PENDAHULUAN
Konteks Penelitian
Penalaran dan koneksi matematis merupakan dua kemampuan matematika dasar yang harus dikuasai siswa SMA pada kurikulum 2004. Pengamatan di MTs Maraqitta'limat juga menunjukkan bahwa guru kurang mampu mengembangkan kemampuan penalaran dan koneksi matematis siswa. Untuk mengantisipasi masalah tersebut, perlu digunakan metode pengajaran yang tepat saat pembelajaran matematika agar siswa dapat mengembangkan penalaran dan hubungan matematisnya, khususnya pada bidang sistem persamaan linier.
Fokus Penelitian
Kemampuan Penalaran dan Hubungannya dalam Matematika Bidang Sistem Persamaan Linear Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa pada kedua aspek tersebut berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memandang perlu untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Kemampuan Matematika Siswa”. Kemampuan Penalaran dan Koneksi Pada Materi Pokok Sistem Persamaan Linier Siswa Kelas VII MTs Maraqitta'limat Tembeng Putik.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Ada dua jenis manfaat dari penelitian ini, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Selain itu, penelitian ini juga memungkinkan untuk menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya yang lebih luas.
Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
Telaah Pustaka
Mengembangkan kemampuan penalaran dan koneksi matematis siswa SMA melalui pembelajaran berbasis masalah” Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain post-test. Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh kemampuan penalaran matematis siswa yang berlatih soal Pembelajaran berbasis penalaran matematis siswa lebih baik melalui pembelajaran reguler Berdasarkan hasil analisis data, baik pengujian hipotesis statistik dengan uji-t dengan taraf signifikansi 0,05 maupun analisis data item respon setiap siswa, terlihat bahwa kemampuan penalaran matematis siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran biasa. Penelitian yang dilakukan oleh Elly Susanti pada tahun 2012 di Universitas Darul Ulum Lamongan dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Penalaran Siswa Melalui Koneksi Matematis”, dimana penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Kerangka Teoretik
- Penalaran
- Koneksi Matematika
Menurut NCTM (1989), kurikulum harus membantu siswa untuk melihat bagaimana ide-ide matematika saling terkait. Pandangan siswa terhadap matematika dapat diperluas dengan mengeksplorasi keterkaitan antara ide-ide matematika, sehingga siswa memandang matematika secara keseluruhan dan bukan sebagai kumpulan topik yang tidak berkaitan. Siswa harus mendapat kesempatan untuk mengamati interaksi antara matematika dengan mata pelajaran lain dan kehidupan sehari-hari (everyday society).
Kegiatan aplikasi, pemecahan masalah dan penalaran memerlukan pendekatan matematika yang berbeda agar siswa dapat menemukan keterkaitannya. Fungsi, matriks, algoritma, grafik, variabel, perbandingan dan transformasi adalah ide matematika yang menjadi penghubung ketika mempelajari berbagai topik matematika. Kutz (dalam Yusepa menyatakan bahwa koneksi matematis menuntut siswa untuk dapat memahami adanya koneksi internal terhadap matematika, termasuk hubungan antar mata pelajaran dalam matematika itu sendiri, sedangkan hubungan eksternal meliputi hubungan antara matematika dengan mata pelajaran lain dan hubungan dengan kehidupan sehari-hari 24.
Padahal kurikulum matematika bertujuan untuk membangun siswa agar mereka melihat bahwa topik/ide di dalam dan di luar matematika saling berhubungan. Ketika ide-ide matematika sehari-hari dihubungkan dengan pengalaman mereka, di dalam dan di luar sekolah, anak-anak akan menyadari kegunaan dan manfaat matematika. Jadi, sangat penting bagi siswa untuk dapat membuat hubungan antara area ide/pengetahuan tersebut, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
Kebolehan yang diringkaskan daripada piawaian kurikulum NCTM biasanya dipanggil ketersambungan matematik, yang lebih mudah dinyatakan sebagai keupayaan untuk membuat perkaitan antara topik matematik, antara matematik dan disiplin lain, dan antara matematik dan dunia sebenar.
Metode Penelitian
- Pendekatan Penelitian
- Kehadiran Peneliti
- Lokasi Penelitian
- Sumber Data
- Prosedur Pengumpulan Data
- Tekhnik Analisis Data
- Validitas Data
Karena data yang dikumpulkan oleh peneliti lebih bersifat deskripsi atau penyajian dari peristiwa yang diteliti. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, diperoleh melalui dokumentasi.36 Data tersebut dapat diperoleh melalui tenaga kependidikan (TU) MT. Metode atau teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.
Data yang diperlukan peneliti adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh objek yang akan diteliti, dan sasaran yang akan diwawancarai adalah guru matematika dan siswa kelas VII MTs. Data yang dikumpulkan melalui metode dokumentasi adalah data gambaran umum lokasi dan kegiatan sehari-hari yang dilakukan objek yang akan diteliti dengan judul analisis kemampuan penalaran siswa dan kaitannya dengan topik sistem persamaan linier kelas VII. MTs. Analisis data adalah proses pengumpulan data agar dapat diinterpretasikan untuk menarik kesimpulan lebih lanjut. peneliti menggunakan teknik analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman.
Penarikan kesimpulan (verifikasi) merupakan upaya untuk memahami data yang disajikan dengan melihat pola keteraturan, penjelasan, konfigurasi, dan hubungan sebab akibat. Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini akan dilakukan dengan cara membandingkan data yang diperoleh yaitu data hasil observasi dan wawancara, kemudian menganalisis data secara induktif dengan mendeskripsikan kejadian atau data tertentu, kemudian menarik kesimpulan dalam bentuk data umum. Validitas data adalah derajat ketelitian antara data yang terjadi pada subjek penyelidikan dengan kemampuan yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Data yang valid adalah data yang “tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sebenarnya terjadi di objek penelitian.47.
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
- Sejarah Berdirinya MTs. Maraqitta‟limat Tembeng Putik
- Letak Geografis MTs. Maraqitta‟limat Tembeng Putik
- Keadaan Siswa
- Sarana dan Prasarana
- Keadaan Guru
Maraqitta'limat Tembeng Putik dapat menampung sebanyak 250 siswa yang tersebar di 12 kelas dan didukung oleh 30 orang tenaga pengajar. Jumlah MTs Maraqitta'limat Tembeng Putik dapat diprediksi akan terus bertambah mengingat kepercayaan masyarakat terhadap sekolah semakin meningkat dibarengi dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan di masa kini. Maraqitta’limat Tembeng Putik terletak di kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur di atas tanah dengan luas tanah 1450 m2, dengan batas-batas sebagai berikut : 49.
Peserta didik merupakan salah satu komponen dalam suatu lembaga pendidikan bahkan peserta didik merupakan kunci utama yang paling penting dalam menentukan maju mundurnya suatu lembaga pendidikan, selain itu peserta didik juga merupakan tujuan (obyek) tujuan pendidikan yang berorientasi pada pengajaran. Jumlah ini cukup besar, mengingat MT bukan satu-satunya sekolah yang ada di Desa Tembeng Putik. Dengan adanya perubahan tersebut, diharapkan akan muncul kompetensi dalam pembelajaran, dimana siswa laki-laki cenderung tidak ingin berada di bawah standar prestasi perempuan.
Sebaliknya, mahasiswi ingin menunjukkan bahwa dirinya (perempuan) mampu bersaing dengan laki-laki. Lembaga pendidikan harus didukung dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan berbagai komponen yang berkaitan dengan pendidikan seperti sarana dan prasarana salah satunya. Sarana dan prasarana memiliki peran dan manfaat yang sangat besar untuk menunjang dan mendukung proses pembelajaran.
Temuan
Namun pada soal nomor 2 dan nomor 3, siswa dengan kode KAL mengalami kesulitan koneksi matematis. Sedangkan siswa dengan kode KAL pada poin nomor 3 kesulitan menghubungkan antar konsep yaitu bilangan pertama, bilangan kedua, bilangan ketiga. Pada soal nomor 1, siswa dengan kode KAP tidak dapat menghubungkan konsep dan tidak dapat menghubungkan simbol dengan simbol.
Pada soal nomor 2, siswa dengan kode KAP juga tidak dapat menghubungkan antar konsep dan tidak dapat menghubungkan simbol dengan simbol. Soal nomor 3, siswa dengan kode KAP tidak dapat menghubungkan antar konsep yaitu bilangan bulat pertama, kedua dan ketiga. Untuk soal nomor 2, siswa dengan kode KTL kesulitan menghubungkan antar konsep dan kesulitan menghubungkan simbol ke simbol.
Pada soal nomor 4, siswa belum mengetahui bagaimana menghubungkan cerita kontekstual, gambar dan simbol dengan kode KTL. Siswa dengan kode KBP mengalami kesulitan membuat koneksi matematis ketika menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pemodelan dalam bentuk persamaan matematika. Masalah koneksi matematika siswa dengan kode KBP pada soal nomor 1 adalah masalah koneksi antar konsep.
Pada soal nomor 2, siswa dengan kode KBP juga memiliki masalah antar konsep dan masalah antara simbol dan simbol.
PEMBAHASAN
Kemampuan Penalaran Matematika Siswa
Masalah koneksi yang dialami siswa dengan kode KAL pada soal nomor 2 adalah masalah koneksi interkonsep. Permasalahan yang dialami siswa dengan kode KTL pada soal nomor 1 adalah kesulitan menghubungkan antar konsep dan kesulitan menghubungkan antara simbol dengan simbol. Pada soal nomor 1 dan soal nomor 2, siswa berkode KTP mengalami kesulitan menghubungkan antar konsep dan kesulitan menghubungkan simbol dengan simbol.
Untuk soal nomor 4, siswa dengan kode KTP tidak dapat menghubungkan antara cerita kontekstual, model matematika dan simbol. Siswa dengan kode KBL juga tidak dapat memberikan simbol untuk setiap unsur yang diketahui. Pada soal nomor 3, siswa dengan kode KBL mengalami kesulitan menghubungkan konsep dan tidak mampu memikirkan apa arti kata soal.
Dapat disimpulkan bahwa siswa dengan kode KBL mengalami kesulitan dalam menghubungkan soal dengan kehidupan sehari-hari. Siswa dengan kode KBP untuk soal nomor 3 tidak dapat menghubungkan konsep yaitu bilangan bulat genap pertama, kedua dan ketiga. Mengenai soal nomor 4 yaitu soal yang berkaitan dengan cerita kontekstual, siswa dengan kode KBP mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal pada poin nomor 4.
Kesulitan yang dialami siswa dengan kode KBP adalah kesulitan menghubungkan cerita, gambar, dan simbol kontekstual.
Kemampuan koneksi Matematika Siswa
PENUTUP
Kesimpulan
Poesporodjo dan Gilarso, Logika Penalaran dan Koneksi. Bandung: Pustaka Grafindo, 2011. Wahyudin, Proses Mengingat dan Berpikir Secara Logis Jakarta:PT Bumi Aksara, 2009. Nama Kelas VII A MTs Maraqitta'limat Tembeng Putik Tahun Pelajaran. Jika penjelajah pertama turun 433 meter dari tanah, berapa meter penjelajah kedua turun dari gua? Temukan tiga bilangan bulat genap berurutan sehingga jumlah dari tiga kali bilangan pertama dan dua kali bilangan kedua adalah delapan lebihnya dari empat kali bilangan ketiga.
Sebagai dekongestan, dokter terkadang meresepkan larutan garam dengan konsentrasi antara 6% dan 20%. Berapa mililiter (mL) larutan garam 20% yang harus dicampur dengan 10 mL larutan garam 6% untuk membuat larutan garam 15%? Kalimat "jumlah tiga kali bilangan pertama dan dua kali bilangan kedua adalah delapan kali bilangan ketiga empat kali" dapat dimodelkan sebagai persamaan 3n + 2(n + 2) = 4(n + 4) + 8 .
Dit : larutan garam dengan konsentrasi 20% yang harus dicampur dengan 10 mL larutan garam 6% untuk menghasilkan larutan garam 15%. 3 Kempen Menunjukan topik fokus penelitian yaitu kemampuan penalaran siswa Menunjukan tanggal, bulan dan tahun pengambilan data. RUPST 3 Menunjukkan identitas informan yang digunakan sebagai informan penelitian yaitu guru matematika Abdul Aziz disingkat RUPST 4 KonMatSis Menunjukkan topik fokus penelitian yaitu koneksi matematis siswa Menunjukkan tanggal, bulan dan tahun diperolehnya data.
Sidang Umum: Dalam pembelajaran, kemampuan menghubungkan matematika memang penting, namun siswa yang menguasai konsep matematika belum tentu pandai menghubungkan matematika. P : Artinya saya dapat mengambil kesimpulan dari pendapat saudara tadi bahwa konteks matematika adalah bagaimana siswa mampu menghubungkan konsep matematika dengan matematika itu sendiri, matematika dengan konsep di luar matematika dan konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari. 4 PENKON Menunjukan topik fokus penelitian yaitu penalaran dan keterkaitan Menunjukan tanggal, bulan dan tahun data dikumpulkan.
Saran-saran