• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efrida Mardiyati Hutasuhut - 14030024P.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Efrida Mardiyati Hutasuhut - 14030024P.pdf"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Mengidentifikasi pengetahuan ibu nifas mengenai pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di Puskesmas Sayur Matinggi Kecamatan Sayur Matinggi. Mengidentifikasi Sikap Ibu Nifas Terhadap Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Sayur Matinggi Kecamatan Sayur Matinggi.

Manfaat Penelitian

Mengidentifikasi “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Pasca Persalinan dan Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir di Puskesmas Sayur Matinggi Kecamatan Sayur Matinggi Tahun 2016. Perbandingan untuk penelitian yang lebih komprehensif khususnya dari segi pengetahuan dan sikap ibu pasca melahirkan untuk memberikan kolostrum pada bayi baru lahir.

TINJAUAN PUSTAKA

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil mengetahui, dan terjadi setelah manusia merasakan suatu objek tertentu. Termasuk dalam tingkat pengetahuan ini adalah mengingat sesuatu yang spesifik dari seluruh materi yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. 2). Pemahaman diartikan sebagai kemampuan menjelaskan dengan benar tentang objek yang dikenal dan menafsirkan materi dengan benar.

Penerapan diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari dalam situasi atau kondisi sebenarnya. Analisis adalah kemampuan menguraikan suatu materi atau suatu objek secara komponen-komponen, namun tetap dalam suatu struktur organisasi dan masih berkaitan satu sama lain. Sintesis mengacu pada kemampuan untuk menempatkan atau menghubungkan bagian-bagian menjadi satu kesatuan yang baru.

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan membenarkan atau menilai suatu materi atau benda (Notoatmodjo, 2005). Pengetahuan adalah apa yang diketahui responden tentang ISPA setelah mempersepsikan suatu objek dengan kategori (Sudijono, 2008) yaitu.

Sikap

Sebaran responden berdasarkan gambaran pengetahuan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di Puskesmas Sayur Matinggi Kecamatan Sayur Matinggi tahun 2016. Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa dari 46 responden (100%) ditemukan bahwa pengetahuan responden sebagian besar kurang dari 20 responden (43,5%) dan sebagian kecil yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 11 responden (23,9%) tentang pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Sebaran responden berdasarkan gambaran sikap mengenai pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di Puskesmas Sayur Matinggi Kecamatan Sayur Matinggi Tahun 2016.

Sebaran Responden Berdasarkan kategori mengenai pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di Puskesmas Sayur Matinggi Kecamatan Sayur Matinggi Tahun 2016. Berdasarkan tabel 4.4 dari 46 responden (100%) diketahui mayoritas responden mempunyai sikap negatif, 32 responden (69,6%) dan sebagian kecil 14 responden (30,4%) mempunyai sikap positif terhadap pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Hubungan Pengetahuan Responden Tentang Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Sayur Matinggi Kecamatan Sayur Matinggi Tahun 2016.

“Hubungan Sikap Responden Tentang Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Sayur Matinggi Kecamatan Sayur Matinggi Tahun 2016. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Nifas Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Sayur Matinggi, Sayur Matinggi, Sayur Matinggi , 2016."

Ibu Pospartum

  • Definisi

ASI Kolostrum

  • Definisi ASI
  • Kandungan ASI

ASI merupakan emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam organik, yang disekresikan oleh kedua payudara ibu sebagai makanan utama bayi (Ambarwati & Wulandari, 2009). ASI merupakan pilihan terbaik bagi bayi karena mengandung antibodi dan lebih dari 100 jenis zat gizi yaitu AA, DHA, taurin dan sphingomyelin (Yuliarti, 2010). Air susu ibu merupakan cairan tiada tara yang diciptakan Allah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dan melindunginya dari kemungkinan serangan penyakit.

Keseimbangan nutrisi dalam ASI berada pada tingkat terbaik dan ASI memiliki bentuk terbaik untuk tubuh bayi. ASI mengandung air sebesar 88,1% sehingga ASI yang diminum bayi selama pemberian ASI eksklusif cukup memenuhi kebutuhan bayi dan sesuai dengan kesehatan bayi. Bayi baru lahir yang hanya mendapat sedikit ASI pertama (kolostrum) tidak membutuhkan cairan tambahan karena bayi dilahirkan dengan cairan yang cukup di dalam tubuhnya.

Salah satu fungsi utama air adalah membuang kelebihan zat terlarut melalui urin. Zat yang larut (misalnya natrium, kalium, nitrogen, dan klorida) disebut zat terlarut.

Kolostrum

  • Definisi Kolostrum
  • Kandungan Kolostrum
  • Pembentukan Kolostrum
  • Manfaat Kolostrum
  • Langkah-Langkah Menyusui
  • Waktu Pemberian ASI

Imunitas bayi akan meningkat seiring dengan kandungan zat dan vitamin yang terkandung dalam ASI, serta volume kolostrum yang semakin meningkat seiring dengan terus menerus penyerapan bayi baru lahir. Kandungan kolostrum inilah yang tidak diketahui oleh para ibu, sehingga banyak ibu pada masa nifas yang tidak memberikan kolostrum pada bayi baru lahir karena tidak mengetahui tentang kandungan kolostrum (Roesli, 2007). Pada usia kehamilan tiga sampai empat bulan, prolaktin dari adenohipofisis (hipofisis anterior) mulai merangsang kelenjar susu untuk memproduksi kolostrum.

Aktifitas rangsangan hormon terhadap produksi ASI dibuktikan dengan seorang ibu yang melahirkan bayi berusia empat bulan yang bayinya meninggal masih menghasilkan kolostrum. Banyak wanita usia subur ketika melahirkan anak tidak mengerti dan memahami bagaimana sebenarnya kolostrum terbentuk, sehingga ketidaktahuan ibu tentang pembentukan kolostrum akhirnya mempengaruhinya untuk tidak segera memberikan kolostrum kepada bayinya. Melindungi bayi dari diare karena kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak dibandingkan ASI matang.

Sebaliknya, kegagalan pemberian kolostrum dahulu serta mitos yang berlaku dalam masyarakat akan menjejaskan pengetahuan dan sikap ibu terhadap penyusuan susu ibu sekarang. Disebabkan ibu kurang ilmu dan tidak diberi nasihat tentang kepentingan pemberian kolostrum, ramai ibu selepas bersalin tidak memberikan kolostrum serta merta, tetapi kebanyakannya menunggu sehingga putih dan cecair kuning dibuang.

Kerangka Konsep

Pengetahuan tentang kolostrum, nasihat, konseling, bacaan, pandangan dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat akan membentuk pengetahuan ibu yang positif tentang masalah pemberian kolostrum dan ASI (Roesli, 2000).

Hipotesis

  • Lokasi Penelitian
  • Waktu Penelitian
  • Populasi
  • Sampel
  • Pengolahan Data
  • Analisa Data

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sayur Matinggi Kecamatan Sayur Matinggi. Alasan penelitian memilih lokasi ini karena masih banyak ibu hamil yang belum menyadari pentingnya pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Sayur Matinggi Kecamatan Sayur Matinggi yang berjumlah 46 orang, data ini merupakan data pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2015 (Puskesmas Sayu Matinggi). Teknik pengambilan sampel yang akan kami gunakan dalam penelitian ini adalah random sampling, yaitu metode pengambilan sampel dengan cara mengambil seluruh sampel pada saat survei (Nursalam, 2008).

Kuesioner ini terdiri dari 4 bagian, bagian pertama merupakan kuesioner dengan data demografi yang terdiri dari jumlah responden, umur, pendidikan dan pekerjaan. Bagian kedua adalah angket tentang pengetahuan dan sikap, pengetahuan, sikap dan perilaku ibu nifas yang memberikan ASI dengan kolostrum, angket ini diambil dari penelitian lain, karena pengetahuan tersebut terdiri dari dua pernyataan berupa benar dan salah, jika responden menjawab benar mendapat nilai 1, dan bila salah mendapat skor 0 maka skor maksimal jawaban responden adalah 10, total skor responden dibagi menjadi tiga kategori cukup baik (56-75%), miskin (<56). Setelah diperoleh responden yang memenuhi kriteria, peneliti selanjutnya membagikan angket kepada responden berupa pengetahuan, sikap dan tindakan ibu bersalin, pertanyaan pengetahuan, 10 pertanyaan sikap, 5 pertanyaan dan 5 pertanyaan tindakan dan observasi. lembar pemberian kolostrum.

Hasil pengetahuan yang diperoleh dari observasi yang dilakukan ibu pasca melahirkan mengenai pemberian kolostrum antara lain: Berdasarkan pengujian tersebut diperoleh nilai alpha yang akan menentukan kebenaran hipotesis. Jika nilai alpha > 0,05 maka Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu nifas terhadap pemberian kolostrum pada bayi baru lahir, sedangkan jika nilai alpha < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. yang berarti terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu nifas terhadap pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan Tabel 4.5, dari 46 responden terlihat mayoritas responden tidak memberikan kolostrum pada bayi baru lahir sebanyak 35 responden (76,1%) dan sebagian kecil responden memberikan kolostrum sebanyak 11 responden (23,9%). Analisis bivariat menggunakan uji chi-square untuk menunjukkan hubungan antara variabel pengetahuan dengan sikap responden terhadap pemberian kolostrum pada bayi baru lahir, yang dapat dilihat pada tabel berikut. Berdasarkan Tabel 4.6, dari 46 responden (100%), diketahui sebagian besar responden yang berpengetahuan kurang tidak memberikan kolostrum pada bayi baru lahir, yaitu sebanyak 18 responden (90,0%), dan sebagian kecil tidak memberikan kolostrum pada bayi baru lahir. bayi baru lahir sebanyak itu. dari 2 responden (10,0%)%). Hasil uji chi square diperoleh p=0,003p<0,05), artinya ada hubungan antara pengetahuan responden tentang pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.

Hasil uji chi-square diperoleh p=1,000 (p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara sikap pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Hasil penelitian di Puskesmas Sayur Matinggi tahun 2016 dapat diuraikan sebagai berikut: dari 46 responden (100%), didapatkan pengetahuan responden sebagian besar kurang, 20 responden (43,5%) dan minoritas yang mempunyai pengetahuan cukup mengenai pemberian kolostrum pada bayi baru lahir sebanyak 11 responden (23,9%). Hasil penelitian di Puskesmas Sayur Matinggi dapat diuraikan sebagai berikut: Mayoritas responden mempunyai sikap negatif, 32 responden (69,6%) dan sebagian kecil responden mempunyai sikap positif, 14 responden (30,4%) terhadap pemberian kolostrum. untuk bayi baru lahir.

Hasil penelitian di Puskesmas Sayur Matinggi menunjukkan mayoritas responden tidak memberikan kolostrum pada bayi baru lahir sebanyak 35 responden (76,1%) dan sebagian kecil responden memberikan kolostrum sebanyak 11 responden (23,9%). Hubungan sikap responden dengan pemberian kolostrum di Puskesmas Sayur Matinggi Kecamatan Sayur Matinggi Tahun 2016. Hasil uji chi square diperoleh p=1,000 (p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara sikap memberi kolostrum pada bayi baru lahir.

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Tentang Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir di
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Tentang Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir di

PEMBAHASAN

Saran

Disarankan bagi ibu nifas di Puskesmas Sayur Matinggi untuk memberikan kolostrum pada bayi baru lahirnya mulai dari sekarang, mengingat sangat penting manfaat kolostrum bagi bayi. Disarankan kepada tenaga kesehatan di Puskesmas Sayur Matinggi untuk menghubungi seluruh ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sayur Matinggi tentang pentingnya pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Disarankan agar penelitian selanjutnya lebih luas terutama dari segi pengetahuan dan sikap ibu bersalin terhadap pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.

Wijayanti, Winda 2010. Hubungan ASI Eksklusif dengan Prevalensi Diare pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Gilingan Kecamatan Banjarsari. Penelitian ini tidak memberikan dampak buruk bagi ibu sebagai responden, dan segala informasi yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya dan digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Efrida Mardiyanti Hutasuhut, mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKes AUFA ROYHAN Kota Padangsidimpuan yang berjudul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Post Partum dengan Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir di Puskesmas Sayur Matinggi Kecamatan Sayur Matinggi Tahun 2016 “Saya memahami dan memahami bahwa penelitian ini tidak akan memberikan dampak buruk bagi saya, oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Setujukah Anda kalau ASI pertama yang masuk sangat baik untuk diberikan kepada bayi? Setujukah Anda kalau ASI perah pertama bermanfaat untuk memperkuat imunitas anak?

Gambar

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Tentang Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir di
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Sikap Tentang Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir di Puskesmas Sayur Matinggi Kecamatan Sayur Matinggi Tahun 2016
Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Tentang Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir di Puskesmas Sayur Matinggi Kecamatan Sayur Matinggi Tahun 2016
Tabel 4.6. Hubungan Pengetahuan Responden Tentang Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir di Puskesmas Sayur Matinggi Kecamatan Sayur Matinggi Tahun 2016
+2

Referensi

Dokumen terkait

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Informed Consent Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Umur : Pendidikan : Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden

93 Lampiran 6 Informed Consent Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Umur : Alamat : Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia untuk menjadi responden dalam

LAMPIRAN 3 PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENGAMATAN Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Alamat : Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi

Lampiran 5 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Yang bertanda tangan dibawah ini: Saya, responden Nama : Umur : Alamat : Menyatakan untuk turut berpartisipasi sebagai peserta

Lembar Concent PERSETUJUAN RESPONDEN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Usia : Alamat : Menyatakan bersedia menjadi responden penelitian ini dalam keadaan sadar, jujur,

Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN INFORMED CONSENT Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Alamat : Dengan ini menyatakan telah memberikan PERSETUJUAN

Lampiran 7 LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN Informed Concent Yang bertanda tangan dibawah ini, saya : Nama : Umur : Nama anak : Umur anak : Menyatakan bahwa bersedia untuk

Lampiran 3 LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : NIM : Umur: Angkatan : 2014 Jenis kelamin : laki-laki Menyatakan bahwa saya bersedia