adalah dalam rangka studi dicapai melalui tiga katagori ranah antara lain : kognitif, apektif, psikomotor.
Menurut Sujana bahwa : “Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang timbul misalnya dari tidak tahu menjadi tahu.”
3 Sardiman, Interaksi dan Motivasi belajar mengajar, Jakarta: CV, Raja Arafindo, 1996, hal 23 4 Ibid, hal 77
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.
Hal ini dapat dicapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik, firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Alaq ayat 5 yang berbunyi :
ملعي مل ام ناسنلا ملع
Artinya :
“Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”(Q.S. Al-alaq : 5) Ayat ini menjelaskan itulah keistimewaan. Itulah kemuliaan-Nya yang tinggi. Yaitu diajarkan-Nya kepada manusia berbagai ilmu, dibuka-Nya berbagai rahasia, diserahkan-Nya berbagai kunci untuk pembuka perbendaharaan Allah, Yaitu dengan qalam. Dengan pena. Disamping lidah untuk membaca, Tuhan pun mentakdirkan pula bahwa dengan pena ilmu pengetahuan dapat dicatat. Pena adalah beku dan kaku, tidak hidup, namun yang dituliskan oleh pena itu adalah berbagai hal yang dapat dipahami oleh manusia” Mengajari manusia apa-apa yang dia tidak tahu.” (ayat 5).
Dimyati dan Mujiono : hasil belajar adalah hasil yang ditujukan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan tes yang
diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada suatu pokok bahasan.
Gegne mengklafikasikan hasil belajar menjadi lima yaitu intelektual, strategi, kognitif, informasi verbal, psikomotor, dan sikap.5 Dan Norma.E.
Gronlund, mengatakan : Hasil belajar sangat berguna baik bagi siswa maupun bagi guru pengelola pendidikan. Hasil belajar dapat disambungkan untuk meningkatkan belajar dengan cara :
1. Menjelaskan hasil belajar yang dimaksud.
2. Melengkapi tujuan pendek untuk yang akan datang.
3. Memberikan umpan balik terhadap kemajuan belajar.
4. Memberikan informasi tentang kesulitan-kesulitan belajar, sehingga dapat mempergunakan untuk memilih pengalaman belajar yang akan datang.
Hasil belajar ini diperoleh siswa setelah mengikuti tingkat pencapaian hasil belajar siswa atau kemampuan siswa dalam suatu pokok bahasan, guru biasanya mengadakan tes hasil belajar. Hasil belajar dinyatakan dalam skor yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu tes hasil belajar yang diadakan setelah program pengajaran.
5
Menurut Benyamin.S, hasil belajar meliputi 3 ranah yaitu : ranah kognitif dan ranah psikomotor.6 Adapun cara yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar pada suatu subjek yang baru adalah :
1. Setiap lisan dapat didengar jelas oleh semua siswa.
2. Siswa harus tahu apa yang sedang mereka amati dalam demontrasi dan bagaimana proses demontrasi itu berjalan.
3. Guru sebagai demontrasi.
4. Demontrasi langkah demontrasi harus bisa dilihat dengan jelas oleh siswa.
5. Penjelasan secara dilakukan pada waktu yang tepat.
6. Berikan kesempatan kepada siswa untuk melatih apa yang telah mereka amati.
7. Sebelum demontrasi dimulai, hendaknya alat peraga telah tersedia.
8. Demontrasi disertai dengan ringkasannya di papan tulis.
9. Tujuan pokok pembelajaran.
10. Jika diperkirakan demontrasi itu sulit supaya dicoba terlebih dahulu.
11. Perlu adanya laporan hasil demontrasi.7
Adapun hasil belajar menurut peneliti adalah perubahan tingkah laku, ilmu baik kognitif, afektif dan psikomotor yang diperoleh dari hasil
6 Ibid, hal 81
7 Slametto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta, Rinika Cipta, 1995 hal 150
pengalaman yang melekat terus karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari.
1. Macam-Macam Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. Hasil belajar dibagi menjadi tiga aspek, yaitu: aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor.8 Anni Etal, 2006, membagi hasil belajar menjadi tiga aspek, yaitu
a. Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Beberapa kategori mencakup yaitu : pengetahuan, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
b. Ranah afektif yaitu berkaiatan dengan : perasaan, sikap, minat dan nilai.
Katagori dalam ranah afektif yaitu penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian dan pembentukan pola hidup.
c. Ranah psikomotor, menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti : keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf.
Katagori dalam ranah psikomotorik yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, penyesuaian dan kreatifitas.
8 Abdul Rahman Shaleh, Etol. Evaluasi hasil belajar, Bandung, 2005, hal 15
Menurut Oemar Hamalik : hasil belajar dibagi menjadi sepuluh aspek yaitu : pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etos atau budi pekerti dan sikap.
2. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.
Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi beberapa faktor, faktor- faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok , yaitu faktor dari luar individu (ekstern) dan faktor dari dalam (intern).
a. Faktor dari luar individu (ekstern).
Faktor yang mempunyai hasil belajar dari luar siswa adalah :
Lingkungan fisik dengan non fisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, riang gembira, menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah, guru pelaksana pembelajaran dan teman sekolah. Guru merupakan faktor yang berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar, sebab guru merupakan manajer atau sutradara dalam kelas, oleh karena itu guru dituntut agara mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, aktif dan menantang.
b. Faktor dari dalam individu ( intern )
Faktor dari dalam diri siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yaitu motivasi, sikap, minat, kebiasaan belajar dan konsep diri.
3. Tujuan Hasil Belajar.
Hasil belajar sangat berguna baik bagi siswa maupun bagi guru sebagai pengelolah pendidikan yang diperoleh siswa dari suatu kegiatan.
Tujuan pembelajaran merupakan arah untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh individu pada pembelajaran, dalam satu kelas, satu semester, satu jenjang pelajaran atau kurikulum dari lembaga pendidikan tersebut, yaitu berupa tujuan pembelajaran.9 Tujuan hasil belajar adalah :
a. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pendidikan yang diaplikasikan dalam bentuk penilaian, dalam rangka memberikan pertimbangan apakah tujuan pendidikan tersebut tercapai.
b. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran dalam hal penguasaan bahan pelajaran oleh siswa.
c. Untuk mengetahui keefektifan proses belajar yang dilakukan oleh guru, dengan kata lain rendahnya hasil belajar yang tercapai siswa tidak hanya disebabkan oleh kurang berhasilnya guru mengajar.
B. Ruang Lingkup Segitiga.
1. Pengertian Segitiga
Di dalam buku School Geometry dijelaskan bahwa segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga garis lurus. Dalam buku Medoulgall
9 Ibid, hal 80
Little 2007, dijelaskan bahwa : pada geometri, bangun yang terletak pada bidang datar dinamakan sebagai bangun datar. Poligon merupakan bangun tertutup dengan sifat-sifat :
a. Di bentuk oleh tiga atau lebih ruas garis yang disebut sisi.
b. Setiap sisi berpotongan dengan tepat dua sisi, masing-masing satu diujungnya sedemikian rupa sehingga tidak ada dua sisi berujung sama yang segaris. Selanjutnya Mc. Dougall menyatakan segitiga sebagai poligon yang memiliki tiga sisi.10
Pengertian segitiga yang ditulis oleh A.Wagiyo, dkk menjelaskan bahwa : diberikan tiga buah titik A, B, dan C, yang tidak segaris. Titik A dihubungkan dengan B, titik B dihubungkan dengan titik C dan titik C dihubungkan dengan titik A. Bangun yang terbentuk disebut segitiga.
c. Sebagai titik sudut segitiga diberi nama titik sudut.
2. Jenis – Jenis Segitiga.
a. Jenis segitiga berdasarkan sudutnya
1. Segitiga lancip ( acute triangle ) adalah segitiga yang semua sudutnya kurang dari 90°.
2. Segitiga siku-siku (right triangle) segitiga yang salah satu sudutnya 90°.
3. Segitiga tumpul (obtuse triangle) segitiga yang salah satu sudutnya lebih besar dari 90°.
10
b. Jenis segitiga dilihat dari panjang sisinya.
1. Segitiga sembarangan (Scalene Triangle), segitiga yang sisi- sisinya tidak ada sama panjang.
2. Segitiga sama kaki (Isosceles Triangle), segitiga yang dua sisinya sama panjang, sisi yang sama panjang disebut sebagai kaki, sedangkan sisi lainnya sebagai alas. Sudut yang terletak pada pertemuan kedua kaki segitiga disebut sebagai sudut puncak, sedangkan sudut lainnya disebut sudut alas.
3. Segitiga sama sisi (Equilateral Triangle), segitiga yang sama sisinya sama panjang. Segitiga sama sisi memiliki tiga sumbu simetri, tiga titik sudut berpotongan yang membentuk sudut 120°
, sehingga sama sisi memiliki simetri putar tingkat tiga (3) dengan posisi tiga cara.
4. Segitiga siku-siku (Right Triagle), segitiga yang salah sudutnya 90° , sisinya tidak sama panjang memiliki sudut siku-siku.11 3. Skema Jenis Segitiga.
a. C
Segitiga sama sisi A
11 Tri Handoko, buku pegangan matemtika 4, Yudhistira 2006 Hal 81
b. Q
Segitiga siku-siku O P
c.
Segitiga sama kaki
d. Segitiga sembarang12
4. Rumus Menghitung Keliling Segitiga
Pengertian menghitung keliling segitiga adalah ukuran panjang yang mengelilingi tiga sisi ditambahkan. Dalam menghitung keliling segitiga dipergunakan alat peraga (media). Media berasal dari bahasa latin yang merupakan jamak dari kata “ medium” yang secara harfian berarti pengantar, yakni perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan.
Medium (alat peraga) pelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang dapat
12 Ibid Hal 82
merangsang pikiran, perasaan dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri siswa.
Sanjaya menyatakan bahwa meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan pangkal lunak yang mengandung pesan. Medium bukan hanya berupa alat atau bahan saja, tetapi bisa berupa TV, radio, komputer, diskusi. Seminar, simulasi dan sebagainya.
Segitiga ada empat (4) jenis, untuk rumus menghitung keliling segitiga, ketiga sisinya ditambahkan. Adapun yang dimaksud keliling segitiga adalah : ukuran panjang yang mengintari (mengelilingi) tiga sisi bangun datar. Rumus keliling adalah : K = AB + AC + BC.13
C. Metode Demontrasi
1. Pengertian Metode Demontrasi
Dalam kegiatan belajar mengajar digunakan cara atau metode untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran dilihat dari sudut bahasa, metode berasal dari bahasa yunani, yaitu : Metha dan Hodos. Metha berarti : melalui atau melewati dan hodos berarti jalan atau cara.14 Dalam penelitian ini
13 Ibid, hal 82
14 Slameto, belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta Rinika Cipta 1995, hal 150
digunakan metode demontrasi sebagai pemecahan masalah. Metode demontrasi adalah merupakan metode yang digunakan memperlihatkan suatu proses atau cara kerja atau benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.15
Dalam melaksanakan suatu pembelajaran guru perlu memilih metode yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Salah satu metode pembelajaran ypang sampai sekarang masih efektif adalah metode demontrasi. Metode demontrasi menurut Djajadisastra adalah suatu metode dengan cara menyajikan bahan pelajaran ddengan mempertunjukkan secara langsung objeknya, atau cara melakukan sesuatu atau mempertunjukkan prosesnya.
2. Langkah-Langkah Metode Demontrasi
Menurut Djajadisastra :agar metode demontrasi dapat dilaksanakan secara maksimal diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menetapkan tujuan demontrasi harus dilakukan agar tidak terjadi pemborosan waktu, materi dan tenaga. Selain itu untuk mengetahui kecakapan yang dimiliki siswa setelah melaksanakan demontrasi.
b. Guru harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum melakukan demontrasi. Ia harus mempelajari teorinya dan berlatih
15 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT. Rineka cipta, 2000
mempraktekkannya terlebih dahulu. Ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan pada waktu demontrasi.
c. Mempersiapkan alat-alat peraga yang akan digunakan.
d. Mempersiapkan tempat pelaksanaan demontrasi, agar siswa yang mengikuti merasa nyaman dalam mengikuti jalannya demontrasi sehingga materi yang disampaikan benar-benar dipahami siswa.
e. Memperhatikan jumlah waktu yang tersedia demi keberhasilan tujuan dari demontrasi.
f. Fokus pada satu hal / objek.
Metode demontrasi adalah metode mengajar yang mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan menyajikan bahan pelajaran.
Firman Allah SWT dalam surat Lukman ayat 31 yang berbunyi :
Artinya :
“ Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebahagian
dari tanda- tanda (kekuasaan)-Nya sesungguhnya pada demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur.”(Q.S. Lukman : 31 ).16
3. Kelebihan Metode Demontrasi
Adapun kelebihan metode demontrasi diantaranya :
a. Merupakan cara yang ilmiah sesuai dengan proses perkembangan jiwa siswa.
b. Menanamkan, memupuk dan mengembangkan hasrat untuk ingin mengetahui sesuatu.
c. Siswa di didik untuk mengamati sesuatu dengan sikap yang kritis.
d. Siswa mengetahui dengan tepat bagaimana hubungan structural atau urutan susunan suatu obyek.
e. Siswa mengetahui dengan tepat bagaimana keadaan perbandingan sesuatu obyek.
f. Siswa dapat melakuakn dengan sesuai dan tepat, sesuatu kecepatan yang memerlukan ketrampilan motoris.
g. Perhatian siswa dapat dipusatkan pada pokok bahasan yang dianggap penting oleh guru dapat diartikan seperlunya.
4. Kelemahan Metode Demontrasi
a. Demontrasi menjadi tidak efektif bila tidak semua siswa dapat ikut serta
16 Depag, Al Qur’an dan terjemahannya, 2004, hal 584
b. Perkembangan berfikir siswa menjadi tertahan sehingga menetap pada
taraf berfikir kongkrit saja.
c. Mengamati sesuatu dengan cermat mengunakan seluruh alat indra bukan pekerjaan yang mudah bagi siswa, sehingga sering terjadi kekeliruan tanggapan dan pengertian mengenai obyek yang diamati.
d. Tidak semua hal yang didemontrasikan guru dapat diulang berkali-kali.
e. Jumlah murid yang terlalu besar menimbulkan kesulitan dalam mengatur tempat duduk.
f. Tidak semua obyek dapat digambarkan dengan mudah sehingga dapat menimbulkan kesalahpahaman.
g. Bila tidak dilanjutkan dengan eksprimen ada kemungkinan siswa menjadi lupa dan pelajaran tidak akan berarti karena tidak menjadi pengalaman bagi siswa .
D. Metode Demontrasi dalam Pembelajaran Menghitung Keliling Segitiga.
Dengan pembelajaran matematika, menghitung keliling segitiga mengunakan metode demontrasi, metode ini sangat membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran. Siswa akan mudah menerima, mengingat apa yang mereka lihat dan mereka coba. Siswa merasa senang dengan percobaan- percobaan yang dilakukannya didepan kelas.
Kemampuan guru dalam demontrasi pun perlu diperhatikan jangan sampai materi tidak dipahami. Kemampuan guru sangat menunjang keberhasilan dalam menguasai kelas, menguasai siswa secara menyeluruh dan mampu menggunakan alat bantu yang diperlukan.
Dalam demontrasi guru pun harus memperhatikan kondisi siswa yaitu motivasi, perhatian dan minat terhadap topik yang akan di demontrasikan, serta tujuan dan demontrasi itu sendiri.
Langkah-langkah Metode Demontrasi sebagai berikut :
a. Guru harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum melakukan demontrasi. Guru harus mempelajari teorinya dan berlatih mempraktekkannya tersebih dahulu, ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan pada waktu mengajar.
b. Mempersiapkan alat-alat peraga yang akan digunakan.
c. Mempersiapkan tempat pelaksanaan demontrasi, agar siswa yang mengikuti merasa nyaman dalam mengikuti jalannya pelajaran sehingga materi yang disampaiakn benar-benar dipahami siswa.
d. Memperhatikan jumlah waktu yang tersedia demi keberhasilan tujuan dari pelajaran.
e. Fokus pada satu hal / objek.