• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tidak ada dua anak yang persis sama sekalipun mereka kembar siam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Tidak ada dua anak yang persis sama sekalipun mereka kembar siam"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

Dengan demikian peneliti mendapat judul “PERBANDINGAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANTARA ANAK YANG MEMILIKI SAFRIK PAUD DAN ANAK YANG TIDAK MEMILIKI RIWAYAT PAUD KELAS 1 DI SDN SELOTINAYE DEMICA202000000”. Definisi masalah dalam penelitian ini adalah “kemampuan membaca antara anak berlatar belakang PAUD dan anak tanpa latar belakang PAUD”. Berapa persentase kemampuan membaca awal anak berlatar belakang PAUD kelas 1 di SDN Selotinatah 4 tahun pelajaran 2015/2016.

Berapa persentase kemampuan membaca awal anak yang tidak berlatar belakang PAUD kelas 1 SDN Selotinatah tahun pelajaran 2015/2016. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan membaca awal anak berlatar belakang PAUD dan anak tanpa latar belakang PAUD kelas 1 di SDN Selotinatah 4 tahun ajaran 2015/2016. Untuk mengetahui persentase kemampuan membaca awal anak berlatar belakang PAUD kelas 1 SDN Selotinatah 4 tahun ajaran 2015/2016.

Untuk mengetahui persentase kemampuan membaca awal anak yang tidak berlatar belakang PAUD kelas 1 SDN Selotinatah 4 tahun pelajaran 2015/2016. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kemampuan membaca awal antara anak berlatar belakang PAUD dan anak tanpa latar belakang PAUD di kelas 1 SDN Selotinatah 4 tahun pelajaran 2015/2016.

Landasan Teori

Kemampuan Membaca

Aspek-aspek tersebut adalah (1) aspek sensorik yaitu kemampuan memahami simbol-simbol tertulis, (2) aspek perseptual yaitu kemampuan menafsirkan apa yang dilihat sebagai simbol, (3) aspek skemata yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan yang ada. struktur pengetahuan, yaitu (4) aspek berpikir, yaitu kemampuan menarik kesimpulan dan penilaian dari materi yang dipelajari, dan (5) aspek afektif, yaitu aspek yang menyangkut minat pembaca berpengalaman dalam kegiatan membaca.24 b. anak usia dini adalah sekelompok masyarakat yang berusia 0-6 tahun (di Indonesia berdasarkan undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional).34. Sedangkan menurut para ahli pendidikan anak, anak usia dini adalah sekelompok anak yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang khas, dalam arti mempunyai pola tumbuh kembang (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, kreativitas) , kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi secara spesifik sesuai dengan tingkat tumbuh kembang anak.35.

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun, yang dilaksanakan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. untuk meningkatkan kemauan anak untuk melanjutkan pendidikan lebih lanjut.36. Anak yang dididik sejak dini akan mampu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan jasmani dan rohaninya, yang berdampak pada peningkatan motivasi, kinerja, dan prestasinya sehingga ia akan lebih mampu mandiri dan mengoptimalkan kinerjanya. . kemungkinan yang berbeda. Tujuan pendidikan anak usia dini pada umumnya adalah mengembangkan kemampuan anak sejak dini untuk mempersiapkan kehidupan dan beradaptasi dengan lingkungannya.

Menurut Sudirman N dan Tabrani Rusyan dalam buku Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik untuk Anak Usia Dini TK/RA &. Dalam buku “Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini” yang ditulis oleh Yuliani Nurani Sujiono, Catron dan Allen menyatakan bahwa kurikulum mencakup menjawab pertanyaan tentang apa yang harus diajarkan dan bagaimana mengajarkannya dengan menyediakan program kegiatan bermain yang secara filosofis didasarkan pada cara anak berkembang dan belajar. Pengembangan kurikulum anak usia dini merupakan langkah awal yang menjadi acuan kegiatan pembelajaran selanjutnya.

Yuliani Nurani Sujiono menyatakan bahwa menurut Standar Program Anak Usia Dini NAEYC, terdapat 2 (dua) hal penting dalam kurikulum anak usia dini, yaitu (1) program kegiatan bermain anak usia dini ditentukan dari kurikulum yang berpusat pada anak dan dapat menunjang pembelajaran. dan kegiatan perkembangan dalam segala aspek, baik estetika, kognitif, emosional, linguistik, fisik, dan sosial. 2) kurikulum berorientasi pada hasil dan menghubungkan berbagai konsep dan perkembangan.45.

Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

Vivi Lestari Handayani berjudul Studi Komparasi Siswa yang Tinggal di Pondok Pesantren dan Siswa Bukan Pondok Pesantren terhadap Prestasi Belajar Matematika Kelas VIII MTS Sunan Gunung Jati Kismantoro Wonogiri Tahun Ajaran 2009/2010. Prestasi belajar matematika siswa kelas VIII Pondok Pesantren MTS Sunan Gunung Jati diketahui berada pada kategori “baik”. Dengan demikian, prestasi belajar matematika kelas VIII MTS Sunan Gunung Jati tergolong “sedang” dengan persentase sebesar 62,96.

Prestasi belajar matematika siswa yang tidak tinggal di Pondok Pesantren MTS Sunan Gunung Jati kelas VIII berada pada kategori “baik”. Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika siswa boarding school dan non-boarding school di kelas VIII MTS Ponpes Sunan Gunung Jati tahun pelajaran 2009/2010. ditolak berarti tidak ada perbandingan positif yang signifikan.

Persamaan penelitian pertama sebelumnya dengan penelitian peneliti saat ini terletak pada variabel X yaitu keterampilan membaca anak. Perbedaannya terletak pada variabel Y: penelitian sebelumnya dilakukan pada anak yang mengikuti dan tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler qiro'ah, sedangkan penelitian peneliti saat ini fokus pada anak berlatar belakang PAUD dan tanpa latar belakang PAUD. Persamaan penelitian kedua sebelumnya dengan penelitian peneliti saat ini terletak pada variabelnya

Perbedaannya terletak pada variabel Y, yaitu pada penelitian sebelumnya dilakukan pada anak yang tinggal dan tidak tinggal di pondok pesantren, sedangkan pada penelitian kali ini dilakukan pada anak berlatar belakang PAUD dan tanpa latar belakang PAUD.

Kerangka Berfikir

Jika siswa pertama kali masuk PAUD sebelum masuk SD, maka kemampuan membaca awal siswa kelas 1 SDN Selotinatah selama 4 tahun ajaran akan lebih baik dibandingkan yang tidak masuk PAUD terlebih dahulu. Apabila siswa tidak masuk PAUD terlebih dahulu sebelum masuk SD maka kemampuan membaca awal siswa kelas 1 SDN Selotinatah adalah 4. Terdapat perbedaan kemampuan membaca antara siswa yang berlatar belakang PAUD dengan siswa yang tidak berlatar belakang PAUD.

Terdapat perbedaan kemampuan membaca awal antara siswa yang masuk PAUD sebelum masuk SD dengan siswa yang tidak masuk PAUD sebelum masuk SD pada siswa kelas 1 SDN Selotinatah selama 4 tahun ajaran.

Pengajuan Hipotesis

Terdapat perbedaan kemampuan membaca awal antara siswa yang masuk PAUD sebelum masuk SD dengan siswa yang tidak masuk PAUD sebelum masuk SD pada siswa kelas 1 SDN Selotinatah 4 tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan yang diberikan kepada orang lain dalam kondisi terkendali.49. Berdasarkan beberapa bentuk desain eksperimen yang dikemukakan oleh Sugiyono, maka penelitian ini termasuk dalam True Experimental dengan Posttest-Only Control Design.

Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.50. Dari penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini yang termasuk dalam kelompok eksperimen adalah kelas 1 yang sebelumnya diberi perlakuan berupa pemberian pendidikan sebelum masuk sekolah dasar. Sedangkan kelompok kontrol adalah kelas 1 yang tidak mendapat perlakuan berupa pendidikan sebelum masuk sekolah dasar.

Populasi dan Sampel 1. Populasi

Sampel

Mengacu pada pernyataan Suharsimi Arikunto yang mengatakan bahwa jika jumlah populasi kurang dari 100 sebaiknya diambil seluruhnya, maka penelitiannya adalah penelitian populasi.55 Karena populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 maka yang digunakan adalah seluruh populasi. sebagai sampel. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 SDN Selotinatah 4 yang berjumlah 24 orang. Uji normalitas yang digunakan adalah uji normalitas metode Liliefors karena datanya tidak berada dalam distribusi frekuensi data kelompok.56.

Probabilitas dibawah nilai Z dapat diketahui pada tabel Z yaitu dengan melihat nilai Z pada kolom 1 kemudian pada tingkat signifikansi yang terletak pada bagian leher tabel. Data untuk menghitung mean dan deviasi standar variabel kemampuan membaca awal siswa kelas 1 SDN Selotinatah 4 yang tidak mempunyai latar belakang.

Instrumen Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data

Bentuk tes lisan antara lain (1) guru menilai siswa, (2) guru menilai sekelompok siswa, (3) sekelompok guru menilai siswa, (4) sekelompok guru menilai menilai sekelompok siswa.61 . Berkenaan dengan kemampuan berbahasa, tes lisan ini terutama digunakan dalam bentuk tes berbicara, dan dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan menggunakan bahasa secara lisan. Kehati-hatian ini diperlukan guna memperoleh hasil penilaian yang lebih konsisten dan reliabel, serta meminimalkan unsur subjektivitas penilai.

Hal ini dapat dicapai dengan menugaskan lebih dari satu evaluator, serta dengan menggunakan pedoman dan kriteria evaluasi yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam penelitian ini tes lisan digunakan untuk memperoleh data kemampuan membaca siswa kelas 1 SDN Selotinatah 4. Dalam pelaksanaannya tes lisan diberikan langsung kepada siswa kelas 1 agar mereka membaca sesuai dengan kemampuannya.

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap fenomena sosial. Indikator-indikator tersebut kemudian dijadikan titik tolak dalam menyusun item-item instrumen, yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Respon setiap item instrumen dengan menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif ke sangat negatif yang berupa kata-kata, contoh: sangat baik = 3, baik = 2, buruk = 1,63.

Teknik Analisis Data

Prestasi membaca awal anak berlatar belakang PAUD kelas 1 SDN Selotinatah 4 tahun ajaran 2015/2016 termasuk dalam kategori baik dengan persentase 42,86%. Kemampuan membaca awal anak yang tidak berlatar belakang PAUD kelas 1 SDN Selotinatah 4 tahun ajaran 2015/2016 berada pada kategori baik dengan persentase sebesar 30%. Terdapat perbedaan kemampuan membaca yang signifikan antara anak yang berlatar belakang PAUD dengan anak yang tidak berlatar belakang PAUD pada kelas 1 SDN Selotinatah 4 tahun ajaran 2015/.

Tabel Penolong untuk Menghitung Validitas Item Instrumen Kemampuan Membaca Siswa Kelas 1 SDN Selotinatah 3
Tabel Penolong untuk Menghitung Validitas Item Instrumen Kemampuan Membaca Siswa Kelas 1 SDN Selotinatah 3

Saran

Gambar

Tabel Penolong untuk Menghitung Validitas Item Instrumen Kemampuan Membaca Siswa Kelas 1 SDN Selotinatah 3

Referensi

Dokumen terkait

kemampuan membaca permulaan pada anak melalui media kartu huruf.. Tujuan khusus dari penelitian tindakan kelas ini adalah

dilatih dan ditingkatkan sejak usia dini. Dengan media flash card diharapkan dapat mengembangakan. kemampuan membaca permulaan anak di kelompok B PAUD Gratis

Dari hasil pengembangan kemampuan membaca permulaan anak melalui media flash card yang dilakukan peneliti pada siswa kelompok B di PAUD Gratis Asy- Syifa

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui metode AISMA pada anak berkesulitan belajar membaca kelas I SD Negeri I Bangak Boyolali

karena adanya kemampuan yang dimilikinya. Adapun yang dimaksud dengan kemampuan berhitung permulaan ialah kemampuan yang dimiliki setiap anak untuk mengembangkan

Maka dari itu penelitian untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok A di PAUD Mekar Sari Penarik Mukomuko peneliti akan menggunakan metode

Sehingga dapat simpulkan bahwa dalam penggunaan media Buku Pop-Up terbukti mampu meningkatkan kemampuan membaca permulaan terutama dalam membaca kata anak cerebral palsy kelas

PENGGUNAAN METODE SUKU KATA MELALUI REPOSISI BUNYI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNAGRAHITA. SEDANG KELAS II SLB