MESTINA BUULOLO 1915100331
PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI,PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PADA
BPKAD PEMERINTAH KOTA MEDAN Seminar Proposal Prodi Akuntansi
Dosen Pembanding
Puja Rizqy Ramadhan, S.E.,M.Si.
Dosen Pembimbing 1 Dr Oktarini Khamilah Siregar, S.E., M.Si.
Dosen Pembimbing 2
Rusyda Nazhirah Yunus, S.S.,M.Si.
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS SOSIAL SAINS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI MEDAN
2023
Pemerintah Indonesia terus merencanakan dan mengupayakan peningkatan pelaksanaan Pembangunan Nasional agar laju ekonomi yang didukung oleh laju
pembangunan dari wilayah itu sendiri. Oleh karena itu, pemerintah telah mengupayakan laju pembangunan antara di kota dan di desa semakin seimbang dan serasi.
Kebijakan alokasi dana desa merupakan dana perimbangan yang bersal dari pemerintah kabupaten/kota yang diserahkan pada pemerintah desa yang diharapkan menjadi penyangga utama pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui dana ini
pemerintah desa bisa mengoptimalkan pembangunan yang mana tujuan utamanya untuk pemberdayaan serta menyejahterakan masyarakat. Artinya anggaran yang diberikan adalah untuk fasilitas pembangunan dan pemberdayaan desa.
Pengelolaan ADD sekiranya menganut prinsip akuntabel, transparan, dan partisipatif. Sehingga dalam mewujudkan pembangunan desa juga ketiga prinsip ini memberikan pengaruh yang besar membawa perubahan desa itu sendiri. Pada
kenyataannya ketiga prinsip ini seringkali diabaikan dimana keberadaan ketiga prinsip ini tidak berjalan bersamaan dalam penerapannya.
Ketika ketiga prinsip ini akan dilaksanakan kiranya akan menciptakan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam mengelola alokasi dana desa untuk mencapai
kemajuan desa.
Latar Belakang
Identifikasi Masalah
a. Adanya ketidaksesuaian kualitas laporan keuangan yang dapat terjadi karena tata kelola keuangan yang tidak tepat.
b. Adanya aplikasi SIPD yang masih di dalam tahap uji coba, dimana
ditemukan beberapa kendala yaitu seringkali para pegawai
melewatkan salah satu proses penginputan sehingga laporan yang
dihasilkan berbeda, pergeseran anggaran yang tertunda, dan juga
jaringan SIPD yang error.
Rumusan Masalah
1. Apakah sistem informasi akuntansi berpengaruh secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan?
2. Apakah pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan?
3. Apakah pengelolaan keuangan daerah berpengaruh secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan?
4. Apakah sistem informasi akuntansi, pemanfaatan teknologi
informasi, pengelolaan keuangan daerah berpengaruh secara
simultan terhadap kualitas laporan keuangan?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan.
2. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan.
3. Untuk mengetahui pengaruh pengelolaan keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan.
4. Untuk mengetahui pengaruh sistem informasi akuntansi, pemanfaatan
teknologi informasi, dan pengelolaan keuangan daerah terhadap kualitas.
Keaslian Penelitian
Judul Penelitian
Penelitian sebelumnya memiliki judul
“Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Di BPKAD Kabupaten Luwu Utara”.Sedangkan penelitian ini memiliki judul “Pengaruh
Sistem Informasi Akuntansi, Pemanfaatan Tekonogi Informasi Dan
Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pada BPKAD Pemerintah Kota Medan”
Tahun Penelitian
Penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2020 sedangkan penelitian sekarang dilakukan pada tahun 2023.
Lokasi Penelitian
Penelitin sebelumnya berlokasi di Kantor BPKAD Luwu Utara. Sedangkan
penelitian sekarang ini berlokasi di Kantor BPKAD Kota Medan.
1. Pengetian Desa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Desa adalah suatu kesatuan
wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang yang disebut kepala desa) atau desa merupakan kelompok rumah di luar
kota yang merupakan suatu kesatuan.
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk
mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan hak asal-usul dan adat
istiadat yang yang diakui dalam Pemerintah Nasional dan berada di
Daerah Kabupaten.
2. Alokasi Dana Desa
Menurut Kamus Besar BahasaAlokasi dana desa (ADD) merupakan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang dialokasikan
dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar desa untuk untuk mendanai
kebutuhan desa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan serta pelayanan
masyarakat. Menurut peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa pada Pasal 18 bahwa Alokasi Dana Desa berasal dari APBD Kabupaten/Kota yang bersumber dari
bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh
Kabupaten/Kota untuk desa paling sedikit 10% (sepuluh persen).
Bab II Landasan Teori
Adapun tujuan dari alokasi dana desa (ADD) yang diatur dalam PERMENDAGRI yaitu:
Menanggulangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan.
Meningkatkan perencanaan dan penganggaran pembangunan di tingkat desa dan pemberdayaan masyarakat.
Meningkatkan pembangunan infrastruktur pedesaan.
Meningkatkan pengalaman nilai-nilai keagamaan, sosial budaya dalam rangka mewujudkan peningkatan sosial.
Meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat.
Meningkatkan pelayanan pada masyarakat desa dalam rangka pembangunan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat.
Mendorong peningkatan kewasdayaan dan gotong royong masyarakat.
Meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
3. Transparansi
Menurut Hamid (2016) “transparansi adalah prinsip keterbukaaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah”. Transparansi adalah memberikan informasi yang terbuka baik itu mengenai informasi keuangan maupun kebijakan yang diambil oleh pemerintah serta menjamin akses bagi setiap masyarakat dalam memperoleh informasi tersebut (Umami Risya, 2017).
Menurut Ardianti (2019) menyatakan “transparansi sebagai prinsip
membuka diri kepada hak masyarakat untuk memeperoleh akses informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif mengenai penyelenggaraan organisasi
dengan memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia Negara”.
4. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan prinsip pertanggungjawaban publik yang berarti bahwa proses penganggaran mulai dari perencanaan, penyusunan, dan
pelaksanaan harus benar-benar dapat dilaporkan kepada pihak yang membutuhkan dan termasuk masyarakat luas yang berhak untuk menuntut pertanggungjawaban atas rencana ataupun pelaksanaan anggaran tersebut.
Menurut Waluyo dalam Astuty dan Fanida (2013) “akuntabilitas meliputi pempemberian informasi keuangan kepada masyarakat dan pengguna lainnya
sehingga memungkinkan bagi mereka untuk menilai pertanggungjawaban pemerintah atas semua aktifitas yang dilakukan, bukan hanya laporan keuangan
saja namn harus memberikan informasi dalam pembuatan keputusan ekonomi, sosial dan politik”.
5. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi adalah keterlibatan dan keikutsertaan dalam membuat keputusan secara langsung maupun secara tidak langsung. Partisipasi di dalamnya adalah
kebebasan bersosialisasi dan berbicara serta konstruktif.
Marhum (2021 : 141) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat ialah, Pertama pendidikan, kapasitas untuk membaca
dan menulis, kebutuhan, posisi sosial, dan tidak adanya keberanian.Kedua adalah faktor dalam pemahaman yang dangkal tentang negara. Ketiga, kecenderungan untuk salah mengartikan inspirasi, tujuan dan kepentingan asosiasi rakyat yang biasanya mendorong munculnya pandangan yang salah
tentang keinginan dan motivasi serta organisasi penduduk (pemerintah yang memiliki wewenang) dan kekurangan posisi terbuka untuk mengambil bagian
dalam program perbaikan yang berbeda.
6. Pembangunan Desa
Pembangunan desa yang dilaksanakan harus sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam desa, potensi yang dimiliki, aspirasi masyarakat dan prioritas
pembangunan pedesaan yang telah ditetapkan.Pemerintah kemudian
mengeluarkan Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor.43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
desa.
Berdasarkan PERMENDAGRI Nomor.114 Tahun 2014 tentang pedoman pembangunan desa menyatakan bahwa Pembangunan desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dengan melibatkan seluruh masyarakat Desa dengan semangat
gotong royong. Pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan pemerintah desa melakukan upaya pemberdayaan masyarkat desa.
Pemberdayaan masyarakat, dilakukan melalui pengawasan dan pemantauan penyelenggaraan pemerintahan desa dan pembangunan desa yang dilakukan
secara partisipatif oleh masyarakat desa.Masyarakat desa berhak melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan pembangunan desa.
Kerangka Berpikir
Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif.
Guna mendapatkan data yang diperlukan, dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian pada Kantor Kepala Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal
Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Pendekatan Penelitian
Tempat Penelitian
Bab III
MetodePenelitian
Jenis Data dan Sumber Data
● Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.
● Di dalam penelitian ini data primer di dapatkan melalui wawancara langsung
kepada pihak yang kompoten dalam pengelolaan ADD.
Sedangkan Data sekunder penelitian ini diperoleh dari dokumen-dokumen di desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.