• Tidak ada hasil yang ditemukan

efektivitas keterampilan manajemen kepala sekolah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "efektivitas keterampilan manajemen kepala sekolah"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mutu pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu kerja staf pengajar. Efektivitas Keterampilan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Kerja Guru Sosiologi di SMA Negeri 1 Enrekang.

Rumusan Masalah

Prestasi kerja yang dihasilkan guru tidak lepas dari kemampuan kepemimpinan kepala sekolah sebagai pemimpin suatu lembaga pendidikan. Disini peneliti lebih fokus melakukan penelitian di sekolah yang lokasinya tidak lain adalah kampung halaman peneliti sendiri yaitu di SMA Negeri 1 Enrekang Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang yang merupakan salah satu sekolah di Provinsi Sulawesi Selatan dan peneliti. dipilihnya lokasi ini karena dianggap sangat berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Memberikan informasi dan gambaran kepada kepala sekolah dan guru di SMA Negeri 1 Enrekang mengenai pentingnya efektivitas keterampilan manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kinerja guru. Memberikan informasi dan gambaran mengenai manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kinerja guru sosiologi di SMA Negeri 1 Enrekang.

Definisi Operasional

Kepala sekolah merupakan seorang guru yang diberi tugas tambahan untuk memimpin sekolah yang melaksanakan proses belajar mengajar dan sebagai pemimpin tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan sekolah, ia harus mempunyai kemampuan administratif, komitmen yang tinggi dan berakhlak mulia. fleksibel dalam menjalankan tugasnya. Kinerja guru dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjukkan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya dan menggambarkan tindakan yang ditampilkan guru dalam atau selama kegiatan pembelajaran.

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Konsep

  • Manajemen Kepala Sekolah
  • Kinerja Guru Sosiologi

Kemampuan pimpinan sekolah dalam membangun motivasi menjadi salah satu kunci peningkatan mutu pendidikan, karena dipadukan dengan kinerja guru. Senada dengan Uray Iskandar yang menyatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja merupakan faktor yang saling mempengaruhi terhadap kinerja guru.

Kajian Teori

Gillin dan Gillin dalam Iki Widyaningsi (2010) interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara individu dengan individu lain, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok lain. Manusia merupakan makhluk sosial dimana kita bergantung dan membutuhkan individu atau makhluk lain. Hal ini dapat terjadi antara individu dengan individu lain, antara individu dengan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok lain.

Kerangka Pikir

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif mengenai “Efektifitas Keterampilan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Kinerja Guru Sosiologi di SMA Negeri 1 Enrekang”. Fokus penelitian ini terkait efektivitas keterampilan kepemimpinan utama dalam meningkatkan kualitas kinerja guru sosiologi di SMA Negeri 1 Enrekang. Dari data tersebut diperoleh beberapa tanggapan mengenai efektivitas keterampilan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kerja guru sosiologi di SMA Negeri 1 Enrekang Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.

Data dari wawancara yang dilakukan kepada H (umur 57 tahun) selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Enrekang yang mengatakan bahwa:. Bagaimana Keterampilan Kepemimpinan Kepala Sekolah Meningkatkan Kualitas Kinerja Guru Sosiologi di SMA Negeri 1 Entrekang.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Jenis dan Pendekatan Penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

260 Desa Cakke Tanete, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan, Penelitian ini erat kaitannya dengan efektivitas keterampilan manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kinerja guru sosiologi di SMA Negeri 1 Enrekang. Waktu yang diperlukan peneliti untuk melakukan penelitian dilakukan sejak tanggal izin peneliti dikeluarkan, jangka waktu kurang lebih 2 bulan.

Informan Penelitian

Fokus Penelitian

Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus mempunyai strategi yang tepat untuk memandu kualitas kinerja guru di SMA Negeri 1 Enrekang. Upaya yang dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas kinerja guru sebagai pemimpin di sekolah adalah merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan. Dalam pelaksanaannya, kepala sekolah selalu mengerahkan sumber daya manusia yang ada di SMA Negeri 1 Enrekang untuk terlaksananya program, baik dari segi penyampaian maupun hasil.

Dalam organisasi ini, Kepala SMA Negeri 1 Enrekang telah melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai manajer pendidikan. Seperti yang dilakukan oleh Kepala SMA Negeri 1 Enrekang yaitu dengan membagi tugas dan tanggung jawab diantara seluruh guru.

Instrumen Penelitian

Jenis dan Sumber Data

Jadi, data yang diperlukan dalam penelitian berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari sumber melalui wawancara dan observasi. Sedangkan data sekunder diperoleh secara tidak langsung atau melalui pihak lain (instansi terkait), dengan cara melakukan dokumentasi atau studi literatur (Sugiyono. Penjelasan di atas jika dijelaskan di atas berarti data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan atau kota penelitian. .

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber bacaan dan berbagai sumber lainnya yang terdiri dari surat pribadi, catatan harian, hasil rapat asosiasi, hingga dokumentasi resmi dari berbagai instansi pemerintah. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat temuan dan melengkapi informasi yang dikumpulkan melalui wawancara tatap muka.

Teknik Pengumpulan Data

Esterberg dalam Sugiyono (2010) mengartikan wawancara sebagai pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan gagasan melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna suatu topik tertentu. Menurut Esteberg dalam Sugiyon, ada dua jenis wawancara yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur yaitu: . 1) Wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data dimana peneliti mengetahui secara pasti informasi apa yang akan diperoleh.

Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara bebas dan peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang disusun secara sistematis dan komprehensif untuk pengumpulan data. Karena kedua jenis wawancara ini dapat membuahkan hasil dan tidak membingungkan peneliti ketika terjun ke lapangan, dan itulah yang menjadi pedoman yang peneliti gunakan.

Teknik Analisis Data

  • Teknik Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, validasi data merupakan faktor yang sangat penting, karena tanpa validasi data yang diperoleh dari lapangan maka akan sulit bagi seorang peneliti untuk mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya. Triangulasi Sumber, peneliti menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang diperoleh dari berbagai sumber. Hal ini dilakukan untuk menjamin kebenaran data, apabila data yang dihasilkan berbeda maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber data.

Triangulasi waktu, untuk menguji kredibilitas data, dilakukan dengan melakukan wawancara, observasi atau teknik lain terhadap sumber data dalam situasi yang berbeda. Apabila hasil pengujian menghasilkan data yang berbeda, maka diulangi lagi sampai ditemukan konfirmasi data.

Etika Penelitian

Dengan menggunakan teknik triangulasi, peneliti memeriksa kredibilitas data dengan cara membandingkannya dengan sumber yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda. Jika subjek tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak responden atau subjek, dan jika subjek atau responden bersedia maka harus menandatangani surat persetujuan terlebih dahulu. Masalah etika penelitian adalah masalah pemberian jaminan terhadap penggunaan subjek penelitian dengan tidak mencantumkan atau mencantumkan nama responden pada lembar instrumen pengukuran dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau menyajikan hasil penelitian.

Segala informasi yang telah dikumpulkan dan hal-hal lain dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya data tertentu yang boleh dilaporkan dalam hasil penelitian.

HISTORIS LOKASI PENELITIAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Enrekang terletak di jantung kota Jasirah Sulawesi Selatan yang pada peta batas wilayahnya berbentuk seperti hati. Kabupaten Enrekang terletak di daerah pegunungan, terdiri dari pegunungan dan perbukitan yang saling terhubung satu sama lain. Secara umum topografi wilayah Kabupaten Enrekang terbagi menjadi perbukitan karst (batu kapur) memanjang di bagian utara dan tengah, lembah terjal, sungai dan tidak ada pantai.

Iklim di Kabupaten Enrekang hampir sama dengan daerah lain di Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu terbagi menjadi 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Kabupaten Enrekang mempunyai sumber mata air yang berada di pegunungan, hal ini dikarenakan Kabupaten Enrekang dikelilingi oleh pegunungan.

Gambar 4.1. Peta Kabupaten Enrekang
Gambar 4.1. Peta Kabupaten Enrekang

Deskripsi Lokasi Penelitian

Sebagaimana kita ketahui, pimpinan sekolah berperan sangat aktif dalam meningkatkan kualitas kinerja guru. Sebagaimana Kepala SMA Negeri 1 Enrekang yang selalu berusaha memajukan sekolah yang dipimpinnya. Untuk meningkatkan mutu upaya pengajaran, Kepala SMA Negeri 1 Enrekang harus melakukan pembinaan bersama yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru, yang merupakan salah satu pembinaan yang dilakukan.

Sedangkan pembinaan yang dilakukan kepala sekolah adalah pembinaan guru dalam meningkatkan mutu pengajaran. Kepala manajemen SMA Negeri 1 Enrekang dapat dikatakan sekolah efektif karena mempunyai indikator sekolah efektif.

Table 4.1 Daftar Nama – nama Guru di SMA Negeri 1 Enrekang
Table 4.1 Daftar Nama – nama Guru di SMA Negeri 1 Enrekang

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah menjadi salah satu faktor pendukung kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kinerja guru. Faktor pendukung peningkatan kualitas kinerja guru sosiologi SMA Negeri 1 Enrekang didasarkan pada temuan dalam proses penelitian. Faktor-faktor yang menjadi kendala dalam peningkatan kualitas kinerja guru sosiologi SMA Negeri 1 Enrekang didasarkan pada temuan dalam proses penelitian.

“Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Enrekang selalu berkoordinasi bila ada rencana yang tidak terprogram dengan baik, baik dengan dewan guru, staf maupun orang tua siswa.” Salah satu tugasnya adalah membimbing guru di SMA Negeri 1 Enrekang.

Pembahasan

Diantara instruksi yang diberikan oleh kepala sekolah juga terdapat instruksi di dalam dan di luar sekolah. Kepala sekolah berupaya untuk meningkatkan kualitas kinerjanya sebagai pemimpin di sekolah yang dipimpinnya, khususnya dalam meningkatkan kinerja tenaga kependidikan atau guru dan prestasi belajar siswanya. Oleh karena itu, kepala sekolah harus menerapkan teknik supervisi individual melalui kunjungan kelas.

Selain pembinaan di dalam sekolah, direktur juga memberikan pembinaan di luar sekolah. Berikutnya adalah pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah di luar yaitu pelatihan dan studi kelompok antar guru atau biasa disebut KKG.

PENUTUP

Simpulan

Dimana keberhasilan seorang guru harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan, artinya guru tersebut dapat dikatakan berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Upaya para pemimpin sekolah untuk meningkatkan kualitas kinerjanya sebagai pemimpin di sekolah yang dipimpinnya, khususnya dalam hal peningkatan kinerja tenaga kependidikan atau guru serta kinerja pembelajaran siswanya. Kepala SMA Negeri 1 Enrekang dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin adalah untuk meningkatkan kualitas dan kinerja guru di sekolahnya, beliau selalu memberikan saran dan nasehat kepada guru-guru disetiap kelas untuk bekerjasama sehingga kita dapat meminimalisir kesulitan yang dihadapi. untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, jawab guru.

Perencanaan pada tingkat sekolah menengah merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menjawab apa yang perlu dilakukan dan bagaimana cara melakukannya guna mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan/disepakati bersama di sekolah yang bersangkutan, termasuk anggaran yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan keuangan yang direncanakan. Pengarahan internal diartikan sebagai proses dimana seorang manajer membimbing dan mengawasi pekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Saran

Pengaruh efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kompetensi guru (Studi pada Jurusan Bisnis dan Manajemen SMK Negeri dan Swasta Wilayah Sumedang). Analisis Kepemimpinan Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Motivasi Mengajar Guru di SD Negeri 29 Kaluppini Kabupaten Enrekang. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SD Inpres Panggentung Utara Kabupaten Gowa.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Gambar 4.1. Peta Kabupaten Enrekang
Table 4.1 Daftar Nama – nama Guru di SMA Negeri 1 Enrekang
Table 4.2 Nama-nama Guru Sosiologi di SMA Negeri 1 Enrekang
+2

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana perencanaan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam melakukan manajemen perubahan.. Bagaimana pengorganisasian yang dilakukan oleh