PT Perkebunan Nusantara XIV adalah perusahaan milik negara yang bergerak di bidang perkebunan dan bertugas mengelola perkebunan di Indonesia. Penelitian ini berfokus pada Pabrik Gula Takalar dengan menganalisis penerapan Green Accounting di pabrik tersebut. Hasil kajian menunjukkan bahwa penerapan Green Accounting di Pabrik Gula Takalar sangat baik diterapkan dan meningkat setiap tahunnya.
PT Perkebunan Nusantara XIV is a BUMN company that deals with plantations and is tasked with managing plantations in Indonesia. For this study focused on Pabrik Gula Takalar by analyzing the application of Green Acconting in this factory. The results showed that the application of Green Accounting at Pabrik Gula Takalar has been implemented very well and is increasing every year. This can be seen in the annual environmental costs, which have increased by 69% from the previous year.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan penyusunan proposal ini.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pabrik Gula Arasoe memiliki kapasitas giling 2.400 ton tebu per hari (TTH), Pabrik Gula Camming 3.000 TTH, dan Pabrik Gula Takalar 2.450 TTH. Pabrik Gula Arasoe dan Pabrik Gula Camming terletak di Kabupaten Bone sedangkan PG Takalar terletak di Kabupaten Takalar. Saat ini PG Takalar memasuki musim giling yang dimulai pada 24 Juni 2020.
Mengingat musim giling masih panjang, pembatasan yang ada saat ini menjadi motivasi bagi seluruh karyawan PG Takalar untuk berbenah dan mencari solusi untuk mengurangi kendala serupa. Produksi gula selama 2 tahun terakhir di PG PTPN XIV Takalar mengalami peningkatan rata-rata 4% sejalan dengan perbaikan in-form dan off-form, walaupun produksinya didominasi oleh tebu itu sendiri, namun produksi gulanya belum mencapai sasaran yang direncanakan. Penelitian ini berfokus pada Pabrik Gula PTPN XIV (PERSERO) Takalar di Kabupaten Takalar.
Limbah padat yang berasal dari proses pembuatan tebu merupakan sisa tebu yang telah dipres oleh mesin pabrik, limbah ini disebut Limbah Blotong, yaitu limbah pabrik gula Takalar dari pengepresan halus ampas tebu, bentuk fisiknya seperti lumpur dan bau.
Rumusan Masalah
Berhubung peneliti melihat masih kurangnya pemanfaatan limbah molase di Indonesia, maka peneliti ingin mengetahui dan meneliti lebih dalam apakah limbah molase ini diolah atau tidak.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
- Manfaat Teoritis
Memberikan informasi dan kontribusi yang bermanfaat bagi pengembangan keilmuan khususnya tentang penerapan Green Accounting di Pabrik Gula Takalar.
Kerangka Teori .1 Green Accounting .1 Green Accounting Pengertian Green Accounting
Oleh karena itu, diperlukan penerapan akuntansi lingkungan di setiap perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Dalam hal ini, pencemaran dan limbah produksi merupakan contoh dampak negatif dari kegiatan operasional perusahaan yang memerlukan sistem akuntansi lingkungan sebagai pemeriksaan tanggung jawab perusahaan. Pengungkapan akuntansi lingkungan harus akurat dan tepat, mampu menyajikan manfaat dan biaya serta tidak menyesatkan.
Ruang lingkup akuntansi lingkungan harus diperluas untuk mencakup semua hal yang material dan relevan dengan semua kegiatan konservasi lingkungan. Sistem akuntansi lingkungan yang tepat akan memungkinkan manajemen untuk membuat keputusan yang lebih tepat tentang masalah ini. Akuntansi lingkungan belum memiliki standar akuntansi tersendiri, sehingga dalam hal ini semuanya mengacu pada konsep akuntansi yang terkait.
Dalam hal identifikasi mengacu pada Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) dan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Tanggung Jawab Publik (SAK ETAP) yaitu unsur-unsur yang terkait dengan akuntansi lingkungan.
Pengakuan
Unsur-unsur tersebut adalah aset dan biaya, aset yang digunakan sebagai wadah penyimpanan limbah dan biaya yang dikeluarkan dalam perlakuan akuntansi lingkungan. Definisi aset dalam KDPPLK (2015) dan SAK ETAP (2009), “Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi masa depan diharapkan mengalir ke perusahaan.” Definisi beban dalam KDPPLK (2015) dan SAK ETAP (2009), Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi berupa arus keluar atau berkurangnya aset atau timbulnya kewajiban, yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak melibatkan distribusi ke investor. Dalam KDPPLK (2015) “Pengakuan (recognition) adalah proses pembentukan posisi yang memenuhi definisi suatu pos dan kriteria pengakuan pada pasal 83 dalam neraca atau laporan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan menunjukkan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah moneter dan termasuk yang ada di neraca atau laporan laba rugi.
Pos-pos yang memenuhi kriteria tersebut harus diakui dalam neraca atau laporan laba rugi.Tidak diakuinya pos-pos tersebut tidak dapat diperbaiki dengan mengungkapkan kebijakan akuntansi yang digunakan atau dengan penjelasan atau klarifikasi. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan mengalir ke atau dari perusahaan; Dan. Kemudian, dalam KDPPLK (2015), pengakuan aset adalah aset yang diakui dalam neraca jika besar kemungkinan perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dan aset tersebut memiliki nilai atau biaya yang dapat diukur secara andal.
Sedangkan pengakuan biaya merupakan biaya yang diakui dalam laporan laba rugi jika telah terjadi penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban dan dapat diukur dengan andal.
Pengukuran
Penyajian
Pengungkapan
Adanya kewajiban kontijensi sehubungan dengan PLH Kemudian menurut Arisandi dan Frisko (2011) dalam jurnal Kusumaningtias (2013), pengungkapan biaya lingkungan akan meningkatkan nilai pemegang saham karena kepedulian perusahaan terhadap pelestarian lingkungan. Pemegang saham perusahaan dapat lebih mudah dan cepat mengekstraksi informasi dari pengungkapan tersebut untuk memudahkan pengambilan keputusan.
Format Penerapan Akuntansi Lingkungan
- Limbah Pengertian Limbah Pengertian Limbah
- Tebu Pengertian Tebu Pengertian Tebu
- Standardisasi Produk Gula
- Kerangka Berpikir
- Sumber Data 4.1 Data Primer 4.1 Data Primer
Ini karena mengandung bahan yang mudah meledak, beracun, berbahaya, mengiritasi, dan korosif. Senyawa B3 meliputi logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg dan Zn, serta bahan kimia seperti pestisida, sianida, sulfida, fenol, dll. Limbah B3 tidak hanya dihasilkan oleh industri, tetapi juga dapat disebabkan oleh beberapa aktivitas rumah tangga. Ciri-ciri tanaman tebu antara lain terdapatnya bulu dan duri di sekitar pelepah dan helaian daun. Untuk produksi gula, batang tebu yang telah dipanen dipres dengan mesin penghancur di pabrik gula.
Peningkatan luas panen tebu ini disebabkan oleh bertambahnya luas panen tebu di perkebunan rakyat yang merupakan mayoritas pengusaha perkebunan tebu di Indonesia. Sampai dengan tahun 2016, Ditjen Perkebunan memperkirakan produktivitas tebu di Indonesia mencapai 2,71 ton, meningkat sekitar 116% sejak tahun 1998. Salah satu permasalahan yang masih dialami petani tebu dan produksi tebu di Indonesia secara keseluruhan adalah rendahnya nilai hasil tanaman tebu Indonesia.
Pabrik Gula PT Perkebunan Nusantara IV Takalar dilengkapi dengan pabrik pengolahan tebu yang memproduksi gula pasir. Penerapan akuntansi lingkungan melibatkan pencantuman biaya yang terkait dengan pelestarian lingkungan, penelitian ini berfokus pada biaya pengelolaan limbah, kemudian dilakukan tahapan alokasi biaya, dimulai dari tahapan identifikasi, pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan. Pada tahap identifikasi yaitu menganalisis elemen-elemen apa saja yang ada dalam pengelolaan limbah di pabrik gula PTPN 14 Takalar, dalam hal ini elemen tersebut berkaitan dengan sumber daya yang digunakan dalam pengelolaan limbah dan biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan limbah, sehingga tidak mencemari lingkungan.
Tahap penyajian adalah bagaimana penyajian berkaitan dengan akuntansi lingkungan menurut PTPN XIV Pabrik Gula Takalar, baik secara terpisah maupun gabungan. Karena akuntansi lingkungan memerlukan alokasi rekening khusus yang berkaitan dengan akuntansi lingkungan dalam akuntansi perusahaan. Dan juga terdapat informasi terkait akun lingkungan dalam catatan atas akun tersebut, seperti metode penyusutan aset penyimpan limbah.
Bagaimana penerapan “green accounting” di Pabrik Gula Takalar di Kabupaten Takalar dan bagaimana menentukan biaya “green accounting” untuk pengolahan limbah pabrik gula. Jenis data yang digunakan adalah data subjek yaitu pendapat dari bagian akuntansi dan bagian pengolahan mengenai perlakuan akuntansi lingkungan serta data terdokumentasi berupa laporan laba rugi PTPN 14 Takalar dan data tentang biaya dalam pengelolaan limbah. .
Data Sekunder
- Metode Pengumpulan Data
Data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dengan informan yaitu responden di bagian proses akuntansi.
Wawancara
Dokumentasi
- Metode Analisis
- Definisi Operasional
- Gambaran Umum Perusahaan
- Sejarah Singkat PT Perkebunan Nusantara XIV-Pengelola Pabrik Gula Takalar
- Visi dan Misi PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Visi
- Struktur Organisasi Perusahaan
- Tugas Pokok dan Fungsi PT. Perkebunan Nusantara XIV – Pengelola Pabrik Gula Takalar
- Deskripsi Data
- Proses Wawancara
- Hasil Interview
- Tahapan Pemerahan Nira
- Tahapan Pemurnian
- Penguapan, Kristalisasi dan Pemisahan
- Produk Sampingan
- Proses Pengolahan Limbah Padat (Blotong,Abu Ketel, dan Ampas Tebu)
- Proses Pengolahan Limbah Cair
- Proses Pengolahan Limbah B3
- Analisis Penerapan Biaya Green Accounting Pada Pengolahan Pabrik Gula Takalar
- Pembahasan
- Saran
Berdasarkan apa yang dipahami oleh Bpk. Said dan Naswadi, staf Pabrik Gula Takalar, tidak ada bedanya jika tebu tidak dipotong-potong. Berdasarkan apa yang dipahami oleh Bpk. Said dan Naswadi, staf Pabrik Gula Takalar, bahwa tujuan dari proses pemurnian ini adalah untuk memisahkan. Berdasarkan apa yang dipahami oleh Bpk. Said dan Naswadi, staf Pabrik Gula Takalar, proses defikasi ini dimaksudkan sebagai proses sedimentasi.
Berdasarkan apa yang dipahami oleh Bpk. Said dan Naswadi, staf Pabrik Gula Takalar, selama proses produksi evaporator tidak pernah rusak. Berdasarkan apa yang dipahami oleh Bpk. Said dan Naswadi staf Pabrik Gula Takalar, ada 2 alat yang digunakan dalam proses pemisahan. Berdasarkan apa yang dipahami oleh Bpk. Said dan Naswadi, staf Pabrik Gula Takalar, memproduksi gula kristal tiga ukuran.
Berdasarkan apa yang dipahami oleh Bapak Said dan Naswadi, staf Pabrik Gula Takalar, bahwa tetes terakhir yang dihasilkan dari proses kristalisasi ini disebut tetes tebu. Berdasarkan apa yang dipahami oleh Bpk. Said dan Naswadi, staf Pabrik Gula Takalar, jumlah molase yang dihasilkan per massa giling adalah milik kami. Berdasarkan apa yang dipahami oleh Bpk. Said dan Naswadi, staf Pabrik Gula Takalar, tetes tebu yang dihasilkan dijual Rp 18.000 per kilogram.
Dari pemahaman Pak Said dan Naswadi, staf Pabrik Gula Takalar, kita menyia-nyiakan proses penggunaan blotong. Menurut apa yang dipahami oleh Bpk. Said dan Naswadi, staf pabrik gula Takalar, abu dari ketel juga dibagikan kepada masyarakat seperti halnya blotong. Berdasarkan apa yang dipahami oleh Bpk. Said dan Naswadi, staf Pabrik Gula Takalar, kantong sampah ini dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar untuk proses pemurnian.
Menurut apa yang Pak. Said dan Naswadi, staf Pabrik Gula Takalar, memahami fungsi aerator ini untuk membunuh mikroba. Sepengetahuan Pak Said dan Naswadi, staf di Pabrik Gula Takalar, limbah ini tidak diolah. Menurut apa yang Pak. Said dan Naswadi, staf Pabrik Gula Takalar, merupakan pihak ketiga yang mengangkut limbah B3, personal.
Berdasarkan apa yang Pak. Said dan Naswadi Staf Pabrik Gula Takalar memahami bahwa penerapan akuntansi lingkungan berkaitan dengan keuntungan perusahaan. Berdasarkan apa yang Pak. Said dan Naswadi, staf Pabrik Gula Takalar memaklumi, dalam hal optimalisasi biaya pengolahan limbah pabrik ini sangat optimal. Berdasarkan apa yang Pak. Said dan Naswadi, staf PG Takalar diketahui telah menaikkan biaya sebesar 69%.
PTPN IV MAKASSAR,(2020), SEPEKAN MUSIM GILING DI PABRIK GULA TAKALAR,diakses pada 10 februari 2022,pukul 12:10 dari