• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekonomi mikro teori-teori

N/A
N/A
Gogon To Dipa

Academic year: 2025

Membagikan "Ekonomi mikro teori-teori"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI-TEORI DAN MODEL-MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI

Disusun sebagai tugas Ekonomi Makro Manajemen Agroindustri Hortikultura &

Pangan

di Program Studi Manajemen Agroindustri

oleh :

RADITYA BAGUS FERDANA D41211983

PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN AGROINDUSTRI JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2022 / 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga d apat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Tujuan penulisan propo sal ini untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah pengantar bisnis dan untuk mengetahui

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada:

Bapak Dhandy , selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan, agar dapat me njadi bahan pertimbangan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penulis

(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi juga penting untuk mempersiapkan perekonomian menjalani tahapan kemajuan selanjutnya, kesempatan kerja dan produktifitas serta distribusi pendapatan (Daniel Sitindon:2013). Pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat dikatakan semakin sejahtera jika output perkapita meningkat. Indikator penting pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara dapat meningkatkan distribusi pendapatan yang baik semakin merata. Dengan tidak adanya pertumbuhan ekonomi maka yang terjadi bukan pemerataan pendapatan melainkan pemerataan kemiskinan.

Pertumbuhan ekonomi akan menghasilkan perbaikan distribusi pendapatan bila memenuhi dengan memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan produktifitas. Meluasnya kesempatan kerja maka akses rakyat untuk memperoleh penghasilan makin besar kesempatan kerja yang makin terbuka luas kemungkinan tingkat pengangguran akan menurun. Menurut Kuznets (Todaro,2000:144) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari suatu Negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduk nya. Dengan demikian Pentingnya pertumbuhan ekonomi menyebabkan munculnya berbagai teori-teori pertumbuhan ekonomi terdahulu.

Menurut Adam Smith yang merupakan ekonom pertama yang banyak menumpahkan perhatiannya kepada masalah pertumbuhan ekonomi. Dalam bukunya An inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of nations (1776) mengemukakan tentang proses pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang secara sistematis, dan salah satu proses pertumbuhan Adam Smith yaitu Pertumbuhan Output Total. Serta menurut David Ricardo, secara garis besar pertumbuhan ekonomi David Ricardo tidak jauh berbeda dengan teori Adam Smith yaitu bahwa proses pertumbuhan masih pada perpaduan antara laju pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan output. Selain itu Ricardo juga menganggap bahwa jumlah faktor produksi tanah (sumber daya alam) tidak bisa bertambah sehingga akhirnya menjadi faktor pembatas dalam proses pertumbuhan suatu masyarakat.

(4)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu pertumbuhan ekonomi dengan model teori Klasik ? 2. Apa itu pertumbuhan ekonomi dengan model teori Keynesian ? 3. Apa itu pertumbuhan ekonomi dengan model teori Neo Klasic ? 4. Apa itu pertumbuhan ekonomi dengan model teori Modern ? 1.3 Tujuan

1. Agar dapat mengerti serta memahami tentang pertumbuhan ekonomi dengan model teori Klasik.

2. Agar dapat mengerti serta memahami tentang pertumbuhan ekonomi dengan model teori Keynesian.

3. Agar dapat mengerti serta memahami tentang pertumbuhan ekonomi dengan model teori Neo Klasic.

4. Agar dapat mengerti serta memahami tentang pertumbuhan ekonomi dengan model teori Modern.

1.4 Manfaat

Agar dapat memahami dan mengerti apa itu pertumbuhan ekonomi dan dapat membantu kita dalam melihat apa yang terjadi didunia dan Negara serta dalam kehidupan masyarakat.

(5)

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Pertumbuhan Ekonomi dengan Model Teori Klasik

Teori ekonomi klasik adalah sebuah pemikiran yang membahas mengenai keadaan ekonomi yang benar-benar didesak oleh keadaan masyarakat zamannya. Gagasan-gagasan Adam Smith, David Ricardo, dan Thomas Robert Malthus menunjukkan bahwa para pemikir mazhab Klasik menganut pandangan yang luas tentang kegiatan ekonomi dalam kehidupan masyarakat (Djojohadikusumo, 1994: 27-35). Teori ekonomi klasik timbul sebagai sintesis dari analisis Karl Marx yang meramal kejatuhan sistem kapitalis yang bertitik tolak dari teori nilai kerja dan tingkat upah. Meskipun seringkali terjadi silang pendapat mengenai satu pokok permasalahan namun pada dasarnya para ekonom Mazhab ini mempunyai beberapa persepsi yang sama mengenai tananan ekonomi masyarakat yaitu :

1. Kebijakan pasar bebas (laissez faire) merupakan “jiwa” bagi suatu perekonomian oleh karena itu setiap individu maupun unit-unit usaha harus diberi kebebasan dalam menjalankan kegiatan ekonominya.

2. Kegiatan ekonomi yang dilakukan atas dasar mekanisme pasar akan jauh lebih bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan dari pada jika ada campur tangan pemerintah didalamnya. Peran pemerintah hendaknya dibatasi pada bidang hukum,pertahanan,pendidikan dan penyediaan jasa-jasa publik lainnya.

3. memporeleh mekanisme tarik-menarik antara permintaan dan penawaran dipasar. Menurut pandangan Klasik ada tiga syarat mutlak yang diperlukan guna mencapai keserasian dalam kehidupan ekonomi dan kesejahteraan umum (economic harmony and general werlfare) yaitu spesialisasi,efesiensi serta pasar bebas (Lincolin Arsyad, 2010 ; 71).

Menurut Adam Smith pertumbuhan ekonomi akan meningkat jika pertumbuhan penduduk meningkat maka akan output atau hasil output akan meningkat. Ekonomi pemikiran Adam Smith sudah berkembang sejak abad ke-15 yakni pada saat terjadi revolusi pertanian di Eropa pengakuan terhadap ilmu ekonomi sebagai satu disiplin ilmu tersendiri baru terjadi pada abad ke-18 yang

(6)

ditandai oleh terbitnya buku Adam Smith yang berjudul An Inquiry into the Nature and Causes of he wealth of Nations (1776). Kemudian perhatiannya lebih banyak tercuah pada masalah-masalah ekonomi. Hal tersebut Nampak pada dua maha karyanya yaitu Theory of Moral Sentiments (1759) dan An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations (1776).

Dalam pemikiran Adam Smith ada dua aspek utama dalam pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk (Lincolin Arsyad,2010;75).

A. Aspek Pertumbuhan Ekonomi A.1 Pertumbuhan Output Total

a. Sumber daya alam yang tersedia, yang dipersentasikan oleh ketersediaan “tanah”. Smith berpendapat bahwa sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah yang paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah sumber daya alam yang tersedia merupakan “batas maksimum” bagi pertumbuhan suatu perekonomian. maksudnya, jika sumber daya ini belum digunakan sepenuhnya, maka jumlah penduduk dan stok modal yang ada akan terus memacu pertumbuhan output. Pertumbuhan output tersbut akan terhenti jika semua sumberdaya alam tersebut telah digunakan secara optimal.

b. Sumber daya manusia yang dipersentasikan oleh jumlah penduduk. Sumberdaya manusia memegang peranan yang pasif dalam proses pertumbuhan output. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa jumlah penduduk akan menyesuaikan diri dengan kebutuhan akan tenaga kerja dari suatu masyarakat. Dalam hal ini, Smith memandang tenaga kerja sebagai salah satu input dalam proses produksi dan pembagian kerja (division of labor) dan spesialisasi merupakan salah satu faktor kunci bagi peningkatan produktifitas tenaga kerja.

c. Akumulasi modal yang dimiliki menurut Smith stok modal memegang peranan paling penting dalm pembangunan ekonomi. Stok modal dapat diidentikkan sebagai “dana pembangunan” tersebut. Stok modal merupakan unsur produksi yang secara aktif dapat menentukan tingkat output. Peranannya sangat sentral dalam proses pertumbuhan output.

Jumlah dan tingkat output tergantung pada laju pertumbuhan stok modal yang sesuai dengan

“batas maksimum” sumberdaya alam. Pertumbuhan output akan melambat jika “daya dukung” sumberdaya alam tidak mampu lagi mengimbangi lagu kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat. Pengaruh stok modal terhadap tingkat output total bisa secara langsung dan tak

(7)

langsung. Pengaruh langsung ini maksudnya adalah karena pertambahan modal (sebagai input) akan langsung meningkatkan output. Adapun pengaruh tidak langsung maksudnya adalah peningkatan produktifitas tenaga kerja yang dimungkinkan karena adanya spesialisasi. Semakin besar stok modal menurut Smith semakin besar pula kemungkinan dilakukannya spesialisasi yang pada gilirannya akan meningkatkan produktifitas tenaga kerja.

A.2 Pertumbuhan Penduduk

Pendapat Smith mengenai pertumbuhan penduduk dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Bertambahnya penduduk akan memperlubah. Adanya pasar dan perluasan pasar akan mempertinggi tingkat spesialisasi dalam perekonomian. Sebagai dampak dari spesialisasi yang terjadi, maka tingkat kegiatan ekonomi akan bertambah. Adanya spesialiasi dan pembagian kerja diantara pembagian tenaga kerja akan mempercepat proses pertumbuhan ekonomi, karena adanya spesialisasi akan meningkatkan produktifitas tenaga kerja dan mendorong perkembangan teknologi.

2.2 Pertumbuhan Ekonomi dengan Model teori Neo Klasik

Teori pertumbuhan ekonomi NeoKlasik ini berkembang sejak tahun 1950- an. Teori ini mengacu pada kerangka analisa pertumbuhan ekonomi menurut pandangan ekonomi Klasik.

Ekonom yang menjadi perintis dalam mengembangkan teori ini adalah Robert Solow dan Trevor Swan.

Menurut teori Solow-Swan pertumbuhan ekonomi tergantung pada ketersediaan faktor-faktor produksi (penduduk,tenaga kerja, dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi.

Berdasakan penelitian Solow (1956) menyatakan bahwa peran dari kemajuan teknologi didalam pertumbuhan ekonomi sangat dominan. Temuan Solow menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang mencapai 2,75 persen per tahun pada periode 1909 samapai 1949, lebih dari setengahnya 1,5 persen. Menurut Solow pertumbuhan ekonomi tergantung pada pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk,tenaga kerja dan akumulasi modal) serta tingkat kemajuan teknologi. Pandangan teori ini didasarkan pada anggapan yang mendasari analisis ekonomi Klasik yaitu bahwa perekonomian berada pada tingkat pengerjaan penuh (full

(8)

Employment) dan tingkat pemanfaatan penuh (full utilization) dari faktor-faktor produksinya.

Selanjutnya menurut teori ini, rasio modal-output (capital-output ratio) dapat berubah-ubah. Hal ini mampu menghasilkan sejumlah output tertentu yang dapat digunakan kombinasi modal dan tenaga kerja yang berbeda-beda. Modal yang lebih banyak digunakan maka akan mengunakan tenaga kerja yang besar pula. Oleh karena itu perekonomian secara tidak langsung memiliki kebebasan yang tak terbatas dalam menentukan kombinasi antara modal (K) dan tenaga kerja (L) yang digunakan untuk menghasilkan tingkat output tertentu. Hal ini dapat digambarkan melalui kurva berikut.

Teori pertumbuhan NeoKlasik yang dijelaskan oleh Gambar diatas menunjukan fungsi produksi oleh dan seterusnya. Pada fungsi produksi yang berbentuk demikian suatu tingkat output tertentu dapat diciptakan dengan menggunakan berbagai kombinasi dan tenaga kerja. Misalnya untuk menciptakan output sebesar 𝐼1 kombinasi modal tenaga kerja yang dapa digunakan anatara lain (a) dengan, (b) dengan, serta (c) dengan. Jumlah modal yang berubah namun terdapat kemungkinan bahwa tingkat output tidak mengalami perubahan, disamping itu tingkat output tetap dapat mengalami perubahan meskipun jumlah modalnya konstan. Ketika jumlah modal diasumsikan tidak mengalami perubahan sebesar, namun jumlah output dapat diperbesar dari menjadi, jika tenaga kerja yang digunakan bertambah dari 𝐿3 menjadi 𝐿4.

Menurut Mankiw teori pertumbuhan NeoKlasik juga dapat disajikan kedalam bentuk fungsi produksi Cobb-Douglass, dimana output merupakan fungsi dari tenaga kerja dan modal, sedangkan tingkat kemajuan teknologi merupakan variabale eksogen. Asumsi yang digunakan dalam modal SolowSwam adalah skala pengembalian yang konstan (constain return to scale).

Subtitusi antara modal (K) dan tenaga kerja (L) bersifat sempurna, dan adanya produktifitas

(9)

marginal yang semakin menurun dari tiap inputnya. Fungsi produksi Cobb-Douglass yang dapat dituliskan sebagai berikut.

Dimana : Qt = Tingkat produksi pada tahun t Tt = Tingkat teknologi pada tahun t

Ka = Jumlah stok barang modal pada tahun t Lb t = Jumlah tenaga kerja pada tahun t

a = Pertambahan output yang diciptakan oleh pertambahan satu unit modal b = Pertambahan output yang ciptakan oleh pertambahan satu unit tenaga kerja

Nilai a dan b dapat diestimasi secara empiris. Pada umumnya nilai a dan b ditentukan saja besarnya dengan menganggap bahwa a + b = 1 (asumsi constant return to scale = CRTS), yang berarti bahwa a dan b nilainya adalah sama dengan produksi batas dari masing-masing faktor produksi tersebut.

Dengan demikian nilai a dan b ditentukan dengan cara melihat peranan tenaga kerja dan modal dalam menghasilkan output. Dari persamaan (4.1) dapat juga dijelaskan dengan kurva fungsi CobbDouglass. Bentuk kurva isoquant fungsi Cobb-Douglass biasanya berbentuk cekung

“normal” (normal convex) seperti gambar berikut.

Pada fungsi produksi NeoKlasik lah dikenal isoquant-isoquant adalah suatu kurva menggambarkan berbagai kemungkinan kombinasi untuk menghasilkan output tertentu, untuk menghasilkan output sebesar dapat digunakan dikombinasi sebesar begitu seterusnya. Semakin

(10)

banyak barang yang dibeli, maka semakin tinggi tingkat harga kurvanya berbentuk lengkung keatas.

2.3 Pertumbuhan Ekonomi dengan Model Teori Keynesian

Teori pertumbuhan Harrod-Domar (Keynesian) ini dikembangkan oleh dua ekonom sesudah Keynes yaitu Roy F Harrod dan Evsey D. Domar Harrod mengemukakan tersebut pertama kali pada tahun 1939 dalam Economic Journal dengan judul An Essay on dynamic Theory sedangkan Domar megemukakan teorinya pertama kali pda tahun 1947 dalam American Economic Review dengan judul Expansion and employment. Jadi teori ini dikembangkan oleh kedua ekonom tersebut secara terpisah namun karena “esensi teori” tersebut sama maka kedua tersebut sekarang ini dikenal sebagai teori Harrod-Domar atau Keynesian.

Pada dasarnya teori Harrod-Domar adalah pengembangan dari teori makro Keynes. Analisa Keynes dianggap kurang lengkap karena tidak mengungkapkan masalah-masalah ekonomi dalam jangka panjang. Sedangkan teori Harrod-Domar ini menganalisis syarat-syarat yang diperlukan agar suatu perekonomian dapat tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Teori ini berusaha menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar suatu perekonomian dapat tumbuh dan berkembang dengan mantap (steady growth). Pemikiran teori Harrod-Domar dalam pembentukan modal merupakan faktor penting yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Pembentukan modal dapat diperoleh melalui proses akumulasi tabungan.

Harrod-Domar pendapatnya mengenai pertumbuhan ekonomi mengemukakan besarnya kontribusi modal dalam pertumbuhan ekonomi dimana pertumbuhan ekonomi dipengaruhi kecendrungan konsumsi (MPC) dan besarnya perbandingan model (COR). Harrod-Domar ini merupakan sintesa dari pemikiran Klasik dan Keynes mengenai makna pembentukan modal dalam kegiatan ekonomi. Teori Harrod-Domar pembentukan modal tidak hanya dipandang sebagai pengeluran yang akan menambah kemampuan suatu perekonomian untuk menghailkan barang dan jasa, tetapi juga akan meningkatkan permintaan efektif masyarakat. Teori ini menunjukan sebuah kenyataan yang cendrung diabaikan oleh Keynes yaitu jika periode tertentu dilakukan sejumlah pembentukan modal maka pada masa berikutnya perekonomian tersebut akan mempunyai kemampuan yang lebih besar dalam menghasilkan barang dan jasa. Namun senada dengan Keynes

(11)

teori ini juga menggap bahwa kenaikan kapasitas produksi dan pendapatan nasional ditentukan oleh kenaikan pengeluaran masyarakat. Oleh karena itu kapasitas produksi bertambah, pendapatan nasional baru akan meningkat jika terjadi kenaikan pengeluaran masyarakat. Teori Harrod-Domar mempunyai asumsi.

a. Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan faktor-faktor produksi yang ada juga dimanfaatkan secara penuh (full utilization).

b. Perekonomian terdiri dari dua sektor-sektor rumah tangga dan sektor perusahaan.

c. Besarnya tabungan masyarakat proporsional dengan besarnya pendapatan nasional.

d. Kecendrrungan menabung (marginal propensity to save = MPS) besarnya tetap, demikian juga rasio antara modal output (capital output ratio = COR) dan ratiopertambahan modal output (incremental capital-output rasio = ICOR). COR dan ICOR dapat dijelaskan melalui kurva berikut,

Pemikiran teori Harrod-Domar fungsi produksinya berbentuk L karena sejumlah modal hanya dapat menciptakan sejumlah output tertentu (modal dan tenaga kerja tidak subtitutif).

Menghasikan output sebesar diperlukan modal sebesar dan tenaga kerja sejumlah apabila kombinasi itu berubah maka tingkat output pun ikut berubah. Misalnya, untuk output sebesar, hanya dapat diciptakan dengan stok modal sebesar 𝐾2.

Pendapat teori Harrod-Domar setiap perekonomian dapat menyesihkan sejumlah proporsi tertentu dari pendapat nasionalnya untuk menggant barangbarang modal (gedung,peralatan,material,dan sebagainya) yang telah rusak. Namun demikian untuk meningkatkan laju perekonomian diperlukan pula investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal.

Teori Harrod-Domar memandang bahwa ada hubungan ekonomis antara besanya stok modal (K) dan tingkat output total (Y). Hubungan tesebut telah dikenal dengan istila rsio modaloutput

(12)

(capital-output ratio = COR. Jika ditetapkan COR = k rasio kecendrungan menabung (marginal propensity to save = MPS) = s dan investasi ditentukan oleh tingkat tabungan, maka bisa disusun model pertumbuhan ekonomi yang sederhana, sebagai berikut :

1. Tabungan (S) merupakan suatu proporsi (s) dari output total (Y), persamaannya sebagai berikut,

2. Investasi (I) dapat didefenisikan sebagai perubahan stok modal dan dilambangkan dengan

∆k, maka :

Akan tetapi, karena jumlah stok modal, K, mempunyai hubungan langsung dengan jumlah pendapatan nasional atau output, Y, seperti telah ditunjukkan oleh rasio modal-output, k, maka :

3. Terakhir, mengingat tabungan nasional neto (S) harus sama dengan investasi neto (I), maka persamaan berikutnya dapat ditulis sebagai berikut :

Dari persamaan pertama telah diketahui bahwa S = sY dan dari persamaan kedua dan ketiga, telah mengetahui bahwasannya :

Dengan demikian, kita dapat menuliskan ”identitas” tabungan sama dengan investasi dalam persamaan sebagai berikut : atau dapat disingkat menjadi

Selanjutnya, apabila kedua sisi persamaan dibagi mula-mula dengan Y dan kemudian

dengan K, maka didapat :

Sisi kiri dari persamaan , sebenarnya merupakan tingkat perubahan atau tingkat pertumbuhan GDP (yaitu, angka persentase perubahan GDP) (Todaro, 2006: 128 – 129).

Persamaan tersebut, yang merupakan versi sederhana dari persamaan terkenal dalam teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar, secara jelas menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan GDP

(13)

ditentukan secara bersama- sama oleh rasio tabungan nasional, s, serta rasio modal-output nasional, k. Secara lebih spesifik, persamaan itu menyatakan bahwa tanpa adanya intervensi pemerintah, tingkat pertumbuhan pendapatan nasional akan secara langsung atau secara “positif”

berbanding lurus dengan rasio tabungan (yakni, semakin banyak bagian GDP yang ditabung dan diinvestasikan, maka akan lebih besar lagi pertumbuhan GDP yang dihasilkannya) dan secara

”negatif” atau berbanding terbalik terhadap rasio modal-output dari suatu perekonomian (yakni, semakin besar rasio modal-output nasional atau k, maka tingkat pertumbuhan GDP akan semakin rendah).

Logika ekonomi yang terkandung dalam persamaan (3.7) diatas sangatlah sederhana. Agar bisa tumbuh dengan pesat, setiap perekonomian harus menabung dan menginvestasikan sebanyak mungkin bagian dari GDP-nya. Semakin banyak yang dapat ditabung dan kemudian diinvestasikan, maka laju pertumbuhan perekonomian akan semakin cepat. Akan tetapi, tingkat pertumbuhan aktual yang dapat dijangkau pada setiap tingkat tabungan dan investasi–banyaknya tambahan output yang didapat dari tambahan satu unit investasi–dapat diukur dengan kebalikan rasio modal-output, k, karena rasio yang sebaliknya ini, yakni 1/k, adalah rasio output-modal atau rasio output-investasi. Selanjutnya, dengan mengalikan tingkat investasi baru s = I/Y, dengan tingkat produktivitasnya, 1/k, maka akan didapat tingkat pertumbuhan dimana pendapatan nasional atau GDP akan naik (Todaro, 2006: 129 – 130).

2.4 Pertumbuhan Ekonomi dengan Model Teori Modern

Teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh Walt Whitman Rostow merupakan garda depan dari linear stage of growth theory (teori linieritas) Pada dekade 1950-1960, teori Rostow banyak mempengaruhi pandangan dan persepsi para ahli ekonomi mengenai strategi pembangunan yang harus dilakukan. Teori Rostow didasarkan pada pengalaman pembangunan yang telah dialami oleh negara-negara maju terutama di Eropa. Dengan mengamati proses pembangunan di negara-negara Eropa dari mulai abad pertengahan hingga abad modern maka kemudian Rostow memformulasikan pola pembangunan yang akan menjadi tahap-tahap evolusi dari suatu perkembangan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara tersebut. Rostow membagi proses pembangunan ekonomi suatu negara menjadi lima tahap, yaitu:

(14)

1. Tahap Perekonomian Tradisional

Perekonomian pada masyarakat tradisional cenderung bersifat subsistem. Pemanfaatan teknologi pada sistem produksi semacam ini masih sangat terbatas. Dalam perekonomian semacam ini sektor pertanian memegang peranan penting. Masih rendahnya pemanfaatan teknologi dalam proses produksi menyebabkan barang-barang yang diproduksi sebagian besar adalah komoditas pertanian dan bahan mentah lainnya. Struktur kemasyarakatan dalam sistem masyarakat seperti ini sifatnya berjenjang. Kemampuan penguasaan sumber daya yang ada sangat dipengaruhi oleh hubungan darah dalam keluarga.

2. Tahap Prakondisi Tinggal Landas

Tahap kedua dari proses pertumbuhan Rostow ini pada dasarnya merupakan proses transisi dari masyarakat agraris menuju masyarakat industri. Sektor industri mulai berkembang di samping sektor pertanian yang masih memegang peranan penting dalam perekonomian. Tahap kedua ini merupakan tahap yang menentukan bagi persiapan menuju tahap-tahap pembangunan berikutnya, yaitu tahap tinggal landas. Sebagai tahapan yang berfungsi mempersiapkan dan memenuhi prasyarat pertumbuhan swadaya, diperlukan adanya semangat baru dari masyarakat. Menurut pengamatan Rostow, negara-negara di Eropa mengalami tahap kedua ini kira-kira pada abad ke 15 sampai ke-16. Pada saat itu terjadi perubahan radikal dalam masyarakat Eropa dengan munculnya semangat Renaissance. Semangat ini telah membalikkan semua tata nilai masyarakat Eropa saat itu yang cenderung statis menjadi sangat dinamis. Perubahan paradigma berpikir nampaknya merupakan istilah yang lebih tepat untuk menilai fenomena itu.

Pada tahap ini perekonomian mulai bergerak dinamis, industri-industri bermunculan, perkembangan teknologi menjadi pesat, lembaga keuangan resmi sebagai penggerak dana masyarakat mulai bermunculan, dan terjadi investasi besar-besaran terutama pada industri manufaktur. Tahap ini merupakan tonggak dimulainya industrialisasi, di mana industrialisasi ini dapat dipertahankan jika dipenuhi prasyarat sebagai berikut.

Pertama, adanya peningkatan investasi di sektor infrastruktur/prasarana terutama prasarana transportasi.

(15)

Kedua, terjadi revolusi teknologi di bidang pertanian untuk memenuhi peningkatan permintaan penduduk kota yang semakin besar.

Ketiga, perluasan impor, termasuk impor modal, di mana impor ini dibiayai oleh produksi yang efisien dan pemasaran sumber daya alam untuk ekspor. Dengan demikian proses pembangunan dan industrialisasi yang berkelanjutan akan terjadi dengan cara menanamkan kembali keuntungan yang diperoleh dalam sektor yang menguntungkan.

3. Tahap Tinggal Landas

Tinggal landas merupakan tahap yang menentukan dalam keseluruhan proses pembangunan bagi kehidupan masyarakat. Pengalaman negaranegara Eropa menunjukkan bahwa pada tahap ini akan terjadi suatu revolusi industri yang berhubungan erat dengan revolusi metode produksi. Dalam kaitannya dengan ini, tinggal landas didefinisikan sebagai tiga kondisi yang saling berkaitan, yaitu sebagai berikut.

a. Kenaikan laju investasi produktif antara 5-10 persen dari pendapatan nasional.

b. Perkembangan salah satu atau beberapa sektor manufaktur penting dengan laju pertumbuhan tinggi.

c. Hadirnya secara cepat kerangka politik, sosial, dan institusional yang menimbulkan hasrat ekspansi di sektor modern serta dampak eksternalnya, akan memberikan daya dorong pada pertumbuhan ekonomi.

Prasyarat pertama dan kedua sangat berkaitan erat satu sama lain. Kenaikan laju investasi produktif antara 5-10 persen dari GNP pada akhirnya akan menyebabkan pertumbuhan yang tinggi pada sektor-sektor dalam perekonomian, khususnya sektor manufaktur. Sektor manufaktur diharapkan memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi karena sektor tersebut merupakan indikator bagi perkembangan industrialisasi yang dilakukan. Di samping itu, sektor manufaktur adalah sektor yang memiliki keterkaitan terbesar dengan sektor-sektor lain, sehingga sektor-sektor lain ini pun akan dapat berkembang pesat pula.

Pada akhirnya pertumbuhan yang tinggi pada semua sektor ini akan berakibat pada perkembangan GNP yang lebih tinggi dari kondisi semula.

(16)

Prasyarat ketiga merupakan kondisi yang harus dipenuhi agar prasyarat pertama dan kedua dapat terpenuhi dengan baik. Prasyarat ketiga merupakan iklim yang memungkinkan terpenuhinya prasyarat pertama dan kedua. Apabila prasyarat ketiga tidak terpenuhi maka praktis prasyarat pertama dan kedua tidak akan terpenuhi. Prasyarat ketiga ini memperlihatkan akan kesadaran Rostow bahwa perbuatan perekonomian pada dasarnya merupakan konsekuensi dari perubahan motif dan inspirasi nonekonomi dari seluruh lapisan masyarakat. Artinya perubahan ekonomi dalam skala besar tidak akan terjadi selama tidak ada iklim kondusif yang memungkinkan perubahan tersebut. Iklim kondusif tersebut adalah perubahan faktor-faktor nonekonomi dari masyarakat yang sejalan dengan proses pertumbuhan ekonomi yang terjadi.

4. Tahap menuju Kedewasaan

Tahap ini ditandai dengan penerapan secara efektif teknologi modern terhadap sumber daya yang dimiliki. Tahapan ini merupakan tahapan jangka panjang di mana produksi dilakukan secara swadaya. Tahapan ini juga ditandai dengan munculnya beberapa sektor penting yang baru. Pada saat negara berada pada tahap kedewasaan teknologi, terdapat tiga perubahan penting yang terjadi, yaitu:

1) tenaga kerja berubah dari tidak terdidik menjadi terdidik;

2) perubahan watak pengusaha dari pekerja keras dan kasar berubah menjadi manajer efisien yang halus dan sopan;

3) masyarakat jenuh terhadap industrialisasi dan menginginkan perubahan yang lebih jauh.

5. Tahap Konsumsi Massa Tinggi

Tahap konsumsi massa tinggi merupakan akhir dari tahapan pembangunan yang dikemukakan oleh Rostow. Pada tahap ini akan ditandai dengan terjadinya migrasi besar- besaran dari masyarakat pusat perkotaan ke pinggiran kota, akibat pembangunan pusat kota sebagai sentral bagi tempat bekerja. Penggunaan alat transportasi pribadi maupun yang bersifat transportasi umum seperti halnya kereta api merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan. Pada fase ini terjadi perubahan orientasi dari pendekatan penawaran (supply side) menuju pendekatan permintaan (demand side) dalam sistem produksi yang dianut.

Sementara itu terjadi pula pergeseran perilaku ekonomi yang semula lebih banyak

(17)

menitikberatkan pada sisi produksi, kini beralih ke sisi konsumsi. Orang mulai berpikir bahwa kesejahteraan bukanlah permasalahan sebanyak mungkin individu, namun lebih dari itu mereka memandang kesejahteraan dalam cakupan yang lebih luas, yaitu kesejahteraan masyarakat bersama dalam arti luas. Terlepas dari permasalahan di atas terdapat tiga kekuatan utama yang cenderung meningkatkan kesejahteraan dalam tahap konsumsi besarbesaran ini, yaitu:

1) penerapan kebijakan nasional guna meningkatkan kekuasaan dan pengaruh melampaui batas-batas teritorial nasional;

2) ingin memiliki suatu negara kesejahteraan (welfare state) dengan pemerataan pendapatan nasional yang lebih adil melalui pajak progresif, peningkatan jaminan sosial, dan fasilitas hiburan bagi para pekerja;

3) keputusan untuk membangun pusat perdagangan dan sektor penting, seperti mobil, jaringan rel kereta api, rumah murah, dan berbagai peralatan rumah tangga yang menggunakan listrik, dan sebagainya.

Amerika merupakan satu-satunya negara yang pertama kali mencapai era konsumsi massa tinggi ini, yaitu sekitar tahun 1920. Hal yang sama kemudian diikuti oleh beberapa negara Eropa Barat. Satu-satunya negara di Asia yang telah mencapai tahap tersebut adalah Jepang.

(18)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah proses dari perubahan kondisi perekonomian yang terjadi di suatu negara secara berkesinambungan untuk menuju keadaan yang dinilai lebih baik selama jangka waktu tertentu, juga merupakan suatu indikator penting yang dapat melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi juga penting untuk mempersiapkan perekonomian menjalani tahapan kemajuan selanjutnya, kesempatan kerja dan produktifitas serta distribusi pendapatan. Yang dimana dalam pertumbuhan ekonomi terdapat beberapa model teori seperti teori klasik, teori neo klasik, teori keynesian serta teori modern yang dimana dalam teori-teori tersebut terdapat penjelasan menurut beberapa ahli yang menunjang pertumbuhan ekonomi itu sendiri.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Sumber kontaminasi berasal dari udara (asap, debu, uap, gas, dan lain-lain), bangunan dan/atau permukaan tanah dan limbah domestik (rumah tangga) yang mengalir bersama air

Untuk melihat pengaruh antara struktur RTH semak terhadap iklim mikro, dilakukan pengambilan data iklim mikro yang meliputi suhu udara, kelembaban udara, dan

Mendiskusikan faktor fisis yang meliputi kebisingan, radiasi, getaran mekanis, iklim (cuaca) kerja, tekanan udara tinggi dan rendah, penerangan dan bau- bauan di

Pencemaran udara berarti hadirnya satu atau beberapa kontaminan di dalam udara atmosfir di luar, seperti antara lain oleh debu, busa, gas, kabut, bau-bauan, asap atau uap

Faktor lingkungan yang diamati meliputi ketinggian tempat, suhu udara, kelembaban udara dan intensitas cahaya2. Diagram

Sedangkan pada kelompok non KNF, sampel yang bertempat tinggal dekat dengan tempat kerja yang menggunakan atau menghasilkan formaldehid bentuk debu, asap, dan

 Penyehatan udara ruang adalah upaya yang dilakukan agar suhu dan kelembaban, debu, pertukaran udara, bahan pencemar dan mikroba di ruang kerja

d) Proses penurunan kelembaban (dehumidifikasi). Proses penurunan kelembaban adalah proses pengurangan kandungan uap air ke udara sehingga terjadi penurunan entalpi