• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian dan Definisi Belajar Menurut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengertian dan Definisi Belajar Menurut"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pengertian dan Definisi Belajar Menurut Ahli

Definisi dan Pengertian Belajar – Menurut pengertian secara psikologis , belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkunganya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku ( Slameto, 2010:2 ).

Winkel (dalam Yatim Riyanto, 2009:5) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Peubahan itu bersifat secara relatif konstan.

Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.

(2)

Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.

Walker, (1967) secara singkat mendefinisikan belajar dengan perubahan perbuatan sebagai akibat dari pengalaman. Meskipun singkat, namun dari definisi tersebut sudah mencakup segala aspek mengenai belajar yaitu perubahan, perbuatan dan juga pengalaman. Kenapa bukan perbaikan melainkan perubahan? Karena saat orang belajar, akan memperoleh hal yang berbeda dengan individu lain. Ada yang memperoleh hal baik dan ada juga yang memperoleh hal buruk. Ini semua tergantung dari kacamata si pebelajar tadi. Bila pikirannya positif tentu dia akan memperoleh hal yang positif pula dari apa yang dilakukannya. Berbeda dengan orang yang selalu berpikiran negatif, tentu hal positif akan terlihat negatif.

C.T. Morgan, (1961) mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu.

Perubahan-perubahan dalam Proses Belajar

Moh. Surya (1997) mengemukakan bahwa setidaknya ada 8 ciri perubahan perilaku dari akibat kegiatan belajar yaitu:

 Perubahan yang disadari atau disengaja (intensional): adalah suatu perubahan yang memang disengaja oleh individu itu sendiri karena kesadaran dirinya. Misalnya seorang anak yang ingin pintar, maka dengan sengaja anak tersebut berusaha dengan keras untuk mengubah dirinya agar menjadi anak yang lebih pandai dari sebelumnya

 Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu): dapat diartikan sebagai bertambahnya ilmu pengetahuan yang memiliki keterkaitan dengan ilmu sebelumnya sebagai dasar dari pemahaman seseorang.

(3)

bagaimana cara mengukur, kemudian siswa tersebut menerapkannya dalam keseharian hidupnya. Atau bisa diartikan sebagai siswa tersebut telah mahir melakukan pengukuran akibat dari proses belajar sebelumnya.

 Perubahan yang bersifat positif: dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat normatif atau perubahan perilaku, pola pikir, budi pekerti mengarah ke kebaikan. Sebagai contoh seorang pencuri yang tidak mengetahui bahwa mencuri itu adalah suatu hal yang tidak benar. Karena dia telah belajar dan mendapatkan pengetahuan bahwa mencuri itu adalah perbuatan yang salah, maka pencuri itu sekarang tidak lagi melakukan kegiatan mencurinya. Hal ini dapat terjadi karena pencuri itu menyadari bahwa apa yang selama ini dilakukannya adalah perbuatan yang salah dan melanggar hukum.

 Perubahan yang bersifat aktif: Dapat diartikan sebagai untuk memperoleh perubahan, individu tersebut harus aktif dalam melakukan sesuatu. Misalnya seorang mahasiswa yang ingin menguasai materi fisika atom misalnya. Maka mahasiswa tersebut harus terus aktif belajar, membaca, mengkaji sumber-sumber pengetahuan lainnya dan juga bertanya kepada ahlinya agar mahasiswa tersebut dapat menguasai dengan benar materi fisika atom.

 Perubahan yang bersifat permanen: adalah perubahan yang diperoleh atau yang didapat oleh seorang pebelajar bersifat permanen atau melekat sepanjang hanyat dalam dirinya.

 Perubahan yang bertujuan dan terarah: merupakan suatu bentuk tujuan dari setiap individu melakukan kegiatan belajar. Setiap individu yang melakukan kegiatan belajar pasti memiliki tujuan baik dalam waktu dekat atau masa yang akan datang.

 Perubahan perilaku secara keseluruhan: berubahnya keseluruhan hal yang ada di dalam diri seorang pebelajar. Baik dari segi ilmu pengetahuan, moral dan juga sikap semuanya mengalami perubahan menuju kebaikan. Misalnya ketika seorang belajar tentang psikologi pendidikan, selain orang tersebut memperoleh ilmu mengenai psikologi pendidikan, orang tersebut juga memperoleh pengetahuan mengenai bagaimana cara memperlakukan anak didik yang baik dan benar.

Ciri-ciri Belajar

Menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2007:15) menyimpulkan tentang ciri- ciri belajar sebagai berikut:

(4)

 Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.

 Perubahan perilaku merupakan hasil latihan atau pengalaman  Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.

Faktor- faktor yang Mempengaruhi Belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:

 Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.  Faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar individu.

Macam-macam Teori Belajar

Terdapat tiga kategori utama mengenai teori belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori belajar konstruktivisme. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep.

1. Teori belajar Behaviorisme

Teori behavioristik merupakan suatu teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner mengenai perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

Secara perlahan, teori ini berkembang menjadi suatu aliran psikologi belajar. Dampaknya adalah adanya perubahan arah dalam pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang ada di lapangan. Seiring berkembangnya teori ini, kemudian orang menyebutnya sebagai teori behavioristik

Teori behavioristik pada dasarnya menekankan pada terbentuknya perubahan perilaku (menuju ke positif) sebagai hasil belajar.

(5)

Menurut teori behavioristik, perilaku seseorang akan semakin kuat dan melekat apabila diberikan penguat dan akan menghilang apabila si pebelajar diberikan hukuman.

2. Teori Belajar kognitivisme

Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.

Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.

3. Teori Belajar Konstruktivisme

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.

Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.

Baca juga: Pengertian dan Definisi Hasil Belajar

(6)

Jenis-jenis belajar dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu belajar berdasarkan tujuan dan hasil belajar yang diperoleh, dan cara atau proses yang ditempuh pada saat melakukan kegiatan belajar.

Jenis-jenis belajar berdasarkan tujuan dan hasil belajar

Bila merujuk pada jenis belajar berdasarkan tujuan dan hasil belajar, setidaknya ada delapan jenis kegiatan belajar yang disepakati oleh para ahli seperti Syah, (1995); Efendi dan Praja, (1993); Syaodih dan Surya, (1971).

Belajar Abstrak (Abstract Learning)

Belajar abstrak merupakan kegiatan belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Kegiatan belajar semacam ini akan membuat siswa memperoleh pengetahuan dan pemahaman serta bagaimana cara memecahkan masalah dengan cara yang abstrak atau tidak nyata.

Belajar Keterampilan (Skill Learning)

Merupakan kegaitan belajar yang menekankan keterampilan peserta didiknya. Kegiatan belajar semacam ini mengharuskan atau mengutamakan gerak motorik siswa dalam memperoleh pengalaman secara langsung pada setiap kegiatan belajarnya.

Referensi

Dokumen terkait

Karena hasil belajar adalah hasil dari proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

Sedangkan menurut Aunurrahman (2009), belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, pengalaman individu itu sendiri dalam

Sedangkan tujuan dari proses belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan indi- vidu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara baru, keseluruhan se- bagai hasil pengalaman individu tersebut

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri

Hakikat belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri,

Dalam pengertian psikologis, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil